You are on page 1of 24

15/01/2013

1. Gambaran umum perencanaan


bangunan gedung

2. Desain struktur beton bertulang SNI


1992 (RSNI 2002)

Ir. Wahyu Wuryanti, MSc


Puslitbang Permukiman, Balitbang, Kementerian Pekerjaan Umum

Standar/ Pedoman teknis dimaksudkan untuk


mewujudkan bangunan yang berkualitas sesuai
dengan fungsinya

Tujuan penggunaan standard teknis: Memenuhi


ketentuan minimum serta mendapatkan hasil
pekerjaan struktur yang aman, nyaman dan
ekonomis

Pengunaan standard teknis merupakan volunter


dan menjadi wajib bila dincantumkan dalam
dokumen kontrak

15/01/2013

Perkembangan SNI
struktur beton


Merupakan Rekomendasi Teknis minimum mengenai persyaratanpersyaratan untuk membangunan bangunan yang baik dan aman
terhadap kondisi normal/ standar

Mengedepankan norma dan praktek standar/ teknologi terakhir yang


telah terbukti di lapangan

Merupakan produk bersama wakil dari unsur dan bidang terkait yang
secara garis besar masuk dalam kelompok:

Di negara lain (negara maju) umumnya dikelola oleh institusi nonpemerintah

Dokumen umumnya diangkat menjadi bagian legal dari kontrak kerja


konstruksi

 Praktisi Ahli; Peneliti dan Akademisi; Industri.

Isi SNI beton-92 relatif lebih sulit dimengerti


dibandingkan dengan isi PBI-71

Upaya diseminasi yang kurang efektif

Belum terintegrasinya secara lengkap aspek-

Rentang waktu yang sudah cukup lama sejak


SNI beton92 diterbitkan

Perkembangan pada sistem struktur untuk


gedunggedung tinggi

Proses penyempurnaan peraturan gempa


Indonesia

Beberapa kekurangan yang dijumpai pada


SNI beton 1992

aspek konstruksi beton dalam SNI92

15/01/2013

RUANG LINGKUP:

Perubahan tidak terlalu dratis

SNI 1992 = RSNI 2002

Lebih bersifat komunikatif

Selengkap mungkin membahas semua aspek


konstruksi

Penggunaan angka-angka statistik yang


konsisten satu sama lainnya

Keselarasan dengan peraturan perencanaan


Indonesia lainnya yang berbasis LRFD

Kerangka dan format penulisan yang baku

Tata cara ini meliputi persyaratan-persyaratan


umum serta ketentuan teknis perencanaan
dan pelaksanaan struktur beton untuk
bangunan gedung atau struktur bangunan
lain yang mempunyai kesamaan karakter
dengan struktur bangunan gedung

PERBANDINGAN SNI 1992 DAN RSNI 2002


TERDIRI DARI 4 BAB:
1. Deskripsi
2. PersyaratanPersyaratan
3. Ketentuan-ketentuan
4. Cara Perencanaan

TERDIRI DARI 25 BAB


1. Ruang lingkup
2. Acuan normatif
3. Istilah dab definisi
4. Persyaratan persyaratan
5. Bahan
6. Persyaratan keawetan beton
7. Kualitas, pencampuran dan pengecoran
8. Cetakan, pipa tertanam, dan siar pelaksanaan
9. Detail penulangan
10. Analisis dan perencanaan
11. Ketentuan mengenai kekuatan dan kemampulayanan
12. Beban lentur dan aksial
13. Geser dan putir
14. Penyaluran dan penyambungan tulangan
15. Sistem pelat dua aah
16. Dinding
17. Fondasi telapak
18. Beton pracetak
19. Komponen struktur lentur beton komposit
20. Beton prategang
21. Komponen struktur cangkang da pelat lipat
22. Evaluasi kekuatan dari struktur yang telah berdiri
23. Kekuatan khusus untuk perencanaan gempa
24. Beton polos tsrukural
25. Metoda desain alternatif

American Concrete Institute, Committee 318


Building core requirement for reinforced
concrete, ACI 318M

15/01/2013

BETON

Tegangan putus

BAJA

TEGANGAN, f

TEGANGAN, f

Persyaratan desain untuk angkur disertakan.


Mode kegagalan dan kekuatan nominalnya
telah didefinisikan.
Juga ditambahkan persyaratan untuk
pengujian dan evaluasi angkur pada beton
yang retak atau yang dikenai beban tetap.
Ketentuan baru juga menyertakan persyaratan
seismik untuk angkur beton, instalasi serta
inspeksinya.

Tegangan, f

Sepakat untuk menggunakan adopsi modifikasi


ACI 318M-11 dengan mempertahankan
seidentik mungkin dalam hal isi maupun rujukan
atau standar (untuk hal-hal yang tidak relevan
saja seperti salju atau beku-cair dihilangkan
dengan tetap mempertahankan/tidak merubah
nomor bab atau sub babnya sama seperti aslinya
dan memberikan tambahan tabel deviasi
sebagai catatan modifikasi)

KAYU

REGANGAN,

15/01/2013

tekan

Beton (campuran kerikil + pasir +


semen) merupakan material kuat
terhadap tekan dan lemah
terhadap tarik

Baja, merupakan material daktail


karena berperilaku kuat terhadap
tarik dan tekan

Kayu, merupakan material nonhomogen dan anisotropik dalam


berbagai arah baik terhadap kuat
tarik maupun kuat tekan.

Pasangan bata: (batu


bata+plesteran) merupakan
material lemah terhadap tarik tapi
kuat terhadap tekan

Tarik

Retak

Kuat
Pasangn bata

Lemah

Material beton kuat menahan tekan, namun lemah


menahan tarik

Oleh karena itu, retak lentur umum terjadi pada


beton bahkan pada tahapan awal pembebanan

Retak ini dapat memicu terjadinya keruntuhan pada


balok

Untuk mencegah terjadinya keruntuhan, diperlukan


baja tulangan yang berfungsi menahan tarik

Dengan cara ini diperoleh struktur beton bertulang

KARAKTERISTIK BETON DAN BAJA


BAJA

 Rasio kekuatan terhadap berat tinggi


 Kekuatan tarik dan tekan
 Daktilitas
 seting sambungan akurat
perlu pelapis tahan api
sambungan kaku (las) mahal

BETON

 mudah dibentuk, dimodelkan sesuai kebutuhan


 durabilitas
 tahan api
 sambungan kaku
Hanya kekuatan tekan
membutuhkan ketrampilan tukang
Page 20

15/01/2013

Pendefinisian
kebutuhan
(lingkup AR)

Pengembangan
konsep desain
struktur

Desain elemen/
komponen
struktur

Analisis
struktural

Merupakan lingkup
pekerjaan arsitektur
berdasarkan fungsi
gedung sesuai
kebutuhan dan
perioritas klien

aman
Sesuai
anggaran

dapat
berfungsi

dapat
dikerjakan

Ramah
lingkungan
Kebutuhan
lainnya

KEBUTUHAN
FUNGSI
GEDUNG

Struktural

Mekanikal

Arsitektural

Geografis

Elektrikal

Bentuk bangunan
Sistem struktur
Menghasilkan desain
sesuai kebutuhan

15/01/2013

TAHAP 2
Pengembangan
konsep desain
struktur

STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG




Pengembangan alternatif layout struktur


Memperkirakan ukuran awal komponen
struktur (dan biaya untuk masing-masing
alternatif)
Memilih sistem struktur yang paling optimal
 Kepantasan
 Ekonomis
 Mudah dirawat

15/01/2013

Struktur atas
(upper structure)

1. Struktur atas (upper structure) adalah struktur


yang terletak di atas permukaan tanah, meliputi
 Struktur atap sebagai pelindung bangunan
 Struktur utama sebagai pembentuk ruang

2. Struktur bawah (sub structure) adalah struktur


yang berada di bawah bangunan, meliputi
Struktur bawah
(sub structure)

 Fondasi
 Basemen

Balok
Pelat

Kolom
Pondasi

15/01/2013

Kolom adalah elemen struktur yang digunakan untuk


mentransfer beban aksial secara vertikal

Balok adalah elemen struktur yang digunakan untuk


mentransfer beban aksial secara horisontal

Pelat adalah struktur diafragma yang bersifat rigid


atau semi rigid untuk menyalurkan beban kepada
balok dan kolom

Fondasi adalah elemen struktur paling dasar yang


berfungsi menyalurkan beban bangunan dari kolom ke
dalam tanah

One- way slab


Flat plate
Wide module joist

Two-way joits
Standard one-way joist

Komponen struktural lainnya (bersifat sekunder)

Two way beams supperted slab

Metal deck
Desain pelat

Topping Hollow core slab

Hollow core slab

Teknologi Keramik komposit


(Keraton)

Tangga precast

15/01/2013

Mengacu pada peraturan


pembebanan Indonesia (SNI)
1. Beban mati
2. Beban hidup
3. Beban lingkungan
4. Beban atap
5. Beban saat konstruksi

STRUKTUR BANGUNAN

Beban kerja
menetap

berpindah

Beban
Mati

Beban
Hidup

Beban
Angin

VERTIKAL

Berat dari seluruh bagian bangunan yang permanen

Besar beban tetap dan lokasinya juga tetap

Beban mati tergantung pada berat jenis material.


Sebagai contoh untuk material beton berat normal,
berat jenis = 2400 kg/m3
 Berat struktur (dinding, lantai, atap, langit-langit,

tangga)
 Perlengkapan bangunan yang sifatnya tetap

(HVAC, perpipaan, kabel dan raknya, dll)

massa

ketinggian

Beban
Gempa

LATERAL

Beban yang dihasilkan akibat pemanfaatan


struktur

Biasanya berupa beban maksimum yang


mungkin terjadi akibat pemanfaatan bangunan

Besarnya beban hidup yang diambil tidak boleh


lebih kecil dari yang telah ditetapkan dalam
peraturan
Contoh;
 tangga perumahan = 300 kg/m2
 Ruang perkantoran = 250 kg/m2

10

15/01/2013












Gempa bumi
Angin
Tekanan tanah/ air
Genangan air hujan
Perbedaan suhu
Perbedaan penurunan

Peralatan konstruksi
Beban pekerja
Berat bekisting yang memikul berat beton segar
(beton yang belum mengeras)

Beban minimum pekerja dan peralatan/


material konstruksi selama masa pembangunan
dan perawatan/ perbaikan
Genangan air hujan
 Atap harus dapat memikul beban dari air hujan yang

terkumpul pada saat saluran tersumbat


 Keruntuhan pada tampungan

Genangan air hujan terjadi di daerah defleksi maksimum


Akibatnya meningkatkan defleksi
Mengakomodasi penambahan air
Potensi keruntuhan

Material

BJ

Beton bertulang

2400 kg/m3

Adukan semen

21 kg/m2

Penutup lantai

24 kg/m2

Dinding pasangan bata merah setengah batu

250 kg/m2

Langit-langit semen asbes

11 kg/m2

Penggantung langit-langit dari kayu

7 kg/m2

Penutup atap genting dengan reng dan kaso

50 kg/m2
Fungsi ruang

Beban hidup

Ruang kelas

250 kg/m2

Ruang olah raga

400 kg/m2

Gudang

400 kg/m2

Ruang rapat

400 kg/m2

Tangga dan balkon

300 kg/m2

Dak atap

100 kg/m2

11

15/01/2013

Analisis mekanika teknik


 Gaya dalam momen
 Gaya dalam geser

TAHAP 3
Analisis
struktural

 Gaya dalam aksial


 Gaya dalam torsi dan kombinasinya

Dapat digunakan dengan bantuan peranti


lunak komputer seperti (SAP, STAAD, ETABS,
SANS, SAFE, dll)

12

15/01/2013

Beban merata

Komponen struktur harus


mampu memikul :
 Momen :


Geser :
Torsi :

Aksial

BALOK BETON BERTULANG

Tul. Utama
Tul. Sengkang
Tul. Sengkang,
Tul. Pinggang,
Tul. Utama

Profil lendutan balok

MOMEN (+)

GESER (+)
GESER (-)

Merupakan respon struktur


terhadap beban yang bekerja

AKSIAL

TAHAP 4
Desain elemen/
komponen
struktur

13

15/01/2013

Dimensioning elemen struktur untuk menahan gaya


dalam

 Aspek estetika
 Kemudahan dilaksanakan
 Kemudahan dirawat

Mempersiapkan spesifikasi teknis

DIMENSIONING KOMPONEN STRUKTUR

Model struktur dalam input data merupakan GARIS SISTEM


komponen struktural.

14

15/01/2013

Menghitung luas tulangan menghitung dan


menentukan jumlah tulangan baja perlu untuk lentur
dan geser berdasarkan nilai momen dan geser
maksimum dari kombinasi beban dan juga kriteriakriteria perencanaan lain yang ditetapkan untuk
setiap Standar/code yang diikuti

Momen negatif pada balok menghasilkan tulangan


atas. Momen positif balok menghasilkan tulangan
bawah.

Menghitung luas tulangan menghitung dan menentukan


jumlah tulangan baja perlu untuk lentur dan geser
berdasarkan nilai momen dan geser maksimum dari
kombinasi beban dan juga kriteria-kriteria perencanaan lain
yang ditetapkan untuk setiap Standar/code yang diikuti

Momen negatif pada balok menghasilkan tulangan atas.


Momen positif balok menghasilkan tulangan bawah
 Menentukan Momen Terfaktor Maksimum

 Menentukan Momen Terfaktor Maksimum

 Menentukan Jumlah Tulangan Lentur Perlu.

 Menentukan Jumlah Tulangan Lentur Perlu.

Ketika dua material seperti baja dan beton bekerja


bersama, dapat dimengerti bahwa perilakuknya
menjadi kompleks. Analisis kekuatan komponen
struktur beton bertulang dilakukan secara semi-empiris,
namun tetap rasional. Prinsip semi-rasional dan
metoda-metodanya ini terus menerus dikembangkan
dan diperbarui dengan terus berkumulasinya hasil
penelitian eksperimental dan teoritis. Amarican
Concrete Institute (ACI) menjadi pusat pengembangan
ini, mengeluarkan perturan mengenai bangunan beton.
SNI mengadopsi hampir secara penuh peraturan ACI.

Limit state; keadaan dimana struktur atau elemen


struktur sudah tidak dapat berfungsi sebagaimana
yang direncanakan pada awalnya

Keadaan batas (limit states) untuk struktur beton


bertulang terdiri dari:
 Keadaan batas ultimit
 Keadaan batas layan /serviceability
 Keadaan batas khusus/ special

15

15/01/2013

Dua filosofi desain yang dikenal:


1.

Metode beban kerja (working stress method) yang


fokus pada kondisi beban layan

2.

Metode kuat ultimit (strength design method) yang


fokus pada pembebanan yang lebih besar daripada
beban layan; dimana keruntuhan mungkin terjadi

Strength design method dianggap lebih realistik secara


konseptual untuk memberikan level keamanan yang
lebih pasti

Dalam metoda kuat ultimit, besarnya beban layan dinaikan


dengan menggunakan suatu faktor untuk mendapatkan
beban dimana keruntuhan mungkin terjadi. Beban ini
disebut beban terfaktor atau faktor ultimit.

Kuat
rencana

Kuat yang
dibutuhkan
untuk memikul
beban terfaktor

Kuat rencana diperoleh dari perhitungan sesuai


dengan persyaratan yang dicantumkan pada perturan
bangunan yang berlaku (SNI/ACI) dan kuat perlu
diperoleh dari analisis struktur dengan menggunakan
beban terfaktor/ ultimit
kuat rencana sering disebut juga dengan kuat
ultimit

16

15/01/2013

ATURAN SAFETY (KEAMANAN)


Struktur dan komponen struktur harus
selalu dirancang untuk dapat menahan
kondisi beban berlebih.
Ada 3 alasan utama mengapa hal tersebut
harus ditinjau
1. Ketidakseragaman kekuatan/ tahanan
struktur
2. Kondisi pembebanan yang bervariasi
3. Risiko kegagalan

Beban kerja adalah beban rencana yang digunakan


untuk merencanakan komponen struktur.
beban mati (D), beban hidup (L), beban atap (A),
beban hujan (R), beban angin (W) dan beban gempa (E)
SNI 1992

SNI 2002

 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)







 0,75 (1,2 D + 1,6 L 1,6 W)


 0,9D+1,3W
 1,05( D + LR E)
 0,9 (D E)

1,4 D
1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)
1,2 D + 1,0 L 1,6 W + 0,5 (A atau R)
1,2 D + 1,0 L 1,0 E
0,9 D 1,0 E

Semakin acak atau semakin tidak pastinya variabel yang


digunakan semakin besar angka keamanan yang digunakan

KETIDAKSERAGAMAN TAHANAN STRUKTUR


Variasi kekuatan material beton dan baja
tulanganperbedaan dimensi pada gambar rencana dan
kenyataan di lapangan
Akibat dari penyederhanaan rumusan dan asumsi yang
digunakan pada perhitungan

Kuat tekan beton struktural minimum = 17,5 MPa


(K-210)

Untuk struktur tahan gempa, kuat tekan beton


minimum = 20 MPa ((K-250)

Baja tulangan yang digunakan haruslah tulangan


ulir. Baja polos hanya diperkenankan untuk
tulangan spriral atau tendon

Batasan tulangan di atas tidak berlaku untuk jaring


kawat baja polos

17

15/01/2013




Runtuh dalam mekanisme geser


Runtuh dalam mekanisme lentur

Lentur dengan/ tanpa aksial tarik

= 0.80

Aksial tarik

= 0.80

Aksial tekan dengan/ tanpa lentur


a) Dengan tulangan spiral
b) Komponen struktur yang lain

= 0.70
= 0,65

Tulangan kuat (over reinforced), akibat tulangan terlalu banyak


sehingga beton yang tertekan hancur terlebih dulu (beton mencapai
kekuatan batasnya terlebih dahulu). Keruntuhan seperti ini terjadi
tiba-tiba

Geser dan torsi

= 0.75

Tulangan lemah (underreinforced), akibat tulangan mencapai leleh


(fy) terlebih dahulu, setelah itu beton mencapai regangan batasnya
(c) dan selanjutnya struktur runtuh. Pada kasus ini terlihat ada
tanda-tanda defleksi yang besar sebelum terjadi keruntuhan.

Tumpuan pada beton

= 0.80

Tulangan seimbang (balance reinforced), saat beton mencapai


regangan batas (c) tulangan mencapai lelehnya (fy) . Keruntuhan ini
juga terjadi tiba-tiba

Tulangan kuat
(over reinforced)

Tulangan lemah
(underreinforced)

Tulangan seimbang
(Balance reinforced)

18

15/01/2013

Tulangan polos

Tulangan ulir / deform

135
Ujung sengkang yang
dibengkokan 135 tidak akan
terbuka saat mengalami
getaran gempa

Disarankan untuk ditekuk


135 ke arah dalam kedua
sisi sengkang

TULANGAN
BALOK

PEMASANGAN TULANGAN KOLOM


Extra Links

10 times
diameter of
stirrup

Horizontal
Spacing

135

12-60

Column

8 D-19

Diperlukan
sengkang terbuka
mengelilingi tul
utama dengan
bengkokan 135

Pot. A-A

Ekstra sengkang diperlukan


untuk melindungi beton

12-120
8 D-19
A

Pot. A-A

Pot. B-B

A
Pot. B-B

19

15/01/2013

Rumusan dasar perencanaan lentur balok


Tahanan terfaktor pengaruh beban terfaktor
Mn Mu
Mu = momen akibat beban terfaktor (kuat lentur perlu )
Mn = momen nominal penampang
= faktor reduksi kekuatan (untuk mengakomodasi adanya
variasi dimensi, kuat material, dan penyederhanaan
perhitungan

Regangan baja sama dengan regangan beton pada level yang


sama (kompatibiltas), yaitu s= c pada level yang sama

Tegangan pada beton dan baja dapat ditentukan dari diagram


tegangan-regangan - yang berlaku

Tegangan tarik beton diabaikan dalam perhitungan kuat


struktur

Beton diasumsikan mencapai tegangan batas bila c


(regangan beton) cu (regangan ultimit) 0,003

Hubungan tegangan-regangan beton dapat diasumsikan


berbentuk parabola, persegi, trapesium atau bentuk lain
asalkan memberikan predisksi kekuatan yang sama

Syarat kekuatan geser :


Vu < Vn
Vn = Vc + Vs

h d
sengkang - s

sengkang - s

Kuat geser yang disumbangkan


beton :
Vc = 1/6. fc . bw . d
Kuat geser yang disumbangkan
baja tulangan :
Vs = Av . fy . (d / s)
Kuat geser total
Vn = Vc + Vs

Dimana :
Vc = kuat geser nominal disumbangkan beton (N)
Vs = kuat geser nominal disumbangkan baja tulangan (N)
Vn
= kuat geser nominal (N)

= faktor reduksi kuat geser (


= 0,75)
Av
= luas sengkang (mm2)
bw
= lebar efektif penampang (mm)
d
= tinggi efektif penampang (mm)
s
= jarak as ke as dari sengkang

Zona tekan
(compresisve-zone)
dapat dimodelkan
dengan blok
tegangan evivalen)

20

15/01/2013

Tulangan utama

dx cdx
dx
=
= s
R
kd
d(1 k )

memikul beban lentur/


momen dan/atau torsi

1 c
s
=
=
R kd d (1 k )

Tulangan sengkang

garis netral
c

memikul beban geser

Tulangan pinggang
memikul beban torsi dan

BALOK BETON
L

Profil lendutan
balok

Distribusi
tekan
tegangan
c
tarik penampang

Tension
failure

Compression
failure

e
hancur tekan


Balok yang melentur

Gb. c menunjukan distribusi tegangan


yang terjadi pada potongan
penampang yang ditinjau akibat M
(pengaruh geser diabaikan);

(a)

c = 0.003

g.n.

Pada Gb. e batas kuat tekan tercatercapai terlebih dahulu, hingga terjadi
compression failure.
failure.

0.85fc

0.85fc
a

c
u

h
As

a/2

Cc
z = (d-a/2)

a= 0.8c

Mu

Bila beban terus ditambah, maka


suatu saat kekuatan batas material
akan tercapai shg. balok runtuh;
Gb. d menunjukan kondisi saat
batas kuat tarik dicapai terlebih
dahulu dan terjadi tension failure.
failure.

(b)

KAPASITAS LENTUR PENAMPANG BALOK TULANGAN TUNGGAL

s = fy/Es


d
hancur tarik

Gb. a menunjukan sebuah balok dari


terletak pada dua tumpuan dengan
beban merata;
Profil lendutan balok akibat beban
(beban layan) terlihat pada Gb. b.

retak

baja tulangan

Tulangan utama memikul


beban lentur/ momen
dan/atau torsi

Beban merata

gn

menahan sengkang agar


tidak bengkok

Balok yang melentur akibat beban merata

kd

Ts = As x fy

Ts = As x fy

Tulangan minimum :
Persamaan kesetimbangan :
H = 0
Ts = Cc
As.fy = 0.85 fc b a

M = 0
Mn = Ts. jd
Mn

= Ts (h
(h--1/2a)

Mu = Mnx

Asmin = Min (b.d)


Min = 1.4/fy
Tulangan max :
Asmax 75 % b (b.d)
b = 0,851 (fc/fy) [ (600)/(600+fy)]

21

15/01/2013

KAPASITAS LENTUR PENAMPANG BALOK TULANGAN GANDA


s = 0,003
0,85.fc.b

0,85 . fc

C2

1/2a

As

a=0.85.c

C1
Mn

d d

z1

z2

T1

As

T2

b
Pot. Penampang

Bagian-1:
H = 0

(1)

s
Diagram Regangan

T1 = C1

Diagram Tegangan Aktual

(2)

Diagram Tegangan
Ekuivalen

2.

Bagian-2:
As = As2 =(As As1) (
H = 0
T2 = C2 = As2 . fy

As1.fy = 0.85 fc b a

M = 0 (thd posisi tul tarik)

(As As).fy = 0,85 fc.b


a = [(As As).fy] /(0.85.fc.b)

Mn2 = As2 . Fy (d d)
Mn1 = T1.z1
= (As As).fy.(d - .a) + As.fy. ( d d)

Mn1 = T1.z1
= (As As).fy.(d - .a)

1. Lokasi penempatan tulangan


Tempatkan tulangan pada daerah dimana retak akan
terjadi (daerah tarik). Tegangan tarik dapat terjadi karena:
 lentur
 beban aksial
 pengaruh susut

Jumlah bag-1 + bag-2:


Mn = (As As).fy.(d - .a) + As.fy. ( d d)

Pelaksanaan konstruksi
Harga bekisting relatif mahal, sebaiknya gunakan tipe
yang dapat digunakan beberapa kali

3.

Tinggi balok
 Ketentuan tinggi balok minimum SNI Pasal 11.5 Tabel 8
 Rule of thumb: hb L/12 (mm)
 Untuk ketinggian balok menerus, rencanakan terhadap

momen maksimum di perletakan

JENIS UNSUR BANGUNAN BETON BERTULANG


Beton yang dicor langsung di atas tanah

4. Selimut beton
Selimut tebal beton antara permukaan pelat/balok beton
terhadap tulangan
Fungsi selimut beton:
 perekat tulangan pada beton
 melindungi tulangan dari korosi
 melindungi tulangan dari api
 tambahan tebal selimut biasanya digunakan untuk

mengakomodasi keausan/ abrasi

TEBAL
MINIMUM (mm)
75

Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca


Batang D-19 hingga D-56
Batang D-16 jaringan kawat polos P-16 atau ulir D-16
dan yang lebih kecil

50
40

Beton yang tidak berhubungan dengan tanah atau cuaca


Pelat, dinding, pelat berusuk
Batang D-44 dan D-56
Batang D-36 dan yang lebih kecil

40
20

Balok, kolom
Tulangan utama, pengikat, sengkang, lilitan spiral

40

Komponen cangkang, pelat tipis


Batang D-19 hingga D-56
Batang D-16 jaringan kawat polos P-16 atau ulir D-16
dan yang lebih kecil

20
15

22

15/01/2013

JENIS UNSUR BANGUNAN BETON BERTULANG


Lantai

TEBAL MINIMUM
[MM]
3 jam

2 jam

Lantai monolit, lantai pracetak berbentuk U dan T

150

120

Lantai balok berongga, lantai pracetak berbentuk


kotak atau I

125

90

Tebal selimut beton pelat satu arah

45

30

Tebal selimut beton pelat dua arah

40

25

Tebal balok atas dua tumpuan

240

200

Tebal selimut beton

50

50

Tebal balok menerus

240

200

Tebal selimut beton

40

35

Kolom

Tebal kolom

400

300

Tebal selimut

50

45

Dinding

Tebal dinding

150

100

Tebal selimut

45

40

Balok

5. Batasan spasi tulangan

Spasi tulangan minimum  f(ukuran agregat)


Spasi maksimum tulangan lentur pada dinding dan pelat

Spasi maksimum lebih kecil dari

3t

500mm

Susunan batang tulangan


untuk penempatan dua lapis

Catatan:
1.
Ketahanan api 2 jam dipergunakan untuk perencanaan struktur atas
2.
ketahanan api 3 jam dipergunakan untuk perencanaan basement
3.
ketentuan tersebut di atas harus dibandingkan dengan ketentuan-ketentuan struktur lainnya dan diambil ketentuan yang
menentukan

SNI 03-2847 pasal 5.3


Ukuran maksimum nominal aregat
kasar harus tidak melebihi


1/5 jarak terkecil antar sisi-sisi


cetakan

1/3 ketebalan pelat lantai

jarak bersih minimum antara


tulangan-tulangan atau kawatkawat

Rumusan dasar perencanaan geser balok (SNI Pasal 13.1)


Tahanan terfaktor pengaruh beban terfaktor
Vn Vu
Vu = Gaya geser akibat beban terfaktor (kuat geser perlu )
Vn = Geser nominal penampang
= faktor reduksi kekuatan 0,75

23

15/01/2013

SNI Pasal 13.1

Tulangan geser dibutuhkan bilamana (SNI ps. 13.5.5)

Vn = Vc + Vs

Vu =

Vc = tahanan geser nominal dari beton


Vs = tahanan geser nominal dari tulangan sengkang
Vc =

1
6

Ay min =

d
Vs = Av f y
s

f 'c bw d
75 f 'c bw s
1200 f y

Ay

1 bw s
3 fy

1
Vc
2

Kecuali
a) pelat & fondasi tapak
b) Konstruksi joist
250 mm

c)

Balok dengan h terbesar dari 2 ,5 t f

bw

Prosedur perencanaan geser







Hitung Vu
Hitung Vc (SNI Pers 46 atau 48 tanpa gaya aksial)
Cek Vu(1/2 Vc), jika ya tambah tulangan
sengkang
Hitung kebutuhan spasi sengkang (SNI Pers. 58)

s



As f ys d
Vs

Cek tulangan sengkang minimum (SNI pers. 56)


Cek spasi maksimum (SNI ps. 13.5.4)

24

You might also like