You are on page 1of 23

fauranisanti

mobile...
SUNDAY, MARCH 25, 2012

DAMPAK ASURANSI PERTANIAN TERHADAP USAHA PENINGKATAN


PRODUKSI PERTANIAN
DAMPAK ASURANSI PERTANIAN TERHADAP USAHA PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN
Faurani Santi Singagerda
I. Pendahuluan
Pertanian, adalah suatu sektor yang sangat rentan terhadap berbagai resiko, dimana dalam berbagai
kegiatan pertanian selalu melibatkan perubahan iklim, cuaca, dan ketergantungan lingkungan sekitarnya.
Selain itu juga sebagai salah satu bentuk aktivitas produksi manusia, pertanian juga merupakan suatu
bentuk investasi jangka panjang dari petani untuk menghasilkan suatu produk (dalam hal ini produk
pertanian) yang diharapkan dapat memperoleh hasil yang seperti diinginkan bahkan mengharapkan
suatu keuntungan dari kegiatan tersebut. Sehingga dalam hal ini kendala modal, aksesibilitas, dan
penguasaan teknologi selalu mengalami kendala termasuk dalam mengahdapi berbagai resiko Selain itu
juga sebagai bentuk kegiatan investasi produksi yang menghasilkan suatu produk (baik itu produk
mentah, setengah jadi, maupun produk jadi), dan pada akhirnya hasil-hasil produk tersebut membentuk
suatu harga yang mana harga tersebut tercipta dari transaksi dan mekanisme transaksi di pasar. Baik itu
pasar tradisional dan domestic maupun pasar internasional (untuk beberapa komoditas pertanian
ataupun produk-produk turunannya). Dan kondisi seperti ini, tidaklah terlepas dari potensi resiko yang
akan dihadapi. Sehingga memunculkan ketergantungan dan ketidakpastian (uncertainty) akan harga
pasar dunia terhadap beberapa komoditi pertanian, dan perkebunan seperti : CPO, karet, kopi,
tembakau, dan lain-lain. Dimana dalam mekanisme pasar, data dan informasi merupakan suatu hal yang
sangat penting dalam menjalankan mekanisme/transaksi di pasar. Seringkali informasi dan data yang
tersedia (misalnya data dan informasi mengenai produk seperti kualitas, kuantitas) tidak memadai
bahkan tidak tersedia. Hal ini disebabkan karena adanya asimetrik informasi terhadap beberapa komoditi
.
Di Indonesia sendiri, pertanian secara umum merupakan pertanian konvensional yang hampir sebagian
besar masih memiliki pola tanam tradisional sehingga sangat mengandalkan keadaan alam, cuaca, iklim
dan letak geografis. Ketidakseimbangan antara jumlah permintaan suatu komoditas pertanian dengan
ketersediaan komoditas yang menganggu eksistensi produksi pertanian dalam jangka panjang, sehingga
mempengaruhi eskistensi kebijakan ketahan pangan nasional. Adapun beberapa efek samping
pendekatan dan penerapan pertanian konvensional yang sering mengalami permasalahan sehingga
berpotensi resiko antara lain meningkatnya erosi permukaan, banjir dan tanah longsor ; menurunnya
kesuburan tanah; potensi kehilangan bahan organik tanah, salinasi air tanah dan irigasi serta sedimentasi
tanah; meningkatnya pencemaran air dan tanah akibat pupuk kimia, pestisida, limbah domestik residu
pestisida dan bahan-bahan berbahaya lain di lingkungan dan makanan yang mengancam kesehatan
masyarakat dan penolakan pasar; merosotnya keanekaragaman hayati pertanian; hilangnya kearifan
tradisional dan budaya tanaman local; kontribusi dalam pemanasan global; meningkatnya pengangguran;
menurunnya lapangan kerja; meningkatnya kesenjangan sosial dan jumlah petani gurem di pedesaan;
dan menimbulkan ketergantungan petani pada pemerintah dan perusahaan / industri agrokimia.
Dengan kata lain potensi-potensi resiko seperti: resiko harga (price Risk), resiko produksi (Production
Risk), resiko personal (human/personal risk), resiko asset/kekayaan (Asset Risk), resiko lembaga
(Institutional Risk), dan resiko keuangan (financial risk); merupaka berbagai resiko yang kerap kali
mengancam eksistensi dan sustainability dari pengembangan sector pertanian sebagai salah satu pilar
pembangunan ekonomi nasional sekaligus sector yang sangat mendukung pembangunan manusia
secara keseluruhan. Disamping itu juga, tidak dapat diragukan lagi perannya dalam usaha/kegiatan inti
dari keberhasilan program ketahanan pangan nasional (JRC Scientific and Technical Report Agricultural
Insurance Scheme, 2008). Bahkan negara-negara maju sekalipun, sektor pertanian masih merupakan

sektor andalan sekaligus sebagai faktor penyumbang terbesar dari keberhasilan pembangunan nasional.
II. Tinjauan Teori
2.1. Pengertian Resiko
Resiko adalah Suatu unsur yang terdiri dari ketidaksiapan (namun dapat dikelola/di manage) terhadap
segi produksi dan marketing dalam sektor pertanian (jika dilihat dari konteks sektor pertanian). Jika kita
bicara mengenai resiko tidaklah terlepas dari masalah ketidakpastian (uncertainty) yang mana ,
ketidakpastian dapat diartikan sebagai potensi permasalahn yang akan muncul dikemudian hari terutama
yang berkaitan dengan pendapatan yang dapat berpengaruh dalam prodes produksi jangka pendek dan
perencanaan jangka panjang. Jika kita hubungkan dengan masalah pertanian, pengaruh tersebut
menimbulkan turunnya hasil produksi, sehingga menurunnya nilai asset baik tetap mau aset bergerak,
dan mempengaruhi keputusan petani untuk tetap bekerja atau tidak. Begitu juga pada saat terjadinya
ketidakstabilan situasi khususnya yang berkaitan dengan masalah kondisi iklim, cuaca, dan lingkungan
sekitar yang secara signifikan dapat mempengaruhi perkembangan produksi pertanian, dimana dalam
keadaan tersebut dibutuhkan alat yang efektif utk mengelola potensi resiko terutama apabila perubahan
tersebut menimbulkan guncangan terhadap seluruh sektor pembangunan, contoh: guncangan dari sektor
riil ekonomi akan mempengaruhi kemampuan petani dalam mengembalikan tingkat dan kemampuan
pinjaman dan kewajiban keuangan kepada pihak lembaga keuangan (creditor) , selain itu lembaga
keuangan juga dihadapkan pada keputusan untuk mengurangi ekspansi kredit akibat begitu besarnya
probabilitas kegagalan debitor (penerima fasilitas kredit) dalam membayar kewajibannya.
2.2. Macam-macam resiko pertanian
Adapun resiko yang kerap kali dihadapi oleh sector pertanian dalam hal ini adalah dapat dilihat pada
table 1 sbegai berikut:
Resiko Pertanian
Iklim Dingin, banjir, kemarau, salju, angin,dll
Sanitari Penyakit menular, kebersihan Terkontrol
Tdk terkontrol
Geografi Gempa, gunung meletus, erosi
Market Perubahan harga di dalam negeri, dan Luar
negeri, perubahan dalam kriteria standard kualitas
Man made Perang, krisis keuangan, tutupnya suatu institusi terkontrol
Tdk terkontrol
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa ada lima faktor penyebab resiko yang paling sering muncul yaitu faktor
iklim dan cuaca , sanitari/kebersihan yang berdampak pada hasil-hasil pertanian terutama hasil/produkproduk jadi, faktor geografi/letak dan struktur wilayah, faktor market/pasar (berkaitan dengan transaksi
perdagangan internasional, dan faktor manusia. Dimana, ke-lima faktor tersebut ada yang bisa dikontrol
dan ada yang tidak bisa dikontrol dalam pengertian menyikapi dan menghadapi resiko dan pitensi resiko
yang terjadi. Meskipun demikian resiko yang terjadi akan menjadi dampak yang sangat berpengaruh bagi
perkembangan sector pertanian itu sendiri baik secara kuantitas maupun kualitas.

2.3. Strategi Menghadapi resiko dan Ketidakpastian Dalam Sektor Pertanian


Pertanian merupakan salah satu usaha yang rawan terhadap dampak negatif perubahan iklim, seperti
banjir dan kekeringan yang dapat menyebabkan gagal panen. Jika tidak diantisipasi dengan tepat, hal ini
berpotensi melemahkan motivasi petani untuk mengembangkan usaha tani, bahkan dapat mengancaman
ketahanan pangan.
Kemampuan petani beradaptasi terhadap perubahan iklim terkendala oleh modal, penguasaan teknologi,
dan akses pasar. Pendekatan konvensional dengan menerapkan salah satu atau kombinasi strategi
produksi, pemasaran, finansial, dan pemanfaatan kredit informal diperkirakan kurang efektif. Oleh karena
itu diperlukan sistem proteksi melalui pengembangan asuransi pertanian terutama untuk padi.
Secara tradisional, petani telah mengembangkan pendekatan praktis untuk mengatasi risiko, baik secara
individual maupun berkelompok. Menyimpan sebagian hasil panen padi dalam lumbung, menanam umbiumbian di pekarangan atau ladang, dan memelihara ternak adalah cara-cara praktis yang lazim ditempuh
untuk mengatasi risiko usaha tani. Hal seperti ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara
lain seperti India, Tanzania, dan El Salvador. Dalam menghadapi risiko, petani menerapkan strategi yang
berbeda-beda. Umumnya, mereka menerapkan satu atau kombinasi dari beberapa strategi berikut:

1 . Strategi produksi, mencakup diversifikasi atau memilih usaha tani yang pembiayaan dan atau
pengelolaan produksinya fleksibel. Petani Indonesia umumnya menerapkan strategi diversifikasi usaha
tani.
2 . Strategi pemasaran, misalnya menjual hasil panen secara berangsur, memanfaatkan system kontrak
untuk penjualan produk yang akan dihasilkan, dan melakukan perjanjian harga antara petani dan pembeli
untuk hasil
panen yang akan datang. Upaya yang banyak dilakukan petani Indonesia adalah dengan cara menjual
hasil panen secara berangsur.
3 . Strategi finansial, mencakup melakukan pencadangan dana yang cukup, melakukan investasi pada
kegiatan berdaya hasil tinggi, dan membuat proyeksi arus tunai berdasarkan perkiraan biaya produksi,
harga jual produk, dan produksi. Di Indonesia strategi ini belum populer.
4 . Pemanfaatan kredit informal, seperti meminjam uang atau barang kebutuhan pokok dari pedagang
atau pemilik modal perorangan. Strategi ini banyak diterapkan petani kecil di Indonesia.
5 . Menjadi peserta asuransi pertanian untuk menutup kerugian yang diperkirakan akan terjadi.Strategi ini
banyak ditempuh oleh petani di negara maju dan sebagian petani di negara berkembang. Di Indonesia,
asuransi pertanian formal belum berkemkan. Meskipun beberapa strategi tersebut telah diterapkan oleh
sebagian petani, mereka masih sulit mengatasi risiko berusaha tani.
Oleh karena itu diperlukan strategi lain yang sistematis, misalnya melalui asuransi pertanian, suatu
lembaga ekonomi yang berfungsi untuk mengelola risiko yang dihadapi petani. Tujuannya adalah: (1)
menstabilkan pendapatan petani dengan mengurangi kerugian karena kehilangan hasil; (2) merangsang
petani mengadopsi teknologi yang dapat meningkatkan produksi dan efisiensi penggunaan sumber daya;
dan (3) mengurangi risiko yang dihadapi lembaga perkreditan pertanian dan meningkatkan akses petani
ke lembaga tersebut.
Berdasarkan hasil laporan JRC Scientific and Technical Report kepada European Union Commision
tahun 2008, adapun strategi modern yang bisa diusulkan dalam menghadapi potensi resiko dan
ketidakpastian dari sector pertanian antara lain: (1) strategi pada bidang usaha on-farm yaitu dengan
cara melakukan seleksi terhadap produk-produk pertanian yang memiliki tingkat resiko rendah dan tinggi
(mengakategorikan produk-produk berdasarkan tingkat resiko yang mungkin terjadi), menyeleksi produk
yang memiliki siklus pendek sehingga dengan seleksi tersebut dapat diidentifikasi potensi yang dapat
terjadi berikut penangannya, melakukan diversifikasi produk (dimana dengan diversifikasi produk tersebut
petani bisa mengalihkan kegiatan proses produksi kepada produk-produk pertanian yang rentan akan
potensi resiko ke produk-produk substitusi yang lebih tahan/kuat menhadapi resiko), melakukan
konsolidasi terhadap perencanaan keuangan dengan melakukan pengelolaan dan pengamana investasi
untuk menjaga likuiditas keuangan.(2) Strategi risk-sharing, melalui perjanjian kontrak-kontrak penjualan,
kontrak produksi (dengan menggunakan transaksi hedging/transaksi periode, future market dalam pasar
komoditi internasional untuk beberapa macam komoditi tertentu yang diperdagangkan dalam bursa
komoditi, maupun penyertaan dalam pendanaan cadangan dan asuransi, dan (3) strategi alternatif
seperti: bantuan hibah, dan peningkatan share pendapatan diluar sector pertanian (tetapi yang berkaitan
dengan pertanian, misalnya industri makanan dan lain-lain).
Sedangkan dalam menghadapi kegagalan panen akibat perubahan iklim dan cuaca (yang merupakan
faktor yang paling sering terjadi dan rentan dalam sector pertanian) adalah melalui:
1. Strategi produksi, mencakup diversifikasi atau memilih usaha tani yang pembiayaan dan atau
pengelolaan produksinya fleksibel.
2. Strategi pemasaran, misalnya menjual hasil panen secara berangsur, memanfaatkan sistem kontrak
untuk penjualan produk yang dihasilkan, dan melakukan perjanjian harga antara petani dan pembeli
untuk hasil panen yang akan datang.
3. Strategi finansial, mencakup melakukan pencadangan dana yang cukup, melakukan investasi pada
kegiatan berdaya hasil tinggi, dan membuat proyeksi arus tunai berdasarkan perkiraan biaya produksi,
harga jual produk, dan produksi.
4. Pemanfaatan kredit informal, seperti meminjam uang atau barang kebutuhan pokok dari pedagang
atau pemilik modal perorangan.
5. Menjadi peserta asuransi pertanian untuk menutup kerugian yang diperkirakan akan terjadi. Strategi ini
banyak ditempuh oleh petani di negara maju dan sebagian petani di negara berkembang
Dari beberapa hal diatas dapat disimpulkan bahwa dalam sektor pertanian, salah satu strategi yang
cukup layak dan patut diperhitungkan oleh pengambil keputusan (dalam hal ini adalah pemerintah) yaitu
mengembangkan suatu jenis program perlindungan resiko melalui program asuransi nasional yang

bersifat formal terutama untuk usahatani dan komoditas utama sebagai suatu sistem proteksi usaha
pertanian yang dinilai memenuhi persyaratan sebagai andalan perekonomian nasional karena mampu
memacu perekonomian nasional, dengan tujuan mengentaskan kemiskinan, meningkatkan pendapatan
per kapita dan menurunkan harga makanan.
2.4. Asuransi
Dalam bahasa hukum dan ekonomi, asuransi dapat diartikan sebagai bentuk dari pengelolaan resiko
yang secara prinsipnya digunakan untuk menghindar dari berbagai resiko kerugian, maupun kehilangan.
Asuransi juga dapat berarti sebagai bentuk transfer dari resiko kehilangan dari suatu entitas ke entitas
tang lain melalui system pembayaran penanggulangan resiko. Bahkan oleh menurut Joel C Lagan (2004)
dari Commercial Insurance Agent, dikatakan bahwa asuransi merupakan jenis pembayaran sejumlah
uang yang dihitung berdasarkan premi yang harus dibayar atas potensi resiko yang akan terjadi. Dalam
hal transfer pembayaran terhadap penjaminan resiko tersebut, tentu saja akan melibatkan perusahan
asuransi yang menjual produk asuransi, selain itu juga peserta asuransi yang dalam hal ini adalah pihakpihak yang akan memperoleh manfaat asuransi tersebut, dimana mereka akan terikat dalam suatu
kontrak dengan perusahaan asuransi yang menyediakan produk asuransi sesuai dengan kebutuhan
peserta. Sedangkan nilai asuransi yang dijamin adalah sebesar tingkat resiko yang dimiliki oleh si peserta
dan besarnya jumlah yang harus dibayar oleh setiap peserta tentu saja akan menjelaskan sejauhmana
tingkat resiko yang akan diasuransikan/dijamin (disebut dengan premi). Dalam manajemen resiko, dalam
aplikasi pelaksanaannya sebelum perusahaan asuransi menentukan berapa besar tingkat resiko yang
dimiliki oleh peserta dan berapa besar remi yang harus dibayar oleh peserta, tentu saja dibutuhkan suatu
proses uji kelayakan dan pengawasan dari pihak perusahaan yang harus melakukan studi di lapangan
dan memiliki kompetensi khusus dalam mengestimasi tingkat resiko trtentu yang dimiliki oleh peserta.
Transaksi asuransi melibatkan perhitungan jaminan dan bentuk pembayaran yang ditujukan untuk
peserta asuransi yang nantinya akan ditukar dalam bentuk penjaminan untuk memberikan kompensasi
kerugian yang apabila peserta mengalami kerugian ataupun kehilangan (disebut dengan indemnity atau
pertanggungan), nantinya peserta akan menerima sebuah kontrak perjanjian dengan pihak perusahaan
asuransi yang disebut dengan polis asuransi yang mana dalam polis tersebut berisi secara lengkap
mengenai kondisi dan gambaran keadaan yang akan diterima oleh peserta berikut aturan-aturan dan
prasarat-prasaratnya.
2.5. Macam-Macam Asuransi
Perusahaan asuransi terdiri dari beberapa macam yaitu: a) asuransi kendaraan , b) asuransi perumahan,
c) asuransi kesehatan, d) asuransi kecelakaan, e) asuransi jaminan hari tua, f) asuransi kekayaan
(missal: asuransi kebakaran, asuransi bencana, asuransi pertanian, asuransi banjir, asuransi gempa,
surety bond, dan lain-lain), g) liability insurance, h) asuransi kredit, i) asuransi kategori all risks, j) reasuransi, k) asuransi sosial, l) jaring pengaman, dan m) social security
2.4. Sistem Pembayaran Asuransi (Premi asuransi)
Premi merupakan jumlah yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi yyang besarnnya ditetapkan oleh
perusahaan asuransi sebagai penyedia produk asuransi berdasrkan jangka waktu tertentu. Jenis
pembayaran ini dibuat oleh perusahaan dan ditujukan kepada peserta berasarkan tingkat maturity/umur
jangka panjang.
Premi asuransi yang diterapkan pada umumnya akan semakin tinggi apabila resiko yang dimiliki oleh
peserta juga semakin tinggi. Pada kasus asuransi kesehatan misalnya, premi yang harus dibayar oleh
peserta asuransi yang dikategorikan sebagai golongan perokok tentu saja akan jauh lebih mahal
dibandingkan yang bukan dikateorikan senagai non-perokok. Hal ini terjadi karena potensi resiko dari
perokok lebih besar dibandingkan yang tidak merokok.
2.5. Asuransi Pertanian
Merupakan jenis produk asuransi yang dikuhusukan untuk menyediakan jasa pertanggungan kerugian
dan kehilangan (menghadapi potensi resiko) di sector pertanian dalam hal ini termasuk petani, peternak,
pemilik lahan pertanian atau peternakan, dan pihak-pihak lain yang bergerak dan terlibat dalam sector
pertanian dalam rangka mengurangi resiko yang seringkali terjadi menjadi masalah dalam sector
pertanian (termasuk dalam hal ini resiko cuaca, iklim, kegagalan panen, bencana alam, dan lain-lain)
sehingga dengan situasi tersebut maka pelaku sector pertanian akan berpotensi mengalami kerugian
bahkan kehilangan yang pada akhirnya berpengaruh pada produktivitas yang ingin dicapai sehingga

berpengaruh juga pada pendapatan yang akan diperoleh.


Ada dua jenis asuransi pertanian yaitu: asuransi lahan pertanian, dan asuransi pendapatan pertanian.
1) Asuransi lahan pertanian (Crop-yield insurance), terdiri dari dua jenis yaitu Crop-hail insurance yang
umumnya merupakan jenis asuransi yang disediakan oleh pihak asuransi swasta, dimana jenis asuransi
ini menyediakan fasilitas pertanggungan kepada peserta asuransi yang mengalami resiko kerusakan
bahkan mengaeah pada hilangnya sebagian atau seluruh asset-aset pertanian, yang diakibatkan oleh
keadaan dan faktor alam seperti kebanjiran, kekeringan, serangan hama dan serangga, dan penyakit.
Jenis asuransi ini merupakan jenis asuransi pertanian dengan system multi peril, dimana resiko yang
dialami oleh petani tersebut berpotensi pada hilangnya aset-aset yang dimiliki, sedangkan jika ditingkat
kebijakan karena jenis asuransi ini sangat berpotensi menghasilkan kerugian yang secaralangsung juga
berdampak secara makro maka sebaiknya kebijakan yang diambil berupa kebijakan tersendiri (single
policy) yang disebut dengan Multi peril crop insurance (MPCI). Dimana MPCI dilakukan oleh pemerintah
dengan memberlakukan premi pembayaran yang besarannya disubsidi oleh pemerintah, contoh: program
MPCI yang dilakukan di Amerika Serikat sejak tahun 1938 yang dikelola oleh Federal Crop Insurance
Corporation (FCIC) melalui pengawasan Departemen pertanian Amerika Serikat, dimana pengelolaan
manajemen resikonya dilakukan oleh Risk Management Agency dibawah pengawasan dan binaan
departemen pertanian Amerika Serikat.
2) Selain itu juga Crop yield insurance juga dapat berupa asuransi pendapatan (Crop-revenue insurance),
yang merupakan kombinasi dari crop-yield insurance and price insurance. Sebagai contoh, RMA yang
mencanangkan crop-revenue insurance sebagai suatu lembaga penjamin untuk melipatgandakan
jaminan kepada petani-petani jagung di Amerika Serikat. Kebijakan pemberian jaminan dilakukan dengan
system pembayaran jaminan (indemnity) yang mana merupakan gabungan dari perhitungan keuntungan
riil dengan harga indeks yang berlaku di pasar komoditi. Crop revenue insurance ini memberikan
pertanggungan kepada peserta asuransi yang mengalami kerugian akibat turunnya harga komoditas
sebagai dampak dari perubahan cuaca dan iklim, pembayaran ganti rugi tersebut berupa jaminan harga
yang mana harga-harga yang terjadi dalam mekanisme perdagangan internasional sangatlah rentan
dengan isu-isu cuaca dan iklim sehingga mempengaruhi permintaan dan penawaran komoditas yang
pada akhirnya berpengaruh pada tingkat harga di pasar internasional.
2.6. Minimalisasi resiko
Sadar akan efek samping pertanian konvensional, masyarakat lingkungan global sudah lama
menyepakati penerapan dan pengembangan konsep pertanian berkelanjutan sebagai realisasi dari
pembangunan berkelanjutan pada sektor pertanian dan pangan melalui Chapter 14 Agenda 21 berjudul
Promoting Sustainable Agriculture and Rural Development (SARD) yang merupakan agenda berbagai
program aksi pembangunan berkelanjutan yang disepakati oleh para pemimpin dunia di KTT Bumi Rio de
Janeiro tahun 1992.
Agenda 21 merinci berbagai konsep dan program aksi pertanian berkelanjutan yang perlu dilaksanakan
oleh semua negara. Menurut Agenda 21, konsep pertanian berkelanjutan merupakan konsep yang multi
dimensional termasuk didalamnya pencapaian tujuan ekologi, sosial dan ekonomi.
Pertama, penguatan kelayakan dan kehidupan ekonomi di pedesaan merupakan dasar untuk penyediaan
cara-cara untuk mempertahankan fungsi sosial dan lingkungan mereka.
Kedua, menjaga kualitas lingkungan juga merupakan prasyarat yang diperlukan bagi pengembangan
potensi ekonomi jangka panjang di pedesaan.
Ketiga, integritas ekologi dan nilai lanskap pedesaan yang menjadikan daerah pedesaan sebagai
kawasan wisata dan tempat hidup yang tenang dan menyenangkan sehingga dapat menarik investor
untuk menanamkan modal.
2.7. Peran asuransi nasional menurut Agenda 21 ini
Adapun peran dari asuransi berkaitan dengan Agenda 21 adalah:
Pertama, dalam kerangka penguatan kelayakan dan kehidupan ekonomi di pedesaan, asuransi umum
hendaknya dipromosikan sebagai bentuk baru dari program "solidaritas sosial" yang dimasa lalu terbukti
efektif mendongkrak ekonomi rakyat. "Solidaritas sosial" adalah model penguatan kelayakan dan
kehidupan ekonomi khas Indonesia, dimana semua stakeholders setuju untuk menyisihkan sedikit dari
apa yang dimilikinya untuk kepentingan bersama. Uang yang dikumpulkan sedikit demi sedikit ini
merupakan modal awal untuk memulai usaha bersama (dalam hal ini untuk membeli polis asuransi
umum)
Kedua, untuk menjaga kualitas lingkungan, maka asuransi umum dapat diajukan sebagai program
reduksi Karbon dan biaya lingkungan yang harus dikeluarkan perusahaan pertanian, perkebunan dan

kehutanan. Prinsip "mereka yang menggunakan lebih, harus membayar lebih" harus diterapkan secara
ketat sesuai dengan adagium "Poluters pay more" - pihak-pihak yang menggunakan bahan-bahan energi
tak terbarukan harus membayar premi asuransi umum demi untuk menjaga kualitas lingkungan dan
program udara bersih
Ketiga, sebagai penjaga integritas ekologi dan nilai lanskap pedesaan, maka program asuransi umum
yang lazim dikenal seperti asuransi banjir, asuransi kebakaran atau asuransi pencurian dan perampokan
dll dapat lebih disosialisasikan dengan bahasa yang lebih merakyat
2.8. Asuransi umum dan pemberdayaan petani
Tentang program pemberdayaan petani, Agenda 21 membuat bab khusus yaitu Chapter 32 dengan judul
Strengthening the Role of Farmers dimana disebutkan petani melalui berbagai organisasi swadaya petani
menuntut agar mereka ikut serta dalam setiap pengambilan keputusan tentang bagaimana tanaman
pangan dibudi-dayakan, diolah, diperdagangkan dan bagaimana manfaat yang diperoleh dari sistem
pangan dunia, nasional dan lokal dapat dibagikan secara adil. Pemerintah dan pihak-pihak lain termasuk
swasta dan perguruan tinggi perlu membantu dan memfasilitasi usaha-usaha untuk mendorong
kemandirian petani dan kelompok tani dengan metode pendidikan dan pelatihan petani yang efektif.
Disinilah asuransi umum dapat lebih berperan dalam sistim penjaminan bagi pola terpadu seperti subak
di Bali, nagari di Sumatra Barat, atau ngunduh di Jawa dll. Dengan sistim penjaminan bila terjadi gagal
panen force majeur, maka asuransi umum dapat lebih berperan dalam upaya peningkatan kualitas hidup
petani seperti yang diamanatkan oleh Chapter 32 itu. Sebab sebagai bagian integral dari sistim
penjaminan itu, peran asuransi umum menjadi lebih luas dari BPR dan Perum Pegadaian karena
asuransi umum juga memfasilitasi usaha-usaha untuk mendorong kemandirian petani dan kelompok tani
melalui penyadaran akan hak dan kewajiban para pemegang polisnya.
2.8. Hubungan antara Program Asuransi Nasional dan Ketahanan Pangan
Hujan yang mengguyur seluruh wilayah Indonesia selama ini mengakibatkan bencana dimana-mana.
Masih belum sirna bencana banjir dari hadapan mata, La Nina diperkirakan bakal mengancam produksi
beras nasional. Masalah utama produksi beras nasional bukan sekedar persoalan basah dan kering, atau
banjir dan kekeringan. Lebih dari itu adalah ketahanan pangan bangsa ini. Meski berbagai persoalan
melanda produksi beras nasional, namun menurut angka ramalan III Biro Pusat Statistik, produksi GKG
(gabah kering giling) tahun 2007 mencapai 57,05 juta ton. Rincian analisis resiko telah dipaparkan oleh
Mentan Anton Apriyantono di Harian Kompas tanggal 4 Januari 2008 sehingga prospek asuransi umum
dalam bidang pertanian terbuka lebar. Sedangkan Direktur Jenderal Pemasaran Hasil Pertanian, Djoko
Said Damarjati menjelaskan, pemerintah saat ini tengah menjalankan gerakan penanganan pasca panen
dan pemasaran hasil pertanian. Apabila gerakan itu mampu menghemat potensi kehilangan hasil hingga
2,5 persen dari total potensi kehilangan hasil sepanjang panen sebesar 20,4 persen, akan ada tambahan
produksi GKG sebanyak 1,4 juta ton atau setara 2 ons untuk setiap penduduk Indonesia.
Bulog sebagai ujung tombak stabilisasi harga dan ketahanan pangan tidak bisa hanya berpangku tangan.
Karena itu, Bulog harus jeli mengantisipasi kemungkinan terjadinya gejolak ekonomi, sosial dan politik
akibat lonjakan harga beras nanti. Untuk itulah, asuransi umum dapat berperan aktif dalam menjaga
ketahanan pangan nasional, melalui minimalisasi resiko. Pernyataan politis pemerintah ini tentu bukan
basa basi. Apalagi tahun 2008 ini dekat dengan Pemilu. Pemerintah tentu tidak akan menarik ucapannya
karena bisa membuat kepercayaan publik menurun, dan ini tidak menguntungkan posisi politik penguasa.
Jadi bisnis asuransi cukup terbuka untuk sektor agribisnis dan agro-industri.
2.9. Asuransi Nasional dan Program Penanggulangan Kemiskinan
Masyarakat petani dan nelayan yang miskin sudah tentu tidak bankable. Maka sistim personal guarantee
yang terbukti sukses diterapkan oleh Grameen Bank di Bangladesh dapat diadopsi di sini. Sistim ini juga
sudah disosialisasikan oleh Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia, melalui pemasyarakatan gerakan
koperasi di Indonesia. Sayangnya, gerakan yang bertumbuh dari bawah ini, sekarang dibuat menjadi top
down dengan pendirian Departemen Koperasi dan UKM. Untuk mengatasi masalah kemiskinan struktural
ini, maka asurasi umum dapat berperan dalam mengurangi dampak fluktuasi harga komoditi pertanian
(meminimalisir resiko) seperti yang diatur dalam operasional Lembaga Keuangan Bukan Bank, yang
dibutuhkan adalah personal guarantee atau group guarantee sehingga kendala "tidak bankable" dapat
diterobos. Dengan demikian, masyarakat petani dan nelayan yang "tidak bankable" dapat tetap
mempunyai akses modal dan pemasaran. Menurut Peter F.Drucker : Approach problems with your
ignorance, not your experience (Pecahkan masalah dengan apa yang anda abaikan, bukan dengan

pengalaman anda) dan If you keep doing what worked in the past, You're going to fall (bila kita tetap
bekerja menurut rutinitas, maka bersiaplah untuk gagal ) - asuransi umum harus dapat berfungsi dengan
personal guarantee, tanpa itu sumbangannya dalam pengentasan kemiskinan akan sangat minimal.
2.10. Aspek-Aspek Keberhasilan Asuransi Pertanian Nasional
Adapun dalam mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan asuransi pertanian yang akan dilakukan,
dalam hal ini pemerintah harus aspek-aspek ekonomi, teknis dan aspek social, yang mana aspek
ekonomi.
Aspek ekonomi adalah suatu aspek/tinjauan keberhasilan pelaksanaan asuransi dilihat dari segi dan nilai
ekonomis yang dihasilkan sebelum dan setelah program tersebut dilaksanakan.
Aspek teknis, merupakan tnjauan keberhasilan program jika dilihat dari segi teknis/operasional
pelaksanaan dengan kata lain memandang keberhasilan program dilihat dari tingkat pelaksanaannya
dilapangan.
Sedangkan aspek social, merupakan tinjauan keberhasilan dari pelaksanaan program yang dilihat dari
pengaruhnya terhadap kondisi social yang ada didalam suatu negara atau masyarakat sebagai satu
kesatuan yang saling terintegrasi.
Untuk melihat tingkat keberhasilan dari ke-tiga aspek tersebut ada beberap hal yang muncul dan
diidentifikasikan mampu menjadi kendala yang berdampak terhadap keberlanjutan program dalam jangka
panjang seperti:
1) Belum terbentuknya mind set petani terhadap asuransi belum terbentuk (menyagkut aspek Sosial
budaya)
2) Belum adanya payung hukum pelaksana asuransi nasional dan sampai saat ini tidak ada
ketidakpastian tata ruang, sehingga berimplikasi pada kebijakan investasi terutama kepastian akan
jaminan bagi investor atas kepastian harga apakah market price atau regulated price yang menyangkut
pengemablian modal (aspek teknis)
3) Ciri khas dari sektor pertanian di Indonesia: memilki usaha yg terpencar-pencar, sistem produk
bervariasi, skala usaha kecil yang berimplikasi terhadap biaya administrasi dalam usaha asuransi (aspek
ekonomi)
4) Keterbatasan data base yang memadai yg mana fungsi dari data base adalah untuk memperoleh
informasi dan data komoditas mana saja yg paling dominan rentan terhadap suatu resiko sehingga dapat
ditemukan faktor kunci apa saja dalam menentukan rancang bangun produk asuransi pertanian. (aspek
teknis)
5) Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman akan teknologi yang menyebabkan relatif tingginya
peluang terjadinya kegagalan produksi dalam hal ini berhubungan dengan biaya (benefit/cost) mengenai
tindakan upaya mengatasi resiko. (aspek sosial budaya, dan ekonomi)
6) Keterbatasan personal yg memilki pengetahuan di bidang asuransi dan usaha tani sehingga
berdampak pada adverse selection risk karena kesalahan pemilihan nasabah. (aspek sosial budaya dan
teknis)
7) Moral hazard yg berdampak pada unsur usaha kesengajaan dalam proses claim asuransi (aspek
sosial budaya)
8) pemanfaatan kredit informal lazim ditempuh oleh sebagian besar para pelaku sektor pertanian (aspek
ekonomi, dan social)
9) Ketentuan Risk Based Capital yg masih dianggap memberatkan (minimal 100 milyar) berdasarkan
ketentuan yg berlaku dengan tetap memperhatikan regulasi solvensi yang mempertimbangkan alokasi
optimal dari modal sesuai dengan sistem berbasis resiko ekonomi. (aspek teknis)
10) Kepercayaan masyarakat terhadap institusi asuransi yg masih sangat kurang (aspek sosial budaya,
dan teknis)
11) Nilai dan komposisi APBD juga berpotensi memberikan dampak terhadap potensi permintaan
asuransi umum. (aspek teknis, dan ekonomi).
2.11. Macam-Macam Model Asuransi Pertanian
Asuransi Pertanian dalam perkembangannya terdiri dari beberapa jenis, antara lain:
1) Single-risk insurance, yaitu jenis asuransi yang memberikan fasilitas pertanggungan terhadap satu
macam potensi resiko, bahkan dua macam yang sifatnya tidak sistemik (atau memberikan dampak
kepada sector/bidang lain), misalnya: kebakaran, dan serangan hama.
2) Asuransi kombinasi (resiko), dalam pengertian merupakan kombinasi dari pertanggungan terhadap
beberapa potensi resiko (dua atau lebih). Dibeberapa negara jenis asuransi ini sering disebut dengan

asuransi multi (multi-risk insurance).


3) Asuransi Keuntungan Pendapatan (Yield insurance), asuransi ini memberikan jaminan dan
pertanggungan terhadap resiko-resiko utama yang dapat mempengaruhi produksi dan keuntungan yang
ingin diperoleh (misalnya; kekeringan). Besarnya premi yang harus dibayar dihitung berdasarkan catatan
keuangan dan keuntungan/laba yang diperoleh atau berdasarkan data dan sumber informasi dari ratarata keuntungan yang diperoleh secararegional/wilayah dimana pertanian tersebut berada apabila
catatan mengenai perkembangan pertanian yang dimilki secara perorangan tidak ada. Jumlah kerugian
(premi yang dibayarkan) dihitung berdasarkan jumlah kerugian yang diderita oleh tiap-tipa peserta yang
mengalami kerugian secara terpisah, atau besarnya pertanggungan yang akan dibayar dengan besarnya
asset yang diasuransikan.
4) Asuransi harga (Price insurance), merupakan jenis asuransi yang pertanggungannya dibayarkan
berdasarkan jumlah produksi yang berdampak pada penurunan harga.
5) Asuransi pendapatan (Revenue insurance), merupakan kombinasi antara resiko keuntungan (yield)
dengan resiko harga yang mana pertanggungan diberikan untuk suatu jenis produk single yang bisa
berupa produk spesifik atau pertanian secara keseluruhan (paket) sehingga akan menjadi lebih murah
dibanding jika membeli produk asuransi (antara asuransi harga dan yield secara terpisah), karena resiko
yang terjadi umumnya akan menghasilkan dampak yang lebih kecil (keuntungan yang sedikit akan di
tanggung /kompensasi oleh harga yang tinggi dan sebaliknya). Umumnya perusahaan yang memberikan
fasilitas jenis asuransi ini harus memberikan keternagan tentang distribusi probabilitas/sebaran
kemungkinan yang bisa terjadi dalam resiko harga dan keuntungan.
6) Asuransi Usaha Tani Secara keseluruhan (Whole-farm insurance), tipe asuransi ini terdiri dari
kombinasi/gabungan beberapa jaminan untuk produk-produk pertanian. Berdasarkan jumlah
pertanggungan yang diberikan, pada keseluruhan keuntungan dari usaha tani.
7) Asuransi pemdapatan (Income insurance), asuransi ini untuk memberikan perindungan terhadap
usaha tani yang berkitan dengan pendapatan yang akan diperoleh (dengan kata lain bisa berupa hal-hal
yang berkitan dengan potensi resiko pada harga dan keuntungan yang ingin diperoleh) sama halnya
dengan yang menyangkut biaya pada proses produksi, dan biasanya tipe asuransi ini tidak menjelaskan
produk secara spesifik tetapi lebih banyak menjelaskan pendapatan secara keseluruhan.
8) Asuransi indeks (Index insurance), dimana pembayaran pertanggungan nya dilakukan dengan
mengukur jumlah potensi keuntungan yang akan diperoleh (yield), ada 3 macam jenis asuransi indeks ini,
yaitu: 1) Area yield index insurance, yaitu : besarnya pertanggungan dihitung berdasarkan besarnya
penurunan rata-rata potensi keuntungan dalam suatu wilayah, dimana wilayah disini dilihat dari kondisi
geografi secra keseluruhan; 2) Area revenue index insurance, pembayarn pertanggungan dihitung
berdasarkan besarnya jumlah penurunan produksi atas rata-rata potensi keuntungan dan harga dalam
suatu wilayah, dan 3) Indirect index insurance, dimana laporan mengenai indeks diperoleh dari
perhitungan indikasi potensi keuntungan berdasarkan laporan cuaca, gambar-gambar satelit, dan lainlain.
2.12. Skema Asuransi
Dalam perekembangannya, asuransi terdiri dari beberapa skema antara lain:
1. Asuransi harga (Price insurance), yaitu skema asuransi yang perhitungan pembayaran ganti
rugi/pertanggungan diambil dari minimal harga yang berlaku (berdasarkan harga transaksi perdagangan
yang berlaku.
2. Asuransi kuantitas/jumlah (Quantity insurance), merupakan skema asuransi yang perhitungan ganti
rugi berdasarkan minimal keuntungan fisik (umumnya diperuntukan bagi pertanian-pertanian yang
bersifat tradisional)
3. Asuransi campuran (antara asuransi harga dan kuantitas barang)
Dalam hal ini skema asuransi berkaitan dengan masalah resiko yang akan datang /potensi resiko yang
memungkinkan terjadi, maka jenis investasi merupakan instrument transaksi future hedging yang
perhitungannya berdasarkan parameter statistik, sehingga keputusan investasi selalu berdasarkan
perhitungan portfolio.
III. Analisa Kasus dan Pembahasan
Adapun profil skema asuransi pertanian dari beberapa negara (salah satunya adalah di eropa) yang bisa
dijadikan bahan perbandingan bagi studi pengembangan asuransi pertanian di dalam negeri adalah
berupa skema penjaminan (bersama) untuk resiko-resiko yang berkaitan dengan serangan penyakit
hewan ternak (Cost-sharing schemes for epidemic livestock diseases) yang telah dilakukan dibeberapa

negara di Eropa (European Union). Skema ini merupakan lanjutan dari skema sebelumnya yaitu berupa
cost sharing yang bersifat nasional atau regional dengan kriteria yang digunakan berupa skema yang
ditujukan untuk resiko terhadap serangan hama penyakit, resiko persaingan pasar/daya saing, resiko
kekurangan modal, dan resiko implementasi kebijakan yang bersifat fleksibilitas dan memungkinkan
terjadinya berbagai kemudahan perpindahan diantara negara-negara Uni Eropa. Dalam
perkembangannya, khususnya di negara-negara Uni Eropa, maka untuk jenis asuransi public
berkembang di Spanyol, Italia, Perancis, dan Yunani. Sedangkan di Jerman dan Inggris justru cenderung
berkembang asuransi yang dikategorikan sebagai asuransi swasta.
Pada tabel 1 dan 2 dibawah memberikan penjelasan mengenai gambaran/profil pertanian di negagaranegara Uni Eropa, yang mana ke-dua table tersebut menjelaskan bagaimana resiko-resiko yang akan
dihadapi akan memberikan kontribusi penurunan pendapatan petani berdasarkan wilayah negara dan
pengaruhnya terhadap beberapa komoditas pertanian.
Tabel 1: Significants farm income reduction per year by country
Sumber: JRC Scientific and Technical Report, 2008
Tabel2: Significants farm income reduction per year by country
Sumber: JRC Scientific and Technical Report, 2008
Sedangkan pada tabel 3 menunjukan perbandingan atas dampak asuransi pertanian terhadap
perkembangan asuransi sector pertanian dan perkembangan pertanian itu sendiri di Amerika dan negaranegara Eropa
Tabel 3: Perbandingan hasil dan dampak asuransi pertanian di Amerika Serikat dan Eropa
Sumber: JRC Scientific and Technical Report, 2008 dan JRC Reference Report, 2009
Catatan: EUR 1 = USD 1 273 (September 2006).
(1) Total produksi pertanian sebesar EUR 81 560 juta, EUR 50 154 juta berkaitan dengan lahan pertanian
yang telah diasuransikan (di Amerika Serikat)
Sumber: Data diolah oleh CEA (2005) Data, World Bank (2005), Rain and Hail
Insurance Society (2005) and AGmanager.info
(http://www.agmanager.info/crops/insurance/risk_mgt/rm_html05/ABksLR.asp
Dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa nilai total produksi di Amerika Serikat sebesar 81. 560 juta EUR jauh
lebih kecil dibandingkan di negara-negara Eropa yang besarnya 161.923 juta EUR (sekitar hampir
separuhnya dibandingkan dengan produksi pertanian di Eropa), sedangkan jumlah asuransi pertanian
yang telah diasuransikan ditunjukan bahwa justru di Amerika Serikat jumlahnya lebih besar dibandingkan
di negara-negara Eropa yaitu 37 juta EUR untuk Amerika Serikat dan 36. 73 juta EUR di Eropa
(meskipun selisihnya tidak begitu besar). Rasio total nilai asuransi pertanian terhadap total nilai asuransi
di Amerika Serikat sebesar 9 persen sedangkan di Eropa sebesar 4 persen hampir separuh lebih kecil
daripada di Amerika Serikat. Subsidi di Amerika Serikat sebesar 1.900 juta EUR di Amerika Serikat dan
497 juta EUR di Eropa. Sedangkan rasio/perbandingan nilai subsidi pada harga premi asuransi di
Amerika Serikat sebesar 58 persen di eropa hanya sebesar 32 persen di Eropa. Dari tabel 3 juga dapat
disimpulkan bahwa secara keseluruhan perkembangan asuransi pertanian di Amerika Serikat lebih maju
daripada di negara-negara Eropa.
Untuk lebih jelasnya lagi bagaimana profil dan gambaran perkembangan asuransi pertanian di Amerika
Serikat dan negara-negara Eropa dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.
IV. Kesimpulan
Adapun dari artikel ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berkembangnya asuransi didasari oelh berbagai dampak resiko dan ketidakpastian yang sering
muncul dalam kehidupan manusia, salah satu sector yang sangat berpengaruh terhadap berbagai resiko
dan ketidakpastian adalah sektor pertanian, yang mana resiko yang paling sering muncul dan berdampak
besar khususnya berpengaruh pada hasil dan tingkat produksi pertanian adalah resiko yang berkaitan
dengan iklim/cuaca, dan resiko akibat adanya perubahan harga sebagai konsekwensi dari
berkembangnya transaksi perdagan internasional.
2. Asuransi pertanian merupakan suatu program yang sangat dibutuhkan dan penting untuk menjamin
keberlangsungan produksi pertanian dan yang pada akhirnya dapat menjamin ketahan pangan nasional

3. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yg sangat beresiko dalam menghadapi berbagai macam
perubahan seperti perubahan iklim dan cuaca, perubahan ketidakpastian (uncertainty) pasar sebagai
konsekwensi dari struktur pasar persaingan sempurna secara global
4. Dengan asuransi para petani dan pelaku di sektor pertanian dapat memperoleh manfaat yg besar
khususnya untuk peningkatan kemampuan petani dan para pelaku mengakses modal, pasar, dan
produksi komoditas pertanian
5. Belum adanya skema asuransi formal, yg mana selama ini hanya dilakukan oleh beberapa pihak
asuransi swasta dan belum mampu mengatasi dampak negatif dari resiko yg dihadapi oleh sektor
pertanian
V. Saran dan Implikasi
Saran yang bisa diberikan berkaitan dengan artikel ini adalah:
1. Berkaitan dengan metode perhitungan pembayaran pertanggungan/ganti rugi penggunaan metode
campuran antara penetapan premi berdasarkan harga dan kuantitas produk yang dihasilkan, merupakan
suatu metode yang layak untuk dipertimbangkan. Mengingat dengan cara itulah bahwa peserta asuransi
dalam hal ini adalah petani bisa menutup potensi kerugian yang secara langsung berdampak pada
produksi dan keuntungan yang seharusnya diperoleh, sehingga dengan terjaminnya proses produksi
pertanian maka bukan saja berdampak positif bagi si petani itu sendiri (dalam konteks potensi kerugian
yang mengarah pada potensi kemiskinan) tetapi juga akan berdampak positif secara makro khususnya
berkaitan dengan usaha /program ketahanan pangan.
2. Dalam pelaksanaannya berbagai aspek seperti aspek ekonomi, social budaya, dan teknis juga harus
diperhatikan. Karena dengan merujuk pada aspek-aspek tersebut, maka pelaksanaan program
setidaknya bisa mengurangi berbagai potensi permasalahan baik secara teknis maupun non teknis yang
sering muncul dan menjadi kendala dalam pelaksanaan dan perkembangan program.
3. Dibutuhkan ketersediaan data secara akurat dari sektor pertanian, populasi, penyebaran produksi,
produk pertanian, lahan, dan daerah pertanian; dimana data-data tersebut sangat penting dan
mendukung khususnya yang berkaitan dengan permasalahan targeting/sasaran objek dari lembaga
asuransi terhadap peserta asuransi yang dianggap layak untuk mendapatakan ganti rugi, dengan tujuan
untuk mengurangi tingginya adverse selection. Dalam hal ini berkaitan dengan permaslahan moral
hazard yang kerap kali muncul dan mengancam baik kredibilitas lembaga asuransi maupun eksistensi
dan sustainability dari program tersebut. Sehingga diharapkan profram asuransi dapat diandalkan dan
menjadi factor pendukung bagi pembangunan ekonomi nasional di sektor pertanian.
4. Dalam upaya mendukung keberhasilan jalannya program, selain mengandalkan pembayaran premi
yang diberlakukan oleh pihak penyelenggara/lembaga asuransi, dalam masalah pebiayaan perlu juga
pemerintah memberikan dukungan (dalam bentuk financial) yang berupa penetapan dan penyediaan
anggaran dan alokasi dana fiscal/budget khusus untuk melaksanakan program ini. Karena asuransi juga
merupakan salah satu bentuk program social security yang diberikan oleh pemerintah dalam melindungi
warga negaranya dari potensi dan dampak kemiskinan yang secara langsung mempengaruhi jalannya
pembagunan ekonomi nasional.
5. Selain dukungan secara financial, pemerintah juga selayaknya menetapkan payung hukum demi
kelancaran operasional program sekaligus menetapkan aturan-aturan yang berlaku dalam rangka
mengurangi berbagai konflik dan permasalahan selama program tersebut berjalan.
6. Berkaitan dengan masalah finansial, selain seperti yang telah dijelaskan diatas (dimana diperlukan
dana alokasi fiscal), pihak penyelanggara asuransi dalam hal ini juga harus memperhitungkan risk- based
capital untuk ketersediaan modal investasi lemabaga asuransi. Karena tidak dapat dipungkiri, bahwa
asuransi merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan investasi yang fungsinya selain memberikan
fasilitas pertanggungan bagi masyarakat dari berbagai potensi resiko, asuransi juga sebagai lembaga
investasi jangka panjang yang mengelola dana masyarakat. Sehingga dalam hal ini perlu sekali bagi
lembaga asuransi memberikan laporan pertanggungjawaban secara rutin (setahun sekali) kepada
masyarakat mengenai dana-dana masyarakat yang telah diinvestasikan ke dalam bentuk polis asuransi
dengan tujuan trasparansi dan memberikan tingkat kepercayaan yang besar kepada masyarakat
terhadap lembaga asuransi.

Daftar Pustaka

Anderson, Jock. R,. 2001. Risk Management in Rural Development. Review Article. Rural Development
Strategy Background Paper # 7. The World Bank Development Departement
Bruce J. Sherrick & Peter J. Barry & Paul N. Ellinger & Gary D. Schnitkey, 2004. "Factors Influencing
Farmers' Crop Insurance Decisions," American Journal of Agricultural Economics, American Agricultural
Economics Association, vol. 86(1), pages 103-114, 02
Diaz-Caneja, M., Bielza. 2009. Risk Management and Agricultural Scheme in Europe. JRC Reference
Report
Joel, C. Lagan. 2004. What is Insurance and Why Do We Need It?. Commercial Insurance Agent http://www.AimInsInc.com
Morduch, Jonathan. 1999. Between the Market and State:Can Informal Insurance Patch the Safety Net?.
Stiglitz Summer Research Workshop on Poverty, Washington DC
Nail, Elizabeth L, et al. 2007. Government Subsidies and Crop Insurance Effects on the Economics of
Conservation Cropping Systems in Eastern Washington. Agronomy Journal
Nurmanaf, A. Rozany, et al. 2002. Analisis Kelayakan dan Perspektif Pengembangan Asuransi Pertanian
pada Usahatani Padi dan Jagung, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Litbang
Deptan
Ogurtsov, Victor A. & van Asseldonk, Marcel A.P.M. & Huirne, Ruud B.M., 2006. "Factors Explaining
Farmers' Insurance Purchase in the Dutch Dairy Sector," 99th Seminar, February 8-10, 2006, Bonn,
Germany 7774, European Association of Agricultural Economists
Pritchet, S.T., Schmit, J.T., Doerpinghaus, H.I., Athearn, J.L., 1996. Risk Management and Insurance.
West Publishing Company, 7th ed
Soetikno, Wendie Razif. 2008. Asuransi Umum dan Pertanian Berkelanjutan, Upaya Menuju Ketahanan
Pangan yang Belum Dilirik. Sinar Tani
Van Asseldonk, M.A.P.M., Meuwissen, M.P.M., Huirne, R.B.M., 2002. Belief in disaster relief and demand
for a public-private insurance program. Review of Agricultural Economics 24(1), 196-207
Vedenov, Dmitry V. & Power, Gabriel J., 2008. Risk-Reducing Effectiveness of Revenue versus Yield
Insurance in the Presence of Government Payments. Journal of Agricultural and Applied Economics,
Southern Agricultural Economics Association, vol. 40(02), August
Wenner, Mark and Arias, Diego. Agricultural Insurance in Latin America:Where Are We?. US Agency for
International Development (USAID), BASIS-CRSP and WOCCU
http://www.sinartani.com/nasional/banyak-negara-menyubsidi-premi-asuransi-pertanian-1243220589.htm
.
Posted by faurani Santiat 9:24 AM

1 comment:

imam ciprut said...


Keren sob
www.kiostiket.com

December 12, 2013 at 10:01 AM


Post a Comment
Newer PostOlder PostHome

Subscribe to: Post Comments (Atom)


Facebook Badge
Faurani Santi | Create Your Badge

Facebook Badge
Faurani Santi

Create Your Badge

There was an error in this gadget


Followers
Blog Archive

2014 (3)
2012 (3)
o March (3)
ANALISIS PERDAGANGAN INTERNASIONAL KOMODITAS NENAS...
DAMPAK ASURANSI PERTANIAN TERHADAP USAHA PENINGKAT...
DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI TERHADAP UPAYA PENINGKATA...
2010 (6)
2008 (2)
About Me so far

faurani Santi
jakarta, jakarta, Indonesia
simple, n modest
View my complete profile
There was an error in this gadget

RIVAN NOACH
Senin, 22 September 2014

APLIKASI KREDIT PERTANIAN DAN ASURANSI


PERTANIAN DI INDONESIA

KREDIT PERTANIAN

Kredit pertanian adalah kredit program dengan bunga yang relatif rendah di mana
penyalurannya menggunakan persyaratan tertentu. Sebenarnya sumber permodalan bagi petani dalam
menjalankan usahanya di samping berasal dari modal sendiri dan kredit program, juga berasal dari
kredit bank komersial, atau lembaga keuangan lainnya seperti BPR, koperasi serta dari sumber
pembiayaan informal, antara lain pedagang, pinjaman dari keluarga atau tetangga.
Beberapa jenis perkreditan yang dapat dimanfaatkan untuk usaha tani skala kecil di Indonesia
antara lain : Kupedes, Kredit Industri Kecil, Kredit Modal Kerja Permanen, Kredit Kelayakan Usaha,
Proyek Kredit Mikro, Kredit Usaha Kecil, Kredit Usaha Tani, dan sebagainya. Kelembagaan perkreditan
informal pada umumnya tidak memerlukan persyaratan seperti : bunga, agunan dan persyaratan
lainnya. Hubungan antara peminjam dengan pihak yang meminjamkan hanya didasarkan pada sikap
saling mempercayai satu sama lain. Sedangkan kemitrausahaan atau kerjasama dapat dilakukan oleh
BUMN atau perusahaan swasta. Perusahaan swasta atau BUMN memberikan bantuan kredit atau
menyediakan sarana produksi, peralatan atau membantu manajemen dan pemasaran hasil.
Manfaat Kredit Pertanian

membantu dalam menjalankan keberlanjutan usahataninya.


menyelesaikan permasalahan permodalan petani, karena sebagian besar petani kita masih berada dalam
kemiskinan dan tidak sejahtera.
mendorong usahatani kecil tetap hidup, sehingga petani kita tetap produktif dan mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya.

Kekurangan modal dalam menjalankan usahataninya akan sangat membatasi ruang gerak aktivitas
usahanya
yang
berdampak
menurunnya
pendapatan
petani.
Manfaat lain yang dirasakan dari keberadaan kredit pertanian adalah Kondisi ini merupakan gambaran
besarnya ketergantungan petani terhadap bantuan modal, sehingga beberapa pakar sering
mengidentikkan kredit pertanian sebagai ruhnya usahatani petani kecil.
Fungsi Kredit
a. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang.
b. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari barang.
c. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
d. Kredit adalah salah satu alat stabilisasi ekonomi.
e. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.
f. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
g. Kredit adalah juga sebagai alat hubungan ekonomi internasional.

Dalam aplikasi yang dapat di jadikan jaminan oleh calon debitur adalah sebagai berikut:

a.

Jaminan dengan barang-barang seperti:


Tanah
Bangunan
Kendaraan bermotor
Mesin-mesin/peralatan
Barang dagangan
Tanaman/kebun/sawah
Dan barang-barang berharga lainya.

b. Jaminan surat berharga seperti:


Sertifikat saham

Sertifikat Obligasi
Sertifikat Tanah
Sertifikat Deposito
Promes
Wesel
Dan surat berharga lainya.
Jaminan orang atau pengusaha Yaitu jaminan yang di berikan oleh seseorang perusahaan kepada bank
terhadap fasilitas kredit yang diberikan, Apabila kredit yang tersebut macet maka orang atau
perusahaan yang memberikan jaminan itulah yang diminta pertanggung jawaban atau menanggung
resikonya.
Tampaknya sudah disadari oleh para pengambil kebijakan bahwa, kredit tani itu secara politis
penting, tetapi secara teknis sulit dilaksanakan (R. Tjipto Adinugroho, 1973). Bila diamati lebih jauh
pemkiran tentang kredit di Indonesia bersifat statis dengan tujuan terutama untuk menyelamatkan
petani dari pelepas uang dan sistem ijon. Keunggulan sistem ijon ialah mudah, cepat dan tepat,
sedangkan keunggulan kredit pemerintah adalah bunga murah (Mubyarto, 1989). Namun pada dasarnya
bagi petani itu makin banyak sumber keredit makin baik.
Melencengnya tujuan pemberian kredit lebih disebabkan oleh adanya sistem target yang
ditentukan oleh atasan. Makin besar target tercapai, makin tinggi lah prestasi pejabat yang
bersangkutan, padahal target tercapai belum tentu menunjukkan keberhasilan. Persoalan diikatnya
pemberian kredit dengan keharusan komoditas yang diusahakan, turut memperbesar melencengnya
pemberian kredit kepada petani.
Penajaman tujuan dalam kebijaksanaan kredit pertanian ini diperlukan baik yang menyangkut
aparat kelembagaan dan kelompok sasaran. Baik secara politis maupun teknis tujuan pemberian kredit
itu dalah untuk mendorong motivasi petani, sehingga pada gilirannya tercipta peningkatan
kesejahteraan petani yang bersifat equity.
Permasalahan yang berkaitan dengan kelembagaan sebenarnya tidak tampak kepermukaan.
Malahan jaringan kelembagaan BIMAS Intensifikasi Pertanian tampak nya sudah mantap. Jadi
permasalahan yang muncul terletak pada aktor-aktornya. Ini lah kendala yang melilit kasus KUT, yaitu
adanya penyelewengan oleh oknum yang terlibat dalam proses penyaluran dan pengembalian. Katakan
lah Ketua LSM yang cenderung memiliki penyakit rent seeking; sang PPL yang kurang jujur, senang
melakukan fiktif tentang petani yang butuh kredit.
Solusinya di sini jelas diperlukan perbaikan sistem kontrol/kendali pada orang yang menyangkut
moral, iman dan taqwa. Taqwa tidak lah sekedar baju atau pun penampilan gaya pesantren, tetapi
menyangkut memenuhi aturan Allah dan menjauhi larangan Nya. Bahkan sebaik nya tidak cukup

menjauhi larangan Nya tetapi kita harus mampu untuk tidak melaksanakan apa-apa yang tidak
diperintahkan Nya.
Problema lainnya yang menyangkut kredit pertanian ini cukup kompleks. Di samping
persoalan cost of living dan ketiadaan jaminan yang melilit petani kita, juga patut disadari bahwa kredit
pertanian ini bukan lah syarat mutlak pembangunan pertanian, karena yang mutlak adalah mendorong
motivasi petani untuk menerapkan teknologi (A.T. Mosher, 1978). Artinya, kredit pertaian dapat
berfungsi, jika tersedia input produksi untuk dibeli secara lokal.
Bila ditelaah lebih dalam problema yang meghambat kebijaksanaan kredit di lapangan sangat
lah banyak. Masing-masing barrier memiliki kaitan dengan barrier lainnya. Katakan lah, tiada nya sanksi
kepada kelompok atau individu yang tidak dapat mengembalikan modal tepat waktu akan berakibat
pada bantuan yang pada awalnya berupa pinjaman ini, oleh masyarakat seringkali dianggap sebagai
bantuan murni.. Begitu pula ketidakberhasilan kelompok untuk mengembalikan modal ini, tidak terlepas
dari proses pemanfaatan modal tersebut. Dalam hal ini adalah jenis usaha yang dipilih oleh kelompok
tersebut. Idealnya jenis usaha ini ditentukan oleh kelompok (partisipatif) dan sesuai dengan kemampuan
dan prospek ekonomi dari jenis usaha tersebut (Ganjar Kurnia, 1996). Jadi sebaiknya sudah harus
dihindari apa itu yang bernama penyeragaman pola dan komoditas dalam kebijakan pembangunan
pertanian.
Ada lagi satu hal yang patut disorot tentang penyebab KUT gagal ini. Barrier yang dimaksud
adalah masuknya berbagai instansi ke pedesaan ini ada kalanya tidak diikuti dengan metode pendekatan
yang sama. Sebagaimana diketahui metode pemberian modal ke pedesaan itu meliputi : sistem
perguliran (revolving), semi partisipatif, kontributif, kredit (KUT), sinterklas (yang sering kali dilakukan
oleh Negara donor). Jadi adanya perbedaan metode pendekatan ini selain membingungkan masyarakat,
sampai tingkat tertentu dapat pula mengganggu kegiatan pembangunan secara keseluruhan.
Pengalaman menunjukkan, bahwa ada beberapa kegiatan yang dirancang dengan model partisipatif,
namun karena masyarakat melihat adanya beberapa kegiatan pembangunan lain yang diperoleh secara
gratis dan bahkan untuk sekedar duduk pun dibayar, maka kegiatan pembangunan yang bersifat
partisipatif tersebut akhirnya gagal total.
KUT sebagai produk sebuah kebijakan memiliki dampak ke berbagai fihak, baik fihak kelompok
sasaran yaitu petani maupun pihak lainnya yaitu pelaku yang terlibat dalam program tersebut bahkan
masyarakat desa keseluruhan. Pengusaha atau Lembaga yang bergerak di bidang memproduksi dan
menyediakan input pertanian, dengan adanya KUT akan meningkatkan volume jual input pertanian.
Dari artikel di atas maka dapat saya memberi komentar bahwa kredit pertanian harus di
terapkan di Indonesia namun sebelum di terapkan harus memperhatikan dan mempertimbangkan
situasi, kondisi dan budaya dimana pola kredit dilaksanakan agar tidak menimbulkan kerugian antara
pihak pemerintah dan petani,selain itu juga perlu adanya pengawasan yang baik dari pemerintah agar
tidak terjadi kerugian dan hal- hal yang tidak di inginkan yang di timbulkan oleh pihak tiadk bertanggung
jawab.

ASURANSI PERTANIAN

Dunia asuransi dewasa ini sudah begitu berkembang, namun pada saat yang
samaasuransi masih sedikit sekali menyentuh dunia pertanian terutama di negara kita. Padahal seperti
yang kita ketahui, sektor pertanian secara umum adalah leading sector di Indonesia. Tercatat lebih dari
50% penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya di sektor ini, bukan hanya menyediakan bahan
pangan saja tetapi sektor pertanian juga menyediakan lapangan kerja yang cukup besar.
Sektor pertanian juga dikenal telah menyediakan 48 juta lapangan kerja, menyediakan bahan baku
industri serta penyedia bahan baku ekspor baik mentah maupun olahan.
Berusaha di bidang pertanian secara umum mempunyai potensi yang tinggi, namun risikonya
juga sangat besar. Usaha pertanian memiliki karakteristik sebagai usaha yang penuh risiko terhadap
dinamika alam, bersifat biologis dan musiman, rentan terhadap serangan hama dan penyakit, yang
kesemuanya secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri dapat menyebabkan kerugian. Oleh karena
sudah selayaknya usaha pertanian juga mendapat perhatian khusus untuk memperkecil risiko, dalam hal
ini dengan manajemen risiko dalam bentuk asuransi, yang kita sebut dengan asuransi pertanian.
Asuransi pertanian adalah mekanisme finansial yang akan membantu mengelola
kerugianpertanian akibat bencana alam atau iklim yang tidak mendukung diluar kemampuan petani
untuk mengendalikanya. Manajemen risiko dibidang pertanian adalah masalah yang sangat penting
dalam investasi dan keputusan finansial petani. Program asuransi sangat bergantung pada rasio cost /
benefit bagi petani, pengusaha pertanian dan penyedia jasa asuransi dan yang tidak kalah pentingnya
adalah asuransi yang diberikan didasarkan pada pertimbangan apakah biaya asuransi tersebut cukup
efektif dalam menanggung sebuah risiko.

Secara umum tujuan asuransi untuk sektor pertanian adalah untuk memberikan proteksi atau
penggantian terhadap risiko gagal panen akibat serangan hama, penyakit, ataupun bencana alam.
Asuransi pertanian ini diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi para pihak baik itu petani itu
sendiri baik menyangkut tingkat produksi bahkan sampai pada perbaikan situasi ekonomi maupun
perusahaan penyedia jasa asuransi.
Manfaat Asuransi Pertanian
Menurut Yamaguchi (1987), asuransi pertanian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain :
1.

Asuransi pertanian akan melindungi petani dari kerugian secara financial


karena kegagalan panen melalui fungsi tanggunggan kerugian.

2. Asuransi pertanian akan meningkatkan posisi tawar petani terhadap kredit


pertanian. Hal ini karena asuransi pertanian menjamin perlindungan dari kegagalan panen maka petani
peserta asuransi mendapat rasio kredit yang lebih baik jika asuransi termasuk didalamnya.

3. Skim asuransi pertanian di samping meningkatkan stabilitas pendapatan


petani dengan menanggung kerugian mereka dari kerusakan tanaman juga merupakan kebijakan yang
positif dalam meningkatkan produktivitas dengan mencegah dan membatasi pengaruh bencana alam,
khususnya hama dan penyakit.

4. Asuransi pertanian memberikan kontribusi terhadap stabilitas ekonomi


yang lebih baik akibat dampak dari kerusakan tanaman dalam ruang dan
waktu.

Prinsip-Prinsip Dalam Penerapan Asuransi Pertanian


Menurut Pusat Pembiayaan Pertanian, Departemen Pertanian RI, penerapan asuransi
pertanian harus memperhatikan sembilan prinsip yang memuat tentang peyelenggaraan asuransi,
tingkat risiko, tanggunggan kerugian, peserta asuransi sampai pada biaya penyelenggaraan asuransi.
Prinsip-Prinsip tersebut Adalah :

Penyelenggaraan asuransi bertanggunggjawab terhadap usahanya yaitu tidak secara otomatis


mempunyai akses dengan anggaran pemerintah (subsidi) tidak begitu penting tetapi harus diarahkan
menetapkan persentase yang baku / permanen terhadap total premi.

Untuk memaksimalkan kemungkina pengembangan penyelenggaraan asuransi seharusnya menentukan


risiko yang ditanggung termasuk bahaya yang dapat mudah dikualifikasi, kehilangan dengan mudah
ditentukan dan dinilai tidak ada maslah dengan moral hazard.

Petani seharusnya hanya mendapat ganti kerugian kerusakan tanaman aktual atau hilangnya input.

Kebijakan seharusnya termasuk potongan sampai 20 persen dari tanggungan untuk memastikan bahwa
petani berusaha meminimalkan kerusakan.

Premi seharusnya berpijak pada perhitungan aktual, mengunakan catatan cuaca dan catatan yang baik
dari petani yang diasuransi. Premi seharusnya ditentukan cukup tingggi untuk menutupi rata rata
tanggungan kerugian, biaya administrasi dan kontribusi untuk cadangan financial

Pemberi asuransi seharusnya mengembangkan portofolio asuransi yang rasional untuk meratakan risiko
dan meminimalkan peluang kehilangan yang besar.

Asuransi seharusnya direncanakan dan didirikan oleh pihak swasta. Hal ini memerlukan
penyelenggaraan asuransi untuk pengembangan dan tipe pasar asuransi yang diinginkan oleh petani.

Penerapan asuransi komoditas pertanian dapat memproteksi nilai usaha tani dari kegagalan
panen yang disebabkan oleh adanya serangan hama dan penyakit, kematian tanaman / ternak, atau
kehilangan yang dapat menyebabkan kerugian. Besarnya premi asuransi sebesar 3,5% dari biaya
produksi atau biaya pembelian bibit ternak, misalnya. Apabila terjadi kegagalan panen maka kerugian
usaha akan mendapat pembayaran klaim sebesar input usaha taninya sehingga petani masih bisa dapat
berusaha tani kembali.

Penerapan asuransi komoditas pertanian jika berkembang dengan baik dapat mendorong
perbankan untuk menyalurkan kreditnya ke sektor pertanian dengan besaran yang lebih besar karena
sebagian risiko kegagalan sudah diproteksi oleh asuransi. Dengan demikian ke depan penyaluran
pembiayaan lebih besar ke sektor pertanian dan lebih lanjut dapat mendorong meningkatnya investasi
di sektor pertanian .

Dari artikel di atas dapat saya memberi komentar bahwa Penerapan asuransi komoditas
pertanian jika berkembang dengan baik dapat mendorong perbankan untuk menyalurkan kreditnya ke
sektor pertanian dengan besaran yang lebih besar karena sebagian risiko kegagalan sudah diproteksi
oleh asuransi. Dengan demikian ke depan penyaluran pembiayaan lebih besar ke sektor pertanian dan
lebih lanjut dapat mendorong meningkatnya investasi di sektor pertanian. Selain itu juga dengan
penerapan asuransi pertanian dapat mendorong motivasi dari para petani di karenakan dapat
melindungi suatu komoditi atau produk pertanian yang di hasilkan.

Diposkan oleh rivand noach di 23.45 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

CARA MEMBUAT BLOG GRATIS


LANGKAH PEMBUATAN BLOG

1. Cara Membuat blog

2. Promosi Blog yang pertama

3. Promosi Blog ke dua

4. Pasang Foto di Blog

5. Memaksimalkan kerja blog

6. Aksesoris Blog

7. Mendaftardi directory Technorati

8. Promosi Lewat Google Sitemap

Mendaftar Google Sitemap (8)


Seri Promosi Blog: Google Sitemap
Seperti yg pernah diterangkan sebelumnya di sini dan di sini, untuk membuat blog dan tulisan kita banyak
dibaca dan dikunjungi orang adalah karena dua kemungkinan (a) karena inter-link antar blog, dan (b)
karena orang datang melalui mesin pencari (search engine) terutama Google. Bagaimana supaya semua
entry di blog kita ditangkap google? Gunakan Google Sitemaps.
Read More - Baca Selengkapnya Disini
Label: 8. Promosi Lewat Google Sitemap

Technorati: Direktori Blog, Tags & Bookmarks (7)


Seperti yg pernah dijelaskan sebelumnya, untuk promosi blog supaya lebih luas dikenal setidaknya anda
harus mensubmit ke dua direktori blog terkenal: technorati.com dan feedburner.com.
Read More - Baca Selengkapnya Disini
Label: 7. Mendaftardi directory Technorati

menambah Aksesoris Blog (6)


Konon, blog itu berjenis kelamin perempuan. Dan, karena itu, perlu dihiasi dg aksesoris supaya selalu
tampak cantik dan dapat menarik hati kaum blogger (yg ini berjenis laki-laki).
Read More - Baca Selengkapnya Disini
Label: 6. Aksesoris Blog

Membuat maksimal unjuk kerja Blog di Blogger (5)


Pada tulisan-tulisan lalu, sudah dijelaskan sejumlah tips untuk membuat blog kita menjadi google friendly,
mudah ditangkap mesin pencari (search engine) google dan saudara-saudaranya. Tips berikut ini
sebagian akan mengulang tulisan lalu secara lebih detail plus sejumlah tambahan bagaimana untuk
memaksimalkan cara kerja blog kita. Saya urut dari awal.
Read More - Baca Selengkapnya Disini
Label: 5. Memaksimalkan kerja blog

Cara Memasang Foto di Blog (4)


Pasang Foto di Profile Blogger/Blogspot (4)
Banyak blogger yg nanya tentang bagaimana cara memasukkan fotonya yg ganteng dan cantik di profile
blognya. Berbeda dg di blog gratis lain, di blogger/blogspot, prosesnya agak sedikit rumit bagi yg masih
baru di dunia internet.
Read More - Baca Selengkapnya Disini
Label: 4. Pasang Foto di Blog

Cara Praktis Promosi Blog (3)

Setelah membuat blog dan memposting tulisan, curhat, puisi dan cerpen serta diari Anda, cobalah tiga
hari kemudian cek blog Anda di http://technorati.com/search,
Read More - Baca Selengkapnya Disini
Label: 3. Promosi Blog ke dua

Cara Mempromosikan Blog (2)


Setelah selesai membuat blog, hal yg tak kalah pentingnya adalah empromosikan/memperkenalkan blog
milik Anda pada dunia ramai. Apa gunanya membuat blog kalau isi curhat, puisi, cerpen, refleksi dan
opini Anda yang diposting tidak dibaca orang, bukan?
Read More - Baca Selengkapnya Disini
Label: 2. Promosi Blog yang pertama

PEMBUATAN BLOG BARU


Karena banyak yg bertanya tentang apa itu blog, maka agar lebih praktis saya tuliskan saja di sini info
dasar blog bagi pemula.
Membuat
blog
di
blogger.com
sangatlah
mudah.
Sekarang saya akan tunjukan cara untuk membuat sebuah account baru di blogger.com, yang 100%
gratis. Saya merekomendasikan anda untuk membuat blog di blogger.com karena program ini sangat
didukung penuh oleh google, sehingga apabila kita membuat blog disini maka google akan cepat
mengindeks blog kita. Alhasil blog kita akan muncul dihalaman pencari google.

LANGKAH KE-1 (GETTING STARTED)

Silahkan anda kunjungi website www2.blogger.com

LANGKAH KE-2 (CREATE AN ACCOUNT)

Setelah page terbuka, silahkan anda klik CREATE AN ACCOUNT setelah anda klik, maka akan muncul
form untuk mengisikan nama dan password. Silahkan isi dan anda harus selalu ingatusername dan
password yang anda isikan.
Jangan
lupa
untuk menceklist Term
of
service
Kemudian klik tombol panah "Continue" untuk melanjutkan ke langkah ke-3

agreement.

LANGKAH KE-3 (NAME YOUR BLOG)

Bagian ini sangat penting, karena nama dari blog anda nantinya akan menjadi sebuah keyword.
TIPS: agar blog anda mudah terindex oleh search engine(mesin pencari), maka alangkah lebih
bagusnya jika anda membuat sebuah kesamaan antara addres dan name dari blog anda!
Sekarang klik tombol panah ORANGE"Continue" untuk melanjutkan ke langkah ke-4

LANGKAH KE-4 (CHOOSE YOUR BLOG TEMLATE)

Sekarang anda haya tinggal selangkah lagi untuk mempunyai webblog buatan sendiri!!!
Disini anda ditujukan untuk memilih warna dan bentuk dari web anda. Silahkan pilih sesuai dengan topic
dan
selera
anda.
OK jika anda sudah selesai memilih template, sekarang kita akan lanjut ke langkah berikutnya.
Sekarang klik tombol panah ORANGE"Continue" untuk melanjutkan ke langkah ke-5

LANGKAH KE-5 (GENERATE YOUR BLOG)

Sekarang blogger akan menciptakan blog anda. Setelah blog selesai dibuat, maka di browser anda akan
ada tulisan "Your Blog Has Beeb Created" Klik start Posting untuk untuk membuat artikel/tulisan
pertamamu.
Sekarang Isikan Judul artikel kamu pada kolom tile, dan tulis isi dari artikelmu di bawahnya!

SELAMAT!! sekarang anda sudah mempunyai blog sendiri dan sudah bisa dilihat dari penjuru
dunia manapun :)
Diposkan oleh rivand noach di 23.32 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Posting Lebih BaruBeranda


Langganan: Entri (Atom)

Mengenai Saya

rivand noach
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2014 (2)
o September (2)
APLIKASI KREDIT PERTANIAN DAN ASURANSI PERTANIAN ...
CARA MEMBUAT BLOG GRATIS
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like