You are on page 1of 46

KELOMPOK 6

SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN

PROSES PEMBUATAN
KEPUTUSAN
(INDIVIDU DAN GRUP)

Dr. Ahmad Juanda, Akt, MM; IR. Indrawani Sinoem, MS, Louzel M. Linejan; Gibson,
Ivancevich, Donnelly, Konopaske

DECISION MAKING
Decision making merupakan aktivitas utama
manajemen dan merupakan bagian dari banyak
proses implementasi.
Good decision making adalah kemampuan
untuk menjadi pemimpin yang efektif dalam
mencapai kesuksesan karirnya.

Louzel M. Linejan/DM/2014

ATTRIBUTES OF DECISION
DEff = DQual + DComm DTP

the quality (correctness) of decision, for those


decision may represent a false consensus
the required level of commitment to the decision by
group members
the time available to make the decisions

Louzel M. Linejan/DM/2014

Tipe Keputusan
Keputusan Terprogram
Prosedur khusus yang dikembangkan untuk
masalah yang sifatnya berulang dan rutin.
Keputusan tidak terprogram
Diperlukan untuk mengatasi masalah manajemen
yang unik dan kompleks

Gibson, Ivancevich, Donnelly, Konopaske

Perbandingan Tipe Keputusan


Programmed Decisions

Nonprogrammed Decisions

Problem

Frequent, repetitive, routine.


Much certainty regarding cause
and effect relationships.

Novel, unstructured. Much


uncertainty regarding cause and
effect relationships.

Procedure

Dependence on policies, rules,


and definite procedures.

Necessity for creativity, intuition,


tolerance for ambiguity, creative
problem solving.

Example:
Business

Periodic reorders of inventory.

Diversification into new products and


markets.

Example:
Government

Merit system for promotion of


state employees.

Reorganization of state government


agencies.

Gibson, Ivancevich, Donnelly, Konopaske

Perbedaan lainnya
TERSTRUKTUR :
Karakteristik rutinitas, berulang
ulang
Korelasi antar variabel terlihat jelas
Teknik pengambilan keputusan
berdasarkan kebiasaan , tradisi,
rutinitas
Tingkat resiko rendah
Sifat peristiwa mudah diramalkan
Nilai keputusan mendekati akurat
Pandangan yang dianut rational
Ada SOP

TIDAK TERSTRUKTUR:
Baru, tidak berulang, jarang terjadi
Sulit dicari hubungannya
Kreativitas, inovasi, intuisi
Resiko tinggi,besar
Sulit diramalkan
Sulit dinilai dengan pasti
Cenderung bounded rationality
Tidak ada SOP

Ahmad Juanda/T-Pengambilan
Keputusan/2008

Keputusan yang berkualitas


Kontribusi terhadap peningkatan nilai organisasi dan
individual- KONSEKUENSI
Akurasi antara prediksi dan realisasi - GAP

Ahmad Juanda/T-Pengambilan
Keputusan/2008

Proses Pengambilan Keputusan


Revise

Establishing specific goals &


objectives and measuring results

Revise

Developing alternatives

Revise

Identifying problems

Revise

Evaluating alternatives

Revise

Choosing an alternative

Revise

Implementing the decision


Controlling and evaluating

Gibson, Ivancevich, Donnelly, Konopaske

TIPE PENGAMBILAN KEPUTUSAN


I. Pengambilan keputusan individu
Pengambilan keputusan individu perorangan(pimpinan) sesuai
dengan wewenangnya.

Pengambilan keputusan individu dipengaruhi oleh


beberapa hal, yaitu:
(1). Tipe kepribadian (tempramen)
Pengambilan keputusan dan kepribadian.
Type (a)+(b)+(c)
(2). Gender
(3). Gaya kognitif (gaya manajemen)
(4). Gaya keputusan
Indrawani/T-Keputusan/2010

1. Tipe Kepribadian
a. Tipe kepribadian mempengaruhi orientasi
umum kearah pencapaian tujuan, pemilihan alternatif, tindakan terhadap resiko,
dan reaksi di bawah tekanan.
b. Tipe kepribadian mempengaruhi kemampuan para pengambil keputusan untuk
memproses sejumlah besar informasi,
tekanan waktu, dan ketahanan diri.
c. Tipe kepribadian mempengaruhi aturan
dan pola komunikasi dari seorang pengambil keputusan.
Indrawani/T-Keputusan/2010

10

2. Gender
Pengujian empiris psikologis:

Dalam beberapa situasi, laki-laki lebih mengambil resiko


dibandingkan dengan perempuan, tetapi perbedaan tsb
tidak membedakan dalam menentukan kesuksesan.
Smith (1999), tidak ada perbedaan yang signifikan bahwa laki-laki
atau perempuan lebih baik atau lebih buruk dlm mengambil
keputusan.
3. Gaya kognitif (gaya manajemen) proses dalam diri orang yang
merasakan, mengorganisir, dan mengubah informasi selama proses
pengambilan keputusan.
4. Gaya keputusan adalah cara dimana pengambil keputusan berfikir
dan bereaksi terhadap masalah-masalah. Proaktif? atau reaktif?
Indrawani/T-Keputusan/2010

11

Pengaruh perilaku terhadap pengambilan


keputusan individu

(1) Etika : sistem atau kode yang memberikan arahan


pekerjaan bagi individu.
Faktor-faktor etika yang mempengaruhi
pengambilan keputusan adalah :
Gender, filosofi, edukasi, pengalaman, umur,
kesadaran, kultur organisasi, kode etik, reward,
dan sanksi
Indrawani/T-Keputusan/2010

12

(2). Nilai (Value) : arahan/tuntunan dan keyakinan bahwa pembuat


keputusan menggunakannya ketika kondisi tertentu

(kondisonal) karena tempat dan waktu.


Nilai digunakan pada :
a. Penetapan objective
b. Pengembangan objective
c. Pemilihan alternatif
d. Penerapan keputusan
e. Pengendalian dan pengevaluasian.
(3). Potensi ketidaksesuaian (potential for dissonance) : Disonansi, munculnya keraguan saat
keputusan telah diambil
(4). Escalation of commitment :

Pembuat keputusan akan meningkatkan komitmennya untuk menjalankan tindakannya


Indrawani/T-Keputusan/2010

13

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KELOMPOK
Pengambilan keputusan kelompok/organisasi
berdasar pada pengambilan keputusan secara
individu anggota kelompok.
Banyak keputusan diambil melalui grup, tim, panitia,
dll

Indrawani/T-Keputusan/2010

14

Cocok untuk:
Nonprogram Decision
Permasalahan kompleks butuh
multidisiplin / pengetahuan
Peran manajer dalam keputusan kelompok
dengan partisipasi kolaborasi/kerjasama bagian
organisasi.
Kolaborasi melibatkan proses gabungan
pengambilan keputusan antar stakeholder atas
masalah masa datang.

Indrawani/T-Keputusan/2010

15

ATURAN DASAR
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KELOMPOK
Tidak ada
gagasan
yang aneh

Pengambilan
keputusan
kelompok

Menurut Kozielecki (1981) ada 3 alasan kenapa


pengambilan keputusan lebih banyak dihasilkan
dalam kelompok:
1. Keputusan dalam kelompok lebih dianggap rasional
dan lebih sedikit memiliki bias dibandingkan dengan
keputusan yang diambil oleh individu.
2. Keputusan dalam kelompok dibuat dalam prosedur
yang demokratis dan menguntungkan relasi
interpersonal.
3. Keputusan kelompok memiliki kesempatan yang baik
untuk terimplementasi daripada keputusan individual.

Menurut Vaughan & Hogg (2002) ada lima model


aturan di dalam pengambilan keputusan kelompok,
sebagai cara memecahkan perbedaan pendapat
dalam kelompok, yaitu:
1. Unanimity (kebulatan suara)
2. Majority wins
3. Truth wins
4. Two-thirds majority
5. First shift
Bahaya potensial pengambilan keputusan kelompok
Pikiran kelompok (group-think)
Pemrosesan yang bias dan dibatasinya informasi

Advantages of group decisions:


combine individual strengths of the group members
broader perspective owing to differences of perception
between individual in the group.

enhanced collective understanding of the course of action


to be taken after the decision is taken
gains greater group commitment since everyone has
his/her share in the decision making
imbibes a strong sense of team spirit among group
members and helps the group to think together in terms of
success as well as failure.
Louzel M. Linejan/DM/2014

Disadvantages of group decisions:


more time-consuming and more costly
people whose opinions are not considered tend to be left out
from the decision making process and hence the team spirit
ceases to grow.

Groupthink
responsibility and accountability are not equally shared
highly cohesive groups sometimes encourage a restricted

view of alternatives
may give rise to hostility and conflict
tends to be influenced by the relative status of group
Louzel M. Linejan/DM/2014
members

Individual Versus
Group Decision Making
Grup
Memakan waktu lebih lama untuk mencapai keputusan
Keputusan konsensus lebih baik daripada keputusan
individu, suara mayoritas, dan pemimpin
konsensus /konsnsus/ n kesepakatan kata atau
permufakatan bersama (mengenai pendapat, pendirian,
dsb) yg dicapai melalui kebulatan suara

Aspek negatif
Tekanan untuk menyesuaikan diri
Keengganan untuk menerima bantuan dari luar
Hasil terbaik dengan keputusan tidak terprogram
Gibson, Ivancevich, Donnelly, Konopaske

Kemungkinan hubungan
kualitas keputusan dengan Metode
More

Less

Individual Average individual

Minority control Majority control Concensus

Indrawani/T-Keputusan/2010

Individual Versus
Group Decision Making
Menetapkan tujuan
Grup lebih unggul daripada individu karena
pengetahuan yang lebih besar

Mengidentifikasi alternatif
Upaya anggota kelompok individu mendorong
pencarian luas dalam berbagai bidang fungsional
organisasi

Mengevaluasi alternatif
Penilaian kolektif kelompok, dengan jangkauan yang
lebih luas dari berbagai sudut pandang lebih baik dari
pembuat keputusan secara individu
Gibson, Ivancevich, Donnelly, Konopaske

Individual Versus
Group Decision Making
Memilih alternatif
Hasil Interaksi kelompok dan konsensus lebih dapat
menerima risiko (tanggung renteng)
Sebuah keputusan kelompok lebih mungkin untuk
diterima karena partisipasi mereka yang terkena dampak
konsekuensinya

Menerapkan keputusan
Biasanya dilakukan dengan manajer individual

Gibson, Ivancevich, Donnelly, Konopaske

ARTIKEL
Its the Thought that Counts: The Mediating
Effects of Information Processing in Virtual Team
Decision Making
Kelly McNamara1, Alan R. Dennis1, and Traci A.
Carte2
1Kelley School of Business, Indiana University,
Bloomington, IN
2Michael F. Price College of Business, University of
Oklahoma, Norman, OK

Tujuan Penelitian

Menyelidiki dampak dari pengolahan informasi


individu pada pengambilan keputusan tim. Meneliti
efek dari dua jenis kolaborasi teknologi yaitu
anggota tim mayoritas atau tim minoritas.

Pengantar
Individu jarang memiliki akses ke semua informasi
yang relevan, sehingga ketika keputusan penting
benar-benar harus dibuat, tim biasanya dibentuk
untuk membuat keputusan atau memberi saran
individu yang harus membuat keputusan.
(Hackman & Kaplan, 1974)
Penggunaan teknologi kolaborasi di mana anggota
tim mengirim pesan diketik satu sama lain di
samping atau bukannya berbicara yang dapat
meningkatkan pertukaran informasi, sehingga
informasi dibahas lebih lanjut (Dennis, 1996a,
1996b, Dennis, Hilmer, & Taylor, 1997 -1998).

Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya sudah meneliti hubungan
antara Kolaborasi Teknologi dengan Pengambilan
Keputusan.

Tantangannya dengan menggunakan Kolaborasi Teknologi bisa


memperbaiki diskusi/pemrosesan informasi, tapi tidak selalu
menghasilkan keputusan yang baik antara Kolaborasi Teknologi.
Antara Kolaborasi Teknologi dengan Keputusan ada yang
mempengaruhi.
Masalah Kolaborasi Teknologi menurut teori sebelumnya yaitu
membedakan antara anggota Tim Mayoritas dengan Tim
Minoritas, dan Tim Mayoritas dapat memberikan informasi yang
lebih kuat. Walaupun ada Kolaborasi Teknologi, anggota Tim
Mayoritas bisa mengambil keputusan yang baik dibandingkan
dengan anggota Tim Minoritas
Peneliti ingin meneliti adanya pengaruh mediasi dari pemrosesan
informasi.

Penelitian Sebelumnya
Salah satu elemen kunci dalam penggunaan
efektif atau tidak efektif dari kolaborasi
teknologi adalah pengolahan informasi individu.
Proses kognisi
Perhatian terhadap informasi
Integrasi informasi
Meningkatkan proses kognitif dengan kolaborasi
teknologi
Merangsang perhatian
Merangsang integrasi
Pengaruh mayoritas dan minoritas

METODE
Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian 2x2.

Subyek
Sebanyak 177 sophomore, siswa junior,
dan siswa senior yang diambil dari kursus bisnis.
Rata rata usia mereka 19,9 tahun.
54% adalah perempuan.
Subyek secara acak ditugaskan ke dalam salah satu
dari empat treatment.
Peserta diberitahu bahwa mereka adalah anggota tim
sepuluh orang.
Unit analisisnya adalah peserta individu, bukan tim
secara keseluruhan.

Treatments
Desain penelitian ini adalah 2 x 2, dengan
crossing antara collaboration technology
technique (baseline discussion or filter by
importance) dengan decision condition (majority
or minority stance).

Collaboration Technology
Technique
Baseline discussion didesain untuk muncul sebagai
discussion collaboration technology yang simpel dan
tradisional, contohnya: instant messenger.
Baseline discussion muncul untuk menyediakan
komunikasi elektronik dengan anonymity dan parallelism
dengan berisi daftar komentar diskusi dalam 1 jendela.

Collaboration Technology
Technique
Filter by importance didesain untuk meningkatkan
attention dan integrasi informasi dengan meminta
peserta untuk mengkategorikan setiap informasi
seperti yang diterima.
Menyortir informasi harus meningkatkan attention
terhadap informasi dan membuat penilaian eksplisit
tentang pentingnya informasi yang berhubungan
dengan tugas harus meningkatkan integrasi.

Decision Condition
Treatments
Kondisi keputusan dirancang sedemikian rupa sehingga peserta
akan menunjukkan suara tim awal dengan mayoritas anggota
tim subyek baik mendukung Candidate # 1 (jadi subjek berada di
mayoritas) atau Candidate # 3 (jadi subjek berada di minoritas).

Treatment mayoritas menunjukkan suara tim awal mendukung


Candidate # 1 oleh tujuh anggota ke tiga (Ingat, informasi awal
dirancang untuk memimpin peserta untuk memilih Candidate #
1).
Treatment minoritas menunjukkan suara tim awal mendukung
Candidate # 3 oleh marjin 7 ke 3.

Pengukuran
Attention to information dinilai menggunakan
empat item dari skala perceived attention dari
Hilmer dan Dennis (2000-2001).
Information credibility diukur dengan menggunakan skala
empat item dari Dennis (1996b).
Information integration diukur menggunakan tujuh item dari
skala perceived integration dari Hilmer dan Dennis (20002001).
Decision quality diberi kode sebagai variabel nol-satu.
Subyek memilih alternatif yang benar = satu.
Subyek tidak membuat keputusan yang benar = nol.
Process satisfaction diukur dengan menggunakan dua item
yang diadaptasi dari Dennis (1996b).

Validasi Instrumen
Dimulai dengan menjalankan serangkaian analisis
faktor sebelum pengujian model penelitian kami.
Pertama: melakukan EFA (Exploratory Factor
Analysis) menggunakan analisis principal
komponen dan varimax rotation.
Nilai KMO = 0,87.

Tabel EFA

Validasi Instrumen
Kedua: melakukan CFA (Confirmatory Factor Analysis)
menggunakan prosedur SAS CALIS.

HASIL

IMPLIKASI
Pertama, penelitian ini menunjukkan bahwa jenis
teknologi kolaborasi yang mendorong pengguna
untuk mengelompokkan informasi dan untuk
membuat penilaian eksplisit tentang informasi
penting, dapat meningkatkan integrasi informasi
yang mengarah ke kualitas keputusan yang lebih
baik dan pengguna akan merasa lebih puas. Jadi
kami menyarankan penggunaannya.

IMPLIKASI
Kedua, kami menemukan bahwa integrasi informasi
memiliki dampak yang besar dan signifikan
terhadap kualitas keputusan dan dampak yang
signifikan terhadap kepuasan.
Singkatnya, tidak hanya penggunaan teknologi,
tetapi juga pemikiran bahwa pengguna
mengabdikan tugas yang mempengaruhi kualitas
keputusan dan kepuasan. Jadi apa pun yang bisa
dilakukan untuk mendorong integrasi informasi,
baik melalui penggunaan teknologi kolaborasi dan
seterusnya, harus meningkatkan kinerja dan
kepuasan.

IMPLIKASI
Ketiga, perhatian terhadap informasi dan persepsi
yang lebih tinggi terhadap kredibilitas informasi
harus mengarah pada integrasi, sehingga tindakan
untuk meningkatkan hal ini harus bermanfaat
jangka panjang, baik untuk kualitas keputusan dan
kepuasan pengguna.

You might also like