You are on page 1of 8

MAKALAH PRESENTASI

MESIN MESIN LISTRIK KHUSUS

MOTOR RELUKTANSI
Oleh :

Azano Rabiarahim

1010952015

Wahyu Satria

1010952031

Albert Ridelva

1010952009

Niko Juniza

1010951003

Dosen Pembimbing : Andi Pawawoi ,MT

Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Padang
2013

MOTOR RELUKTANSI
A. Motor Reluktansi
Motor reluktansi adalah

motor sinkron yang beroperasi tanpa adanya

eksitasi dari sumber dc,yang operasinya bergantung dari perbedaan dan reluktansi
dalam kuadran titik. Motor fraksional biasanya dalam bentuk satu phasa dan dalam
aplikasinya membutuhkan kecepatan sinkron yang tepat seperti pada jam listrik
ataupun peralatan waktu. Motor reluktansi sinkron adalah versi lain dari motor tipe
rotor sangkar, sinkron disini mengimplikasikan motor berputar pada kecepatan
sinkron pada keadaan normal, tergantung beban yang dipakai, selama beban lebih
rendah dari pada level tertentu.

B. Karakteristik Motor Reluktansi


Karakteristik antara torka dan kecepatan ditunjukkan oleh gambar dibawah.
Karakteristiknya sama seperti motor induksi sangkar bajing, tapi perbedaan yang unik
adalah pada saat kecepatannya mendekati kecepatan sinkron maka akan tertarik
dengan sangat cepat.

C. Distribusi Fluks

Distibusi fluks pada rotor kutup tonjol


Distribusi fluks dan pergerakan rotor berada pada kecepatan yang sama dan
fluks melintasi gap terkecil. Reluktansi berarti keengganan melakukan sesuatu, dan
dalam persamaan elektromagnetik berarti rasistansi magnetic. Fulks magnetic adalah
reluktansi untuk melintasi air gap yang besar pada perpotongan, dalam kata lain air
gap yang besar mengandung reluktansi yang besar. Dimana flluks magnetic
menunjukkan kecenderungan untuk melintasi air gap yang terdekat. Prinsip ini
berlaku pada saat kutup tonjol rotor berputar pada kecepatan sinkron. Dengan catatan
apabila rotor tidak mempunyai konduktor sangkar bajing, maka tidak akan dapat
berputar.
Motor reluktansi biasanya dipakai untuk peralatan pemutar pada player yang
terdapat pada komputer.

D. Jenis Jenis Motor Reluktansi


Switched reluctance
Switched Reluctance Motor (SRM) merupakan jenis motor yang memiliki konstruksi
yang lebih sederhana dibandingkan dengan jenis motor lainnya. Pada bagian stator
terdapat belitan medan dan pada bagian rotornya tidak memiliki belitan atau magnet
permanen,

namun terdiri dari laminasi

baja yang

ditumpuk ke poros. Dengan

konstruksi mekanik yang sederhana sehingga penggunaan SRM lebih ekonomis, dan
pada bagian stator dan rotor SRM memiliki bentuk kutub menonjol (salient pole).
Oleh karena itu, SRM sering juga disebut mesin dengan kutub ganda (doubly salient
machine). Bentuk konstruksi stator dan rotor dari beberapa jenis SRM dapat dilihat
pada gambar 1 berikut :

(a) 4 kutub stator/2 kutub rotor (2 phase)

(b) 8 kutub stator/ 6 kutub rotor (4 phase)

(c) 6 kutub stator/ 4 kutub rotor (3 phase)

(d) 10 kutub stator/ 8 kutub rotor (5 phase)

Prisnsip kerja :

Gambar Posisi rotor pada variable reluctance motor.


Jika kumparan pada stator dihubungkan dengan sumber tegangan, maka akan tercipta
medan magnet pada kutub-kutub stator tersebut. Saat rotor berputar maka akan terjadi
reluktansi antara rotor dengan medan magnet pada stator. Saat kutub pada rotor
segaris lurus dengan kutub menonjol pada stator maka saat itulah terjadi reluktansi
medan magnet minimum, dan jika rotor tidak segaris lurus dengan kutub menonjol
pada stator saat itu lah terjadi reluktansi medan magnet maksimum. Sehingga
menyebabkan terjadinya perputaran yang konstan pada rotor.

Electronic driven variable reluctance motor


Performa pada variable reluctance motor tidak terlalu sempurna, itu dikarenakan ada
pengaruh medan magnet pada rotor. Saat rotor berputar, medan magnet yang
diciptakan oleh kumparan pada stator yang telah dialiri arus akan menahan laju
perputaran rotor. Sehingga perputaran rotor tidak terlalu sempurna. Oleh karena itu
dibuat sebuah seperangkat alat elektronik yang akan membantu kinerja dari motor
reluktansi tersebut. Alat elektronik menggunakan mikroprosesor yang akan
mengontrol pergerakan rotor. Pengontrolan tersebut menggunakan system feedbeck.

Gambar Alat pengontrol variable reluctance motor

E. Torka Motor Reluktansi Satu Phasa


Motor reluktansi bekerja berdasarkan operasi torka reluktansi. Torka
reluktansi adalah torka yang diinduksikan pada besi dalam medan magnet eksternal,
yang mengakibatkan besi mengalami kenaikan medan magnet eksternal. Torka ini
terjadi karena medan eksternal menginduksikan medan megnet internal pada besi, dan
torka yang terjadi pada dua medan ini, memutar sekitar objek berurutan dengan
medan eksternal.
Diasumsikan reluktansi magnetik adalah fungsi dari sudut posisi rotor dengan
persamaan

Berikut bentuk dasar Motor Reluktansi(a) beserta Grafik hubungan antara reluktansi
dan pergeseran rotor(b)

Ggl induksi yang terbangkit pada belitan jika resistansinya diabaikan adalah:

Persamaan torka elektromagmetik sebagai fungsi fluks dan reluktansi

Dengan mengsubsitusi persamaan 1.1 dan 1.3. ke persamaan 1.5. akan diperoleh:
1.6
direduksi menjadi:
1.7
Jika rotor diputar pada wm rad/s sehingga posisinya:

s = wmt + d

1.8

subsitusi persamaan 1.8 pada 1.7, menghasilkan :


1.9

dengan nilai rata-rata:


1.10

subsitusi persamaan 1.4. ke 1.0

1.11

Dengan menggunakan persamaan

dan dengan menetapkan

Dan mensubsitusikannya pada persamaan 1.11. diperoleh:

1.12

F. Keuntungan dan Kerugian


Keuntungan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Konstruksi sederhana, tidak ada sikat, komutator, atau magnet permanen,


tidak ada Cu atau Al di rotor.
Efisiensi dan kehandalan tinggi dibandingkan dengan konvensional motor AC
atau DC.
Torsi start tinggi.
Efektif dalam biaya dibandingkan dengan motor DC brushless pada volume
tinggi.
Beradaptasi pada temperatur yang sangat tinggi.
Memungkinkan biaya rendah untuk kontrol kecepatan akurat jika volume
cukup tinggi.

Kekurangan
1.
2.
3.
4.
5.

Current versus torsi sangat nonlinear


Fase switching harus tepat untuk meminimalkan riak torsi
Fase saat ini harus dikendalikan untuk meminimalkan torsi riak
Kebisingan akustik dan listrik
Tidak berlaku untuk volume rendah karena menyebabkan kontrol yang rumit

You might also like