You are on page 1of 10

PROGRAM KERJA

TIM PENANGGULANGAN BENCANA

RSUP Dr. KARIADI


SEMARANG
2013
1

BAB I
PENDAHULUAN

I.

PENDAHULUAN
Tim penanggulangan bencana rumah sakit merupakan suatu
kesatuan solid yang terdiri atas berbagai satuan unit kerja di RSUP dr.
Kariadi, Semarang dalam upaya melakukan upaya pencegahan, mitigasi
serta penanggulangan musibah massal dan bencana baik yang terjadi di
dalam rumah sakit maupun yang terjadi di luar rumah sakit. Secara
struktur organisasi tim bencana terdiri atas personal-personal yang ahli
dalam berbagai bidang yang memiliki satu tujuan mengenai pengendalian
kebencanaan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada saat ini
semakin pesat menimbulkan konsekuensi munculnya potensi akan
masalah-masalah kesehatan diantaranya musibah massal dan bencana yang
dapat timbul sewaktu-waktu. Hal ini menyebabkan setiap rumah sakit
dituntut untuk selalu mengembangkan kegiatan-kegiatan mulai dari
pendeteksian dini, pencegahan, mitigasi hingga penanggulangan bencana
guna memantapkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai dengan
era globalisasi.
Kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang baik demi keamanan dan
keselamatan pasien beserta keluarganya dan

seluruh karyawan rumah

sakit menjadi faktor utama yang harus dilaksanakan dengan penuh


tanggung jawab. Misi, visi serta tujuan organisasi yang menjadi pegangan
dalam pelaksanaan pelayanan di rumah sakit, juga menjadi pedoman tim
bencana dalam mengemban tugasnya.
Tidak kalah pentingnya adalah sarana prasarana yang menunjang
dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.

II.

Latar Belakang
2

1.

Dasar Hukum

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 448/Menkes/SK/VI/1993


tentang Pembentukan Tim Kesehatan Penanggulangan Korban
Bencana di Setiap Rumah Sakit

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 28/Menkes/SK/I/1995


tentang Petunjuk Pelaksanaan Umum Penanggulangan Medik
Korban Bencana.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 205/Menkes/SK/III/1999


tentang Pengiriman Bantuan Medik dari Rumah Sakit Rujukan
Saat Bencana.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 12/Menkes/SK/I/2002


tentang Pedoman Koordinasi Penanggulangan Bencana di
Lapangan.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 66/Menkes/SK/II/2006


tentang Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Kesehatan Dalam Penanggulangan Bencana.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 876/Menkes/Xi/2006 tentang


Kebijakan dan Strategi Nasional Penanganan Krisis dan Masalah
Kesehatan Lain.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 783/Menkes/SK/X/2006


tentang Regionalisasi Pusat Bantuan Penanganan Krisis Kesehatan
Akibat Bencana.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 145/Menkes/SK/I/2007


tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan

2.

Gambaran Umum Singkat


3

Berdasarkan perhitungan HVA (Hazard and Vulnerability


Analysis) menurut versi Kaiser Permanente yang telah dilakukan tim
penanggulangan bencana, resiko-resiko yang teridentifikasi dapat
terjadi terdiri atas bencana yang berasal dari luar rumah sakit dan
bencana yang berasal dari dalam rumah sakit.
a. Berdasarkan perhitungan HVA maka dapat diketahui bahwa
untuk identifikasi bencana yang mungkin terjadi di luar rumah
sakit adalah :
1) Tanah longsor merupakan bencana nomor satu yang paling
sering terjadi disusul dengan bencana banjir bandang. Hal
ini dapat kita maklumi karena kota Semarang sebagai kota
tempat dimana RSUP dr. Kariadi berada, memiliki geografis
unik. Dimana kota Semarang terdiri atas kota atas dan
kota bawah, yang mana keunikan tersebut memiliki potensi
bencana yang berbeda. Kota atas memiliki potensi bencana
tanah longsor dan kota bawah telah terbukti pernah menjadi
daerah bencana nasional saat terjadinya banjir bandang
tahun 1990 lalu. Hal ini membuat RSUP Dr Kariadi harus
bersiap

diri

menghadapi

kemungkinan-kemungkinan

terjadinya bencana tersebut.


2) Propinsi Jawa Tengah sebagai wilayah cakupan pelayanan
RSUP dr. Kariadi memiliki karakteristik bencana yang cukup
lengkap. Mulai dari daerah banjir pada pantai utara jawa
sebagai bencana nomor tiga yang mengancam jawa tengah
serta gempa bumi yang pernah menerpa wilayah jawa tengah
selatan menempati urutan keempat, Tsunami, letusan
gunung berapi, dan tanah longsor pada dataran tinggi jawa
tengah hingga kecelakaan transportasi yang telah beberapa
kali terjadi. Tim penanggulangan bencana RSUP dr. Kariadi
juga

mempersiapkan

penanggulangan bencana.
4

diri

guna

menerjunkan

tim

b. Untuk identifikasi bencana yamg mugkin terjadi di dalam rumah


sakit adalah kebakaran, gempa bumi, tanah longsor dan
penculikan bayi. Hal ini dapat kita sadari bahwa RSUP dr.
Kariadi adalah bangunan peninggalan Belanda dengan area yang
cukup luas, dimana bangunan tua tersebut berpotensi terjadinya
kebakaran.
Pada tahun 2004 pernah terjadi ancaman bom/teroris pada
paviliun garuda I. Selain itu di kota Semarang, tepatnya di RSUD
kota Ketileng Semarang juga pernah terjadi pencurian bayi/
penculikan bayi. Hal ini juga menjadi perhatian bagi RSUP dr.
Kariadi Semarang untuk mencegah bahaya tersebut.
Ancaman gempa juga mendapat perhatian karena wilayah
pulau jawa merupakan daerah ring of fire yang rawan terjadinya
gempa. Dalam tahun 2013 telah beberapa kali terasa getaran
gempa di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi yang berasal dari
beberapa daerah di jawa tengah dan jawa barat. Tim
Penanggulangan bencana telah mempersiapkan SPO guna
menanggulangi berbagai bencana tersebut.

III.

Tujuan Umum
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Kemenkes RI, RSUP dr. Kariadi bersiap
menghadapi berbagai bencana dan musibah massal baik yang terjadi di
dalam rumah sakit maupun musibah/bencana yang berasal dari luar rumah
sakit yang terjadi di jawa tengah pada umumnya, khususnya di kota
Semarang.

IV.

Tujuan khusus
1. Tim penanggulangan bencana RSUP dr. Kariadi mempersiapkan diri

guna penanggulangan bencana dan musibah massal yang mungkin


akan terjadi di dalam rumah sakit. Berbagai penanggulangan potensi

musibah mulai dari kebakaran gedung, gempa, ancaman bom/teroris


hingga pencurian bayi telah dipersiapkan.
2. Tim penanggulangan bencana melaksanakan tugas dengan penuh

tanggung jawab dan sesuai dengan standar akreditasi internasional.

BAB II
6

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

I.

Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan.


1.

Strategi Program

1) Pembuatan SK Tim Penanggulangan Bencana RSUP dr. Kariadi


Semarang.
2) Menentukan HVA
3) Pembuatan standar prosedur operasional penanggulangan bencana.
4) Peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia )
5) Evaluasi dan peningkatan mutu serta kualitas tanggap darurat
tim penanggulangan bencana.
6) Koordinasi lintas fungsi di dalam rumah sakit.
7) Koordinasi lintas sektor (BPBD kota Semarang/Prop. Jateng,
Dinas-dinas terkait; dinsos, biro kesra, dsb) dan lintas fungsi
(dinkes kota Semarang, Dinkes Prop. Jateng) di luar rumah sakit.

2.

Rincian Kegiatan

1) Penyusunan Rencana Kegiatan tim penanggulangan bencana.


2) Usulan pengadaan sarana - prasarana alat medik dan non medik.
3) Pelaksanaan kegiatan dan pelaporan evaluasi tim penanggulangan
bencana kepada Direktur RSUP Dr. Kariadi Semarang.
4) Melakukan kontrol dan pemeliharaan alat tim penanggulangan
bencana.
5) Perbaikan sistem penanggulangan bencana dan musibah massal
secara berkesinambungan.

II.

Cara Melaksanakan Kegiatan.


1.

Tempat Pelaksanaan Kegiatan (pilihan lokasi) :

1) Seluruh gedung di RSUP dr. Kariadi yang dinilai memiliki potensi


bahaya tertentu dan perlu dilaksanakan uji kemampuan tim
penanggulangan bencana.
2) Kota Semarang dengan berbagai fasilitas yang ada dengan cara
koordinasi lintas sektor dan lintas program dalam upaya
penanggulanghan musibah massal dan bencana yang mungkin
terjadi di kota Semarang dan propinsi Jawa Tengah.
2.

Pelaksanaan dan Penanggungjawab kegiatan :


1) Pelaksanaan Kegiatan : Kementrian Kesehatan RI

3.

Penanggungjawab Kegiatan :
1) Kementrian Kesehatan RI.
2) Direktur Utama RSUP Dr Kariadi Semarang.
3) Ketua Tim Penanggulangan Bencana.

4.

Jadwal Kegiatan :
Sesuai proses pengadaan di RSUP Dr Kariadi secara bertahap yaitu TW
I sampai dengan TW IV

III.

Sasaran.
1.

Optimalisasi kinerja SDM

2.

Uji coba dan evaluasi serta penyempurnaan SOP

3.

Lulus Akreditasi KARS dan JCI

IV.

Matriks Pelaksanaan Kegiatan


No

2014

Kegiatan

TW I

TWIII TWIV

Tata kelola Tim Penanggulangan Bencana


1. Struktur Organisasi dan uraian tugas

2. Pencatatan dan pelaporan


2

TWII

Penyusunan usulan sarana - prasarana


1. Sosialisasi SPO SPO bencana

2. Pelatihan teranspotasi & evakuasi bagi

seluruh perawat melaui sistem MLM


3. Pelatihan BLS bagi seluruh pegawai

non kesehatan
4. Gladi Posko/Gladi Lapang
3

Pembuatan usulan pengadaan alat medik


dan non medik
1. Long Spine Board untuk tiap Instalasi

2. Pengadaan 2 buah tandu untuk tiap

instalasi
3. Pengadaan gelang pasien bencana
(warna merah)
4. 5 buah Emergency Kit

5. 50 buah rompi Tim untuk bencana luar


6. Peralatan penugasan luar personal
9

(ransel, senter, sleeping bag dsb).

7. Triase Kit sebanyak 6 buah

8. Pengadaan kartu Med Tag

Pengembangan penanggulangan
1. Rapat berkala dengan fungsi terkait
2. Sosialisasi dan kerjasama linsek dan

linprog

V.

Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Dalam melaksanakan kegiatan dilakukan evaluasi sebagai berikut :
1. Menyiapkan konsep perencanaan, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan penilaian hasil kerja Tim secara
berkala.
3. Bersama tim lain berkoordinasi guna mengiventarisasi permasalahan yang
ada yang berhubungan dengan kebencanaan dan potensi musibah sekaligus
rencana kegiatan kepada sub bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
(PE) serta menyusun laporan tindak lanjut untuk penyelesaian masalah.
4. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun
tertulis sebagai bahan masukan untuk peningkatan kualitas Tim.

VI.

Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan


Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan Tim dilakukan bulanan dan
tahunan sebagai bahan evaluasi kegiatan.

10

You might also like