You are on page 1of 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Di seluruh dunia, setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal pada tahun pertama
kehidupannya dan dua pertiganya meninggal pada bulan pertama. Dua pertiga dari yang
meninggal pada bulan pertama meninggal pada minggu pertama. Dua pertiga dari yang
meninggal pada minggu pertama, meninggal pada hari pertama. Penyebab utama kematian
pada minggu pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti asfiksia,
sepsis dan komplikasi berat lahir rendah (Lawn JE ,2005).
Menurut WHO, setiap tahunnya 120 juta bayi lahir di dunia, 4 juta bayi lahir mati dan
4 juta lainnya meninggal dalam usia 30 hari. Sebanyak 3,6 juta (3%) dari 120 juta bayi lahir
mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini meninggal. Sebanyak 98 % dari kematian bayi
terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Kematian bayi sangat memprihatinkan,
yang dikenal dengan fenomena 2/3. Penyebab kematian neonatal utama asfiksia neonatorum
(27%) setelah (29%) (WHO, 2005).
Menurut hasil riset kesehatan dasar tahun 2007, tiga penyebab utama kematian
perinatal di Indonesia adalah gangguan pernapasan/respiratory disorders (35,9%),
prematuritas (32,4%) dan sepsis neonatorum (12.0%) (Departemen Kesehatan RI, 2008).
Hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi karena gangguan
pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam
persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO 2. Perubahan pertukaran gas dan transport
oksigen selama kehamilan dan persalinan akan mempengaruhi oksigenasi selsel tubuh
yang selanjutnya dapat mengakibatkan gangguan fungsi sel. Gangguan ini dapat
berlangsung secara menahun akibat kondisi ibu selama kehamilan, atau secara mendadak
karena hal-hal yang diderita ibu dalam persalinan. Gangguan menahun dalam kehamilan
dapat berupa gizi ibu yang buruk, penyakit menahun seperti anemia, hipertensi, penyakit
jantung, dan lain-lain. Pada gangguan yang terakhir ini pengaruh terhadap janin disebabkan
oleh gangguan oksigenasi serta kekurangan pemberian zat-zat makanan berhubungan dengan
gangguan fungsi plasenta (Mochtar, 1989).

Universitas Sumatera Utara

Diperkirakan 1 juta anak yang bertahan setelah mengalami asfiksia saat lahir kini
hidup dengan morbiditas jangka panjang seperti cerebral palsy, retardasi mental dan
gangguan belajar (Lee, 2008). Asfiksia neonatorum adalah kegawat daruratan bayi baru lahir
berupa depresi pernapasan yang berlanjut sehingga menimbulkan berbagai komplikasi
(WHO,1999).
Ini mendorong saya untuk melakukan penelitian ini yang bertujuan untuk
memaparkan karekteristik yang sering dilihat pada bayi baru lahir dengan asfiksia
neonatorum di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik, supaya tenaga medis dapat melakukan
resusitasi segera untuk meminimalkan mortalitas dan morbiditas.

1.2.

Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum
Haji Adam Malik, Medan dari tahun 2007 hingga 2010.

1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum


Untuk mengetahui gambaran asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir di Rumah Sakit
Umum Haji Adam Malik, Medan dari tahun 2007 hingga 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus


Untuk mengetahui gambaran asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir di Rumah Sakit
Umum Haji Adam Malik, Medan dari tahun 2007 hingga 2010 berdasarkan
jenis kelamin, berat badan lahir, cara persalinan, usia kehamilan, umur ibu dan mekonium.

Universitas Sumatera Utara

1.5. Manfaat Penelitian

Bagi pemerintah: Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi tenaga medis agar lebih
mengambil berat tentang asfiksia neonatorum yang terjadi pada bayi baru lahir dan
menyediakan sarana kesehatan yang lebih efektif untuk tindakan resusitasi.

Bagi masyarakat: Dengan ini, mortalitas bayi baru lahir dapat diturunkan dan
kerusakan pada otak bayi baru lahir akibat kekurangan oksigen dapat dihindari.

Bagi peneliti: Dapat menambahkan ilmu pengetahuan bagi peneliti.

Universitas Sumatera Utara

You might also like