You are on page 1of 12

ANALISA JARINGAN KERJA

Suatu jaringan kerja adalah himpunan node dan arc yang menghubungkan node-node
tersebut. Node dapat berupa titik pangkal atau titik puncak, sedangkan arc dapat beru-pa
edges, link atau garis. Dalam bentuk jaringan kerja, arc dibedakan menjadi undirec-ted
(tak berarah), directed (berarah) dan bidirected (mempunyai dua arah).
Untuk menyatakan suatu jaringan kerja dalam bentuk gambar, digunakan suatu lingkaran
untuk menyatakan node, sedang arc dinyatakan sebagai garis dan kepala anak panah
menunjukkan arah arc.
Chain adalah barisan arc dan node dimana node akhir dari tiap arc sama dengan node
awal dari arc yang mengikutinya, sedang Path adalah suatu chain dimana tidak semua
arc mempunyai arah yang sama .
Analisa jaringan kerja berperan aktif dalam membantu menegaskan jalan pikiran yang
logis dalam perencanaan dan pengawasan pelaksanaan tugas membantu dalam membu-at
keputusan, memudahkan identifikasi permasalahan dan membuat pusat perhatian yang
lebih

besar

kepada program dan resourcesnya, membantu pengawasan

selama

pelaksanaan kegiatan, memudahkan mendeteksi kegiatan yang mungkin terjadi

dan

memudahkan menentukan proses penyelesaian pelaksanaan tugas tsb .


5.1. Diagram Anak Panah .
Diagram anak panah adalah suatu jaringan kerja berarah yang diberi batasan waktu
dimana arcnya menyatakan lamanya suatu kegiatan :
- Untuk node diberi simbul :
dimana a : nomer node,

b
a

b : waktu tercepat dimulainya atau diakhirinya suatu kegiatan,


c : waktu paling lambat dimulainya atau diakhirinya suatu kegiatan .

Gambar 5.1.

Untuk selanjutnya node tersebut dinamakan event atau kejadian .


- Untuk kegiatan dummy yaitu kegiatan yang tidak memerlukan waktu dan biaya
digunakan simbul ----- , sehingga untuk kegiatan antara 2 event seperti :

diubah menjadi

Gambar 5.2.
Pada masalah lain yaitu untuk kegiatan pada node F, seperti :
A

diubah menjadi
B

atau

D
Gambar 5.3

D
E

- Tidak terdapat cycle atau circuit (suatu path atau chain yang dimulai dan diakhiri pada
node yang sama) pada path atau chainnya.
- Diusahakan untuk path yang berbentuk :
A

C
B
Gambar 5.4.

lama kegiatan B harus lama kegiatan A + C agar penggunaan waktu dan biaya lebih
efisien
5.2. Waktu tercepat yang mungkin untuk setiap kejadian .
Andaikan ada r path antara kejadian awal i ke kejadian akhir j berarti ada path P 1 , P2 ,
... , Pr sehingga perhitungan lama waktu selesainya setiap path adalah jumlah lamanya
waktu dari seluruh kegiatan pada path tersebut dituliskan sebagai :
Tj E maks

d
m

mp

m, p Pk

k 1, 2, ... , r

, j 1, 2, ... , n

dimana dmp : lamanya waktu selesainya kegiatan dari kejadian m ke kejadian p .


Sedangkan awal dimulainya setiap kegiatan dari suatu bagian barisan kejadian, waktunya
sama dengan waktu awal kejadian yang lebih awal ditambah lamanya waktu selesainya
kegiatan tersebut dan ditulis :

0 , untuk j 1 ( aktifitas awal )

Tj E

maks
i j

T E d
i

ij

2 j n

i : kegiatan sebelumnya .
5.3. Keterlambatan Waktu yang diijinkan untuk setiap kejadian .
T (L) adalah keterlambatan waktu untuk kejadian i yang dapat terjadi tanpa menunda
atau mempengaruhi selesainya seluruh proyek, yang diberikan oleh :
T (L) = T (L) - min [ din ]

i n-1

n : kejadian selanjutnya
din : waktu selesainya kegiatan (i,n)
Secara umum, keterlambatan waktu yang diijinkan untuk setiap kejadian i ditulis :
T E

in

Ti L

min
T L d ij

j i J

1 i n -1

Besarnya Ti (L) tergantung pada seluruh kejadian j yang dihubungkan dengan kejadian j
oleh aktifitas ( i,j ) .

5.4. Metode Lintasan Kritis ( MLK ) .


MLK adalah metode yang digunakan untuk menghitung waktu terlama diselesaikannya suatu proyek atau waktu selesainya proyek .
Metode Lintasan Kritis terdiri dari :
1). Lintasan Maju : dimana perhitungannya dimulai dari kejadian awal dan bergerak
hingga kejadian akhir untuk setiap chain dalam jaringan kerja tersebut .
Yang dihitung disini adalah waktu tercepat yang mungkin dari setiap kejadian .
2). Lintasan Mundur : dimana perhitungannya dimulai dari kejadian akhir dan bergerak
hingga kejadian awal untuk setiap chain dalam jaringan kerja tersebut .
Yang dihitung disini adalah waktu paling lambat yang mungkin dari setiap kejadian .
Dalam setiap pembahasan MLK tidak akan terlepas adanya lintasan kritis yaitu chain dari
kegiatan-kegiatan kritis yang menghubungkan kejadian awal dan akhir dalam diagram
anak panah .
Suatu kegiatan dikatakan kritis jika penundaan dimulainya kegiatan tersebut akan menyebabkan penundaan selesainya proyek secara keseluruhan, ini ditandai dengan kesamaan waktu tercepat dan paling lambat kejadiannya .

5.5. Perhitungan secara tabel dari waktu tercepat dimulainya suatu kegiatan dan
waktu paling lambat diselesaikannya kegiatan tersebut .
Waktu tercepat dimulainya suatu kegiatan ialah waktu tercepat dimulainya kegiatan
dengan anggapan bahwa semua kegiatan sebelumnya selesai secepat mungkin .
ESij = waktu tercepat dimulainya kegiatan (i,j) = Ti ( E ) , jika dilihat pada suatu
kejadian i .
Untuk kegiatan (i,j) yang dimulai dari kejadian i, maka waktu tercepat selesainya
kegiatan (i,j) yang diberi simbol EFij adalah :
EFij = Ti ( E ) + dij = ESij + dij
Waktu paling lambat diselesaikannya suatu kegiatan adalah keterlambatan waktu
penyelesaian kegiatan tersebut tanpa menunda waktu selesainya proyek dan diberi
simbol LFij .
LFij = Tj ( L ), jika dilihat pada kejadian j .
Keterlambatan dimulainya suatu kegiatan (i,j) diberi simbol LS ij dapat dihitung mengikuti rumus :
LSij = LFij dij
Dari beberapa pers. diatas, untuk jaringan kerja pada gambar 5.5 dapat dihitung secara
tabel waktu tercepat dimulainya suatu kegiatan dan waktu paling lambat diselesai-kannya
kegiatan tersebut juga lintasan kritis yang ada pada jaringan kerja tersebut, seperti
disajikan dalam tabel 5.1 .
7
A 5

D
E

F
10

5
G

10

Gambar 5.5.
Tabel 5.1

Akti
vitas
A
B
C
D
X
E
F

Event
Awal
i
1
1
1
2
3
3
5

Event
Akhir
j
2
3
4
5
4
5
6

Durasi
dij
5
3
10
7
0
10
5

Waktu tercepat
Mulai Selesai
ESij
EFij
0
5
0
3
0
10
5
12
3
3
3
13
13
18

Waktu terlambat
Mulai
Selesai
LSij
LFij
2
7
1
4
0
10
7
14
10
10
4
14
14
19

G
H
I

4
6
7

6
7
8

9
4
2

10
19
23

19
23
25

10
19
23

19
23
25

5.6. Waktu Slack dan Waktu Float .


Kejadian slack adalah sejumlah waktu yang menyatakan interval waktu dimana suatu
peristiwa dapat terjadi pada kejadian tersebut tanpa mempengaruhi selesainya proyek .
Jika ditinjau dari kegiatannya, kejadian slack disebut juga waktu santai yaitu waktu
terlama yang dapat diperlambat untuk menyelesaikan suatu kegiatan tanpa mempengaruhi waktu selesainya seluruh proyek dan dinyatakan dengan :
Si = Ti ( L ) Ti ( E )
Besar kecilnya waktu santai menunjukkan derajat kritis dari lintasan yang melalui
kejadian tersebut maupun derajat kritis dari kegiatannya sendiri, semakin kecil waktu
santainya, maka makin besar derajat kritisnya dan jika waktu santainya = 0, maka
kegiatannya adalah kegiatan kritis .
Float time adalah suatu waktu santai dengan bermacam-macam keadaan. Float time
dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
5.6.1. Total Float .
Total float dari kegiatan (i,j) adalah waktu terlama dari kegiatan (i,j) yang dapat
diperlambat tanpa menunda penyelesaian proyek secara keseluruhan dan dinyatakan
dengan :
TFij = LSij - ESij atau TFij = LFij - EFij
5.6.2. Free Float .
Free float dari kegiatan (i,j) adalah waktu terlama yang diperlambat dalam
menyelesaikan kegiatan (i,j) tanpa mempengaruhi dimulainya kegiatan selanjutnya dan
dinyatakan :
FFij = Tj ( E ) EFij
5.6.3. Independent Float .
Independent float dari kegiatan (i,j) adalah waktu terlama yang dapat
diperlambat dalam menyelesaikan kegiatan (i,j) tanpa mempengaruhi kegiatan
selanjutnya,

jika

seluruh kegiatan terdahulu diselesaikan selambat mungkin dan

dinyatakan dengan :

0
Tj E - Ti E d ij

IFij maks

5.6.4. Safety Float .


Safety float dari kegiatan (i,j) adalah waktu terlama yang dapat diperlambat
dalam menyelesaikan kegiatan (i,j) tanpa mempengaruhi penyelesaiam akhir proyek, jika
kegiatan yang digantikan diselesaikan selambat mungkin dan dinyatakan dengan :
SFij = LFij - [Ti (L) + dij ]
atau
SFij = Tj (L) - [Ti (L) + dij ]
Awal terjadinya keempat float time tersebut dapat disajikan secara singkat dalam
bentuk tabel berikut :
Tabel 5.2.
FLOAT TIME
Selesainya aktivitas
Yang diganti

Cepat
Lambat

Selesainya aktivitas pengganti


Cepat
Lambat
Free Float
Total Float
Independent Float Safety Float

Contoh :
Suatu jaringan kerja yang disajikan pada gambar 5.6 akan dihitung besarnya
Freefloat, Total float, Independent float dan Safety float dari masing-masing kegiatan
dengan menggunakan persamaan yang ada diatas. Hasil perhitungannya disajikan dalam
bentuk tabel 5.3 .
Selain keempat macam float time tersebut, masih ada macam float time yang biasa terjadi
pada lintasan kritis yang disebut float negatif yaitu sejumlah waktu yang dapat
dipercepat pada suatu kegiatan untuk mempercepat selesainya seluruh proyek .
Dalam contoh pada gambar 5.6 selesainya seluruh proyek dapat dipercepat menjadi 57
atau 58 satuan waktu tanpa merubah lintasan kritis. Float negatif ditunjukkan dg angka
yang ditulis diluar node .

J
2

30

L
2

A 10

M
2

E
30

G
45

Gambar 5.6
5.7. Programm Evaluation And Review Technique ( PERT ) .
Dalam pembahasan tentang metode lintasan kritis, waktu selesainya kegiatan
mempunyai batasan yang tertentu, ketidak-tentuan waktu selesainya kegiatan dihitung
dengan menggunakan PERT .
Untuk setiap kegiatan dalam jaringan kerja, PERT menganggap 3 taksiran untuk
waktu penyelesaiannya, yaitu :
1). Waktu yang paling mungkin, ditandai dengan m ialah waktu yang dikehendaki untuk
menyelesaikan kegiatan dibawah kondisi normal .
2). Waktu optimis, ditandai dengan a ialah terkaan terbaik pada waktu-terpendek yang
dikehendaki untuk menyelesaikan kegiatan ketika pelaksanaan kegiatan berjalan
menurut rencana .
3). Waktu pesimis, ditandai dengan b ialah terkaan diatas waktu terlama yang dikehendaki untuk menyelesaikan kegiatan dibawah kondisi yang kurang baik, seperti macetnya alat mekanik, hujan penundaan pengiriman material dan lain-lain .
Yang dimaksud ketidak-tentuan diatas adalah range variasi dalam waktu kerja yang
ditunjukkan dengan waktu optimis dan pesimis dan kemungkinan waktu kerja jatuh
diluar range adalah sangat kecil .
Nilai m tidak diinginkan sama dengan (a+b)/2 .
Pada PERT, waktu selesainya tiap kegiatan mengikuti distrib. Beta yang kurvanya
ditunjukkan dalam gambar 5.7 dibawah, dimana m menyatakan mean waktu selesainya
kegiatan .

m
a

Gambar 5.7. Distribusi Beta

Nilai m tergantung bagaimana nilai batas a dan b relatif terhadap m dan membagi kur-va
menjadi 2 bagian yang luasnya sama, dimana kemungkinan hasilnya adalah :
a. = m , dikatakan simetri .
b. > m , dikatakan kurva condong ke kiri .
c. < m , dikatakan kurva condong ke kanan .
Gambar 5.8.

Dalam penyelesaian ini, seluruh kegiatan dianggap pasti selesai pada waktunya (waktu
pesimis maupun optimis), jadi seluruh kegiatan saling independent .
Waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan kegiatan mendekati

a 4m b
6

Range (a,b) dianggap membatasi 6 kali standart deviasi dari distribusi, jadi :
b-a

b-a

atau

Karena seluruh kegiatan bersifat independent, maka berarti tiap kegiatan mempunyai
mean dan varian dari Si, dimana Si adalah waktu paling awal terjadinya kejadian i .

Jika ada hanya 1 lintasan yang menghubungkan kejadian i dengan kejadian awal pada
jaringan kerja, maka :
E(Si) = jumlah m untuk kegiatan sepanjang lintasan tsb dan
2(Si) = V(Si) = jumlah varian dari kegiatan yang sama .
Jika kejadian i dihubungkan oleh beberapa lintasan, maka dipilih lintasan terpanjang dan
dengan menjumlahkan mean dan varian dari tiap kegiatan pada lintasan terpanjang
tersebut, maka ditemukan mean dan varian untuk kejadian i .
5.9. Resources.
Yang dimaksud dengan resources adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dan digunakan untuk menyelesaikan suatu proyek.
Resources meliputi : - tenaga kerja
- alat perlengkapan
- alat perkakas
- daerah kerja
- biaya dan
- bahan .
Dalam menyelesaikan suatu proyek, mula-mula resources dianggap tak terbatas,
kemudian dipertimbangkan bila suatu proyek harus diselesaikan dalam jangka waktu
tertentu dengan jumlah resources yang tertentu pula.
Resources sangat berpengaruh dalam menentukan selesainya suatu proyek, setiap
pengurangan jumlah maksimal dari kebutuhan resources maka akan menyebabkan
bertambahnya waktu selesainya proyek tersebut. Untuk itulah perlu adanya pengaturan
dan pembatasan resources, agar proyek selesai pada waktunya .
5.10. Metode Pendekatan Heuristic .
Metode pendekatan Heuristic adalah suatu metode pengaturan dan pembatasan
resources yang banyak digunakan dalam menyelesaikan suatu jaringan kerja dengan
memberikan beberapa alternatif itu dipilih yang optimal untuk menyelesaikan jaringan
kerja tersebu.
Pengaturan resources bertujuan agar tidak terjadi penggunaan resources yang sama
pada beberapa kegiatan yang berlainan dalam waktu bersamaan sehingga terjadi pemborosan yang mengakibatkan jumlah resources yang diperlukan melebihi resources
yang disediakan yang berakibat terjadinya keterlambatan selesainya proyek.

Dengan kata lain pengaturan resources bertujuan agar jumlah terbanyak resources yang
digunakan dalam satu satuan waktu untuk menyelesaikan suatu proyek adalah seminimal
mungkin. Dalam hal pengaturan resources, perlu diperhatikan bahwa resources bisa
diperbantukan pada kegiatan lain apabila jenis kegiatannya sama, dimana tata
pelaksanaannya disajikan dalam bentuk diagram penggunaan resources.
Sedangkan pembatasan resources bertujuan agar resources yang ada pada suatu
kegiatan digunakan secara maksimal untuk menyelesaikan kegiatan tersebut. Pembatasan
resources merupakan kelanjutan dari pengaturan resources dimana dari pengaturanpengaturan resources tersebut ditentukan salah satu pengaturan yang memberikan hasil
penggunaan resources yang minimum untuk dijadikan batasan resources sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam hal penggunaan resources pada kegiatan yang bersangkutan .
Adapun metode pendekatan Heuristic tersebut meliputi :
a. Pendaftaran kegiatan-kegiatan dalam lintasan non kritis .
b. Membuat diagram penggunaan resources .
c. Pengaturan resources dan kegiatannya pada lintasan non kritis dengan memperhatikan free float, safety float, dan independent float dari tiap kegiatannya .
Hal tersebut dilakukan berulang-ulang dan dari pengaturan tersebut dipilih salah satu
yang memberikan hasil penggunaan resources paling minimum. Daftar inilah yang akan
digunakan sebagai pedoman dalam hal penggunaan resources untuk menyelesaikan
seluruh proyek.
Contoh :
Suatu jaringan kerja yang disertai dengan banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan
guna penyelesaian kegiatannya yang disajikan dalam gambar 6.12 .
Pada jaringan kerja tersebut akan dicari jumlah minimum tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk menyelesaikannya melalui metode pendekatan Heuristic .

Gambar 5.13. (a) diagram penggunaan resources awal


(b) untuk pengaturan kegiatan 1
(c) untuk pengaturan kegiatan 2 dan 5
Dari perhitungan tersebut ternyata bahwa jumlah terbanyak tenaga kerja yang
diperlukan dalam satu satuan waktu guna penyelesaian jaringan kerja tersebut adalah 15
tenaga kerja dimana pelaksanaan kegiatan dan diagram penggunaan resources seperti
yang sudah ditetapkan pada gambar 5.13 .

Untuk suatu proyek yang memerlukan beberapa macam resources yang berbeda,
pengaturan dan pembatasan resourcesnya dipisah menurut jenis dan macamnya dengan
prosedur pendekatan yang sama pula .
5.11. Sistem Pengontrolan Proyek .
Sistem Pengontrolan Proyek (SPP) dimaksudkan agar tidak terjadi penundaan waktu
selesainya proyek. Kalaupun terjadi penundaan waktu selesainya proyek, SPP berusaha
memperkecil penundaan tersebut .
Selain itu SPP juga bertujuan untuk menunjukkan keadaan tiap kegiatan pada setiap
waktu agar tiap kemajuan atau hambatan yang terjadi dapat diketahui sedini mungkin
sehingga segala tindakan yang berhubungan dengan hal itu dapat segera dilakukan .
Pengontrolan proyek terutama ditujukan pada kegiatan-kegiatan kritis pada jaringan
kerja yang sudah mengalami pengaturan dan pembatasan resources dalam berbagai
tingkatan manajemen .
Pada dasarnya SPP dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Sebelum terjadinya penundaan selesainya suatu kegiatan
Sebelum terjadinya penundaan selesainya suatu kegiatan atau awal pelaksanaan
proyek, pengawasan terutama ditujukan pada diagram pelaksanaan kegiatan (time
schedule) yang merupakan pengembangan dari diagram anak panah .
Pengawasan dilakukan untuk tiap urutan satuan waktu pada kegiatan yang ada pada
satuan waktu tersebut, yang meliputi:
- persiapan dan awal pelaksanaan kegiatan,
- proses pelaksanaan dan jumlah resources yang digunakan,
- float time,
- selesainya kegiatan dan kelanjutannya .
2. Setelah terjadinya penundaan selesainya suatu kegiatan
Setelah terjadinya penundaaan selesainya suatu kegiatan, perlu segera dilakukan
tindakan darurat sebagai berikut :
Membubuhi/memperbaiki diagram anak panah dengan penandaan harga nol untuk
waktu penyelesaian kegiatan yang mengalami penundaan. Dengan mengulang perhitungan yang umum pada diagram

anak panah dengan elemen waktu baru, dibuat

diagram pelaksanaan kegiatan dan diagram penggunaan resources yang baru dan juga

perubahan yang mungkin dalam waktu selesainya proyek untuk kegiatan yang ada pada
lintasan yang tertunda .
Perubahan ini mengakibatkan pembuangan atau penambahan kegiatan baru pada
diagram anak panahnya. Selanjutnya pengawasan proyek dilakukan seperti pengawas-an
sebelum terjadinya penundaan selesainya suatu kegiatan sampai diperlukannya kembali
tindakan darurat seperti tersebut diatas .
Pada kejadian sesungguhnya, beberapa perubahan

pada diagram pelaksanaan

kegiatan sangat umum dilakukan pada tingkat awal dari phase pelaksanaan. Periode
yang tetap terjadi setelah diadakan sedikit perubahan dalam diagram pelaksanaan
kegiatan .

You might also like