Professional Documents
Culture Documents
Reski Andari
Tiya Marifatul Khusna
Sistem Reproduksi II
ASUHAN
KEPERAWATAN
KEHAMILAN EKTOPIK
DAN
ABORTUS
Kehamilan Ektopik ?
Definisi
Etiologi
1. Faktor dalam lumen tuba :
a. Endosalpingitis
b. hipoplasia uteri lumen tuba sempit
dan berkeluk-keluk
c. Operasi plastik tuba dan sterilisasi
yang tak sempurna
2.Faktor pada dinding tuba
a. Endometriosis tuba
b. Divertikel tuba kongenital
Patofisiologi
Mukosa pada tuba bukan merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan
blastokista yang berimplantasi di dalamnya. Vaskularisasi kurang baik, dan desidua
peritoneum.
Klasifikasi
Kehamilan ektopik berdasarkan lokasinya :
1. Tuba Fallopii
3. Ovarium
a. Pars-interstisialis
4. Intraligamenter
b. Isthmus
5. Abdominal
c. Ampula
a. Primer
d. Infundibulum
b. Sekunder
e. Fimbrae
2. Uterus
a.Kanalis servikalis
b.Divertikulum
c. Kornu
d.Tanduk rudimenter
Manifestasi Klinis
1. Amenore
2. Gejala kehamilan muda
3. Nyeri perut bagian bawah terjadi tiba-tiba dan hebat,
Penatalaksanaan
1. Kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa, maka deteksi
Komplikasi
Akibat kesalahan diagnosis, diagnosis
yang
terlambat,
atau
pendekatan
tatalaksana:
1. Ruptur tuba atau uterus,
Akibat pembedahan :
1. Perdarahan,
2. Infeksi,
3. Kerusakan organ sekitar (usus,
2. Perdarahan masif,
kandung
3. Syok
4. Kematian.
kemih,
ureter,
dan
Pencegahan
Berhenti merokok akan menurunkan risiko kehamilan ektopik.
kehamilan ektopik.
Asuhan Keperawatan
Pada Kehamilan Ektopik
PENGKAJIAN
1. Anamnesis dan gejala klinis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan khusus
a. Nyeri goyang pada pemeriksaan serviks
b. Kavum douglas menonjol dan nyeri
c. Mungkin tersa tumor di samping uterus
d. Pada hematokel tumor dan uterus sulit dibedakan.
e. Pemeriksaan ginekologis: seviks teraba lunak, nyeri tekan,
nyeri pada uteris kanan dan kiri
Dx 1 :
Devisit volume cairan yang berhubungan dengan ruptur pada lokasi
implantasi sebagai efek tindakan pembedahan.
Intervensi :
1. Observasi TTV dan observasi tanda akut abdoment.
Dx 2 :
rasa nyeri.
4. Berikan narkotik atau sedative berikut obat-obat praoperatif bila
prosedur pembedahan diindikasikan.
Dx 2 :
rasa nyeri.
4. Berikan narkotik atau sedative berikut obat-obat praoperatif bila
prosedur pembedahan diindikasikan.
Dx 3 :
Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman
atau tidak mengenal sumber-sumber informasi.
Intervensi :
1.
2.
3.
Abortus ?
(Brunner&Suddarth, 2001).
Definisi
Etiologi
Hal-hal yang menyebabkan abortus :
5. Faktor imunologi
6. Faktor nutrisi
7. Faktor psikologis
Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis
jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda
asing dalam uterus.Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda
asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua
secara dalam , Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih
dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak
perdarahan,kemudian Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan
terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti
kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes
ovum)
Klasifikasi
1. Abortus spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran)
Komplikasi
1. Perdarahan
2. Perforasi
3. Infeksi dalam uterus dan adneksa
4. Syok
5. Dampak psikologis
Asuhan Keperawatan
Pada Kehamilan Abortus
Pengkajian
1. Biodata
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Dx 1 :
Kriteria hasil :
1. Pasien mengungkapkan tidak lemah, dan tidak merasa haus lagi
2. Mukosa bibir lembab
3. Turgor kulit normal
4. Mata tidak cekung
Intervensi :
1. Posisikan ibu dengan tepat (semi fowler)
2. Lakukan tirah baring dan menghindari ibu untuk valsava manufer
3. Laporkan serta catat jumlah dan sifat kehilangan darah
Dx 2 :
Kriteria hasil :
1. Pasien tidak mengeluh nyeri lagi
2. Skala nyeri berkurang
Intervensi :
1. Observasi TTV
2. Jelaskan nyeri yang di derita klien serta penyebabnya
3. Tentukan riwayat nyeri. Misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitasnya
4. Berikan tindakan fixsasi (misalnya dengan gurita)
5. Kolaborasi : Berikan analgetik
Dx 3 :
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan 3x 24 jam pasien tidak mengalami infeksi.
Kriteria hasil :
1. Tidak merasa nyeri pada daerah vulva.
2. Tidak merasa gatal
3. TTV normal
Intervensi :
1. Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau
2. Terangkan pada klien pentingnya vulva hygiene.
klien.
Sekian
&
Terima
Kasih