Professional Documents
Culture Documents
Anatomi wajah
definisi
Suatu ruda paksa yang mengenai wajah dan
jaringan sekitarnya
mencakup jaringan lunak dan jaringan keras
etiologi
epidemiologi
pada laki-laki usia produktif, yaitu usia 21-30
tahun, sekitar 64,38% disertai cedera di tempat
lain,
trauma penyerta terbanyak adalah cedera otak
ringan sampai berat, sekitar 56%
Penyebab terbanyak adalah kecelakaan lalu lintas
dan sebagian besar adalah pengendara sepeda
motor
Kejadian fraktur mandibula dan maksila
terbanyak diantara 2 tulang lainnya, yaitu masingmasing sebesar 29,85%, disusul fraktur zigoma
27,64% dan fraktur nasal 12,66%.
klasifikasi
Komplikasi neurogenik
Robeknya duramater
Keluarnya cairan serebrospinal dengan
kemungkinan timbulnya meningitis
Pneumoensefal
Laserasi otak
Avulsi dari nervus olfaktorius
Hematoma epidural atau subdural
Kontusio otak dan nekrosis jaringan otak
Fraktur Le Fort I
Nasomaksila dan zigomatikomaksila vertical
buttress
Bagian bawah lamina pterigoid
Anterolateral maksila
Palatum durum
Dasar hidung
Septum
Aperture piriformis
Fraktur Le Fort II
berjalan melalui tulang hidung dan diteruskan
ke tulang kakrimalis, dasar orbita, pinggir
infraorbita dan menyeberang ke bagian atas
dari sinus maksila juga kearah lamina pterigoid
sampai ke fossa pterigopalatina
Manifestasi Klinis
Dislokasi,berupa perubahan posisi yg
menyebabkan maloklusi terutama pada fraktur
mandibula.
Pergerakan yang abnormal pada sisi fraktur.
Rasa nyeri pada sisi fraktur.
Perdarahan pada daerah fraktur yang dapat
menyumbat saluran napas.
Pembengkakan dan memar pada sisi fraktur
sehingga dapat menentukan lokasi daerah
fraktur.
fraktur zigoma
Pipi menjadi lebih rata (jika dibandingkan dengan sisi kontralateral atau
sebelum trauma)
Diplopia dan terbatasnya gerakan bola mata
Edema periorbita dan ekimosis
Perdarahan subkonjungtiva
Enoftalmos (fraktur dasar orbita atau dinding orbita)
Ptosis
Terdapatnya hipestesia atau anastesia karena kerusakan saraf infra-orbitalis.
Terbatasnya gerakan mandibula
Emfisema subkutis
Epistaksis karena perdarahan yang terjadi pada antrum
fraktur orbita
Enoftalmos
Exoftalmos
Diplopia
Asimetris pada muka
Gangguan saraf sensori
fraktur mandibula
Pembengkakan, ekimosis atau pun laserasi pada kulit yang
meliputi mandibula
Rasa nyeri yang disebabkan oleh kerusakan pada nervus
alveolaris inferios
Anesthesia dapat terjadi pada satu sisi bibir bawah, pada
gusi atau pada gigi dimana alveolaris inferior menjadi rusak
Maloklusi. Adanya fraktur mandibula, sangat sering
menimbulkan maloklusi. Maloklusi ini disampaikan
penderita kepada dokter.
Gangguan morbilitas atau adanya krepitasi
Malfungsi berupa trismus, rasa nyeri waktu mengunyah dan
lain-lain
Gangguan jalan napas
Pemeriksaan fisik
Tatalaksana
pertolongan pertama ABC
perdarahan aktif hentikanlah dulu
perdarahannya
pasien mengeluh nyeri beri analgetik untuk
membantu menghilangkan rasa nyeri
Fraktur maksila
fraktur Le Fort I dirawat dengan menggunakan
arch bar, fiksasi maksilomandibular, dan
suspensi kraniomandibular yang didapatkan
dari pengawatan sirkumzigomatik
Fraktur mandibula
teknik tertutup,reduksi fraktur dan imobilisasi
mandibula dicapai dengan jalan menempatkan
peralatan fiksasi maksilomandibular
prosedur terbuka, bagian yang fraktur dibuka
dengan pembedahan dan segmen direduksi dan
difiksasi
secara
langsung
dengan
menggunakan kawat atau plat. Terkadang
teknik terbuka dan tertutup ini tidaklah selalu
dilakukan tersendiri, tetapi juga dapat
dikombinasikan.
kesimpulan
Fraktur maksilofasial adalah fraktur yang
terjadi pada tulang-tulang wajah yaitu tulang
frontal, temporal, orbitozigomatikus, nasal,
maksila dan mandibula