You are on page 1of 2

Dari pembahasan terhadap analisis, dapat disimpulkan sebagai berikut ;

Metode Mock, lebih cocok digunakan pada perhitungan debit perkiraan dengan
periode bulanan dibandingkan dengan periode tengah bulanan atau mingguan,
mengingat karena persamaan dasar neraca air dibawah permukaan tanahnya
memnag dibuat berdasarkan periode bulanan.

Kondisi tersebut mungkin

disebabkan oleh lamanya waktu perambatan perkolasi yang mencapai permukaan


air tanah serta proses menjadi aliran dasar membutuhkan waktu yang relatif lama
o

Masih dibutuhkan perkiraan / percobaan terhadap parameter tanah, yaitu


kapasitas kelembaban tanah (SMC), koefisien resapan (Ci), dan koefisien resesi
(k). Hal ini nampak terutama pada neraca air dibawah permukaan yang mendapat
masukan dari inflitrasi melalui daya serap tanah atas air dan kadar kelembaban
tanah sehingga perkolasi dalam rangka penentuan aliran dasar.

Metode Mock, hanya dapat diterapkan pada sungai jenis parenial (muka air tanah
selalu berada diatas dasar sungai). Dan jenis intermitten (muka air tanah akan
berada diatas dasar sungai hanya pada musim hujan), tetapi tidak cocok
diterapkan pada jenis sungai epimeral.
Saran

Dan berdasarkan kesimpulan diatas, maka studi ini menghasilkan beberapa saran
yaitu ;
o

Masih bisa menggunakan metode Mock guna menghitung aliran permukaan


periode bulanan pada suatu DPS bilamana tidak terdapat debit observasi dan
kondisi DPS belum terusik bangunan utama (unggauge) sebagai bangunan
pengatur dan pengambil potensial aliran sungai. Namun dalam proses analisis,
harus banyak mencoba parameter tanah (SMC, Ci dan K) sehingga diperlukan
kehati-hatian dan pengalaman lapangangan

Membuat modifikasi metode Mock, agar bisa digunakan untuk analisis debit
periode tengah bulanan atau kurang sehingga lebih tepat digunakan sebagai acuan
operasi bangunan utama (waduk atau bendung) di sungai

Metode Mock lebih cocok digunakan pada DPS kecil dan relatif homogen atas
vegetasi dan jenis tanahnya tentunya dengan memperhatikan kondisi muka air
tanah disekitar penampang sungai. Misalnya pada perencanaan kapasitas embung
(waduk skala kecil) metode ini sesuai diterapkan karena ukuran DPSnya kecil

tetapi muka air tanahnya lebih banyak berada dibawah dasar sungai, sehingga
aliran dasar (BF) perlu dipertimbangkan keberadaannya.

You might also like