You are on page 1of 18

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya kami dapat mengikuti Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi ini dan telah
melakukan obsevasi lapangan pada proyek Proyek Pembangunan GKM Tower yang
dilaksanakan oleh PT. Total Bangun Persada Tbk.. Dari hasil observasi, kami
mendapat kesempatan untuk mengamati, mengumpulkan data dan mendokumentasi
kegiatan K3 pada proyek tersebut sehingga makalah ini dapat kami selesaikan untuk
dipresentasikan dalam seminar sebagai bagian dari kegiatan Pelatihan Ahli Muda K3
Konstruksi.
Tiada gading yang tidak retak, demikian pula dalam penulisan makalah ini kami
menyadari masih ada kekurangan dalam mengamati, merumuskan permasalahan dan
membuat kesimpulan dari hasil observasi aspek Manajemen K3 ini, oleh karena itu
segala saran dan masukkan untuk menyempurnakan makalah ini sangat kami harapkan
demi perkembangan akan pengetahuan K3 Konstruksi ini.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada para instruktur
Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi atas bimbingan dan sudah membagi ilmunya selama
pelatihan ini, juga untuk panitia penyelenggara yang telah memberikan fasilitas dan
pelayanannya dengan baik, juga untuk rekan-rekan pelatihan semua.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada manajemen K3 PT. Total Bangun
Persada Tbk. yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk melakukan observasi
dan memberikan penjelasan serta data-data yang kami butuhkan dalam penulisan
makalah ini.
Demikian makalah ini kami persembahkan semoga bermanfaat bagi kita semua.

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Pembatasan dan Rumusan Makalah
1.3 Profil Proyek
BAB II. MAKSUD DAN TUJUAN
2.1 Maksud dan Tujuan Pelatihan
2.2 Maksud dan Tujuan Observasi Lapangan
2.3 Maksud dan Tujuan Seminar
BAB III. PERMASALAHAN DAN ANALISA
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

BAB V. PENUTUP
LAMPIRAN

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indikasi sebuah negara yang hidup dan berkembang adalah dapat dilihat dari
volume pembangunan yang dilaksanakan baik oleh sektor pemerintah maupun swasta.
Dengan adanya perkembangan pembangunan maka ini akan menarik berkembangnya
pula bisnis di bidang jasa konstruksi. Dalam pelaksanaan proses pekerjaan konstruksi
dituntut penggunaan tenaga kerja yang sangat dominan dimanana di dalam
pelaksanaannya mengandung potensi bahaya yang cukup signifikan. Tenaga kerja itu
sendiri perlu dilindungi bukan hanya peraturan yang mengharuskan akan tetapi karena
tenaga kerja adalah modal usaha yang perlu dijaga dan dibina agar dapat memberikan
manfaat dan tentunya keuntungan bagi perusahaan.
Di dalam proses konstruksi akan timbul berbagai potensi bahaya pada berbagai
macam atau jenis pekerjaan konstruksi.

Ada pekerjaan dengan potensi kecelakaan

rendah dan sebaliknya ada pekerjaan dimana potensi kecelakaan tinggi. Para pelaku
proses di dalam jasa konstruksi ini harus mempunyai komitmen bahwa pembangunan
(proses konstruksi) ini tidak hanya berhasil secara fisik saja tetapi harus mampu
meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan. Oleh karena itu suatu perusahaan
atau pelaku bisnis konstruksi harus membangun suatu sistem manajemen yang berkaitan
dengan keselamatan dan kesehatan kerja, bagaimana mensosialisasikan, opersionalnya
(aplikasi) dan lain sebagainya.
Dengan adanya sistem manajemen K3 serta diimbangi dengan peningkatan
kualitas SDM, sehingga dapat menciptakan kondisi kerja yang aman, selamat, sehat dan
ramah lingkungan dibidang pekerjaan jasa konstruksi yang sesuai dengan prosedur, baik
secara manajemen konstruksi maupun secara operasional di lapangan.
Salah satu sektor industri sebagai penyumbang terbesar angka kecelakaan dan
penyakit akibat kerja adalah sektor konstruksi dan salah satu sumber penyebab
kecelakaan kerja di konstruksi adalah dari peralatan misal pengunaan alat berat maupun
hand tools, oleh karena itu perlu adanya perhatian khusus terhadap upaya keselamatan
3

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

dan kesehatan kerja dalam penggunaan peralatan sesuai dengan jenis peralatan dan
standar keselamatan dan kesehatan kerjanya. Adapun dalam hal ini, landasan yang
mendasarinya adalah sebagai berikut:
1.1.1 Permenaker No. Per.05/MEN/1985 Tentang Pesawat Angkat &
Angkut.
1.1.2 UU No. 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
1.1.3 Permenaker No. Per.02/MEN/1982 Tentang Kualifikasi Juru Las di
Tempat kerja
1.1.4 Permenaker No.Per.04/MEN/1985 Tentang syarat-syarat Pesawat
Tenaga Produksi
1.1.5 Permenaker No. Per.09/MEN/2010 Tentang Operator dan Petugas
Pesawat Angkat-angkut.
1.1.6 Kepmenakertrans No. 75/MEN/2002 Tentang Pemberlakuan
Standard Nasional Indonesia (SNI) Nomor SNI 04-0225-2000
mengenai persyaratan umum instalasi listrik PUIL 2000
1.1.7 Permenaker No.Per.04/MEN/1985 Tentang syarat-syarat Pesawat
Tenaga Produksi
1.1.8 Permenaker No. Per.01/MEN/1981 Tentang keselamatan dan
Kesehatan Kerja Kontruksi Bangunan
1.1.9 Dokumen OHSAS/ SMK3
1.2 PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH
Adapun pembatasan dan rumusan masalah pada makalah ini adalah apakah
kontraktor proyek sudah memenuhi hal-hal terkait standar keselamatan yang harus
dipenuhi mengenai peralatan sebagai berikut:
1.2.1 Data semua peralatan
1.2.2 Identifikasi peralatan (labeling)
1.2.3 Rencana dan realisasi pemeliharaan
1.2.4 Kartu service
1.2.5 Riwayat alat
1.2.6 Catatan pemakaian spare part
4

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

1.2.7

Ketersediaan mekanik yang handal

1.2.8 Inspeksi Pre Operasi


1.2.9 SIO operator
1.2.10 SILO operator
1.2.11 Penataan lalu lintas kendaraan alat berat dan pada saat berhenti
1.2.12 Penggunaan APD operator dan penggantian shif pemakaian alat
1.2.13 Pengujian operator las dan sertifikat las
1.2.14 Sertifikasi supervisor perancah
1.3 PROFIL PROYEK
1.3.1 Nama Proyek

: Graha Kirana Megah Tower

1.3.2 Lokasi

: Jl. TB. Simatupang Kav. 89 G

1.3.3 Pemberi Tugas

: PT. Lestari Kirana Persada

1.3.4 Kontraktor Pelaksana

: PT. Total Bangun Persada Tbk

1.3.5 Lama Pekerjaan

: Agustus 2012- September 2013


22 (dua puluh dua) bulan

Nama Proyek :

Proyek Pembangunan Graha Karya Mandiri Tower


Pemilik :
PT. Lestari Kirana Persada.
Kontraktor Pelaksana :
PT. Total Bangun Persada Tbk.
Lokasi :
Jl. TB Simatupang kKav. 89 G, Jakarta Selatan
Lama Pekerjaan :
Agustus 2012- September 2013 (dua puluh dua) bulan
Kondisi Proyek
- Proyek ini terletak di Jl. TB Simatupang, lokasi tersebut merupakan
kawasan perkantoran dan pemukiman.

Jarak lokasi proyek dengan

pemukiman penduduk atau perkampungan terbilang sangat dekat,


dimana lokasi pemukiman penduduk berada di radius 100m.
5

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
2.1

Maksud dan Tujuan Pelatihan


a. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang bidang keilmuan K3 khususnya di
bidang peralatan kontruksi.
b. Meningkatkan kesadaran pekerja akan pentingnya implementasi K3 di bidang
peralatan kontruksi.
c. Membentuk budaya K3 di bidang peralatan kontruksi kepada peserta
pelatihan dan perusahaan.

2.2

Maksud dan Tujuan Observasi Lapangan


a. Sebagai studi banding antara ilmu dan teori yang didapat di kelas dengan
implementasinya atau keadaan yang sesungguhnya dilapangan.
b. Sebagai pembelajaran mengenai implementasi K3 yang baik dan untuk
perbaikan di setiap masing-masing perusahaan tempat peserta bekerja.
c. Melatih dan mengembangkan daya asah pekerja terhadap identifikasi bahaya,
permasalahan di lapangan dan tindakan koreksi serta pencegahannya

2.3

Maksud dan Tujuan Seminar


a. Sebagai sarana komunikasi atau tempat berdiskusi antar peserta dari hasil
pembelajaran, observasi ke lapangan dan pengalaman masing-masing selama
ini mengenai K3.
b. Mengetahui tingkat pemahaman K3 untuk masing-masing peserta.

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

BAB III
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL OBSERVASI
Berdasarkan hasil kunjungan lapangan maka diketahui hal-hal sebagai berikut:
Batasan Masalah
1. Data semua peralatan

Poin Observasi

Hasil Observasi

Daftar alat berat

Tidak ditemukan rekaman daftar perlatan

maupun handtools

(alat berat maupun hand tools), baik di


safety officer maupun supervisor
mekanik, melalui wawancara lisan
dengan supervisor mekanik tersebut,
diketahui bahwa jenis peralatan yang
digunakan pada pelaksanaan proyek
sebagai berikut:
1. Tower Crane sebanyak 1 unit
2. Excavator sebanyak 1 unit
3. Generator sebanyak 1 unit
4. Kompresor sebanyak 1 unit
5. Vibrator sebanyak 2 unit
6. Molen sebanyak 1 unit
7. Handtools lain seperti gerinda,
hammer dril dan sebagainya
dibawa langsung oleh

2. Identifikasi peralatan

(labeling)

Visual pada alat berat

subkontraktor
Tidak ada labeling yang pada setiap

maupun handtools

peralatan yang ada baik itu authorized


person

maupun

peralatan,

dan

identifikasi
ada

beberapa

nomor
yang

memiliki labeling sudah berada dalam


3. Rencana dan realisasi
pemeliharaan

Jadwal pemeliharaan

masa kadaluarsa
Rencana inspeksi alat dijadwalkan setiap

dan hasil inspeksi

satu pekan sekali, namun jadwal

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

rutinnya (harian/

pemeliharaannya belum bisa ditunjukkan

pekanan/ bulanan)

dan kurangnya sosialisasi menyeluruh,


safety officer hanya menyampaikan
bahwa perawatan maupun pra-inspeksi
alat dilakukan oleh vendor pemilik alat/

4. Kartu service

subkontraktor
Tidak ada kartu service pada setiap alat,

Visual

Pada beberapa alat yang memiliki kartu


service
5. Riwayat alat

sudah

berada

dalam

masa

Buku riwayat

kadaluarsa
Tidak dapat ditunjukkan buku riwayat

pemakaian alat

pemakaian alat, supervisor ME yang


bertanggungjawab menyampaikan
bahwa vendor/ subkontraktor yang
memiliki alat tidak memberikan/

6. Catatan pemakaian

spare part
7. Ketersediaan mekanik
yang handal

Buku catatan

mempunyai buku riwayat alat


Sama dengan buku riwayat alat, tidak

penggunaan spare

ada catatan penggantian spare part

part
Daftar nama pekerja

pada setiap peralatan


Terdapat 1 orang mekanik supervisor, 1

mekanik dan

orang asisten mekanik dan satu orang

penjelasan tentang

staf mekanik

tugas dan
8. Inspeksi Pre Operasi

wewenangnya
Lembar inspeksi pre

Safety officer dapat menunjukkan lembar

operasi alat berat

inspeksi pre operasi yang sudah diisi,


alat yang beroperasi telah dalam

9. SIO operator

keadaan layak
Tidak semua SIO dapat disajikan, data

Fotokopi SIO

SIO yang didapat hanya operator Tower


Crane berupa fotokopi SIO digabung
dengan fotokopi KTP, sedangkan
operator excavator tidak dapat disajikan

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

10. Penataan lalu lintas

Visual

Alat berat ditempatkan sesuai didekat

kendaraan alat berat

lokasi yang akan dikerjakan, namun

dan pada saat

tidak

berhenti

peringatan agar orang tidak berlalu

dipasang

barikade

maupun

Visual dan ditanyakan

lalang disekitar area penempatan alat.


Operator TC telah ada shif pembagian

operator dan

apakah ada

kerja untuk operator yaitu operator TC

penggantian shif

pembagian shif/ tidak

sebanyak

11. Penggunaan APD

pemakaian alat

orang

dengan

cara

bergantian tiap harinya

12. Sertifikasi supervisor


perancah

Sertifikat supervisor

Tidak ada supervisor perancah secara

perancah

khusus yang tersertifikasi, pekerjaan


pembangunan perancah diserahkan
pada subkontraktor

3.2 PEMBAHASAN
3.2. 1

. Divisi safety tidak memegang data rekapitulasi peralatan yang


terekam dengan baik
Hal ini tidak sesuai dengan elemen OHSAS yang telah
diterapkan oleh kontraktor tersebut yaitu pada klausul 4.4
mengenai pelaksanaan bahwa harus ada prosedur inspeksi di
perusahaan dan 4.5 tentang pemeriksaan (prosedur record
control), jika perusahaan tidak mengetahui jumlah alat yang berada
pada proyek secara jelas maka ada kemungkinan perusahaan juga
tidak mengetahui kondisi alat tersebut dengan jelas pula.

3.2. 2 . Tidak ada identifikasi/ labeling pada alat


Penting

untuk

dilakukan

pelabelan

pada

alat

untuk

mengetahui siapa yang berwenang terhadap alat tersebut, berapa


nomor identifikasi dan hal-hal yang perlu diperhatikan agar tidak
sembarang orang dapat menggunakannya dan agar lebih mudah
diketahui alat dengan identifikasi nomor berapa yang masih baik
dan nomor berapa yang dalam kondisi tidak baik.
3.2. 3

. Divisi safety tidak memegang rencana pemeliharaan dan realisasi


pemeliharaan terhadap alat yang ada.
9

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

Pada klausul OHSAS di bagian pelaksanaan, seharusnya ada


prosedur pemeliharaan, sehingga jika divisi safety tidak memegang
jadwal pemeliharaan, hanya diserahkan pada subkon saja, maka
tidak dapat dilakukan monitoring terhadap realisasi pemeliharaan
tersebut.
3.2. 4

. Tidak ada kartu servis pada peralatan di proyek


Hal ini menunjukan kurangnya perhatian terhadap peralatan
yang digunakan sehingga kurangnya sistem perawatan dan
pemeliharaan alat

3.2. 5

. Divisi safety tidak memegang data riwayat alat dan riwayat


penggantian spare part
Hal ini menyebabkan tidak diketahuinya hal-hal fatal apa yang
telah dialami oleh alat dan kemungkinan-kemungkinan yang akan
terjadi dikemudian hari

3.2. 6

. Sudah terdapat supervisor mekanik, asisten, dan staf yang


bertugas memastikan inspeksi preoperasi alat telah dilakukan oleh
operator

3.2. 7

. SIO tidak disajikan dengan lengkap oleh divisi safety


Seharusnya divisi safety memegang semua data SIO agar
jika suatu saat ada hal-hal yang berbahaya, data tersebut dapat
disajikan dengan segera guna menunjukan kompetensi dan
pertanggung jawaban operator.

3.2. 8

. Penggunaan APD operator dan pekerja


Seharusnya semua orang baik operator, pekerja, dan semua
orang yang berada di lokasi proyek harus menggunakan APD
secara lengkap dan benar.

3.2. 9

Sertifikat Supervisor perancah tidak ada


Berdasarkan modul bahan ajar pelatihan A2K4 modul 10

perancah hanya dapat dibuat dan diubah oleh pengawas ahli dan
bertanggung jawab dan orang yang ahli di bidang perancah.

10

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

11

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1

Kesimpulan

Pada proyek Graha Karya Mandiri Tower yang di kerjakan oleh PT. Total
Bangun Persada Tbk. sudah memiliki standart k3 yaitu OHSAS 18001:2007,
dan telah memiliki referensi perundang-undangan namun belum dilaksanakan
secara konsisten. Pelaksanaan pemeliharaan alat dan penggunaannya tidak
efektif, perusahaan tidak mengetahui kondisi alat karena tidak memegang
langsung data inspeksi dan tidak dapat ditunjukan semua SIO (surat izin

operasi) oleh operator.


Secara procedural tidak diketahui apakah semua alat masih layak atau tidak,

karena belum dapat ditunjukan data inspeksi rutindan SILO pada alat
Kegagalan dalam menjalankan prosedur inspeksi peralatan

maka

kemungkinan berbahaya akibat peralatan menjadi besar

4.2 Saran

Perusahaan harus melakukan rekapitulasi dan identifikasi setiap alat yang

masuk ke area kerja


Perusahaan harus bias memastikan alat berat yang masuk dilengkapi dengan
SILO (surat izin layak operasi) dan SIO (surat izin ooperasi), sebisa mungkin
juga memiliki riwayat alat dan pergantian sparepartnya untuk menjamin alat
bekerja dengan baik dan mengantisipasi jika terjadi kerusakan yang sama
pada alat berat.

BAB VI
PENUTUP

12

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

Demikian makalah yang dapat kami tuliskan. Kami menyadari bahwa


makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu saran yang membangun sangat kami harapkan.

13

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. SCAFFOLDING

14

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

LAMPIRAN 2. WORKSHOP & APAR

15

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

LAMPIRAN 3. HOUSEKEEPING

LAMPIRAN 4. PANEL LISTRIK


16

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

LAMPIRAN 5. MECHANIC EQUUIPMENT INSPEKCTION

LAMPIRAN 6. IJN KERJA K3L


17

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI-INDONESIA (A2K4INDONESIA)

LAMPIRAN 7. TC CHECKLIST

18

You might also like