Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Intan Putri Prayitno (09180110)
Nabila Putri Astrini (0918011065)
Rahma Putri Kinasih (0918011127)
Pembimbing:
Dr. Rina Kriswiastiny, Sp.PD
LAPORAN KASUS
Tanggal masuk
A. ANAMNESIS
I. Identifikasi
Nama
: Tn. S
Umur
: 25 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Suku
: Lampung
Alamat
: Kalianda
Pekerjaan
: Pegawai Swasta
II. Keluhan
Utama
Tambahan
Buang air besar berwarna putih seperti dempul tidak ada. Buang air kecil
berwarna kemerahan karena pasien dalam masa pengobatan TB kelenjar sejak
3 bulan yang lalu. Buang air kecil dan buang air besar tidak ada kelainan
sebelumnya. Keluhan tidak disertai gatal-gatal diseluruh tubuh. Keluhan tidak
disertai dengan nyeri diperut kanan atas, mata penderita kemerahan, adanya
bintik-bintik perdarahan di kulit ataupun nyeri di otot betis. Karena
keluhannya, pasien berobat ke dokter umum dan dikatakan sakit liver, dan
disarankan untuk dirawat di RS.
Pasien baru pertama kali mengalami mata kuning. Riwayat kontak dengan
penderita sakit kuning sebelumnya tidak ada. Riwayat mendapat transfusi,
suntikan, dicabut gigi dan di tato dalam 6 bulan terakhir tidak ada. Pasien
dalam masa pengobatan TB Kelenjar sejak 3 bulan yang lalu, kini pasien
sedang mengkonsumsi 2 jenis obat yaitu isoniazid dan rifampisin.
nyeri atau perih diulu hati yang disertai mual dan muntah terutama bila
terlambat makan tidak ada.
B. PEMERIKSAAN FISIK
I. Status Present
KU
Kesadaran
: kompos mentis
Tekanan Darah
: 120/60 mmHg
Nadi
: 86 x/menit
RR
: 21 x/menit
Suhu
: 36,50 C
Tinggi badan
: 166 cm
: 62 kg
Keadaan gizi
: cukup
Habitus
: atletikus
Edema umum
:-
BMI
:22.54 kg/m2
Bentuk
: Bulat, simetris
Rambut
Kulit
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
LEHER
-
Bentuk
: Simetris
Trakhea
: Di tengah
KGB
JVP
: Tidak meningkat
THORAKS
- Inspeksi
JANTUNG
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
PARU
ANTERIOR
Inspeksi
Palpasi
POSTERIOR
KIRI
KANAN
KIRI
KANAN
Pergerakan
Pergerakan
Pergerakan
Pergerakan
pernafasan
pernafasan
pernafasan
pernafasan
simetris
simetris
simetris
simetris
simetris
simetris
Perkusi
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Auskultasi
Suara nafas
Suara nafas
Suara nafas
Suara nafas
Vesikuler
vesikuler
vesikuler
vesikuler
Ronkhi (-)
Ronkhi (-)
Ronkhi (-)
Ronkhi (-)
Wheezing (-)
Wheezing (-)
Wheezing (-)
Wheezing (-)
V. ABDOMEN
Inspeksi
Perkusi
: timpani
Palpasi
Auskultasi
GENITALIA EXTERNA
- Kelamin
EKSTREMITAS
-
Superior
Inferior
Pemeriksaan Neurologis
Motorik
: Koordinasi baik
Penilaian
Superior ka / ki
Inferior ka / ki
Gerak
normal/normal
normal/normal
Kekuatan otot
5/ 5
5/ 5
Tonus
normotonus/
normotonus/
normotonus
normotonus
Klonus
-/-
-/-
Atropi
eutropi / eutropi
eutropi / eutropi
: R. Biseps : (+/+)
R. Triseps : (+/+)
R. Patella : (+/+)
R. Archilles : (+/+)
Reflek Patologis
: R. Babinsky : ( - / - )
R. Chaddock : ( - / - )
R. Oppeinheim : ( - / - )
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
13.9.2013
Hematologi
Hb (gr%)
14,7
Eritrosit (juta/ul)
4,8
Ht
(%)
45 %
Leukosit (/ul)
8.700
Basofil (%)
Eosinofil (%)
Batang (%)
12
Segmen (%)
56
Limfosit (%)
32
Monosit (%)
Trombosit (/mm3)
209.000
LED (mm/jam)
Kimia Darah
SGOT (U/L)
450
SGPT (U/L)
822
Ureum (mg/dl)
18
Creatinine (mg/dl)
0,3
GDS (mg/dl)
112
Warna
: Kuning
Kejernihan
: Jernih
Berat Jenis
:1,005
pH
:7
Leukosit
: 25 leuko/ul
Nitrit
:-
Protein
:-
Keton
:-
Urobilinogen : -
Sedimen
o Leukosit : 4-5 /LPB
o Eritrosit
: 0-1 /LPB
o Epitel
:+
o Silinder
:-
o Kristal
:-
D. Diagnosis
Diagnosis kerja:
-
Diagnosis banding :
-
E. Prognosis
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam
: ad bonam
F. Penatalaksanaan
1. Non Medikamentosa
a.
Bedrest
b.
2. Medikamentosa
a. IVFD D5% xx gtt/menit
b. Vitamin B kompleks 3x1 tab
c. Curcuma 3x1 tab
d. Ranitidin 2x1 ampul (25 mg)
e. Sistenol 3x1 tab (500 mg)
f. Ondancetron 2 x 1 ampul (4 mg)
g. Rifampisin 1x600 mg
h. Isoniazid 1x450 mg
10
i. Etambutol 3x500 mg
j. Pirazinamid 3x500 mg
Rencana lanjutan:
Laboratorium
-
IgM anti HAV, IgM anti HBv, IgM anti HCV, HbsAg
USG hepatobilier
Follow Up:
Tanggal
29 Desember 2013
S:
O: Keadaan umum
Kesadaran
Compos mentis
Tekanan darah
110/70 mmHg
Nadi
86 x/menit
Pernapasan
20 x/ menit
Temperatur
36.70C
Keadaan spesifik
Kepala
Leher
11
Thorax:
Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas
Ekstremitas atas
sianosis (-).
Ekstremitas bawah
pretibia (-/-)
: gerakan
bebas,
edema
Diagnosis Akhir:
Hepatitis akut e.c virus hepatitis A + limfadenitis
TB on therapy
Penatalaksanaan :
Non Farmakologis :
-
Tirah baring
Diet hati III
Farmakologis :
-
12
Follow Up:
Tanggal
30 Desember 2013
S:
O: Keadaan umum
Kesadaran
Compos mentis
Tekanan darah
120/70 mmHg
Nadi
85 x/menit
Pernapasan
21 x/ menit
Temperatur
36.50C
Keadaan spesifik
Kepala
Leher
Thorax:
Jantung
Paru
13
Ekstremitas
Ekstremitas atas
sianosis (-).
Ekstremitas bawah
pretibia (-/-).
: gerakan
bebas,
edema
Diagnosis Akhir:
Hepatitis akut e.c virus hepatitis A + limfadenitis
TB on therapy
Penatalaksanaan :
-
Terapi :
Vitamin B kompleks 3x1 tab/hari
Curcuma 2x200 mg tablet/hari
OAT
14
15
oleh penggunaan obat TB kelenjar karena pada kasus ini pasien mengaku urin
berwarna kemerahan sudah dirasakan sejak awal pengobatan TB kelenjar
yaitu selama 3 bulan terakhir.
Oleh sebab itu, salah satu diagnosis banding kasus pasien ini adalah hepatitis
karena obat. Kombinasi obat TB, yaitu rifampisin dan isoniazid, telah
dihubungkan dengan peningkatan risiko hepatotoksik. Salah satu bentuk
hepatotoksisitas kedua obat ini adalah menyebabkan timbulnya penyakit
kuning atau hepatitis. Risiko hepatotoksisitas tersebut meningkat apabila ada
faktor risiko lain pada pasien. Faktor risiko tersebut adalah usia lanjut, pasien
wanita, status nutrisi buruk, konsumsi alkohol, mempunyai dasar penyakit
hati, dan carier hepatitis B. Faktor resiko yang tersebut di atas tidak
didapatkan pada pasien ini sebab pasien laki-laki, masih muda usia 28 tahun,
status gizi baik, tidak mengkonsumsi alkohol, tidak ada riwayat mengalami
penyakit hati sebelumnya. Sehingga tidak menunjang diagnosis ke arah
hepatitis karena obat. Oleh karena itu, diagnosis banding hepatitis karena obat
dapat disingkirkan.
Beberapa hal yang dapat menyingkirkan diagnosis banding malaria dengan
TB kelenjar adalah keluhan demam yang dirasakan pasien tidak khas seperti
pada malaria. Tipe demam pada malaria adalah tipe demam intermiten,
dimana terdapat fase bebas demam. Selain itu pada malaria juga terdapat
fase dimana pasien akan trias malaria yaitu menggigil, demam, dan
berkeringat. Tipe demam seperti ini tidak di temukan pada pasien.
Untuk menyingkirkan diagnosis banding dan memastikan penyebab kuning
pada pasien ini perlu dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang lain
berupa:
a. Pemeriksaan laboratorium:
1.
16
Pembuatan SGOT di
Gamma GT
GGT yang dikeluarkan dari sistem empedu dan masuk ke dalam
aliran darah merupakan penanda sensitif untuk kerusakan saluran
empedu dan berguna untuk evaluasi fungsi hati.
4.
5.
HbsAg
Merupakan parameter untuk mengetahui adanya infeksi virus
hepatitis B. Yaitu merupakan Antigen permukaan Hepatitis B,
dengan tiga selubung utama protein : utama, besar, dan tengah.
8.
Pemeriksaan Radiologis
Foto polos abdomen dilakukan untuk menilai kondisi hepar,
terdapat pembesaran hepar dan lien atau tidak. Dapat pula lebih
17
2.
18
A. Definisi
Hepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis bisa disebabkan
oleh virus, alkohol, narkoba, obat (termasuk obat yang diresepkan), atau
racun. Penyebab lainnya adalah infeksi oportunistik (IO). Tetapi kebanyakan
hepatitis disebabkan oleh infeksi virus. Ada 5 macam virus hepatitis, tipe A,
B, C, D, dan E. 5 tipe dari virus ini menjadi perhatian karena penyebab
kesakitan dan kematian serta berpotensi menjadi penyakit penyebaran yang
luas.
Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Varicella-zoster
19
Infeksi HAV merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri yang tidak
mengakibatkan infeksi kronis atau penyakit hati kronis. Namun, 10% -15%
dari pasien mungkin mengalami gejala kekambuhan selama 6 bulan setelah
penyakit akut. Gagal hati akut dari hepatitis A jarang terjadi (secara
keseluruhan tingkat fatalitas kasus: 0,5%). Risiko untuk infeksi simtomatik
secara langsung berkaitan dengan usia, dengan> 80% orang dewasa
mengalami gejala kompatibel dengan hepatitis virus akut dan mayoritas anakanak memiliki infeksi yang asimtomatik atau tidak bergejala. Antibodi
dihasilkan sebagai respons terhadap infeksi HAV. Berlangsung selama hidup
dan memberikan perlindungan terhadap reinfeksi. Penyakit ini dapat dicegah
dengan vaksinasi, vaksin hepatitis A dan telah terbukti efektif dalam
mengendalikan wabah di seluruh dunia.
20
B. Anatomi
Hati terletak di bawah diafragma kanan, dilindungi bagian bawah tulang iga
kanan. Hati normal kenyal dengan permukaannya yang licin. Hati merupakan
kelenjar tubuh yang paling besar dengan berat 1000-1500 gram. Hati terdiri
dari dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen
anterior dan posterior, lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral
oleh ligamentum Falsiformis.
Fungsi vaskular untuk menyimpan dan menyaring darah. Ada dua macam
aliran darah pada hati, yaitu darah portal dari usus dan darah arterial, yang
keduanya akan bertemu dalam sinusoid. Darah yang masuk sinusoid akan
difilter oleh sel Kupffer.
21
C. Etiologi
Metode
Transmisi
Tipe A
Tipe B
Tipe C
Tipe D
Tipe E
Fekal-oral
Parenteral
Parenteral jarang
Parenteral Fekal-oral
melalui
seksual,
seksual, orang ke
perinatal,
orang lain
perinatal
orang, perinatal
memerluka
n koinfeksi
dengan type
B
Keparahan
Tidak ikterik
dan
asimptomatik
Parah
Parah
Menyebarluas,
luas,
Menyebar
dapat
dapat
berkembang
sampai
kronis
berkembang
Peningkatan SamaSama
Peningkata
insiden kronis
dengan
n insiden dengan D
dan gagal hepar
D
akut
kronis
dan
sampai kronis
gagal hepar
akut
Sumber
virus
Darah, feces,
Darah, saliva,
Terutama melalui
Melalui
saliva
semen,
darah
darah
sekresi
vagina
Darah,
feces,
saliva
22
Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik
dan hepatitis akut.
Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di
seluruh dunia. Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab
atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. Banyak episode hepatitis dengan
klinis anikterik, tidak nyata atau subklinis. Secara global virus hepatitis
merupakan penyebab utama viremia yang persisten. Di Indonesia berdasarkan
data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih merupakan bagian
terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8
68,3 %. Peningkatan prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur
mulai terjadi dan lebih nyata di daerah dengan kondisi kesehatan dibawah
standar. Lebih dari 75% anak dari berbagai benua Asia, Afrika, India,
menunjukkan sudah memiliki antibody anti-HAV pada usia 5 tahun. Sebagian
besar infeksi HAV didapat pada awal kehidupan, kebanyakan asimptomatik
atau sekurangnya anikterik.
HAV dieksresi di tinja oleh orang yang terinfeksi selama 1-2 minggu
sebelum dan 1 minggu setelah awitan penyakit.
23
E. Patofisiologi
Setelah liver membuka sejumlah agen seperti virus, liver menjadi membesar
dan terjadi peradangan sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan
tidak nyaman . Sebagai kemajuan dan kelanjutan proses penyakit ,
pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang
meluas, nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar. Meningkatnya penekanan
dalam lintasan sirkulasi disebabkan karena virus masuk dan bercampur
dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringan-jaringan hepar ( sel-sel
hepar ) . Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada
jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan.
24
dalam dinding pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian. Responrespon klinik terdiri dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.
25
influenza, tetapi
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan hepatitis secara umum :
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
urobilirubin direk
bilirubin serum total
bilirubin urine
26
urobilinogen urine
urobilinogen feses
Jika bilirubin diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk,
mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
b. Pemeriksaan protein
o protein totel serum
o albumin serum
o globulin serum
o HbsAG
Albumin serum biasanya menurun, hal ini disebabkan karena sebagian besar
protein serum disintesis oleh hati dan karena itu kadarnya menurun pada
berbagai gangguan hati.
c. Waktu protombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau
berkurang. Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis
protombin.
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik
kemudian tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra
seluler yang terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas
dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati.
2. Radiologi
-Foto rontgen abdomen
-USG abdomen
3. Pemeriksaan tambahan
-biopsi hati
Meskipun HAV diekskresi dalam tinja menjelang akhir masa inkubasi,
diagnosis spesifik dibuat oleh deteksi HAV IgM antibodi spesifik dalam darah.
Antibodi IgM hanya ada dalam darah menyusul infeksi hepatitis akut A. Hal
27
ini terdeteksi dari satu sampai dua minggu setelah infeksi awal dan
berlangsung sampai 14 minggu. Kehadiran antibodi IgG dalam darah berarti
bahwa tahap akut penyakit ini sudah pernah ada dan orang tersebut sudah kebal
terhadap infeksi lebih lanjut. IgG antibodi terhadap HAV juga ditemukan
dalam darah berikut vaksinasi dan tes untuk kekebalan terhadap virus
didasarkan pada deteksi antibodi ini.
Selama tahap akut infeksi, alanin transferase enzim hati (ALT) ada didalam
darah pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada normal. Enzim berasal dari
sel-sel hati yang telah rusak oleh virus. Virus hepatitis A ada didalam darah,
(viral load), dan kotoran orang yang terinfeksi sampai dua minggu sebelum
penyakit klinis berkembang.
H. Penatalaksanaan
I. Pencegahan
Pencegahan hepatitis virus secara umum :
Memelihara sanitasi yang baik dan kebersihan diri. Cuci tangan kamu
sebelum makan dan setelah dari toilet
28
Jika transportasi tidak berkembang atau kota non industri, minum hanya
dengan air botol. Hindarkan makanan yang telah dicuci dengan air, seperti
sayuran mentah, buah dan sup
> 19 tahun, 2 dosis HAVRIX (1440 Unit Elisa) dengan interval 612 bulan
anak > 2 tahun, 3 dosis HAVRIX (360 Unit Elisa), 0, 1, dan 6-12
bulan atau 2 dosis (720 Unit Elisa), 0, 6-12 bulan
c. Indikasi vaksinasi
IVUD
Anak pada daerah dimana angka kejadian HAV lebih tinggi dari
angka nasional
29
Pramusaji
Tiga vaksin yang diproduksi dari kultur sel HAV disebarkan di fibroblast
manusia. Setelah pemurnian dari sel, persiapan HAV formalin-aktif dan
teradsorpsi ke adjuvan aluminium hidroksida. Satu vaksin diformulasikan
tanpa bahan pengawet; dua lainnya disiapkan dengan 2-phenoxyethanol
sebagai pengawet. Vaksin keempat adalah dibuat dari HAV dimurnikan
dari kultur sel yang terinfeksi diploid manusia dan tidak aktif dengan
formalin. Persiapan ini teradsorpsi ke biodegradable, 150 nm vesikula
fosfolipid dibubuhi hemaglutinin dan neuramidase influenza. Virosomes
ini diperkirakan untuk langsung menargetkan influenza prima antibodipresenting sel serta makrofag, sehingga merangsang vaksin diinduksi
cepat sel B dan T-sel proliferasi di sebagian besar vaksin. Sebuah
kombinasi vaksin yang mengandung hepatitis aktif A dan vaksin hepatitis
B rekombinan telah mendapatkan izin sejak tahun 1996 untuk digunakan
pada anak berusia satu tahun atau lebih di beberapa negara. Kombinasi
vaksin diberikan sebagai rangkaian tiga dosis, menggunakan jadwal0, 1, 6
bulan.
30
jangka
panjang.
Dalam
studi
mengevaluasi
durasi
perlindungan dari dua atau lebih dosis vaksin hepatitis A, 99% -100% dari
individu yang divaksinasi memiliki tingkat antibodi menunjukkan
perlindungan 5-8 tahun setelah vaksinasi. Model kinetik dari antibodi
menunjukkan bahwa durasi perlindungan kemungkinan harus minimal 20
tahun, dan mungkin seumur hidup. Studi pasca-pemasaran pengawasan
diperlukan untuk memonitor vaksin diinduksi perlindungan jangka
panjang, dan untuk menentukan kebutuhan dosis booster vaksin. Hal ini
terutama berlaku di daerah endemisitas penyakit yang rendah.
Jutaan orang kini telah divaksinasi terhadap HAV. Vaksin saat ini dapat
ditoleransi dengan baik dan tidak ada efek samping serius terkait dengan
penggunaan mereka. Kontraindikasi untuk vaksinasi hepatitis A termasuk
alergi diketahui salah satu komponen vaksin. Vaksin hepatitis A dapat
diberikan dengan semua vaksin lain yang termasuk dalam Program
Perluasan Imunisasi dan dengan vaksin biasanya diberikan untuk
perjalanan. Administrasi serentak globulin serum imun tidak muncul untuk
mempengaruhi secara signifikan pembentukan antibodi pelindung.
31
DAFTAR PUSTAKA