Professional Documents
Culture Documents
A. KONSEP DASAR
1.
Pengertian
Gagal ginjal kronik / penyakit ginjal tahap akhir ( ESRO / PETA )
adalah penyimpangan progresif fungsi ginjal yang tidak dapat pulih
dimana
kemampuan
tubuh
untuk
mempertahankan
keseimbangan
Etiologi
GGK mungkin disebabkan oleh glomerula nefritis, kronis,
pielonefritis, hipertensi tak terkontrol, lesi herediter seperti pada penyakit
polikistik, kelainan vascular, obstruksi saluran perkemihan, penyakit ginjal
sekunder akibat penyakit sistemik ( diabetes ), infeksi, obat obatan atau
preparat toksik. Preparat toksik. Preparat lingkungan dan okupasi yang
telah menunjukkan mempunyai dampak dalam gagagl ginjal kronis
termasuk timah, kadnium, merkuri, dan kromium.
Menurut etiologinya Rose ( 1972 ) membagi sebagai berikut :
1. Glomerulonefritis
a.
Difus proliferatif
b.
Fokal proliferatif
c.
d.
e.
f.
2. Pielonefritis Kronik
3. Penyakit Penyakit vaskuler Renal
a.
b.
c.
Hipertensi Nefrosklerosis
4. Kelainan Metabolik :
a.
Diabetes Melitis
b.
Gaut
c.
Hiperoksa louria.
5. Nefrotoksik
Pemakaian analgetik yang berlebihan, keracunan logam berat seperti
timah hitam, emas, dll.
6. Obstruksi
a.
Hipertropi prostat
b.
Tumor
c.
7. TBC ginjal.
8. sarikoidosis
9. Disproteinemia.
a.
Mieloma
b.
Amiloidosis
Ginjal Polikistik
b.
c.
Sindroma Alport
d.
Ginjal dispalstik
e.
Sistinosis
Anatomi
Ginjal suatu kelenjar terletak di abgian belakang dari kavum
abdominalis di belakang peritanium pada kedua sisi vertebra lumbalis III,
melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuknya seperti biji
kacang jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari
ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki laki lebih panjang dari ginjal
wanita. Sistem kemih seluruhnya terletak di bagian retroperitoneal
sehingga proses patologi seperti obstruksi radang dan pertumbuhan tumor
terjadi di luar rongga abdomen. Pada uretra wanita terdapat lapisan otot
longitudinal dalam dan sirkular luar sepanjang empat perlima dindingnya
yang merupakan lanjutan lapisan otot polos kandung kemih yang disarafi
sistem autonom. Di pertengahan uretra terdapat otot lurik sirkular lanjutan
otot dasar panggul yang merupakan spingter luar. Pada kaki bagian
proksimal uretra juga mempunyai dinding muskuler autonom yang kuat.
Pars membranasea uretra di diafragma panggul, juga sama dengan
perempuan dikelilingi otot lurik dasar panggul yang membentuk sfingter
ekstern. Bagian uretra di penis tidak mempunyai unsure otot yang berarti.
Filtrasi glomerolus bergantung pada tekanan hidrostatik arteri
dikurangi tekanan osmotic koloid dan tahanan sampai Bowman, seluruh
volume darah di filtrasi dalam setengah jam di ginjal plasma darah
dikurangi protein di filtrasi ginjal. Reabsorbsi air, nutrien vital dan
eletrolit, baik aktif maupun pasif terjadi di tubulus sebanyak 99 % volume
filtrat. Dismaping resobrsi terdapat sekresi tubulus yang juga berguna
untuk mempertahankan imbang elektrolit. Gangguan sekresi tubulus pada
gangguan kronik ginjal dapat menyebabkan asidosis. Pengisian ureter
dengan urine merupakan proses pasif, peristalsik pelvis ginjal dan ureter
meneruskan air kemih dari ureter ke kandung kemih, mengatasi tahanan
pada hubungan ureter, kandung kemih dan mencegah terjadinya reflukis.
Hubungan ureter kandung kemih menjaminkan aliran urine bebas dan
ureter ke dalam buli buli susunan anatominya membentuk mekanisme
katup muskuler sehingga makin terisi kandung kemih katup ureter vesika
makin tertutup rapat. Sewaktu reaksi katup tertutup rapat karena tambahan
konstraksi otot dinding trigenum.
Patofisiologi
Gagal Ginjal
GFR
Fungsi Vit D
Pelemahan Ca
Penyerapan dari usus
Serum Ca
Osteitis
Fibrosa
PTH
Osteomalacia
Pengerapan tulang
Serum
PO4
Pengkapuran
Metastatic
Serum Ca
Serum Po4
2.
Gejala Klinis
Pasien akan menunjukkan beberapa tanda dan gejala, keparahan kondisi
bergantung pada tingkat kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari dan
usia pasien.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Pemeriksaan Diagnostik
Urine
Volume
urine tidak ada ( anuria ) warna secara abnormal urine keruh mungkin
disebabkan oleh pus, bakteri, lemak, partikel koloid, fosfat dan urat
sedimen kotor, kecoklatan menunjukkan adanya darah, Hb, mioglobin
porifirin.
Berat Jenis
Osmolalitas serum : Lebih besar dari 285 mO 5m / kg, sering sama dengan
urine.
Kub foto
12.
Penatalaksanaan
Tujuan dari pentalaksanaan adalah untuk mengembalikan fungsi ginjal dan
14.
15.
16.
17.
Atasi
hiperkospatemia
dan
hipokalsemia
dengan
antasid
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Catat awitan, tipe, durasi, dan efek umum kejang pada pasien,
segera beritahukan pada dokter.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
Komplikasi
33.
34.
35.
36.
37.
Hipertensi.
38.
39.
Gangguan elektrolit.
Proses Keperawatan
B.
Pengkajian
1.
Aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise.
Gangguan tidur ( insomnia / gelisah atau somnoien ).
Tanda kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.
2.
Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi lama / berat, polpitasi, nyeri dada.
Tanda : Hipertensi, OVJ, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada
kaki, telapak tangan.
Distritmia jantung
Nadi lemah halus, hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemia yang
jarang pada penyakit tahap akhir.
Frietion rub pericardial ( respons : terhadap akumulasi sisa ).
Pucat, kulit coklat kehijauan, kuning.
Kecenderungan, perdarahan.
40.
Integritas Ego
Gejala : factor stress, contoh finansial, hubungan dsb.
Perasaan tidak berdaya, tidak ada harapan, tidak ada kekuatan.
Tanda : menolak, ansietas, takut, marah, mudah terasang, perubahan
kepribadian.
41.
Eliminasi
Gejala : penurunan frekuensi urine, diguria, anunia ( gagal tahap lanjut ).
Abdomen kembung, diare atau konstipasi.
Tanda : perubahan warna urine, contoh kuning sekat, merah, coklat,
berawan, oliguria, dapat menjadi anuria.
42.
Makanan / cairan
Gejala : peningkatan berat badan cepat ( edema ), penurunan berat badan
( mainutrisi ).
Anoreksia, nyeri di hati, mual / muntah, rasa metalik tak sedap
pada mulut ( pernafasan ammonia ).
Penggunaan diuretic
Neuro sensori
Gejala : sakit kepala, penglihatan kabur.
Kram otot / kejang, sindrom kaki gelisah , kebris rasa terbakar
pada telapak kaki.
Kebas /kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremita bawah
(neuropati perifer ).
44.
Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri pinggul, sakit kepala, kram otot / nyeri kaki ( memburuk
saat malam hari ).
Tanda : perilaku berhati hati / distraksi, gelisah.
45.
Pernafasan
Gejala : nafas pendek, dispnea nocturnal paroksismal, batuk dengan /
tanpa sputum kental dan banyak.
Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman (pernafasan
kussmaul ). Batuk produktif dengan sputum merah muda encer ( edoma
paru ).
46.
Keamanan
Gejala : kulit gatal
Ada / berulangnyua infeksi
Tanda : pruritus
Demam ( sepsis, dehidrasi ) ; normotermia dapat secara actual
terjadi peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih
rendah dari normal ( efek GGK / depresi respons imun ).
Kulit, jaringan lunak sendi keterbatasan gerak sendi.
47.
Seksualitas
Gejala : kesulitan menentukan kondisi contoh tidak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.
48.
Interaksi Sosial
Gejala : riwayat DM keluarga ( resiko tinggi untuk gagl ginjal ), penyakit
polikistik, nefritas herediter kalkulus urinaria / malignansi.
Riwayat terpanjang pada toksin, contoh obat, racun lingkungan.
Penggunaan antibiotik nefrotoksik saat ini / berulang.
49.
Penyuluhan / Pembelajaran
B. Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
C. Perencanaan
Diagnosa I
Resiko tinggi penurunan curah jantung b/d ketidakseimbangan cairan
KH. Mempertahankan curah jantung dengan bukti TD dan frekuensi jantung
dalam batas normal, nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian
kapiler.
Tindakan / intervensi
Mandiri
-
Rasional
S3
tpplued,
jantung
S4
dengan
takikardia.
tak
teratur,
tonus
Frekuensi
takipnea,
keluhan dispnea.
( distensi ) jugulan
menunjukkan GGK.
-
Kaji
adanya
derajat -
perubahan
sistem
pastural,
contoh
aldosteron
angiotensin
disfungsi
hipertensi
rennin
( disebabkan oleh
ginjal
).
Meskipun
umum,.
Hipotensi
defisit
cairan
respons
purikardial / tamponade.
Evaluasi
bunyi
jantung -
nadi
kongesti
adanya
vascular,
suhu
dan
sensori mental.
poradoksik,
jugular
nadi
epnyempitan
perifer,
nyata,
distensi
purat,
dan
penyimpangan
mental
cepat
menunjukkan
tampunade
yang
Kaji
tingkat
aktivitas, -
Kolaborasi
-
Awasi
pemeriksaan -
Ketidakseimbangan
dapat
kalium,
natrium
kalsium,
magnesium ) BUN :
Foto dada
terjadinya
gagal
jantung
atau
vascular
pengeluaran
catapress
),
hidralazin
Bantu
sistemik
tahanan
( apresoline ).
-
Menurunkan
dan
rennin
atau
untuk
atauin.
pericardial
dapat
kontratilitis
miokardial
Siapkan dialisis
jantung,
termasuk
DAFTAR PUSTAKA
R. syamsu Hidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. EGC. Jakarta
Mansjoer, Arif dkk, kapita Jilid I & II. Edisi ketiga. Media Acsulapius,
2000.Jakarta