Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan
multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang sangat
bervariasi. Dalam konsep stres-adaptasi penyebab perilaku maladaptive
dikonstrukkan sebagai tahapan mulai adanya factor predisposisi, faktor
presipitasi dalam bentuk stressor pencetus, kemampuan penilaian terhadap
stressor, sumber koping yang dimiliki, dan bagaimana mekanisme koping
yang dipilih oleh seorang individu.
Banyak ahli dalam kesehatan jiwa memiliki persepsi yang berbedabeda terhadap apa yang dimaksud gangguan jiwa dan bagaimana gangguan
perilaku terjadi. Perbedaan pandangan tersebut tersebut tertuang dalam
bentuk model konseptual jiwa. Pandangan model psikoanalisa berbeda
dengan pandangan model sosial, model perilaku, model eksistensial,
model medical, berbeda pula dengan model stres-adaptasi. Masing-masing
model memiliki pendekatan unik dalam terapi gangguan jiwa.
Berbagai pendekatan penanganan klien gangguan jiwa inilah yang
dimaksud dengan terapi modalitas. Suatu pendekatan penanganan klien
gangguan yang bervariasi bertujuan mengubah perilaku klien gangguan
jiwa dengan perilaku maladaptivenya menjadi perilaku yang adaptif.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang menyebutkan pendekatan
pada penanganan klien jiwa sangat bervariasi maka dari itu penulis
merumuskan masalah apa saja penanganan klien gangguan jiwa yang
C.
b) Tujuan Khusus
Mengetahui jenis-jenis terapi modalitas
Mengetahui dan mempelajari konsep dan peranan perawat dalam
terapi kognisi
Mengetahui dan mempelajari konsep dan peranan perawat dalam
logoterapi
Mengetahui dan mempelajari konsep dan peranan perawat dalam
terapi keluarga
Mengetahui dan mempelajari konsep dan peranan perawat dalam
terapi lingkungan
Mengetahui dan mempelajari konsep dan peranan perawat dalam
terapi psikoreligius
Mengetahui dan mempelajari konsep dan peranan perawat dalam
terapi kelompok
Mengetahui dan mempelajari konsep program perencanaan pulang
BAB II
PEMBAHASAN
A. TERAPI KOGNISI
1. Konsep Gangguan Kognisi
Secara garis besar gejala gangguan jiwa dikelompokan menjadi
empat kelompok besar yaitu : gangguan kognisi (cognitive), gangguan
kemauan (volition), gangguan emosi dan afek (emotion and afect),
gangguan
psikomotor
(psycomotor).
Masing-masing
kelompok
Pengertian
Menggambarkan
Contoh
Seorang mahasiswa
kesimpulan secara
menyeluruh segala
ujian mengatakan
Personalization
kejadian tunggal.
Menghubungkan
setiap ujian.
atasan saya
kejadian diluar
mengatakan
terhadap dirinya
produktivitas
meskipun hal
perusahaan sedang
tersebut tidak
beralasan.
Dichotomus thinking
Berfikir ekstrim,
saya.
bila suami saya
menganggap segala
meninggalkan saya,
sesuatunya selalu
sangat buruk.
Terapi Modalitas ... 4
Catastrophizing
Berfikir sangat
formulir promosi
jabatan itu, sebab
saya tidak
menginginkan dan
tidak akan nyaman
Selective abstraction
Berfokus pada
percaya bahwa
relefan dengan
suaminya tidak
informasi yang
mencintainya sebab
baik.
ia datang terlambat
dari pekerjaannya,
tetapi ia
mengabaikann
perasaannya, hadiah
dari suaminya tetap
diterima dan libur
bersama tetap
Arbitary inference
Mind reading
Menggambarkan
direncanakan.
Teman saya tidak
kesimpulan yang
pernah lama
salah tanpa
menyukai saya
didukung data
Percaya bahwa
diajak pergi.
Mereka pasti
seseorang
berfikir bahwa
mengetahui
pemikiran orang
lain tentang
mengecek
Terapi Modalitas ... 5
magnification
kebenarannya.
Exagreggating the
Saya telah
imfortance of
meniggalkan makan
events.
Externalization of self
Menentukan peta
kompetennya saya.
Saya sudah
worth
berusaha untuk
untuk diterapkan
behavior).
Meningkatkan rekreasi (increasing pleasure).
Meningkatkan dan memberi kesempatan dalam kemampuan sosial
(enchacing sosial skill).
Ada beberapa teknik kognitip terapi yang harus diketahui oleh
dalam
Situasi emosi
Kejadian nyata
Pikiran
otomatis
Pikiran
Respon rasional
Tulis respon
Hasil
Tulis
saat
yang
otomatis
rasional
kembali
masalah
menyebabkan
yang
terhadap
tingkat
dirasakan
ketidaknyaman
muncul
pemikiran
kepercayaa
n terhadap
sedih,
yang muncul.
Tuliskan
khayalan yang
marah,
presentasi
pikiran
menyebabkan
cemas.
Skala
kepercayaann
otomatis 1
ya dalam
sampai
an emosi.
Pokok pikiran,
ketidaknyaman
an emosi.
khususnya
emosi
presentase
rentang 0
Terapi Modalitas ... 7
dalam
sampai 100
rentang
%.
100%.
Presentase
0%
emosi
sampai
secara
100%.
khusus saat
sekarang
dalam
rentang
sampai
5
2007
jam
Pikiran
Mungkin
datang biasanya
otomatis
mobilnya
10.00
jam 4 sore
yang
mogok
malam
sudah datang
muncul
sekarang sudah
cemas,
dijalan.
Mungkin ada
jam 12 malam.
marah,
pekerjaan
Tidak ada
cemburu.
telepon dan tiak Cemas
20%
memberi kabar.
Marah
Jangan-jangan
selingkuh atau
ketemu bekas
pacarnya atau
membawa
50%
Cemburu
30%
100%.
Cemas 10%
Marah 20%
Cemburu
5%
yang harus
segera
diselesaikan
menyangkut
rencana
seminar
nasional.
Mungkin
wanita lain
tidak pulsa
dengan
dan tidak
mobilnya.
sempat
telepon.
Ada tugas
mengajar
mendadak
keluar kota.
Terapi Modalitas ... 8
Tidak
mungkin
membawa
wanita lain
sebab belum
pernah terjadi
sebelumnya.
Tidak pernah
ada data
berhubungan
dengan bekas
pacarnya.
Suami sangat
sayang pada
saya dan bisa
dipercaya.
Suami
penganut
agama yang
taat.
Perawat jiwa dapat memberikan blanko restructuring
cognitive, untuk kemudian diisi oleh klien. Setelah mendapatkan
penjelasan seperlunya, maka hasil analisa klien dan blanko yang
sudah terisi dibahas secara bersama.
b. Teknik penemuan fakta-fakta (questioning the evidence)
Perawat jiwa mencoba memfasilitasi klien agar membiasakan
menuangkan pikiran-pikiran abstraknya secara kongkrit dalam
bentuk
tulisan
untuk
memudahkanmenganalisanya.
Tahap
dalam pemikirannya
hal
ini
penenmuan
fakta
dapat
berfungsi
sebagai
salah
satu
pertimbangan.
Prestasi
juga
menjadi
untuk
memperluas
kesadaran
tentang
keuntungan-
apa-apa
yang
diniatkan
klien
untuk
melakukannya
Bimbingan
Demonstrasi
Praktik
Feedback
Terapi Modalitas ... 14
B. LOGOTERAPI
1. Konsep Logoterapi
a) Pengertian Logoterapi
Logoterapi diperkenalkan oleh Viktor Frankl, seorang dokter
ahli penyakit saraf dan jiwa (neuro-psikiater). Logoterapi berasal
dari kata logos yang dalam bahasa Yunani berarti makna
(meaning) dan juga rohani (spirituality), sedangkan terapi adalah
penyembuhan atau pengobatan. Logoterapi secara umum dapat
digambarkan sebagai corak psikologi/ psikiatri yang mengakui
adanya dimensi kerohanian pada manusia di samping dimensi ragawi
dan kejiwaan, serta beranggapan bahwa makna hidup (the meaning
of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the will of meaning)
merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan
bermakna (the meaningful life) yang didambakannya. Ada tiga asas
utama logoterapi yang menjadi inti dari terapi ini, yaitu:
1. Hidup itu memiliki makna (arti) dalam setiap situasi, bahkan
dalam penderitaan dan kepedihan sekalipun. Makna adalah
sesuatu yang dirasakan penting, benar, berharga dan didambakan
serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan layak dijadikan
tujuan hidup.
2. Setiap manusia memiliki kebebasan yang hampir tidak terbatas
untuk menentukan sendiri makna hidupnya. Dari sini kita dapat
memilih makna atas setiap peristiwa yang terjadi dalam diri kita,
apakah itu makna positif atupun makna yang negatif. Makna
positif ini lah yang dimaksud dengan hidup bermakna.
3. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mangambil sikap
terhadap peristiwa tragis yang tidak dapat dielakkan lagi yang
menimpa dirinya sendiri dan lingkungan sekitar. Contoh yang
jelas adalah seperti kisah Imam Ali diatas, ia jelas-jelas
mendapatkan musibah yang tragis, tapi ia mampu memaknai apa
yang terjadi secara positif sehingga walaupun dalam keadaan
yang seperti itu Imam tetap bahagia.
b) Ajaran Logoterapi
Terapi Modalitas ... 16
gangguan
neurosis
(noogenik
neurosis)
meliputi
aspek
biopsikososial,
dimana
pengkajian
dan
praktik.
Pendekatan
ini
dikenal
dengan
model
C. TERAPI KELUARGA
1. Konsep Terapi Keluarga
Dampak negatif dari perawatan diruamh sakit, mendorong
dicanangkannya
pelayanan
kesehatan
jiwa
masyarakat
yaitu
di
lingkungan
keluarga
dapat
Buchaman,
1982:
171).
Sedangkan
Spradey
(1985)
itu
keterlibatan
keluarga
dalam
perawatan
sangat
sebelumnya
dan
terganggunya
seluruh
sistem
digambarkan
kebutuhan
menjadi
adaptif
atau
perubahan
pola
dari
untuk
merupakan
diminta
untuk
intervensi
keluarga
atau
melaksanakan
psiko
ketrampilan
latihan
komunikasi,
asertif,
(naik
pangkat,
menikah)
maupun
yang
Nervous
Tidak nafsu makan
Sukar konsentrasi
Sulit tidur
Depresi
Tidak ada minat
Menarik diri
Setelah klien pulang kerumah, sebaiknya klien melakukan
= 2 x per hari
Minggu kedua
= 1 x per hari
Minggu ketiga
= 3 x per minggu
Minggu keempat
= 2 x per minggu
Terapi Modalitas ... 28
= 1 x per minggu
Bulan kedua
Bulan ketiga
= 2 x perbulan, sendirian
Selanjutnya
pembahasan
yang
sistematis.
- Memberitahukan tujuan dengan jelas sampai akhir terapi atau
batas waktu untuk reevaluasi.
- Memperliahatkan keluarga sebagai suatu kesatuan bukan
bagian.
- Melaihat bagian atau sub sistem dari keluarga untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
- Menurunkan ancaman.
- Diskusikan marah dan ketersinggungan secara terbuka.
8. Pendidikan ulang anggota untuk bertanggung jawab.
Terapi Modalitas ... 30
pandangan,
sumber
yang
bersifat
terapeutik
(dapat
memberikan
yang
dapat
membawa
pada
penyembuhan.
lingkungan
berasal
dari
konsep-konsep
The
yang
bersifat
terapeutik
(dapat
memberikan
takut
dilingkungannya.
c. Kebutuhan-kebutuhan fisik pasien terpenuhi.
d. Lingkungan rumah sakit/bangsal yang bersih
e. Lingkungan yang menciptakan rasa aman dari terjadinya luka akibat
impuls-impuls pasien.
f. Personal dari lingkungan rumah sakit/bangsal menghargai pasien
sebagai individu yang memiliki hak,kebutuhan dan pendapat serta
menerima perilaku pasien sebagai respon adanya stress.
g. Lingkungan
yang
dapat
mengurangi
pembatasanpembatsan/larangan dan memberikan kesempatan kepada pasien
untuk menentukan pilihannya dan membentuk perilaku yang baru.
hubungan
terapeutik
pasien
dengan
masyarakat.
pakaian,
membereskan
kamar,dan sebagainya.
2) Penyelenggara proses sosialisasi
a. Membantu pasien untuk belajar berinteraksi dengan orang lain,
mempercayai orang lain, memuaskan bagi dirinya dan orang lain,
sehingga meningkatkan harga diri dan berguna bagi orang lain.
b. Mendorong pasien untuk berkomunikasi tentang ide-ide,
perasaan-perasaannya dan perilakunya secara terbuka sesuai
dengan aturan didalam kegiatan-kegiatan tertentu.
c. Melalui sosialisasi pasien belajar tentang kegiatan-kegiatan atau
kemampuan yang baru, dan dapat dilakukannya sesuai dengan
kemampuan dan minatnya pada waktu-waktu yang luang.
3) Sebagai teknii keperawatan
Selama proses terapi lingkungan fungsi perawat adalah
memberikan/memenuhi kebutuhan dari pasien, memberikan obatobatan yang telah ditetapkan, mengamati efek obat dan mengamati
perilaku-perilaku yang menonjol/menyimpang serta mengidentifikasi
masalah-masalah yang timbul dalam terapi tersebut.
4) Sebagai leader atau pengelola sebagai pelaksana terapi lingkungan
perawat mendukung penyembuhan dan memberikan dampak baik
secara fisik maupun secara psikologis kepada pasien.
jalan
ataupun
menggambarkan
juga
dirumah-rumah
akan
perawatan.
menurunkan
Dengan
ketegangan
dan
pasien.
Lingkungan Sosial
Lingkungan psikososial
E. TERAPI PSIKORELIGIUS
1. Pendahuluan
Saat ini di rumah sakit umum dianjurkan melaksanakan suatu
program yang dinamakan program Integrasi Kesehatann Jiwa. Tentu
saja ini sudah mulai dijalankan di sejumlah rumah sakit yang
berdasarkan agama atau yang dikelola organisasi sosial keagamaan
melalui pelaksanaan terapi agama. Disamping dokter yang mengobati,
ada juga agamawan yang mendampingi, memberikan dan menuntun
doa. Di RSI, RSHS, dan RSCM, sudah diterbitkan buku tuntunan doa.
Alangkah baiknya bila rohaniawan yang membimbing di rumah sakit
juga mempunyai pengetahuan kesehatan atau dokter-dokter yang ada
dapat pula memberikan tuntunan agama. Tujuannya agar pasien yang
terbaring itu tidak merasa jenuh dan tidak berontak. Karna dalam
keadaan berbaring pun ia bisa beribadah, berzikir atau mengaji serta
sholat dengan segala kemampuannya.
Dengan demikian pasien tidak merasa ragu karna senantiasa bisa
mendapat pahala. Sebaliknya orang yang tidak memiliki tuntunan
agama akan merasa gelisah, ingin pulang, cemas, dan sebagainya, yang
justru akan menurunkan respon imunitasinya.
Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika, ada sekelompok
pasien yang selalu menunda nunda-operasi sehingga jadwal operasi
yang sudah dibuat ditunda lagi, kecuali pada operasi yang darurat. Ada
pendertia
penyakit
jiwa
skizofrenia,
yakni
antara
cara
kajian Howard
Clinell, yang
dikutip Dadang
nyeri,
depresi,
dan
penderitaan
(Presman, et
all.
dari
stress
Kemudian
bandingkan
dengan
mereka
Studi Stark
yang
tidak
menunjukan
mengikutinya.
bahwa
angka
dikemukakan
keagamaan/ibadah/shalat,
menurunkan
bahwa
kegiatan
gejala
Riset
psikiatrik
yang
lain
R. (1992):
Komitmen
agama
mencegah
Aids
dan
homoseksual.
5. Woodhouse (direktur UNICEF,1997): Pegang teguh ciri khas
indonesia, yaitu religius, keutuhan keluarga, gotong royong, agar
tidak mengidap penyakit psikososial seperti barat.
6. Dadang Hawari (1999): Al-Quran adalah teks book kedokteran
dan jiwa.
telah
mencoba
menyembuhkan
penderita
kerusakan
katakan
bahwa
ia
tidak
berhak
mempraktikkan
ilmu
kedokterannya .
Di kota New York ada 1 klinik yaitu Religion Psychiatric Clinic
(Klinik Kejiwaan Keagamaan) di mana agama memainkan peranan
penting. Salah seorang pengarang buku yang terkenal berjudul agama
Terapi Modalitas ... 51
pada
Pakultas
kedokteran
Universitas
Indonesia,
yaitu Prof. Dr. H. Aulia yang dikutip dari kitab Zaduul Maad oleh
Majelis Pertimbangan dan Kesehatan RI dalam buku fatwanya no. 9
bernama: sumpah dokter dan susila kedokteran ditinjau dari segi
hukum islam. Kutipan itu antara lain, Hendaklah dokter itu
mempunyai pengetahuan tentang penyakit pikiran dan jiwa serta
obatnya. Itu adalah menjadi pokok utama dalam mengobati manusia.
Di antara obat-obat yang paling baik untuk penyakit adalah berbuat
amal kebajikan, berdzikir, berdoa serta memohon dan mendekatkan
diri kepada Allah dan bertaubat. Semua ini mempunyai pengaruh yang
lebih besar dari pada obat-obat biasa untuk menolak penyakit dan
Terapi Modalitas ... 53
akhir
pengumuman James
tahun
C.
1957
di
Amerika
Coleman dalam
Serikat
menurut
bukunya Abnormal
Psychology and Modern Life, sudah mencapai dua puluh juta. Dari
semua cabang ilmu kedokteran, maka cabang ilmu kedokteran jiwa
(psikitri) dan kesehatan jiwa (mental health) adalah paling dekat dengan
agama ; bahkan dalam mencapai derajat keseahatan yang mengandung
arti keadaan kesejahteraan (well being) pada diri manusia, terdapat titik
temu anatara kedokteran jiwa / kesehatan jiwa di satu pihak dan agama
di pihak lain (Dadang, 1997 : 19).
WHO
telah
menyempurnakan
batasan
sehat
dengan
Nabi : setiap penyakit ada obatnya, jika obat itu tapat mengenai
sasarannya, maka dengan izin Allah penyakit tersebut akan sembuh.
Sebagai
dampak
modernisasi,
industrialisasi,
kemajuan
ilmu
serupa
diperoleh
dari
yang
menunjukkan
hasil
bahwa
mereka yang tidak menganut agama dan dalam riwayat tidak pernah
mennjalankan ibadah keagamaan di usia remaja, mempunyai risiko
tinggi dan tendensi ke arah penyalahgunaan obat/narkotika/alkohol.
Selanjutnya dalam studi tersebut dikemukakan bahwa 89% dari
alkoholik telah kehilangan minat agama pada usia remaja (during
tenage years), sementara di pihak kontrol 48% minat terhadap agama
naik. Sedangkan 32% tidak mengalami perubahan. Hilangnya minat
agama pada penderita skizofrenia lebih rendah bila dibandingkan
dengan kedua kelompok lainnya. Dibandingakn dengan kelompok
kontrol, kelompok skizofrenia tidak menjalankan agamanya dan tidak
serajin kelompok kontrol. Hasil temuan ini adalah sebagai akibat dari
ketidakharmonisan keluarga. Sebagai contoh misalnya pengajaran
agama
pada
keluarga-keluarga
penderita
skizofrenia.
Tuhan
tentang
agamanya/kolaborasi
dengan
agamawan
atau
rahaniawan.
2. Psikoreligius tidak diarahkan untuk merubah agama kliennya tetapi
menggali sumber koping.
3. Memadukukan milleu therapy yang religius ; kaligrafi, ayat-ayat,
fasilitas ibadah, buku-buku, musik, misalnya lagu pujian/rohani
untuk nasrani.
4. Dalam terapi aktivitas diajarkan kembali cara-cara ibadah terutama
untuk pasien rehabilitasi.
5. Terapi kelompok dengan tema membahas akhlak, etika, hakikat
kehidupan dunia dan sebagainnya.
6. Sebelum teori Psikoanalisa, para sufi telah mempelopori metoda
pengkajian yang mendalam dalam komunikasi yang menyentuh
perasaan, menguak konflik-konflik alam bawah sadar pasiennya,
mendeteksi was-was, kemarahan, takabbur, kesombongan, ria,
dengki, menjadi sabar, wara, zuhud, tawakkal, ridha, syukur, cinta
illahi.
9. Kaitan antara Shalat dengan Ilmu Keperawatan
Mengapa sepanjang rentang kehidupannya Rasulullah jarang
sekali mengalami sakit? Benarkah pelaksanaan shalat menjadi salah
satu rahasia kesehatannya? Adakah hubungan antara shalat dengan
kesehatan kita?
Wudlu Sebelum Shalat dan Aspek Personal Hygiene-nya
yang
pertama.
(hadist
riwayat Abu
Daud,
An-
atas
shaf-shaf
sebelah
kanan.
(HR. Abu
aspek
Ancok (1989)
kebersamaan
pada
dan Utsman
shalat
berjamaah
3. Jarak personal
salah satu kesempurnaan shalat berjamaah adalah lurus dan
rapatnya barisan (shaf) para jamaahnya. Ini berarti tidak ada jarak
personal antara satu dengan lainnya. Masing-masing berusaha untuk
mengurangi jarak personal, bahkan kepada mereka yang tidak ia
kenal, namun merasa ada satu ikatan yaitu ikatan aqidah
(keyakinan).
4. terapi lingkungan
salah satu kesempurnaan shalat adalah di lakukan berjamaah
dan lebih utama lagi dilakukan di masjid. Masjid dalam islam
memepunyai peranan yang cukup besar, masjid bukan sebagai pusat
aktivitas beragama dalam arti sempit namun sebagai pusat aktivitas
kegiatan umat. Sehingga shalat di masjid ini mengandung unsur
terapi lingkungan (haryanto, 2001).
5. pengalihan perhatian
melakukan shalat berjamaah di masjid atau mushola juga
diharapkan akan juga mengalihkan perhatian seseorang dari
kesibukan yang sudah menyita segala energi yang ada dalam diri
seseorang dan kadang-kadang sebagai penyebab stres. Lingkungan
masjid atau mushola akan memberikan suasana yang rileks, tenang,
apabila ia bertemu dengan jamaah lain.
6. melatih saling ketergantungan
yang dimaksud dengan shalat berjamaah adalah minimal dua
orang. Sehingga jika ia ingin disebut sebagai shalat berjamaah, maka
ia harus membutuhkan, menunggu, berkongsi dengan sedikitnya satu
orang.
7. membantu memecahkan masalah
shalat berjamaah di masjid sekarang ini sudah banyak
para takmir masjid menyelenggarakan pengajian pendek yang lebih
dikenal kultum (kuliah tujuh menit) setiap selesai shalat. Tentunya
anarkis
sampai
si
pemakainya
mengalami
psikosis/skizofrenia.
Secara kuratif, dalam islam ada berbagai macam cara, di antaranya;
a. Niat dan Mempunyai Motivasi Bertaubat
Langkah awal yang merupakan kunci untuk keberhasilan
terapi, klien harus mempunyai motivasi dan niat yang ikhlas untuk
tidak menyalahgunakan NAPZA lagi, artinya klien melakukan
taubatan nasuha (tobat yang sebenar-benarnya) untuk tidak
Terapi Modalitas ... 62
untuk
membangkitkan
kekuatan
spiritualnya
dalam
menghadapi penyakit.
F. TERAPI KELOMPOK
Terapi Kelompok adalah psikoterapi yang dilakukan pada
sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
dipimpin oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang terlatih.
(Direktorat Kesehatan Jiwa)
Terapi kelompok adalah perawatan modalitas untuk lebih dari satu
orang yang menyediakan hasil yang terapeutik untuk individu. (Deborah
Atai Otong)
Terapi Kelompok adalah bentuk terapi yang melibatkan satu
kelompok dari pertemuan yang telah direncanakan oleh seorang terapis
yang ahli untuk memfokuskan pada satu atau lebih dalam hal :
1. Kesadaran dan pengertian diri sendiri.
2. Memperbaiki hubungan interpersonal.
3. Perubahan tingkah laku.
Terapi Kelompok adalah proses keperawatan teurapeutik yang
dilakukan dalam kelompok. (Judih Haber)
Jadi dapat disimpulkan bahwa Terapi kelompok merupakan metoda
pekerjaan sosial yang menggunakan kelompok sebagai media proses
pertolongan
profesional. Maksudnya
ialah individu-individu
yang
kronik
sehingga
menyebabkan
toleransi
terhadap
sebuah
terapi
kelompok
mempunyai
beberapa
persyaratan:
1. Sudah ada diagnosa atu satu hasil observasi yang jelas
2. Sudah tidak terlalu gelisah, agresif, incoherent, dan waham yang
tidak terlalu berat sehingga dapat kooperatif dan tidak mengganggu
berlangsungnya terapi kelompok
Persayaratan bagi pasien rehabilitasi : perlu ditentukan target
kelompok untuk setiap anggota disamping adanya target terapi yang
bersifat kelompok. Target kelompok untuk setiap bulannya adalah :
1. Selama rehabilitasi anggota didorong, mereka yang bersifat pasif
perlu dibangkitkan
2. Selama rehabilitasi anggota didorong untuk mengikuti aktivitas yang
lebih baik atau lebih terampil
3. Sesudah rehabilitasi targetnya adalah bagaimana agar anggota bisa
menghadapi hidup sosial dengan keluarga dan teman sekerja serta
masyarakat umum
4. Perlu adanya rating scale bagi setiap pasien untuk mencapai target
Untuk terapi kelompok di rumah sakit jiwa dianjurkan untuk :
1. Tidak terlalu ketat dalam teknik terapi
2. Diagnosa pasien dapat bersifat heterogen
3. Tingkat kemampuan berpikir dan pengalaman hendaklah setaraf
norma
kelompok
atas
dasar
keahlian
dan
mengusahakan
tercipatanya
suasana
yang
tingkat
untuk
memantau
dan
meningkatkan
hubungan
saling
mengenal,
mengetahui
tujuan
serta
dikemukakan.
bermacam-macam,
Dengan
maka
mendapat
kelompok
reaksi
yang
juga
dapat
secara
drastis,
dengan demikian
pemimpin
harus
Teknik-teknik
yang
dipergunakan
dalam
terapi
mempersepsikan
anggota
kelompok
sebagai
saudara-
yang
berkelanjutan,
yang
artinya
perawatan
selalu
Stadar pengkajian
1) Aktivitas hidup sehari-hari
a) Makan dan minum
Penggunaan alat makan dan minum
Cara makan dan minum
Kemauan untuk makan dan minum
Pola makan
b) Eliminasi
Kebiasaan dan kemauan eliminasi
Pola eliminasi
c) Personal hygine
Kemampuan
Kebiasaan
Prekuensi
Sarana yang digunakan
d) Berpakaina dan kerapihan diri
Frekuensi ganti pakaian
Kerapihan
Kemampuan berpakaian
e) Aktivitas
Ada tidaknya aktivitas
Bertujuan-tidaknya
Intensitas/norma/hiperaktif/malas
Bertanggung jawab/tidak
Kemampuan
f)
Istirahat tidur
Pola
Lamanya
Mimpi buruk
Kesulitan untuk memulai tidur
g) Keagamaan
Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan ajaran agama atau
tidak.
Hubungan dengan pemuka agama
2) Tingkat kebuuhan perawat klien.
a) Kondisi klien yang membutuhkan perawatan intensif:
Disorientasi berat
Agresif dan amuk
Perilaku bizarre
Mengancam integritas fisk dan psikologis klien
Mengancam integritas fisik dan psikologis orang lain.
Terapi Modalitas ... 81
Pekerjaan; ada/tidak
Jenis pekerjaan
Hobi
Keterampilan yang dimilki
Tanggungan hidup, ada atau tidak.
Penghasilan; mencukupi atau tidak
Standar Masalah
Berdasarkan prioritas masalah yaitu :
Gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari
Cemas pada klien dan keluarga akan penyakit yang dideritaya yang
berkaitan dengan rencana pulang
Ketidakmampuan keluarga merawat klien dirumah
System pendukung yang tidak adekuat.
Standar Tindakan
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari:
Bina hubungan saling percaya antara klien, perawata, keluarga.
Identifikasi kebiasaan dan kemampuan pemenuhan kebutuhan
aktivutas sehari0hari klien selama dirumah.
Beri reiforcemment positif/ pujian pada hal-hal positif yang
dikemukakan klien.
Diskusikan dengan klien tentang kebutuhan aktivitas hidup seharihari selama dalam masa perawatan di rumah.
Motivasi klien untuk melakukan kebutuhan aktivitas hidup seharihari selama dalam masa perawatan di rumah sakit.
Observasi dan bimbing klien dalam melakukan aktivitas hidup
sehari-hari selama dalam masa perawatan di rumah sakit.
Beri reinforcement positif/ pujian pada tindakan positif yang
dilakukan klien, diskusikan dengan klien tentang manfaat yan
dirasakan setelah melakukan aktivitas hidup sehari-hari setelah di
rumah sakit.
Anjurkan klien untuk mengikuti terapi okupasi yang sesuai dengan
minatnya.
Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang telah
diidentifikasi dan keterampilan yang didapat dari terapi okupasi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Terapi modalitas ialah terapi dalam keperawatan jiwa, diman
perawat mendasarkan potensi yang dimiliki klien (modal-modality)
sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan. Kombinasi terapi modalitas
merupaka suatu yang sangat dianjurkan. Untuk itu perawat mempunyao
peranan yang sangat penting untuk mengkombinasikan berbagai terapi
modalitas sehingga perubahan perilaku yang dicapai akan maksimal.
Utnuk mencapai langkah ini tentu dituntut semakin meningkatnya
kemampuan perawat dalam melaksanakan berbagai pendekatan/strategi
terapi modalitas ini. Belajar berkelanjutan karenanya menjadi hal yang
wajib dilakukan setiap perawat.
B.
Saran
Terapi modalitas sudah sepantasnya masuk dalam standar asuhan
keperawatan jiwa dan menjadi integral dalam standar asuhan keperawatan
jiwa khususnya pada tindakan keperawatan jiwa yang diberikan pada
berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa utamanya diruang rawat inap
rumah sakit jiwa. Dengan demikian menjadi kewajiban perawat untuk
memberikan terapi modalitas secara rutin sesuai dengan kebutuhan
diberbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa dan menjadikan sebagai
bagian dari budaya profesional sehingga dapat meningkatkan citrea dan
mutu pelayanan keperawatan jiwa bagi pasien dan keluarganya.