Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
YULIANI
HARIS FAISAL
RIVALDI AIPASHA
EVA METALITA
ANY ZAHROTUL W
TIARA LANI
NIATI WULANDARI
RABIATUL JANNAH
SAADAH
HASBULLAH
a.
Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
(Manuaba,1998, hal : 157)
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan turunnya
janin kedalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui
jalan lahir (Saefuddin,AB.2002, Buku Acuan Pelayanan Maternal dan
Neonatal, 2002 hal: 100)
Persalinan adalah alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi
dan plasenta dari rahim ibu (Buku Acuan APN, 2002, hal 2-1).
b. Etiologi
Sampai sekarang sebab sebab mulai timbulnya persalinan tidak diketahui
dengan jelas, banyak teori yang dikemukakan, namun masing masing teori
ini mempunyai kelemahan kelemahan.
Beberapa teori timbulnya persalinan :
1. Teori penurunan hormone
2. Teori placenta menjadi tua
3. Teori distensi rahim
4. Teori iritasi mekanik
5. Induksi partus.
Fisiologi
Sebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang kompleks.
Perubahan-perubahan
dalam
biokimia
dan
biofisika
telah
banyak
fleksus
frankenhauser
dibelakang
serviks
menyebabkan
uterus
berkontraksi.
Berlangsungnya persalinan dibagi dalam beberapa kala.
1) Kala I
Disebut juga kala pembukaan dimulai dengan pembukaan servik sampai
terjadi pembukaan 10 cm. Proses membukanya servik disebabkan oleh
his pesalinan / kontraksi.
Tanda dan gejala kala I :
a.
ii.
Pemeriksaan Umum :
Tanda vital, BB, TB, Oedema; kondisi puting susu;
kandung kemih.
iii.
Pemeriksaan Abdomen :
Bekas luka operasi; tinggi fundus uteri; kontraksi;
penurunan kepala; letak janin; besar janin; denyut jantung
janin.
iv.
Pemeriksaan vagina :
Pembukaan dan
penipisan serviks;
selaput ketuban
Pemeriksaan Penunjang :
Urine: warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-lain;
darah: Hb, BT/CT, dan lain-lain.
vi.
Perubahan psikososial
Perubahan
prilaku;
tingkat
energi;
kebutuhan
dan
dukungan.
b. Fase aktif
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih),
serviks membuka dari 4 cm ke 10 cm, biasanya kecepatan 1 cm
atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap ( 10 cm ) dan
terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Dorongan spontan
untuk meneran?
YA
TIDAK
Penatalaksanaan Fisiologis
Pecahkan selaput ketuban bila
belum pecah
Anjurkan untuk mulai meneran
Nilai DJJ, kontraksi, tanda-tanda
vital, kandung kemih secara rutin
Anjurkan untuk minum
Anjurkan perubahan posisi
TIDAK
YA
Dorongan untuk
meneran?
YA
YA
Lakukan:
Manajemen aktif kala tiga
Asuhan bayi baru lahir
TIDAK
TIDAK
RUJUK
Multigravida
Kala I
10 12 jam
6-8 jam
Kala II
1-1,5 jam
0,5-1 jam
Kala III
10 menit
10 menit
Kala IV
2 jam
2 jam
12-14 jam
8-10 menit
Jumlah (tanpa
memasukkan kala IV
yang bersifat observasi)
2.
Perdarahan pervaginam,
3.
4.
5.
6.
7.
Ikterus,
8.
Anemia berat,
9.
Tanda/gejala infeksi,
e.
f.
Descensus = penurunan
Ialah penurunan kepala lebih lanjut kedalam panggul.
Faktor factor yng mempengaruhi descensus : tekanan air
ketuban, dorongan langsung fundus uteri padabokong janin,
kontraksi otot otot abdomen, ekstensi badan janin.
b. Fleksi
Ialah menekannya kepala dimana dagu mendekati sternum sehingga
lingkaran kepala menjadi mengecil suboksipito bregmatikus ( 9,5
cm). Fleksi terjadi pada waktu kepala terdorong His kebawah
kemudian menemui jalan lahir. Pada waktu kepala tertahan jalan
lahir, sedangkan dari atas mendapat dorongan, maka kepala bergerak
menekan kebawah.
yang
melengkung,
kepala
yang
bulatdanlonjong.
d. Defleksi
Ialah mekanisme lahirnya kepala lewat perineum. Faktor yang
menyebabkan terjadinya hal ini ialah : lengkungan panggul sebelah
depan lebih pendek dari pada yang belakang. Pada waktu defleksi,
maka kepala akan berputar ke atas dengan suboksiput sebagai titik
putar (hypomochlion) dibawah symphisis sehingga berturut turut
lahir ubun ubun besar, dahi, muka dan akhirnya dagu.
e. Putaran paksi luar (external rotation)
Ialah berputarnya kepala menyesuaikankembali dengan sumbu
badan
(arahnya
sesuai
dengan
punggung
bayi).
g.
Prosedur Diagnostik
Untuk menentukan persalinan sudah pada waktunya adalah :
1) Tanyakan :
a)
Riwayat kehamilan
d) Riwayat medik
e)
Riwayat sosial
f)
Kandung kemih
3) Pemeriksaan Abdomen :
a)
Kontraksi
d) Penurunan Kepala
e)
Letak janin
f)
Besar janin
5) Pemeriksaan Penunjang :
a)
Urine
b) Darah
h. Penatalaksanaan
Kala I
1) Memberikan dorongan emosional
Anjurkan suami dan angota keluarga yang lain untuk mendampingi
ibu selama proses persalinan
2) Membantu pengatutan posisi
Anjurkan suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu
berganti posisi. Ibu boleh berdiri, berjalan-jalan, duduk, jongkok,
berbaring miring, merangkak dapat membentu turunnya kepala bayi
dan sering juga mempersingkat waktu persalinan
3) Memberikan cairan/nutrisi
Makanan ringan dan cairan yang cukup selama persalinan
memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi. Apabila
dehidrasi terjadi dapat
Meningkatkan
resiko
perdarahan
pasca
persalinan
yang
5) Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi sangat penting dalam penurunan kesakitan dan
kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan ketrampilan menjelaskan
prosedur pencegahan infeksi yang baik melindungi penolong
persalinan terhadap resiko infeksi.
Kala II
1) Berikan terus dukungan pada ibu
2) Menjaga kebersihan ibu
3) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu
4) Mengatur posisi ibu
5) Menjaga kandung kemih tetap kosong, anjurkan ibu untuk berkemih
6) Berikan cukup minum terutama minuman yang manis
7) Ibu dibimbing mengedan selama his dan anjurkan ibu untuk
mengambil nafas diantara kontraksi
8) Perikda DJJ setiap selesai kontraksi
9) Minta ibu mengedan saat kepala bayi nampak divulva
10) Letakkan satu tangan dikepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
11) Tahan perineum dengan satu tangan yang lain
12) Jika kepala telah lahir, usap dengan kasa dari lendir dan darah
13) Periksa adanya lilitan tali pusat
14) Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar dengan sendirinya
15) Tempatkan kedua tangan pada posisi biperietal bayi
16) Lakukan tarikan lembut kepala bayi kebawah untuk melahirkan bahu
anterior lalu keatas untuk melahirkan bahu posterior.
17) Sangga kepala dan leher bayi dengan satu tangan kemudian dengan
tangan yang laian menyusuri badan bayi sampai seluruhnya lahir.
18) Letakkan bayi diatas perut ibu, keringkan sambil nilai persafasannya
(Score APGAR) dalam menit pertama
19) Lakukan pemotongan tali pusat
20) Pastikan bayi tetap hangat
Kala III
1) Pastikan tidak ada bayi yang kedua
2) Berikan oksitosin 10 IU dalam 2 menit pertama segera setelah bayi
lahir.
3) Lalukan penegangan tali pusat terkendali, tangan kanan menegangkan
tali
pusat
sementara
tangan
kiri
dengan
arah
dorsokranial
mencengkram uterus.
4) Jika plasenta telah lepas dari insersinya, tangan kanan menarik tali
pusat kebawah lalu keatas sesuai dengan kurve jalan lahir sampai
plasenta nampak divulva lalu tangan kanan menerima plasenta
kemudian memutar kesatu arah dengan hati-hati sehingga tidak ada
selaput plasenta yang tertinggal dalam jalan lahir
5) Segera setelah plasenta lahir tangan kiri melakukan massase fundus
uteri untuk menimbulkan kontraksi
6) Lakukan pemeriksaan plasenta, pastikan kelengkapannya
7) Periksa jalan lahir dengan seksama, mulai dari serviks, vagina hingga
perineum. Lakukan perbaikan/penjahitan jika diperlukan.
Kala IV
1) Bersihkan ibu sampai ibu merasa nyaman
2) Anjurkan ibu untuk makan dan minum untuk mencegah dehidrasi
3) Berikan bayinya pada ibu untuk disusui
4) Periksa kontraksi uterus dan tanda vital ibu setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
5) Ajarkan ibu dan keluarganya tentang :
a)
Temuan Abnormal
Tindakan Mandiri
Tindakan
dengan Dokter
Tekanan
Sama seperti
darah
dengan sedikitnya
membaringkan ibu
tanpa dokter.
preeklampsia
diinfus
> 38C
Temperatur
Sama seperti
tanpa dokter.
Nadi
> 100x/mnt
Rehidrasi, rujuk
Sama seperti
tanpa dokter
DJJ
<100x/mnt atau
Sama seperti
>180x/mnt
tanpa dokter
miring kekiri
Kontraksi
<3x/10 mnt,
Sama seperti
kosongkan kandung
tanpa dokter
lemah
kateterisasi. Lakukan
stimulasi puting susu,
berikan makan, minum,
jika partograf melewati
garis waspada rujuk
Serviks
Partograf melewati
Rehidrasi, rujuk
garis waspada
Sama seperti
tanpa dokter
Cairan
Terdapat
Sama seperti
amnion
mekonium, darah
tanpa dokter
dan berbau
Urine
Sama dengan
pekat
tanpa dokter
i.
j.
Retensio plasenta
d) Inversio uteri
e)
f)
Ruptura uteri
k. Asuhan Keperawatan
1. KALA I (fase laten)
a) Pengakajian
1) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
2) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau
keparahan
3) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan
atau terdiri dari flek lendir.
b) Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
2) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi
informasi.
3) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina
berulang dan kontaminasi fekal.
4) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan
peningkatan kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
5) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d
ketidakadekuatan system pendukung.
c) Intervensi
NO
1.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Ansietas b/d krisis
situasi kebutuhan
tidak terpenuhi.
NOC
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama
..diharapkan
ansietas pasien
berkurang dengan
criteria hasil:
TTV dbn.
Pasien dapat
mengungkapkan
perasaan
NIC
Orientasikan klien
pada lingkungan,
staf dan prosedur
Berikan informasi
tentang perubahan
psikologis dan
fisiologis pada
persalinan
Kaji tingkat dan
penyebab ansietas
Pantau tekanan
2.
Kurang
pengetahuan tentang
kemajuan persalinan
b/d kurang
mengingat
informasi yang
diberikan, kesalahan
interpretasi
informasi.
3.
Risiko tinggi
terhadap infeksi
maternal b/d
pemeriksaan vagina
berulang dan
kontaminasi fekal.
4.
Risiko tinggi
terhadap
kekurangan cairan
b/d masukan dan
peningkatan
kehilangan cairan
melalui pernafasan
mulut.
cemasnya.
Lingkungan sekitar
pasien tenang dan
kondusif.
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama.,pengetahuan
pasien tentang
persalinan meningkat
dengan criteria hasil:
Pasien dapat
mendemonstrasika
n teknik
pernafasan dan
posisi yang tepat
untuk fase
persalinan
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama.diharapkan
infeksi maternal dapat
terkontrol dengan
criteria hasil:
TTV dbn
Tidak terdapat
tanda-tanda infeksi
Kaji
persiapan,tingkat
pengetahuan dan
harapan klien
Beri informasi dan
kemajuan persalinan
normal
Demonstrasikan
teknik pernapasan
atau relaksasi
dengan tepat untuk
setiap fase
persalinan.
Kaji latar belakang
budaya klien.
Kaji sekresi vagina,
pantau tanda-tanda
vital.
Tekankan
pentingnya mencuci
tangan yang baik.
Gunakan teknik
aseptic saat
pemeriksaan vagina.
Lakukan perawatan
perineal setelah
eliminasi.
Pantau masukan dan
haluaran.
Pantau suhu setiap 4
jam atau lebih sering
bila suhu tinggi,
pantau tanda-tanda
vital. DJJ sesuai
indikasi.
Kaji produksi mucus
dan turgor kulit.
Kolaborasi
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama,diharapkan
cairan seimbang
dengan kriterian hasil:
TTV dbn
Input dan output
cairan seimbang
Turgor kulit baik
pemberian cairan
parenteral.
Pantau kadar
hematokrit.
5.
Risiko tinggi
terhadap koping
individu tidak
efektif b/d
ketidakadekuatan
system pendukung.
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama..,diharapkan
koping pasien efektif
dengan criteria hasil:
Pasien dapat
mengungkapkan
perasaannya
Tentukan
pemahaman dan
harapan terhadap
proses persalinan
Anjurkan
mengungkapkan
perasaan
Beri anjuran kuat
thd mekanisme
koping positif dan
Bantu relaksasi
2.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nyeri akut
berhubungan
dengan tekanan
mekanik dari
bagian presentasi.
Perubahan
eliminasi urin b/d
perubahan masukan
dan kompresi
mekanik kandung
kemih.
NOC
NIC
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama..,diharapkan
nyeri terkontrol
dengan criteria hasil:
TTV dbn
Pasien dapat
mendemonstrasika
n kontrol nyeri
Kaji derajat
ketidaknyamanan
secara verbal dan
nonverbal
Pantau dilatasi
servik
Pantau tanda vital
dan DJJ
Bantu penggunaan
teknik pernapasan
dan relaksasi
Bantu tindakan
kenyamanan spt.
Gosok punggung,
kaki
Anjurkan pasien
berkemih 1-2 jam
Berikan informasi
tentang ketersediaan
analgesic
Dukung keputusan
klien menggunakan
obat-obatan/tidak
Berikan lingkungan
yang tenang
Palpasi di atas
simpisis pubis
Monitor masukan
dan haluaran
Anjurkan upaya
berkemih sedikitnya
1-2 jam
Posisikan klien
tegak dan cucurkan
air hangat di atas
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama.,diharapkan
eliminasi urine pasien
normal dengan criteria
hasil:
Cairan seimbang
Berkemih teratur
3.
4.
Risiko tinggi
terhadap koping
individu tidak
efektif b/d krisis
situasi.
Risiko tinggi
terhadap cedera
maternal b/d efek
obat-obatan
pertambahan
mobilitas gastrik.
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama.,diharapkan
koping pasien efektif
dengan criteria hasil:
Pasien dapat
mengungkapkan
peraannya
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama.,diharapkan
cidera terkontrol
dengan criteria hasil:
TTV dbn
Aktivitas uterus
baik
Posisi pasien
nyaman
5.
Risiko tinggi
terhadap kerusakan
gas janin b/d
perubahan suplay
oksigen dan aliran
darah
Setelah asuhan
keperawatan
selama.,diharapkan
janin dalam kondisi
baik dengan criteria
hasil:
DJJ dbn
Presentasi kepala
(+)
perineum
Ukur suhu dan nadi,
kaji adanya
peningkatan
Kaji kekeringan
kulit dan membrane
mukosa
Tentukan
pemahaman dan
harapan terhadap
proses persalinan
Anjurkan
mengungkapkan
perasaan
Beri anjuran kuat
terhadap mekanisme
koping positif dan
bantu relaksasi
Pantau aktivitas
uterus secara
manual
Lakukan tirah
baring saat
persalinan menjadi
intensif
Hindari
meninggikan klien
tanpa perhatian
Tempatkan klien
pada posisi tegak,
miring ke kiri
Berikan perawatan
perineal selama 4
jam
Pantau suhu dan
nadi
Kolaborasi
pemberian antibiotik
(IV)
Kaji adanya kondisi
yang menurunkan
situasi uteri plasenta
Pantau DJJ dengan
segera bila pecah
ketuban
Instuksikan untuk
tirah baring bila
presentasi tidak
Kontraksi uterus
teratur
3.
masuk pelvis
Pantau turunnya
janin pada jalan
lahir
Kaji perubahan DJJ
selama kontraksi
KALA II
a) Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
-
Melaporkan kelelahan
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung
kemih
5) Nyeri / ketidaknyamanan
-
6) Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7) Seksualitas
-
b) Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2) Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
3) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada
interaksi hipertonik
c) Intervensi
NO
1.
2.
DIAGNOSA
NOC
KEPERAWATAN
Nyeri akut b/d
Setelah dilakukan
tekanan mekanis pada asuhan keperawatan
bagian presentasi
selama.,diharapkan
nyeri terkontrol dengan
criteria hasil:
o TTV dbn
o Pasien dapat
mendemostrasikan
nafas dalam dan
teknik mengejan
Perubahan curah
jantung b/d fluktasi
aliran balik vena
NIC
Identifikasi
derajat
ketidaknyamana
n
Berikan tanda/
tindakan
kenyamanan
seperti
perawatan kulit,
mulut, perineal
dan alat-alat
tahun yang
kering
Bantu pasien
memilih posisi
yang nyaman
untuk mengedan
Pantau tanda
vital ibu dan DJJ
Kolaborasi
pemasangan
kateter dan
anastesi
Setelah dilakukan
Pantau tekanan
asuhan keperawatan
darah dan nadi
selama..,diharapkan
tiap 5 15 menit
kondisi cardiovaskuler
Anjurkan pasien
pasien membaik dengan
untuk inhalasi
criteria hasil:
dan ekhalasi
o TD dan nadi dbn
selama upaya
o Suplay
mengedan
O2 tersedia
Anjurkan klien /
pasangan
memilih posisi
persalinan yang
mengoptimalkan
sirkulasi
3.
Risiko tinggi
terhadap kerusakan
integritas kulit b/d
pada interaksi
hipertonik
Setelah asuhan
keperawatan
selama.,diharapkan
integritas kulit
terkontrol dengan
criteria hasil:
o Luka perineum
tertutup (epiostomi)
4. KALA III
a) Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
-
dengan cepat
Nadi melambat
b) Diagnosa Keperawatan
1)
2)
3)
c) Intervensi
NO
1.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Risiko tinggi terhadap
kekurangan volume
cairan b/d kurang
masukan oral, muntah.
2.
3.
NOC
NIC
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama.,diharapkan
cairan seimbang
denngan criteria
hasil:
TTV dbn
Darah yang
keluar 200
300 cc
Instruksikan klien
untuk mendorong
pada kontraksi
Kaji tanda vital
setelah pemberian
oksitosin
Palpasi uterus
Kaji tanda dan
gejala shock
Massase uterus
dengan perlahan
setelah
pengeluaran
plasenta
Kolaborasi
pemberian cairan
parentral
Setelah dilakukan
Bantu penggunaan
asuhan keperawatan
teknik pernapasan
selama.,diharapkan Berikan kompres
nyeri terkontrol
es pada perineum
dengan criteria hasil:
setelah
Pasien dapat
melahirkan
control nyeri
Ganti pakaian dan
liner basah
Berikan selimut
penghangat
Kolaborasi
perbaikan
episiotomy
Setelah dilakukan
Palpasi fundus
asuhan keperawatan
uteri dan massase
selama.,diharapkan
dengan perlahan
cidera terkontrol
Kaji irama
dengan criteria hasil:
pernafasan
Plasenta keluar
Bersihkan vulva
utuh
dan perineum
TTV dbn
dengan air dan
larutan antiseptic
Kaji perilaku klien
dan perubahan
system saraf pusat
Dapatkan sampel
5.
KALA IV
a) Pengkajian
1) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi,
mungkin lebih rendah pada respon terhadap
analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon pemberian
oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan
400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk
kelahiran saesaria
3) Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya
anastesi spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau
perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin
atau otot tremor.
8) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi
umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis,
striae mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
b) Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan
fisik dan psikologis, ansietas
2) Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d
kelelahan/ketegangan miometri
3) Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan
anggota leluarga
c) Intervensi
NO
1.
2.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nyeri akut b/d efek
hormone,
trauma,edema
jaringan, kelelahan
fisik dan psikologis,
ansietas
Resiko tinggi
kekurangan volume
cairan b/d
NOC
NIC
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama.,diharapkan
nyeri terkontrol dengan
criteria hasil:
Pasien dapat
control nyeri
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama.,diharapkan
Tempatkan
klien pada
posisi
kelelahan/ketegangan
miometri
3.
Perubahan ikatan
proses keluarga b/d
transisi/peningkatan
anggota keluarga
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama..,diharapkan
proses keluarga baik
dengan criteria hasil:
Ada kedekatan ibu
dengan bayi
rekumben
Kaji hal yang
memperberat
kejadian
intrapartal
Kaji masukan
dan haluaran
Perhatikan
jenis
persalinan dan
anastesi,
kehilangan
daripada
persalinan
Kaji tekanan
darah dan
nadi setiap 15
menit
Dengan
perlahan
massase
fundus bila
lunak
Kaji jumlah,
warna dan
sifat aliran
lokhea
Kolaborasi
pemberian
cairan
parentral
Anjurkan
klien untuk
menggendong
, menyentuh
bayi
Observasi dan
catat interaksi
bayi
Anjurkan dan
bantu
pemberian
ASI,
tergantung
pada pilihan
klien
DAFTAR PUSTAKA
Closky
&
Bulechek.
(2000). Nursing
Intervention
Classification