Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
galur
nefritogenik
yang
merupakan
antigen
antara
lain
hipertensi, edem, dan penurunan fungsi ginjal. Meskipun penyakit ini dapat
mengenai semua umur, tetapi GNA paling sering didapatkan pada anak berumur
210 tahun. Angka kejadian GNA sulit
diketahui dan diperkirakan lebih tinggi dari angka kejadian yang dilaporkan dalam
kepustakaan sebab banyak pasien yang tidak terdeteksi karena gejalanya ringan
atau tidak menunjukkan gejala.2
Glomerulonefritis akut pasca infeksi streptokokus dapat terjadi secara
epidemik atau sporadik,15 paling sering pada anak usia sekolah yang lebih muda,
antara 5-8 tahun.5 Perbandingan anak laki-laki dan anak perempuan 2 : 1.3 Di
Indonesia, penelitian multisenter selama 12 bulan pada tahun 1988 melaporkan
170 orang pasien yang dirawat di rumah sakit pendidikan, terbanyak di Surabaya
(26,5%) diikuti oleh Jakarta (24,7%), Bandung (17,6%), dan Palembang (8,2%).
Perbandingan pasien laki-laki dan perempuan 1,3:1 dan terbanyak menyerang
anak usia 6-8 tahun (40,6%). 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
GLOMERULONEFRITIS AKUT
DEFINISI
Glomerulonefritis Akut (Glomerulonefritis akut, Glomerulonefritis Pasca
Infeksi) adalah suatu peradangan pada glomerulus yang menyebabkan hematuria
(darah dalam air kemih), dengan gumpalan sel darah merah dan proteinuria
(proteindalam air kemih).1
Etiologi
Glomerulonefritis
akut
dapat
timbul
setelah
suatu
infeksi
oleh
imun pejamu pada stimulus antigen dengan produksi antibodi yang berlebihan
menyebabkan terbentuknya kompleks Ag-Ab yang nantinya melintas pada
membran basal glomerulus. Disini terjadi aktivasi sistim komplemen yang
melepas substansi yang akan menarik neutrofil. Enzim lisosom yang dilepas
netrofil merupakan faktor responsif untuk merusak glomerulus. 2,4,10 Hipotesis
lain adalah neuraminidase yang dihasilkan oleh streptokokus akan mengubah IgG
endogen menjadi autoantigen. Terbentuknya autoantibodi terhadap IgG yang telah
berubah tersebut, mengakibatkan pembentukan komplek imun yang bersirkulasi,
kemudian mengendap dalam ginjal.1
Pada kasus ringan, pemeriksaan dengan mikroskop cahaya menunjukkan
kelainan minimal. Biasanya terjadi proliferasi ringan sampai sedang dari sel
mesangial dan matriks. Pada kasus berat terjadi proliferasi sel mesangial, matriks
dan sel endotel yang difus disertai infiltrasi sel polimorfonuklear dan monosit,
serta penyumbatan lumen kapiler.2,13 Istilah glomerulonefritis proliferatif eksudatif
endokapiler difus digunakan untuk menggambarkan kelainan morfologi penyakit
ini.3 Bentuk bulan sabit dan inflamasi interstisial dapat dijumpai mulai dari yang
halus sampai kasar yang tipikal di dalam mesangium dan di sepanjang dinding
kapiler. Endapan imunoglobulin dalam kapiler glomerulus didominasi oleh Ig G
dan sebagian kecil Ig M atau Ig A yang dapat dilihat dengan mikroskop
imunofluoresen. Mikroskop elektron menunjukkan deposit padat elektron atau
humps terletak di daerah subepitelial yang khas dan akan beragregasi menjadi AgAb kompleks.1
Mungkin faktor iklim, keadaan gizi, keadaan umum dan faktor alergi
mempengaruhi terjadinya GNA setelah infeksi dengan kuman Streptococcuss.
Ada beberapa penyebab glomerulonefritis akut, tetapi yang paling sering
ditemukan disebabkan karena infeksi dari streptokokus, penyebab lain
diantaranya:
1. Bakteri :
parotitis epidemika dl
3. Parasit
MANIFESTASI KLINIS
Sekitar 50% penderita tidak menunjukkan gejala. Jika ada gejala, yang
pertama kali muncul adalah penimbunan cairan disertai pembengkakan jaringan
(edema), berkurangnya volume air kemih dan air kemih berwarna gelap karena
mengandung darah. Pada awalnya edema timbul sebagai pembengkakan di wajah
dan 2 kelopak mata, tetapi selanjutnya lebih dominan di tungkai. Dapat pula
timbul gejala gastrointestinal seperti muntah, tidak nafsu makan, konstipasi atau
diare.1,2
Pada awalnya edema timbul sebagai pembengkakan di wajah dan kelopak
mata, tetapi selanjutnya lebih dominan di tungkai dan bisa menjadi hebat. Tekanan
darah tinggi dan pembengkakan otak bisa menimbulkan sakit kepala, gangguan
penglihatan dan gangguan fungsi hati yang lebih serius.
Kasus klasik atau tipikal diawali dengan infeksi saluran napas atas
dengan nyeri tenggorok dua minggu mendahului timbulnya sembab.1 Periode
laten ratarata 10 atau 21 hari setelah infeksi tenggorok atau kulit.10
Sindrom nefritik akut mengikuti infeksi saluran pernapasan atau
infeksi pada kulit yang disebabkan oleh strain nefritogenik dari streptokokus hemolitikus group A. Faktor yang menyebabkan hanya strain nefritogenik dari
streptokokus -hemolitikus group A ini belum diketahui secara pasti. Sindrom
nefritik akut biasnaya mengikuti streptokokus faringeal, selama musim hujan dan
infeksi streptokokus pada kulit atau pioderma selama musim panas. Walaupun
epidemik dari nefritis telah dijelaskan dalam hubungannya dengan infeksi
tenggorokan (serotipe 12) dan infeksi kulit (serotipe 49), pneyakit ini secara
umum bersifat sporadis.
Gejala spesifik seperti malaise, letargi, nyeri abdomen, dan demam kadang
muncul. Abnormalitas akut secara general akan selesai pada 2-3 minggu; C3
komplemen dapat normal pada 3 hari awal atau paling lambat 30 hari setelah
onset. Walaupun mikroskopik hematuri dapat muncul selama setahun, kebanyakan
anak sembuh sempurna. Keadaan ginjal yang memburuk secara persisten,
abnormalitas urin selama 18 bulan, Hipokomplementemia persisten, dan sindrom
nefrotik adalah tanda berbahaya. Jika salah satu muncul, maka merupakan
indikasi untuk biopsi renal. Sekitar 50% penderita tidak menunjukkan gejala. Jika
ada gejala, yang pertama kali muncul adalah penimbunan cairan disertai
pembengkakan jaringan (edema), berkurangnya volume air kemih dan air kemih
berwarna gelap karena mengandung darah.
Hematuria dapat timbul berupa gross hematuria maupun mikroskopik.
Gross hematuria terjadi pada 30-50 % pasien yang dirawat.2 Variasi lain yang
tidak spesifik bisa dijumpai seperti demam, malaise, nyeri, nafsu makan menurun,
nyeri kepala, atau lesu.1,4 Pada pemeriksaan fisis dijumpai hipertensi pada
hampir semua pasien GNAPS, biasanya ringan atau sedang.Hipertensi pada
GNAPS dapat mendadak tinggi selama 3-5 hari. Setelah itu tekanan darah
menurun perlahan-lahan dalam waktu 1-2 minggu.2 Edema bisa berupa wajah
sembab, edem pretibial atau berupa gambaran sindrom nefrotik. Asites dijumpai
pada sekitar 35% pasien dengan edem. Bendungan sirkulasi secara klinis bisa
nyata dengan takipne dan dispne.Gejala gejala tersebut dapat disertai oliguria
sampai anuria karena penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG).1
DIAGNOSIS
Urinalisis (analisa air kemih) menunjukkan jumlah protein yang bervariasi
dan konsentrasi urea dan kreatinin di dalam darah seringkali tinggi. Kadar
antibodi untuk streptokokus di dalam darah bisa lebih tinggi daripada normal.
Kadang pembentukan air kemih terhenti sama sekali segera setelah terjadinya
glomerulonefritis pasca streptokokus, volume darah meningkat secara tiba-tiba
dan kadar kalium darah meningkat. Jika tidak segera menjalani dialisa, maka
penderita akan meninggal. Glomerulonefritis akut yang terjadi setelah infeksi
selain streptokokus biasanya lebih mudah terdiagnosis karena gejalanya seringkali
jumlah
urin
berkurang,
berat
jenis
meningkat,
haematuria
Laboratorium
Pemeriksaan urin sangat penting untuk menegakkan diagnosis nefritis
akut. Volume urin sering berkurang dengan warna gelap atau kecoklatan seperti
air cucian daging.2,3 Hematuria makroskopis maupun mikroskopis dijumpai pada
hampir semua pasien. Eritrosit khas terdapat pada 60-85% kasus, menunjukkan
adanya perdarahan glomerulus.2 Proteinuria biasanya sebanding dengan derajat
hematuria dan ekskresi protein umumnya tidak melebihi 2gr/m2 luas permukaan
tubuh perhari. Sekitar 2-5% anak disertai proteinuria masif seperti gambaran
nefrotik.1,2,5
Pada pemeriksaan urin didapatkan :
1. Jumlah urin mengurang
2. Berat jenis meninggi
3. Hematoria mikroskopik sel darah merah dan sedimen protein
4. Albumin dalam urin (+) proteinuria
5. Eritrosit (++)
6. Leukosit (+)
7. Silinder leukosit
8. Eritrosit healin
9. Ureum dan kretinin darah meningkat
10. Albumin serum dan complemen serum ( globulin beta- IC ) sedikit menurun
11. Titer anti-streptolisin umumnya meningkat kecuali kalau infeksi sterptococus
yang mendahuluinya hanya mengenai kulit saja.
12. Uji fungsi ginjal normal pada 50% penderita
13. Kadar BUN dan kreatinin serum meningkat
pemendekan masa hidup eritrosit. Kadar albumin dan protein serum sedikit
menurun karena proses dilusi dan berbanding terbalik dengan jumlah deposit
imun kompleks pada mesangial glomerulus.1
Bukti yang mendahului adanya infeksi streptokokus pada anak dengan
GNA harus diperhatikan termasuk riwayatnya. Pemeriksaan bakteriologis apus
tenggorok atau kulit penting untuk isolasi dan identifikasi streptokokus.1,2 Bila
biakan tidak mendukung, dilakukan uji serologi respon imun terhadap antigen
streptokokus. Peningkatan titer antibodi terhadap streptolisin-O (ASTO) terjadi
10- 14 hari setelah infeksi streptokokus.Kenaikan titer ASTO terdapat pada 7580% pasien yang tidak mendapat antibiotik. Titer ASTO pasca infeksi
streptokokus pada kulit jarang meningkat dan hanya terjadi pada 50% kasus.Titer
antibodi lain seperti antihialuronidase (Ahase) dan anti deoksiribonuklease B
(DNase B) umumnya meningkat. Pengukuran titer antibodi yang terbaik pada
keadaan ini adalah terhadap antigen DNase B yang meningkat pada 90-95%
kasus.2
KOMPLIKASI
1. Oliguria sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari. Terjadi sebagia
akibat berkurangnya filtrasi glomerulus. Gambaran seperti insufisiensi
ginjal akut dengan uremia, hiperkalemia, hiperfosfatemia dan hidremia.
Walau aliguria atau anuria yang lama jarang terdapat pada anak, namun
bila hal ini terjadi maka dialisis peritoneum kadang-kadang di perlukan.
2. Ensefalopati hipertensi yang merupakan gejala serebrum karena hipertensi.
Terdapat gejala berupa gangguan penglihatan, pusing, muntah dan kejangkejang. Ini disebabkan spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan
edema otak.
3. Gangguan sirkulasi berupa dispne, ortopne, terdapatnya ronki basah,
pembesaran jantung dan meningginya tekanan arah yang bukan saja
disebabkan spasme pembuluh darah, melainkan juga disebabkan oleh
bertambahnya volume plasma. Jantung dapat memberas dan terjadi gagal
jantung akibat hipertensi yang menetap dan kelainan di miokardium.
4. Anemia yang timbul karena adanya hipervolemia di samping sintesis
eritropoetik yang menurun.
PENATALAKSANAAN
Pemberian obat yang menekan sistem kekebalan dan kortikosteroid tidak efektif,
kortikosteroid bahkan bisa memperburuk keadaaan. Jika pada saat ditemukan
pasien
adalah
suportif
dan
simtomatik.12Perawatan
tubuh/hari ) ditambah setengah atau kurang dari urin yang keluar. Bila berat badan
tidak
berkurang
diberi
diuretik
seperti
furosemid
2mg/kgBB,
1-2
menimbulkan kematian.1
Prognosis
Berbagai faktor memegang peran dalam menetapkan prognosis GNAPS
antara lain umur saat serangan, derajat berat penyakit, galur streptokukus tertentu,
pola serangan sporadik atau epidemik, tingkat penurunan fungsi ginjal dan
gambaran histologis glomerulus. Anak kecil mempunyai prognosis lebih baik
dibanding anak yang lebih besar atau orang dewasa oleh karena GNAPS pada
dewasa sering disertai lesi nekrotik glomerulus.2,3
BAB III
KESIMPULAN