You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Tegangan di dalam suatu benda dapat terjadi oleh berbagai mekanisme, seperti

reaksi terhadap gaya eksternal (misal gravitasi) yang diaplikasikan ke bahan curah,
juga reaksi terhadap gaya yang diaplikasikan ke permukaannya seperti gaya kontak,
tekanan eksternal, dan gesekan. Setiap deformasi dari benda padat menghasilkan
tegangan elastis, mirip dengan reaksi gaya pada pegas yang selalu kembali ke bentuk
semula. Pada cairan dan gas, tegangan elastis hanya terjadi ketika deformasi
mengubah volume. Namun deformasi akan selalu berubah seiring dengan waktu,
termasuk cairan (misal pelumas yang viskositasnya berubah sehingga harus diganti
secara periodik).
Sejumlah tegangan yang signifikan dapat terjadi bahkan ketika deformasi
hampir tidak terlihat. Tegangan dapat terjadi tanpa adanya gaya dari luar, yang
disebut dengan built-in stress atau tegangan dari dalam seperti pada manufaktur beton
pracetak dan kaca tempa. Tegangan juga dapat terjadi tanpa adanya gaya kontak
sama sekali, baik dari dalam maupun dari luar, misal karena perubahan temperatur,
perubahan komposisi kimia, dan paparan gaya magnet.

1.2

Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka diperoleh batasan

masalah sebagai berikut:


1.

Pengertian Tegangan
| Tegangan

1.3

2.

Macam-macam tegangan secara umum

3.

Tegangan pada batuan

Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah sederhana ini, yakni:
1. Mengetahui pengertian tegangan.
2. Mengetahui macam-macam tegangan secara umum dan tegangan pada
batuan.

| Tegangan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Tegangan
Bila sebuah balok terletak di atas lantai, balok akan memberikan aksi pada

lantai, demikian pula sebaliknya lantai akan memberikan reaksi yang sama, sehingga
benda dalam keadaan setimbang, adalah penjabaran Hukum Newton pertama tentang
aksi dan reaksi. Gaya aksi sepusat (F) dan gaya reaksi (F) dari bawah akan bekerja
pada setiap penampang balok tersebut. Jika penampang A-A dari balok, gaya sepusat
(F) yang arahnya ke bawah, dan di bawah penampang bekerja gaya reaksinya (F)
yang arahnya ke atas.
Pada bidang penampang tersebut, molekul-molekul di atas dan di bawah
bidang penampang A-A saling tekan menekan, maka setiap satuan luas penampang
menerima beban sebesar: F/A

Gambar 2.1. Tegangan yang timbul pada penampang A-A

| Tegangan

2.2

Macam-macam Tegangan Secara Umum


Tegangan timbul akibat adanya tekanan, tarikan, bengkokan, dan reaksi. Pada

pembebanan tarik terjadi tegangan tarik, pada pembebanan tekan terjadi tegangan
tekan, begitu pula pada pembebanan yang lain.

1.

Tegangan Normal

Tegangan normasl terjadi akibat adanya reaksi yang diberikan pada benda. Jika
gaya dalam diukur dalam N, sedangkan luas penampang dalam m2, maka satuan
tegangan adalah N/m2 atau dyne/cm2.

Gambar 2.2. Tegangan Normal

2.

Tegangan Tarik

Tegangan tarik pada umumnya terjadi pada rantai, tali, paku keling, dan lainlain. Rantai yang diberi beban W akan mengalami tegangan tarik yang besarnya
tergantung pada beratnya.

| Tegangan

Gambar 2.3. Tegangan tarik pada batang penampang luas A


Persamaan tegangan tarik dapat dituliskan:

Dimana: F = gaya tarik, dan A = luas penampang

3.

Tegangan Tekan

Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya F yang saling berlawanan
dan terletak dalam satu garis gaya. Misalnya, terjadi pada tiang bangunan yang belum
mengalami tekukan, porok sepeda, dan batang torak. Tegangan tekan dapat ditulis:

Gambar 2.4. Tegangan tekan


4.

Tegangan Geser

Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang
berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada

| Tegangan

penampangnya tidak terjadi momen. Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi.
Misalnya: sambungan keling, gunting, dan sambungan baut.

Gambar 2.5. Tegangan geser

Pada gambar di atas, dua gaya F sama besar berlawanan arah. Gaya F bekerja merata
pada penampang A. pada material akan timbul tegangan gesernya, sebesar:

Tegangan geser terjadi karena adanya gaya radial F yang bekerja pada
penampang normal dengan jarak yang relatif kecil, maka pelengkungan benda
diabaikan. Untuk hal ini tegangan yang terjadi adalah Apabila pada konstruksi
mempunyai n buah paku keling, maka sesuai dengan persamaan dibawah ini tegangan
gesernya adalah

| Tegangan

5.

Tegangan Lengkung

Misalnya, pada poros-poros mesin dan poros roda yang dalam keadaan
ditumpu. Jadi, merupakan tegangan tangensial.

Gambar 2.6. Tegangan lengkung pada batang rocker arm

6.

Tegangan Puntir

Gambar 2.6. Tegangan puntir

| Tegangan

Benda yang mengalami beban punter akan menimbulkan tegangan punter


sebesar:

t=
p=

2.3

momen punter (torsi)


momen tahanan polar (pada puntir)

Tegangan pada Batuan


Tegangan adalah gaya yang bekerja pada suatu luasan permukaan dari suatu

benda. Tegangan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi yang terjadi pada
batuan sebagai respon dari gaya-gaya yang berasal dari luar. Ada tiga macam
tegangan sebelum massa batuan mengalami gangguan, antara lain:
1.

Tegangan gravitasi

2.

Tegangan tektonik

3.

Tegangan sisa

| Tegangan

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pembahsan pada BAB sebelumnya

adalah:
1.

Tegangan merupakan gaya yang bekerja pada suatu luasan permukaan


dari suatu benda.

2.

Macam-macam tegangan secara umum dibedakan menjadi enam, yakni


tegangan normal, tarik, tekan, geser, lengkung dan puntir.

3.

Tegangan yang bekerja pada batuan ada tiga, yaitu tegangan gravitasi,
tektonik, dan sisa.

3.2

Saran
Ketidakmampuan penulis dalam membuat suatu karya tulis berupa makalah

sederhana disebabkan oleh kurangnya pengetahuan penulis mengenai hal yang


dibahas dan kurangnya referensi penulis mengenai materi yang dikaji.

| Tegangan

DAFTAR PUSTAKA

Ceron, E., Martins, P.A.F., dan Bay, N., 2014. Thermal analysis of bending under
tension test. Journal of Mechanical Engineering 81: 1805-1810.
Dick, C.P., dan Korkolis, Y.P., 2014. Assessment of anisotropy of extruded tubes by
ring hoop tension test. Department of Mechanical Engineering, University of
New Hampshire, Durham 81: 2261-2266.
Jailani,

A., 2014. Mekanika Batuan. http://miningfuture.blogspot.com/2014/05/


mekanika-batuan.html. (diakses pada tanggal 24 November 2014 pukul 06:54
WITA).

Kramer, S., Gaulocher, S., Martins, M., dan Filho, L.S.L., 2012. Surface tension
measurement for optimization of flotation control. Journal of Mineral Processing
Research 46: 111-118.
Obluk, P., Fabo, P., dan Tk, J., 2013. Non-contact mechanical tension measurement
in prestressed concrete structures. Journal of Civil Engineering 65: 273-277.
Shahinnejad, A., Haghpanahi, M., dan Farmanzad, F., 2013. Finite element analysis of
axonal microtubule bundle under tension and torsion. Iran University of Science
and Technology, Narmak, Tehran 59: 16-24.
Wikipedia. 2014. Tegangan. http://id.wikipedia.org/wiki/Tegangan_%28mekanika%29.
(diakses pada tanggal 24 November 2014 pukul 02:33 WITA).

| Tegangan

You might also like