You are on page 1of 21

Abses mamae

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Pada saat ini penyakit peradangan payudara sangat merajala lela pada
kalangan wanita khususnya pada wanita yang masih pertama kali hamil. Penyakit
yang menyerang payudara ternyata tak hanya kanker payudara saja. Ada
penyakit lain yang tak kalah berbahayanya yaitu abses mammae. Abses mammae
ini biasanya diderita oleh ibu yang baru melahirkan dan menyusui. Radang ini
terjadi karena si ibu tidak menyusui atau puting payudaranya lecet karena
menyusui. Kondisi ini bisa terjadi pada satu atau kedua payudara sekaligus. ABSES
MAMMAE merupakan istilah medis untuk peradangan payudara. Gejalanya antara
lain payudara memerah, terasa sakit serta panas dan membengkak. Bila semakin
parah, maka suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 38 derajat Celcius dan timbul
rasa lelah yang sangat.
Abses ini biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi
dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui
mengalami abses mammae pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.

1.2

RUMUSAN MASALAH
Dalam pembahasan tentang abses payudara, penyusun menentukan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. apa definisi dari abses payudara ?
2. apa saja penyebab abses payudara ?
3. bagaimana penatalaksanaan dari abses payudara ?
1.3.

a.

TUJUAN PEMBAHASAN

Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan


pada
b.

pasien denan abses mammae

Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian abses mammae


2. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab abses mammae
3. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada
pasien abses mammae

4. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien


dengan abses mammae
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
Abses payudara adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat
suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka
akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang
berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan
pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut
dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih inilah yang
mengisi rongga tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong.
Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas
abses. Hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi
lebih lanjut. Jika suatu abses pecah didalam, maka infeksi bisa menyabar di dalam
tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung pada lokasi abses.
B.

ETIOLOGI
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan
pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus).
Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu
melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu).
Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering
terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan.
Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu
pertama setelah melahirkan.
Pada wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan
peradangan menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu.
Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran
air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan
payudara lebih mudah mengalami infeksi.
Suatu Infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara :
Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril.
Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain.

Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak
menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :
Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi.
Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang.
Terdapat gangguan system kekebalan.
Abses Payudara merupakan komplikasi yang terjadi akibat adanya infeksi
payudara. Infeksi ini paling sering terjadi selama menyusui, akibat masuknya bakteri
ke jaringan payudara. Peradangan atau infeksi payudara atau yang disebut
mastitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, perembesan sekresi melalui fisura di
putting, dan dermatitis yang mengenai putting. Bakteri seringkali berasal dari mulut
bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan dikulit
(biasanya pada putting susu). Abses payudara bisa terjadi disekitar putting, bisa
juga diseluruh payudara.
C. GEJALA
Gejala dari abses tergantung pada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi
suatu organ atau syaraf. Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses
payudara diantaranya :
Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak
dan adanya nyeri tekan).
Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak
sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan
akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis.
Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.
Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)
Gatal-gatal
Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara
yang terkena.

D. PATOFISIOLOGI
Luka atau lesi pada putting terjadi peradangan masuk (organisme ini
biasanya

dari

mulut

bayi) pengeluaran

susu

normal penyumbatan duktus terbentuk abses.

terhambat produksi

susu

Abses dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses
dalam seringkali sulit ditemukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan
hasil pemeriksaan fisik. Jika tidak sedang menyusui, bisa ditemukan mammografi
atau biopsy payudara.
Pada

penderita

abses

biasanya

pemeriksaan

darah

menunjukkan

peningkatan jumlah sel darah putih. Untuk menentukan ukuran dari lokasi bses
dalam, bisa dilakukan pemeriksaan roentgen, USG atau CT scan.
Suatu abses seringkali membaik tanpa pengobatan, abses pecah dengan
sendirinya san mengeluarkan isinya. Kadang abses menghilang secara perlahan
karena tubuh menghancurkan infeksi yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi.
Abses tidak pecah dan bisa meninggalkan benjolan yang keras.

E. PENANGANAN
Adapun penanganan untuk absees diantaranya adalah :
Untuk meringankan neri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa
ditusuk dan dikelaurkan isinya dengan insisi. Insisi bisa dilakukan radial dari tengah
dekat pinggir areola, ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI.
Suatu abses tidak memliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotic biasanya
sia-sia. Antibiotic bisa diberikan setelah suatu abses mongering dan hal ini dilakukan
untuk mencegah kekambuhan. Antibiotic juga diberikan jika abses menyebarkan
infeksi ke bagian tubuh lainnya.
Dapat diberikan parasetamol 500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan.
Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15 20 menit, 4 kali/hari.
Sebaiknya dilakukan pemijatan dan p emompaan air susu pada payudara yang
terkena untuk mencegah pembengkakan payudara.
Untuk

mengurangi

nyeri

bisa

diberikan

obat

pereda

nyeri

(misalnya

acetaminophen atau ibuprofen) karena kedua obat tersebut aman diberikan


untuk ibu menyusui dan bayinya.

BAB III
KASUS
Jakarta - Kelahiran buah hati tentulah membawa berjuta-juta kebahagiaan. Tapi
hati-hati! Ada bahaya mengancam sang ibu.Yaitu terjadi abses mammae. Inilah
yang diderita Ny.Maria Phasahingga ia tidak ingin selalu menyusui bayinya setiap
kali ia melihat bayinya.setiap kali ia menyusui banyinya ia merasa kesakitan pada
payudaranya..Perempuan kelahiran 15 januari 1984 ini sebenarnya sangat ingin
sekali menyusui bayinya,dan dia memeriksakan sakitnya ke RS setempat,dan
dokter mengatakan dia menderita abses mammae,dan dianjurkan untuk segera
diinsisi ..

BAB IV
TINJAUAN KASUS

I.

PENGKAJIAN

menorhoe

Dilakukan pada hari kamis tanggal 20 Desember 2010 di RS Budi, Jakarta jam 10.00
WIB.
I. DATA SUBYEKTIF
Biodata
Nama istri
Umur

: Ny. M
: 26 th

Nama suami
Umur

Agama

: Katolik

Pendidikan

: SMA

Suku/Bangsa

: Indonesia

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

: Tn. R
: 31thn

Agama

: katolik

Pendidikan
Suku/Bangsa
Pekerjaan

Kawin

: kawin

Kawin

Umur kawin

: 21 thun

Lama kawin

: 5 tahun

Lama kawin

Alamat

: Jakarta Barat

Alamat

Umur kawin

: SMA
:Indonesia
: Wiraswasta
: kawin
: 26 thun
: 5 tahun
: Jakarta Barat

Keluhan Utama
Klien mengatakan payudaranya terasa sakit dan membengkak sehingga
tidak bisa menyusui bayinya.
Riwayat Menstruasi
a.

Menarche Umur

b. Siklus
c.

: 14 Tahun
: 28 hari

Lamanya

: 7 Hari

d. Banyaknya

Hari ke 1 2 = 3 Kotek penuh per hari

Hari ke 4 7 = 2 kotek penuh per hari

e.

Konsistensi

Hari ke 1 2 = kental ada gumpalan

Hari ke 4 7 = encer dan tidak ada gumpalan

f.

Warna

Hari ke 1 2 = Merah Tua

Hari ke 3 6 = merah segar

g. Bau

: khas, tidak berbau busuk

: Ada biasanya pada hari pertama tidak selalu terjadi, rasa nyeri pada perut
yang masih normal tidak sampai menyebabkan pingsan

i.

Flour Albus

j.

HPHT

: Sebelum dan sesudah menstruasi, tidak bau


: 15-3-2010

k. HPL
l.

: 22-12-2010

UK

: 9 bulan

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas


4
RIWAYAT PERSALINAN, NIFAS SEKARANG
Persalinan
Sumi
ke

Hamil
ke

L
/
P

UK
9
bln

Nifas

H
/
M

Tempat
persalinan

Penolong

penyulit

BPS

Bidan

Lama
nifas

Kelainan

Abses

hari

mamae

KB

menyusui

tidak

tidak

Umur
anak
sekarang

7 hari

Riwayat persalinan saat ini


Persalinan berlangsung normal tanpa indikasi ditolong oleh bidan rinda. Bayi lahir
tanggal 13 Desember 2010, jam 13.00 WIB. Jenis kelamin laki-laki. BB 3000 gram PB
48 cm, AS 6-8, tidak ada kelainan konginental, anus ada.
Riwayat imunisasi

Imunisasi

: imunisasi TT sebelum menikah 1 kali dan TT kedua setelah

kehamilan 2 minggu
Obat-obatan
: Fe, Kalk. Vitamin

He

Kebutuhan nutrisi ibu hamil, seperti :


Dianjurkan minum susu hamil
Banyak makan buah-buahan
Perlunya ANC atau pemeriksaan kehamilan yang rutin, untuk mengetahui

kesehatan ibu dan janin


Kegunaan pemberian imunisasi TT yaitu mencegah terjadinya infeksi tetanus

Personal hygiene

Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu
1. Apakah pernah menderita penyakit menular?
Tidak ada penyakit menular
seperti Hepatitis, Aids, PMS (penyakit menular seksual), Typoid.
2. Apakah pernah menderita penyakit menurun?

Tidak ada penyakit menurun ( Herediter )


seperti Diabetes Melitus ( DM ), hipertensi
3. Apakah pernah menderita penyakit menahun?
Tidak ada penyakit menahun (kronis)
seperti TBC, Asma.
4. Apakah pernah menderita infeksi virus?
Tidajk pernah menderita infeksi virus lain
Seperti TORCH ( Toksoplasmosi Rubela Citomegalovirus )
5. Apakah klien pernah mempunyai alergi terhadap makanan/minuman,obatobatan?
Tidak ada riwayat alergi terhadap obat atau makanan tertentu.
6. Apakah pernah mengalami kecelakaan/operasi: IYA/TIDAK?
Tidak pernah kecelakaan atau operasi
Riwayat kesehatan suami atau keluarga
1. Apakah pernah menderita penyakit menurun?
Tidak ada penyakiit herediter atau keturunan.
Contoh : DM (Diabetes mellitus), Hipertensi.
2. Apakah pernah menderita penyakit menular?
Tidak ada penyakit menular
Contoh : Hepatitis, AIDS, Tipoid
3.Apakah pernah menderita infeksi virus?
Tidak ada virus lain Torch ( Toksoplasmosi Rubela Citomegalovirus )
4. Apakah pernah menderita penyakit menahun?
Tidak ada penyakit Menahun
Contoh : Asma, TBC
5.Apakah pernah mengalami kecelakaan/operasi: IYA/TIDAK?
Tidak pernah kecelakaan atau operasi
Keadaan Psiko-Sosial-Budaya
Psiko
Klien mengatakan ini kehamilan pertama,kehamilan diharapkan tetapi klien merasa
sedih karena tidak bisa menyusui bayinya.
Sosial
Hubungan klien dengan suami, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitar baik.
Klien tinggal bersama suami. Dalam mengambil keputuisan saling memberi
masukan secara bijaksana

Budaya
Klien ada kebiasaan minum jamu atau pantangan makanan yang berbau amis.
Pola kegiatan sehari-hari
Pola Nutrisi
a.
Makan

Selama hamil
: 3 x 1 hari dengan menu nasi, sayur-sayuran, lauk pauk,tahu,tempe,daging/ikan
dan buah.

Porsi

: 1 piring

Minum

: Air putih

: 6 gelas / hari

Teh hangat

: 1 gelas / hari (pagi hari)

b. Selama nifas
Makan

: 2 x per hari dengan menu nasi, sayur-sayuran, lauk pauk (tahu dan tempe) dan
buah.

Porsi

: 1 piring

Minum

: Air putih
Susu

: 7 Gelas / hari
: 2 gelas / hari (untuk ibu hamil)

Pola eliminasi
a.

Selama hamil

BAB

: 1 kali / hari rutin

BAK

: 5 Kali / hari
b. Selama nifas

BAB

: 1 Kali / hari

BAK

: 9 Kali / hari
Pola aktivitas
a.

Selama hamil
Klien melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri

Nyapu
Ngepel
Mencuci piring
Mencuci baju
b. Selama nifas
Klien melakukan kegiatan hanya memasak
Pola istirahat

a.

Selama hamil

Siang

: Tidur siang 2 jam,mulai 11.30-13.30 WIB

Malam

: Tidur malam 8 jam,mulai 21.00-05.00 WIB


b. Selama nifas

Siang

: Tidur siang 3 jam,mulai 11.00 - 14.00 WIB

Malam

: Tidur malam 10 jam , mulai 20.00 06.00 WIB


Pola Personal Hygene
a.

Selama Hamil
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 3 kali sehari, cuci rambut 1 kali / 2 hari, ganti pakaian
dalam 2 kali sehari, ganti celana 2 x /hari.

b. Selama nifas
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 1 kali sehari, cuci rambut 1 kali /2 hari, ganti pakaian
dalam 2 kali sehari, ganti celana 3 x/hari.
Pola Seksualitas
a.

Selama hamil
Karena merasa tidak nyaman, takut terjadi keguguran, akan hal-hal yang dapat
membahayakan kandungannya seperti kecacatan.

b. Selama nifas
Belum pernah melakukan hubungan seksual.
Ketergantungan
Selama hamil
Klien tidak pernah ketergantungan dengan obat-obatan tertentu, tidak minum
jamu-jamuan
II. DATA OBYEKTIF
Kedaan umum

: lemas

Kesadaran

: Composmentis/sadar

Postur tubuh

: normal

Cara berjalan
Tinggi Badan
Berat badan sekarang
Lila

: tegak
: 157 cm
: 49 Kg
: 24 cm

TTV (Tanda Tanda Vital)


Suhu

: 38 C

Nadi

: 70-80 x per menit normalnya

pala

Muka

ata

dung

Tekanan darah

: 110 / 70 mmHg

Respirasi

: 20 x per menit

Pemeriksaan Fisik
: Tekstur rambut, warna hitam dan tidak bercabang, tidak ada kutu, ada ketombe,
tidak ada lesi, tidak ada benjolan.
: Tidak Pucat, tidak oedema, tidak ada chloasma gravidarum.
: Simetris, conjungtiva merah muda, palpebra tidak oedema, sclera putih keabuabuan.
: Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung.

lut dan gigi : Bibir simetris, gigi tampak kotor, tidak ada ingus, tidak ada caries, gusi tidak ada

elinga

her

ginggivitas, tidak ada stomatitis.


: Simetris, Tidak ada OMP, bersih, tidak ada serumen.
: Tidak ada bekas operasi, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran vena juguraris, tidak ada pembesaran kelenjar lymfe.

yudara

: Tidak Simetris terjadi pembengkakan,payudara berwarna merah, terdapat pus.

ksila

: terdapat benjolan.

domen

: tidak ada bekas luka SC

netalia

: Genetalia bersih, lochea berwarna merah

nus

: Bersih, tidak ada luka dan tidak ada hemoroid.

trimitas atas : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada penyakit kulit, kuku bersih

trimitas bawah : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada penyakit kulit, kuku bersih

her

Palpasi
: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis.

ayudara

: payudara membengkak,terjadi nyeri tekan

bdoment

: TFU : 2-3 jari dibawah pusat


Auskultasi

ada

: Bunyi jantung normal, pernapasan teratur, jelas

erut

: tidak dilakukan
Kesimpulan :
Ny . M, K/U lemah, P1001, Post partum hari ke 7 dengan abses mamae

IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


DATA DASAR

DIAGNOSA / MASALAH

DS : Klien mengatakan bahwa setelah bayi


lahir tidak bisa menyusui bayinya dikarenakan
payudaranya sakit dan membengkak.
DO :
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis
TTV (Tanda Tanda Vital)
Suhu
: 38 C
Nadi
: 70-80 x per menit
Tekanan darah : 110 / 70 mmHg
Respirasi
: 20 x per menit
Abdoment :
TFU: 2-3 jari dibawah pusat
payudara : tidak simetris,terjadi pembengkakan payudara
sebelah,terdapat pus,terdapat nyeri tekan.

Diagnosa
P 1001, Postpartum hari
ke 7dengan abses mamae.

IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Kebutuhan ASI bayi terpenuhi.
Bengkak dan sakit pada mamae ibu berkurang

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN


SEGERA KONSULTASI DAN KOLABORASI
Berkolaborasi dengan dokter anak dan dokter SpOG

VI. VII INTERVENSI, IMLPEMENTASI, EVALUASI


Dx/Mx/Keb.

Tujuan / kriteria
keberhasilan
Tujuan :

INTERVENSI

Dx:
1. BHSP
P 1001,
Setelah dilakukan
Rasional :
Postpartum hari
asuhan
Terjalin hubungan
ke 7dengan abses
Kriteria
:pembengkakan
terapeutik antara
mamae
dan sakit pada
petugas dengan klien
payudara dapat
2Jelaskan
keadaan
ibu
teratasi.
sekarang
TTV :
Rasional :
TD : 110/70-120/80
Dengan
mengetahui
mmHg
keadaanya saat ini kx
N : 60-100 x /menit
akan
mengurangi
S: 38C
kecemasan ibu dan
RR: 16-20 x /menit
ibu
tau
penyebab
penyakitnya
3

Yakinkan
kelurga

suami

atau

untuk

selalu

memperhatikan ibu
Rasional:
Dengan

memberikan

perhatian lebih pada ibu


maka kejiwaan ibu akan
lebih tenang
4

Kompres

air

hangat

payudara selama 15-20


menit, 4x sehari
Rasional:
Untuk mengurangi nyeri

Berikan

obat

pereda

nyeri
6.

Rasional:
Untuk mengurangi nyeri
Berikan paracetamol 500
mg tiap 4 jam sekli

Rasional :
7.Untuk menurunkan
tubuh
Lakukan

insisi

suhu

payudara

pada px.
8 Rasional :
Untuk

mengeluarkan

pus,mengurangi
dan

nyeri,

mempercepat

penyembuhan

Kolaborasi dengan tim gizi


dalam pemberian diit
Rasional :
Untuk

memenuhi

kebutuhan nutrisi
Kolaborasi dengan tim
medis
Rasional :
Untuk

menentukan

terapi berikutnya

IMPLEMENTASI
Tanggal : 20-12-2010 / Pkl. 10.00 WIB
Dx/Mx/Keb.
Implementasi
Dx:
1. Melakukan komunikasi terapiutik kepada ibu
P1001 post
dengan bahasa yang
partum hari
Sopan agar ibu mau mengatakan semua
ke 7dengan Abses
keluhan yang ibu rasakan
mamae
2. Menjelaskan keadaan ibu sekarang bahwa
keadaanya harus segara diobati dan
memerlukan perawatan
3.

Meyakinkan suami atau keluarga untuk selalu


memperhatikan keluarga.

4
5..

Mengompres payudara selama 15 20 menit,


4x sehari
Memberikan obat anti nyeri pada px

6.
7.
8.
9.

Memberikan parasetamol 500 mg setiap 4


jam sekali
Melakukan tindakan insisi pada payudara px
Melakukan kolaborasi dengan tim gizi
Melakukan kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian terapi berikutnya

VII EVALUASI
Tanggal : 21-12-2010 / Pkl. 15.00 WIB
Diagnosa/Mslh/Kebt.
Evaluasi
Dx:
S
: Klien mengatakan payudaranya sakit dan
P1001, post partum
membengkan
hari
O
: k/u : cukup
ke 7 denganabses
ibu bisa diajak komunikasi dengan baik
mamae
A
: P1001, post partum hari ke 7dengan abses
mammae
P
: - Beri dukungan emosi ibu
- Yakinkan suami dan keluarga untuk
selalu memperhatikan ibu
- Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian terapi

Dx :
P1001, post partum
hari
ke 8 denganabses
mamae.

Evaluasi
Tgl 22-12-2010, jam 08.00 WIB
: Klien mengatakan payudaranya masih sakit
dan bengkak

O
A
P

: k/u cukup
ibu bisa diajak komunikasi dengan baik
: P1001, post partum hari ke 10dengan abses
mammae
: Beri dukungan pada ibu
Yakinkan pada suami dan keluarga untuk
selalu memperhatikan ibu
Kolaborasi dengan tim medisdalam
pemberian terapi

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi
bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi
infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan
dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh
dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan
bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih inilah yang mengisi rongga
tersebut. Biasanya abses disebabkan melalui beberapa cara :
Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril.
Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain.
Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak
menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
Sedangkan Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara
diantaranya :
Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak
dan adanya nyeri tekan).
Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak
sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan
akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis.
Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.
Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)
Gatal-gatal
Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara
yang terkena.
Adapun penanganan untuk absees diantaranya adalah :
Untuk meringankan neri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa
ditusuk dan dikelaurkan isinya dengan insisi.
Suatu abses tidak memliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotic biasanya
sia-sia.
Dapat diberikan parasetamol 500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan.
Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15 20 menit, 4 kali/hari.
Sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.

B. Saran dan Kritik


Penulis dalam penyusunan makalah ini telah berusaha semaksimal mungkin,
namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam kesempurnaan
makalah ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca selalu
penulis harapkan demi penyusunan makalah-makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anemous www.google.com abses payudara


2. Diakses pada Tanggal 28 Desember 2008
Pukul 16.00 WIB
3. Soedigmarto, M.Prof.1979. Perawatan Ibu.Surabaya

4. Pardoko R.H.dr.MPH. 1978. Perawatan Anak di Pusat Kesehatan. Surabaya


5. Taber Ben-Zion, MD. 1994. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta: EGC.

You might also like