You are on page 1of 6

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1

Pengkajian

Pada kasus di dapatkan data


Identitas
Nama

Tn.J,

Jenis kelamin

laki laki

Alamat

Surabaya

Status

Menikah

Diagnosa medic

Ca Paru Dextra.

Riwayat kesehatan
:
Mempunyai riwayat merokok 10 tahun yang lalu dimana
frekuensinya 15 batang perhari, Sudah dirawat selama 17 hari.
Keluhan
Pemeriksaan Fisik

:
:

Sesak nafas, tidak nyaman dan sesak nafas bila berbaring.


Tanda-tanda vital

Kesadaran

: kompos mentis

Suhu

: 370C

Nadi

: 88x/mnt

Tekanan darah

: 110/70 mmHg

Riwayat Keluarga:Tidak ada keluarga yang mengidap CA Paru sebelumnya


Riwayat Penyakit Masa Lalu:Pasien belum pernah sakit sebelumnya

B1 ( Breathing ) :

RR 26x/mnt
tidak ada retraksi dada
menggunakan alat bantu nafas nassal canul 1 lpm
Batuk: (-)
Sputum: (-)

Maslah keperawatan:Kerusakan pertukaran gas b.d hipoventilasi


B2 ( Blood ) :

irama jantung teratur, nadi 88x/mnt

B3 ( Brain ) :
B4 ( Bladder ) :

buang air kecil lancar


jumlah urine kurang lebih 1500cc per hari
BAB lancar 1x/hr, konsistensi lembek biasa

B5 ( Bowel ) :

tidak kembung
bising usus normal
nafsu makan normal
makan 3kali sehari, diet bubur

B6 ( Bone ) :

kekuatan otot normal


kaki dan tangan tidak ada kelumpuhan

Pengkajian psikologis dan spiritual :


Klien tetap rajin beribadah dan memohon agar penyakitnya bisa disembuhkan.
Laboratorium

Hb 12,6 gr%, Ht 34,7 %, leulosit 4400 /ml,trombosit,

191000 /ml, kreatinin 2,40 mg/dl


Pengobatan
injeksi Dexamethason3 x 2 ampul.

Penatalaksanaan
umum.

Direncanakan pembedahan dengan Anesthesi General

infuse RL 12 tts/mnt, Aminophillin 3 x 500 mg, dan

Pemeriksaan Penunjang :
pH

: 7,25

PCO2

: 30mmHg

PO2

: 85mmHg

HCO3

: 23

3.2

TCO2

: 23 mmol/L

BE
saturasi O2

: 1 mEq/L
: 95 %

Analisa data.

Dari keluhan yang didapat maka diagnosa yang dapat timbul yaitu :
1. Kerusakan pertukaran gas
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif

3.3

Diagnosa Keperawatan dan Rencana Keperawatan

1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan Hipoventilasi.


Kriteria hasil : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenisi adekuat dengan GDA dalam
rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan.
Berpartisipasi dalam program pengobatan, dalam kemampuan/situasi.

Intervensi
Kaji status pernafasan dengan sering, catat
peningkatan frekuensi atau upaya

Rasional
Dispnea merupakan mekanisme kompensasi
adanya tahanan jalan nafas.

pernafasan atau perubahan pola nafas.

Catat ada atau tidak adanya bunyi tambahan dan Bunyi nafas dapat menurun, tidak sama atau tak

adanya bunyi tambahan, misalnya


krekels, mengi.

ada pada area yang sakit.Krekels adalah bukti


peningkatan cairan dalam area jaringan sebagai
akibat peningkatan permeabilitas membrane
alveolar-kapiler. Mengi adalah bukti adanya
tahanan atau penyempitan jalan nafas
sehubungan dengan mukus/ edema serta tumor.

Penurunan oksigenasi bermakna terjadi sebelum


sianosis. Sianosis sentral dari organ hangat
contoh, lidah, bibir dan daun telinga adalah
paling indikatif.

Kaji adanmya sianosis

Memaksimalkan sediaan oksigen untuk


pertukaran.

Menunjukkan ventilasi atau oksigenasi.


Digunakan sebagai dasar evaluasi keefktifan
terapi atau indikator kebutuhan perubahan
terapi.
Kolaborasi pemberian oksigen lembab sesuai
indikasi

Awasi atau gambarkan seri GDA.

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan kehilangan fungsi silia, peningkatan
jumlah/viskositas secret paru, meningkatnya tahanan jalan nafas.

Kriteria hasil : Menyatakan/ menunjukkan hilangnya dispnea.


Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih Mengeluarkan sekret tanpa
kesulitan.
Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki/ mempertahankan bersihan

Intervensi
Catat perubahan upaya dan pola bernafas.

jalan nafas.

Rasional
Penggunaan otot interkostal/ abdominal dan
pelebaran nasal menunjukkan
peningkatan upaya bernafas.

Ekspansi dad terbatas atau tidak sama


Observasi penurunan ekspensi dinding dada dan sehubungan dengan akumulasi cairan,
adanya.
edema, dan sekret dalam seksi lobus.

Catat karakteristik batuk (misalnya, menetap,


efektif, tak efektif), juga produksi dan
karakteristik sputum.

Karakteristik batuk dapat berubah tergantung


pada penyebab/ etiologi gagal
perbafasan. Sputum bila ada mungkin banyak,
kental, berdarah, adan/ atau puulen.

Memudahkan memelihara jalan nafas atas paten


bila jalan nafas pasein
Pertahankan posisi tubuh/ kepala tepat dan
gunakan alat jalan nafas sesuai kebutuhan.

dipengaruhi.

Obat diberikan untuk menghilangkan spasme


bronkus, menurunkan viskositas
Kolaborasi pemberian bronkodilator, contoh
aminofilin, albuterol dll. Awasi untuk

sekret, memperbaiki ventilasi, dan memudahkan

efek samping merugikan dari obat, contoh


takikardi, hipertensi, tremor, insomnia.

pembuangan sekret. Memerlukan


perubahan dosis/ pilihan obat.

You might also like