Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan masyarakat. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan
kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi
sampai resiko jumlah kematian ibu.1Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah
menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan
target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang
terus menerus.
Setiap hari pada tahun 2013, sekitar 800 perempuan meninggal setiap hari karena
komplikasi kehamilan dan persalinan. Penyebab langsung kematian Ibu sebesar 90% terjadi
pada saat persalinan dan segera setelah persalinan . Penyebab langsung kematian Ibu adalah
perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian
Ibu antara lain Kurang Energi Kronis/KEK pada kehamilan (37%) dan anemia pada
kehamilan (40%). Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan risiko terjadinya
kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia. Sedangkan berdasarkan laporan
rutin PWS tahun 2007, penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (39%),
eklampsia (20%), infeksi (7%) dan lain-lain (33%). 1
Didapatkan sebanyak 289,000 kematian ibu terjadi di seluruh dunia pada tahun 2013.
Menurut data yang diperoleh dari WHO, angka kematian ibu di Indonesia mencapai 8,800
orang dari 4,69 juta keseluruhan kelahiran pada tahun 2013. Berdasarkan data yang tersebut,
Indonesia berada di peringkat ketiga tertinggi untuk angka kematian ibu di negara ASEAN. 2
Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu. Pemantauan dan perawatan
kesehatan yang memadai selama kehamilan sampai masa nifas sangat penting untuk
kelangsungan hidup ibu dan bayinya. Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) pada tahun 2012, angka kematian ibu meroket dari 228 pada 2007
menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Dalam upaya mempercepat
penurunan kematian ibu, Kementerian Kesehatan menekankan pada ketersediaan pelayanan
kesehatan ibu di masyarakat. 3
kunjungan
keempat (K4) di
4. Diketahuinya cakupan deteksi risiko tinggi pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan di
UPTD Puskesmas Jatisari, Kabupaten Karawang periode Augustus 2013 sampai
dengan Juli 2014.
5. Diketahuinya cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi di UPTD Puskesmas Jatisari,
Kabupaten Karawang periode Augustus 2013 sampai dengan Juli 2014.
6. Diketahuinya cakupan kegiatan kunjungan rumah ibu hamil di UPTD Puskesmas
Jatisari, Kabupaten Karawang periode Augustus 2013 sampai dengan Juli 2014.
7. Diketahuinya cakupan kegiatan penyuluhan perorangan dan kelompok di UPTD
Puskesmas Jatisari, Kabupaten Karawang periode Augustus 2013 sampai dengan Juli
2014.
8. Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan Program Pelayanan Antenatal di
UPTD Puskesmas Jatisari, Kabupaten Karawang periode Augustus 2013 sampai
dengan Juli 2014.
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk evaluator
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah, khususnya mata
kuliah Ilmu Kedokteran Komunitas.
2. Melatih diri dan mempersiapkan diri dalam mengelola program-program kesehatan
khususnya yang ada di Puskesmas.
3. Menambah pengalaman serta wawasan pengetahuan tentang program kerja Puskesmas
secara umum, dan khususnya evaluasi program antenatal care di Puskesmas dalam
lingkungan wilayah kerjanya.
4. Mampu menginventarisasi masalah yang dihadapi dan mencari solusi pemecahan
terhadap kendala yang dihadapi Puskesmas dalam pelaksanaan program antenatal care.
1.4.2 Untuk perguruan tinggi
1. Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan.
3. Memperkenalkan Fakultas Kedokteran UKRIDA kepada Masyarakat.
1.5 Sasaran
Ibu hamil yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatisari, Kabupaten Karawang
periode Augustus 2013 sampai dengan Juli 2014.
Bab II
Materi dan Metode
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam Program Pelayanan Antenatal (ANC) berdasarkan Laporan
Bulanan KIA dan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) di
UPTD Puskesmas Jatisari Kabupaten Karawang periode Augustus 2013 sampai dengan Juli
2014 yang terdiri dari :
2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan Program Antenatal Care di UPTD
Puskesmas Jatisari ,Kabupaten Karawang periode Augustus 2013 hingga Juli 2014 terhadap
tolok ukur yang ditetapkan dengan melakukan pengumpulan data, pengolahan data, analisis
data dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem, sehingga ditemukan
masalah yang ada dan kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah
tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur system. Hasil
evaluasi disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.
Bab III
Kerangka Teoritis
3.1 Kerangka Teori
Lingkungan (5)
Masukan (1)
Proses (2)
Keluaran (3)
Dampak (6)
Skema di atas menerangkan sebuah sistem dengan definisi menurut Ryans adalah gabungan
dari elemen-elemen yang saling berhubungan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi
sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
Elemen-elemen tersebut adalah:
1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem,
dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, dan terdiri dari unsur
berikut yang merupakan variabel dalam melaksanakan evaluasi program Pelayanan
Antenatal (ANC) yaitu:
Tenaga (man)
Dana (money)
Sarana (material)
Metode (methods)
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan, yang
terdiri dari unsur berikut merupakan variabel dalam melaksanakan evaluasi program
ANC yaitu:
Perencanaan (planning)
Organisasi (organization)
Pelaksanaan (actuating)
Pengawasan (controlling)
3. Keluaran (output) adalah elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam
sistem.
4. Umpan balik (feedback) adalah elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan
sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola sistem tapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem
Bab IV
Penyajian Data
4.1 Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini berupa data sekunder yang berasal dari data monografi
Kecamatan Jatisari dan laporan bulanan di UPTD Puskesmas Kecamatan Jatisari periode
Augustus 2013 sampai Juli 2014.
4.2 Data Umum
4.2.1 Data Geografis
UPTD Puskesmas Jatisari, Kecamatan Jatisari adalah salah satu Puskesmas di Kecamatan
Jatisari, yang merupakan Puskesmas induk dengan luas wilayah 519,475 Ha. Puskesmas
Jatisari memiliki Puskesmas pembantu (Pustu) yang terletak di desa Situdam. UPTD
Jatisari terletak di desa Jatisari berjarak 30 Km dengan kota kabupaten Karawang dengan
waktu tempuh 1 jam menggunakan roda 4. Secara administrasi UPTD Puskesmas Jatisari
Kecamatan Jatisari berbatasan dengan :
Sebelah utara
Sebelah selatan
Sebelah barat
Sebelah timur
Swasta
Pemerintah
Jumlah
Pustu
Polindes
Pusling
Ambulans pusling
Pos bindu
10
10
Klinik bersalin
Pengobatan tradisional
56
56
10
Toko obat
11
Apotek
Dokter Umum
: 3 Orang
Petugas Administrasi
: 2 Orang
Petugas Laboratorium
: 2 Orang
Petugas apotek
Bidan
Bidan desa
: 2 orang
: 11 orang
Bidan PONED
Bidan puskesmas
: 4 orang
Bidan tambahan
: 5 orang
Total
-
: 3 orang
Kader aktif
: 23 orang
: 330 orang (5 orang /posyandu)
4.3.1.2 Dana
APBD : Cukup
4.3.1.3 Sarana kesehatan
Medis
Antenatal kit
: 1 buah
Steteskop
: 2 buah
Doppler
: 1 set
Timbangan dewasa
: 2 buah
: 2 buah
Tensimeter
: 2 buah
Tablet besi
Non medis
Ruangan pemeriksaan ANC
: Ada
Ruang USG
: Ada
Meja tulis
: 4 buah
Kursi lipat
: 4 buah
: 1 buah
Buku KIA
spidol,
dan brosur)
4.3.1.4 Metode
Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar pelayanan
yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10T.
Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tatalaksana kasus
Kunjungan antenatal care (ANC) sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu:
1. Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu
2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 28).
3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 36 dan sesudah
minggu ke 36 )
mempunyai kompetensi,untuk
sebelum minggu ke 8.
Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan
kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan
khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan) disertai kunjungan rumah ibu
hamil dan pencatatan dan pelaporan yang lengkap. Metode pelaksanaannya adalah seperti
dibawah.
Pemeriksaan fisik
1) Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang
kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya
menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
prevalensi tinggi dan atau kelompok ber-risiko, pemeriksaan yang dilakukan adalah
hepatitis B, HIV, Sifilis, malaria, tuberkulosis, kecacingan dan thalasemia.
Intervensi Dasar
Interval
(selang waktu minimal)
TT1
TT2
Lama
pelindungan Perlindungan
-
3 tahun
80%
TT3
5 tahun
95%
TT4
10 tahun
99%
TT5
25 tahun/
99%
seumur hidup
Keterangan : Artinya apabila dalam waktu 3 tahun Wanita Usia Subur (WUS)
tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari Tetanus
Neonatorum (TN).
Intervensi khusus::
9) Tatalaksana/penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium,
setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar
dan kewenangan tenaga kesehatan.
i. Deteksi ibu hamil risiko tinggi : Kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu
hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi kebidanan.
a. Faktor risiko pada ibu hamil antara lain :
-
Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm dan
penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
Tinggi badan < 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang.
Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: TBC, kelainan jantungginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin, tumor dan keganasan.
Kelainan letak dan posisi janin: letak lintang, sungsang pada usia kehamilan >
32 minggu.
Hipertensi dalam kehamilan: tekanan darah tinggi (sistolik > 140 mmHg,
diastolik > 90 mmHg), dengan atau tanpa edema pre-tibial.
Penanganan abortus.
Penanganan ibu hamil yang tidak dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED
dirujuk ke rumah sakit PONEK (rumah sakit rujukan). Pelayanan antenatal diberikan
lagi setelah mendapat rujukan balik.
Perorangan
Kelompok
Materi KIE
Persiapan persalinan
Isi pesan
dan kesiagaan
menghadapi komplikasi
Tempat persalinan
Transportasi rujukan
Penolong persallinan
Pendamping persalinan
Kolostrum
Rawat gabung
KB pasca persalinan
Masalah Gizi
Masalah
kronis
dan
penyakit
Upaya pencegahan
penyakit
menular
Kelas ibu
Brain booster
Menerapkan PHBS
Senam hamil
Informasi
HIV/AIDS
Informasi KtP
Laporan Bulanan KIA (LB3): merupakan formulir pelaporan KIA untuk dilaporkan
ke Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang.
4.3.2 Proses
4.3.2.1 Perencanaan
Ada tertulis, lengkap dan terperinci mengenai :
1. Kunjungan antenatal (ANC)
Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-12.00 WIB di
poliklinik
Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-12.00 WIB
4.
Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-12.00 WIB pada
setiap ibu yang berkunjung ke puskesmas.
5.
Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-12.00 WIB dan
bidan jaga PONED 24 jam. Pelayanan medis yang dapat dilakukan di
Puskesmas mampu PONED meliputi:
a. Penanganan perdarahan pada kehamilan.
b. Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan (pre-eklampsi
dan eklampsi).
c. Pencegahan dan penanganan infeksi.
d. Penanganan abortus.
e. Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi.
7. Kunjungan rumah :
Akan dilakukan minimal 1 bulan sekali oleh bidan desa dengan sasaran ibu
hamil dengan risiko tinggi dan sedang .
Laporan Bulanan KIA (LB3): Merupakan formulir pelaporan KIA dan akan
dilaporkan ke Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang.
4.3.2.2 Pengorganisasian
Kepala UPTD Puskesmas Jatisari
Hj Een Nuraeni,SKM
Koordinator KIA KB
Susilawati, SST
Dokter pelaksana
Dr. Dina Sekar
Penanggungjawab
PONED
Dr Diah Eka Yusnitasari
Pelaksana ANC
Bidan desa
Koordinator
pelayanan
Ooy Suhartika,SST
Koordinator alat
dan obat
Ooy Suhartika,SST
Koordinator
pencatatan dan
pelaporan
Nana N.Am.Keb
Koordinator
kelengkapan
Administrasi
Ooy Suhartika,SST
4.3.2.3 Pelaksanaan
1. Kunjungan antenatal care (ANC)
Pelayanan kunjungan dilakukan oleh bidan yang bertugas setiap hari kerja pada pkl
08.00-12.00 WIB di poliklinik kebidanan dan kandungan .Setiap ibu hamil yang
datang
memeriksakan
kehamilan
dilakukan
anamnesis,
pemeriksaan
fisik,
3. Pemberian imunisasi TT :
Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-12.00 WIB di poliklinik kebidanan dan
kandungan. Ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi TT harus mendapatkan
imunisasi paling sedikit 2 kali suntikan selama kehamilannya, yaitu pertama pada
saat K1 dan kedua kali pada 4 minggu kemudian. Disuntikan secara subkutan dosis
0,5 cc pada lengan atas. Namun mulai bulan Maret hingga Juli 2014 karena
ketidaksediaan vaksin TT di puskesmas pemberian imunisasi TT tidak dilakukan.
koordinator KIA dan pertemuan kedua dan ketiga dilakukan oleh bidan setiap
desa. Namun beberapa desa masih belum melaksanakan sepenuhnya dan tidak
mencapai 3 kali pertemuan.
jam. Penanganan ibu hamil yang tidak dapat dilakukan di Puskesmas maupun
PONED dirujuk ke rumah sakit PONEK (rumah sakit rujukan). Pelayanan antenatal
diberikan lagi setelah mendapat rujukan balik.
7. Kunjungan rumah:
Dilakukan oleh bidan desa pada ibu hamil yang berisiko tinggi dan sedang namun
tidak setiap bulan dilakukan.
4.3.2.4 Pengawasan
-
Mini Bulanan)
: Ada, 1 x / bulan.
Ada,
tiap
bulan
Angka kelahiran kasar (CBR) yang digunakan adalah angka terakhir CBR kabupaten/kota
yang diperoleh dari kantor perwakilan Badan Pusat Statistik (BPS) di kabupaten/kota.
Bila angka CBR kabupaten/kota tidak ada maka dapat digunakan angka terakhir CBR
propinsi. CBR propinsi dapat diperoleh juga dari buku Data Penduduk Sasaran Program
Pembangunan Kesehatan 2007 2011 (Pusat Data Kesehatan Depkes RI, tahun 2007).
Data yang digunakan menurut pendataan UPTD Puskesmas Jatisari ialah 1,687 orang ibu
hamil. (lampiran IV).
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4
Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan
standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1
kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3 disuatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.Rumus yang dipergunakan adalah :
waktu tertentu
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah dalam 1 tahun
Di UPTD puskesmas = Jumlah kunjungan bumil (K4) x 100
Jatisari
x 100
4. Cakupan penyuluhan
Cakupan penyuluhan perorangan dilaksanakan setiap kali kunjungan (100%).
Cakupan penyuluhan kelompok adalah 0% yaitu tidak dapat dinilai karena tidak ada
pencatatan yang lengkap.
5. Cakupan deteksi ibu hamil berisiko tinggi oleh tenaga kesehatan
Di UPTD Puskesmas = Jumlah ibu hamil yang berisiko tinggi
Jatisari
x 100
x 100
340
= 47.6% (Target 100%)
x 100
Laporan yang disajikan merupakan laporan absolut kedatangan ibu hamil ke semua
prasarana kesehatan seperti posyandu, puskesmas, bidan desa dan swasta namun
tidak spesifik dalam menyatakan tempat kunjungan.
4.4 Lingkungan
4.4.1 Fisik
- Lokasi :
Mudah dicapai oleh ibu hamil, namun RS rujukan berlokasi agak jauh kurang
lebih 30 km daripada Puskesmas Kecamatan Jatisari dengan waktu tempuh
kurang lebih 1 jam menggunakan kendaraan roda empat.
-
Transportasi :
Tersedia sarana transportasi umum yang relatif murah seperti ojek dan
angkutan umum
Jalur jalan raya rata dan tidak sukar dilalui oleh prasarana trasportasi darat.
Terdapat beberapa bagian desa yang hanya boleh dijangkau dengan
kendaraan dua roda saja.
Di Puskesmas terdapat 1 ambulans yang siap pakai.
Fasilitas kesehatan :
1. Adanya fasilitas kesehatan yang lain antaranya tiga Praktek swasta dokter
umum, dan 15 Bidan praktek swasta.
Ekonomi:
Sebagian besar penduduk berpendapatan rendah.
Bab V
Pembahasan
No
I
Variable
Tolok ukur
Cakupan
Masalah
1. Cakupan K4
97%
89.9%
(+)7.3%
2. Cakupan Fe3
90%
83.6%
(+)7.1%
3. Cakupan TT2
90%
26.1%
(+)71.0%
100%
48.5%
(+) 51.5%
100%
47.6%
(+) 52.0%
100%
0%
(+) 100%
Keluaran
risiko tinggi
5. Cakupan rujukan ibu hamil
risiko tinggi
6. Cakupan kunjungan rumah
7. Cakupan penyuluhan
Perorangan
100%
100%
(-)
Kelompok
100%
0%
(+)100%
100%
Tidak lengkap
(+)100%
1. Tenaga program
Cukup
Cukup
(-)
2. Dana
Cukup
Cukup
(-)
- Vaksin TT
Cukup
Tidak cukup
(+)
Non medis
Cukup
Cukup
(-)
1. Perencanaan
Ada
Ada
(-)
2. Pengorganisasian
Ada
Ada
(-)
Dilakukan
Tidak dilakukan
(+)
Masukan
3. Sarana
Medis
III Proses
3. Pelaksanaan
Kunjungan rumah
sepenuhnya
Penyuluhan kelompok
Dilakukan
Tidak dilakukan
(+)
sepenuhnya
Pencatatan dan
Dilakukan
(+)
sepenuhnya
pelaporan
4. Pengawasan
Tidak dilakukan
Dilakukan
Dilakukan
(-)
III Lingkungan
Fisik
1. Lokasi
2. Transportasi
Ada hambatan
.(+)
Tidak ada
(-)
hambatan
3. Fasilitas kesehatan
Tidak ada
(-)
hambatan
Non Fisik
1. Pendidikan
Ada
(+)
hambatan
Mayoritas
berpendidikan
rendah
2. Ekonomi
Ada
(+)
hambatan
Mayoritas
berpendapatan
rendah
Bab VI
Perumusan Masalah
Dari pembahasan hasil evaluasi program kerja di Puskesmas Jatisari ternyata terdapat beberapa
masalah.
6.1 Dari unsur keluaran
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 89.9% dari target 97% sehingga besar masalah
adalah 7.1%.
Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 83.6% dari target 90% sehingga besar masalah
adalah 6.4%.
Cakupan Imunisasi TT2 sebesar 26.1% dari target 90% sehingga besar masalah adalah
63.9%.
Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 48.5% dari target 100% ibu hamil dengan
risiko tinggi sehingga besar masalah adalah 51.5%.
Cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi sebesar 47.6% dari target 100% ibu hamil
dengan risiko tinggi sehingga besar masalah adalah 52.0%.
Cakupan kunjungan rumah dilakukan pada setiap ibu hamil yang berisiko tinggi namun
tidak lengkap dan tidak ada data tertulissehingga besar masalah adalah 100%
Penyuluhan kelompok dilakukan tetapi tidak menyeluruh dan tidak ada data tertulis
sehingga besar masalah adalah 100%.
Cakupan pencatatan dan pelaporan tidak lengkap sehingga besar masalah adalah 100%.
6.2.2 Proses
Pelaksanaan :
-
Kunjungan rumah dilakukan namun tidak menyeluruh kepada semua ibu hamil
yang risiko tinggi
6.2.3 Lingkungan
Fisik :
- Lokasi : Jarak Puskesmas Jatisari ke rumah sakit rujukan sekitar 30 dan waktu
tempuh sekitar 1 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat.
Non-fisik:
-
VII
Prioritas Masalah
1.1 Masalah menurut keluaran
A. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 89.9% dari target 97% sehingga besar
masalah adalah 7.1%.
B. Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 83.6% dari target 90% sehingga besar
masalah adalah 6.4%.
C. Cakupan Imunisasi TT2 sebesar 26.1% dari target 90% sehingga besar masalah adalah
63.9%.
D. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 48.5% dari target 100% ibu hamil
dengan risiko tinggi sehingga besar masalah adalah 51.5%.
E. Cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi sebesar 47.6% dari target 100% ibu hamil
dengan risiko tinggi sehingga besar masalah adalah 52.0%.
F. Cakupan kunjungan rumah dilakukan pada setiap ibu hamil yang berisiko tinggi
namun tidak lengkap dan tidak ada data tertulissehingga besar masalah adalah 100%
G. Penyuluhan kelompok dilakukan tetapi tidak menyeluruh dan tidak ada data tertulis
sehingga besar masalah adalah 100%.
H. Cakupan pencatatan dan pelaporan tidak lengkap sehingga besar masalah adalah 100%.
No
Parameter
Masalah
A
Besarnya masalah
Jumlah
14
17
20
21
19
16
16
16
Keterangan:
5 : Sangat penting
2 : Kurang penting
4 : Penting
3 : Cukup penting/sedang
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1 Masalah
A. Cakupan Imunisasi TT2 sebesar 26.1% dari target 90% sehingga besar masalah
adalah 71.0 .0%
o Penyebab masalah
Dari unsur masukan:
-
Tidak terdapat
sehingga Juli sehingga cakupan imunisasi TT tidak dapat mencapai target yang
ditetapkan.
Dari unsur proses :
-
o Penyelesaian masalah :
1. Mengusulkan penyedian vaksin TT di puskesmas oleh Dinas Kesehatan.
2. Melaksanakan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil mengenai kepentingan
pemberian imunisasi TT .Bidan atau kader yang terlatih berperan dalam upaya
memberi penyuluhan tentang kepentingan imunisasi TT dalam waktu kehamilan
sehingga ibu-ibu hamil lebih peduli terhadap kehamilannya dan bersedia
mendapat imunisasi secara lengkap.
3. Para Bidan digalakan untuk melakukan pembinaan KIE (Komunikasi, Informasi,
Edukasi) tentang faktor-faktor risiko yang dapat terjadi selama kehamilan dan
persalinan
B. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 48.5% dari target 100% ibu hamil
dengan risiko tinggi sehingga besar masalah adalah 51.5%.
o Penyebab masalah
Dari unsur proses
- Penyuluhan kelompok ibu hamil belum dapat terlaksana dengan baik dan
menyeluruh.
- Tidak ada pencatatan dan pelaporan mengenai data kunjungan rumah ibu hamil
dan penyuluhan kelompok.
Dari unsur lingkungan
- Tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas ratarata masih rendah sehingga pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil terhadap
kesehatan dan keselamatan ibu serta janin yang dikandungnya masih kurang.
o Penyelesaian masalah :
1. Membekalkan lembar pencatatan mengenai deteksi risiko tinggi ibu hamil
kepada bidan desa dan menyarankan mereka agar mengisi dengan lengkap. Dana
juga diberikan kepada wakil dari puskesmas untuk mengumpulkan laporan dari
bidan-bidan desa.
2. Mempertanggungjawabkan para kader dan bidan desa untuk melakukan
kunjungan rumah dan melakukan pendataan terutama ibu hamil yang berisiko
tinggi yang tidak dapat memeriksakan kehamilannya di fasilitas kesehatan
seperti bidan desa, puskesmas, atau klinik bersalin untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan.
3. Mengadakan penyuluhan kelompok yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan
ibu hamil, agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya
kesehatan dan keselamatan ibu dan janin yang dikandungnya serta risiko tinggi
dalam kehamilan sehingga ibu hamil memiliki kesadaran untuk memeriksakan
sendiri kehamilannya di fasilitas kesehatan
Bab IX
Kesimpulan dan Saran
9.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pelayanan antenatal dengan cara pendekatan sistem dapat
diambil kesimpulan bahwa program pelayanan antenatal di UPTD Puskesmas Jatisari
Kabupaten Karawang pada periode Augustus 2013 sampai dengan Juli 2014, sebagian besar
belum berjalan dengan baik. Ditemukan beberapa kekurangan yang menjadi proritas
masalah, yaitu:
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 89.9% dari target 97%
Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 83.6% dari target 90%
Cakupan Imunisasi TT2 sebesar 26.1% dari target 90%
Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 48.5% dari target 100% ibu hamil
dengan risiko tinggi
Cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi sebesar 47.6% dari target 100% ibu hamil
dengan risiko tinggi .
Cakupan kunjungan rumah 0%, dilakukan pada setiap ibu hamil yang berisiko tinggi
namun tidak lengkap dan tidak ada data tertulis.
Penyuluhan kelompok adalah 0%, dilakukan tetapi tidak menyeluruh dan tidak ada data
tertulis.
Cakupan pencatatan dan pelaporan 0% yaitu tidak lengkap.
o Haruslah lebih tegas dan memainkan peranan penting dalam memastikan setiap
tenaga kesehatan lebih bertanggungjawab dan berdisiplin terhadap tugas yang
diberikan.
o Mengusahakan agar pembagian tugas terhadap penyuluhan kelompok tidak
memegang terlalu banyak tugasan supaya mereka lebih fokus terhadap program
yang dipertanggungjawabkan.
o Menggerakkan para bidan dan kader melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil
sesuai dengan tingkat pendidikan mereka mengenai kepentingan imunisasi TT dan
kepatuhan pengambilannya. Menggalakan para bidan untuk melakukan pembinaan
KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi).
2. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 48.5% dari target 100%
o Membekalkan lembar pencatatan mengenai deteksi risiko tinggi ibu hamil kepada
bidan desa dan menyarankan mereka agar mengisi dengan lengkap.
o Menggerakkan bidan desa dan kader untuk melakukan kunjungan rumah dan
melakukan pendataan terutama ibu hamil yang berisiko tinggi yang tidak dapat
memeriksakan kehamilannya di fasilitas kesehatan .
o Mengarahkan bidan desa supaya dilakukan
dengan tingkat pendidikan ibu hamil, agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu
hamil tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan ibu dan janin yang
dikandungnya serta memahami risiko tinggi dalam kehamilan .
o Mengarahkan para bidan supaya memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai
program jampersal sehingga untuk masyarakat yang kurang mampu tetap dapat
berobat ke pelayanan kesehatan, terutama untuk ibu hamil risiko tinggi.
Diharapkan melalui saran di atas, program Pelayanan Antenatal di Puskesmas Jatisari
Karawang dapat berjalan dengan lebih baik pada periode yang akan datang sehingga dapat
meningkatkan cakupan sesuai target.
Daftar pustaka
1. Pelayanan antenatal. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta: 2009; hal 1-73.
2. World Health Organization(WHO) 2014. Trends in Maternal Mortality : 1990 to 2013.
3. Badan Pusat Statistik ,. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Disember
2012. Jakarta Indonesia
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. 2013.
5. Pedoman Pelayanan Antnatal Terpadu. Kementerian Kesehatan Direktur Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat 2010.
6. Pelayanan antenatal. Pedoman Pelayanan Antenatal. 2007. Departemen Kesehatan RI,
Jakarta: 2007; hal 1-83.