You are on page 1of 5

LAPORAN PENDAHULUAN

TONSILRINOSINOSITIS

Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Medikal Bedah Tahap Profesi
Program Studi Ilmu Keperawatan

Disusun Oleh:
Christiana E.D.W
03/172373/EIK/00348

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UGM
YOGYAKARTA
2005

LAPORAN PENDAHULUAN
TONSILRINOSINUSITIS
1.

Definisi

Sinusitis adalah radang sinus paranasal.


Rinitis adalah suatu inflamasi membran mukosa.
Tonsilitis adalah radang pada tonsil. Biasanya menyerang anak 2-5 tahub
penularan melalui udara, benda atau makanan yang terkontaminasi.
2.

Etiologi

Sinusitis akut karena infeksi traktus respiratorius atas, terutama infeksi virus atau
eksaserbasi rinitis alergika. Kongesti nasal yang disebabkan inflamasi, edema,
dan transudasi cairan, menyebabkan obstruksi rongga sinus. Kondisi ini
memberikan media yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri. Organisme
bakteri bertanggung jawab terhadap lebih besar 60 % kasus sinusitis adalah
Streptococcus pneumoniaea, Haemophilus influenzae, dan Staphylococcus
aureus.
Sinusitis Kronis disebakan oleh obstruksi hidung kronik akibat rabas dan edema
membran mukosa hidung.
Rinitis dikelompokkan sebagi rinitis alergik dan non alergik. Rinitis non-alergik
disebabkan oleh infeksi saluran nafas atas, termasuk rinitis viral (common cold)
dan rinitis nasal dan bacterial, masuknya benda asing kedalam hidung: deformitas
structural, neoplasma, dan massa; penggunaan kronik dekongestan nasal;
penggunaan kontrasepsi oral, kokain, dan antihipertensi.
Rinosinusitis akut disebabkan oleh bakteri, virus dan jarang jamur.
Tonsilitis disebabkan oleh Corynebacterium diphteriase.
3.

Tanda dan Gejala

4. Nyeri tekan daerah sinus saat dipalpasi.

5. Suhu subfebril
6. Nyeri tenggorok
7. Nyeri kepala
8. Tidak nafsu makan
9.

Pemeriksaan Penunjang

10. Rontgen
11. Kultur
Kultur tenggorok mungkin dilakukan untuk mengidentifikasi organisme yang
bertanggung jawab terjadinya faringitis dan adanya infeksi saluran pernafasan
bawah.
12. Biopsi
Dilakukan untuk memungkinkan pemeriksaan sel-sel dari faring, laring dan
saluran hidung.
13. Pemeriksaan Pencitraan
Pemeriksaan pencitraan termasuk rontgen jaringan lunak dan MRI dilakukan
untuk menentukan keluasan infeksi dalam sinusitis.
14.

Penanganan

15. Bedah intranasal untuk sinusitis frontal kronik


16. Operasi Caldwell Luc : operasi untuk sinusitis maksilaris.
17. Pembedahan : Eksisi, Kauterisasi polip.
18. Mengurangi nyeri
19. Antibiotik
20.

Komplikasi

21. Sepsis
22. Abses peritonsilar
23. Otitis media

24. Meningits
25. Abses otak
26. Osteomielitis
27.

Diagnosa Keperawatan utama dapat mencakup:

28. Inefektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi berlebihan


sekunder akibat proses inflamasi
29. Nyeri yang berhubungan agen injury : fisik
30. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan iritasi jalan nafas atas
sekunder akibat infeksi
31. Defisit volume cairan berhungan dengan peningkatan kehilangan cairan
sekunder akibat diaforesis yang berkaitan dengan demam
32. Defisit pengetahuan mengenai pencegahan infeksi pernafasan atas, regimen
pengobatan, prosedur khusus, atau perawatan pascaoperasi.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 1997. Keperawatan Medikal Bedah Volume I. EGC. Jakarta
Doenges, Marilyn. E, 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih bahasa I Made
Kariasa. EGC. Jakarta
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid Pertama. Media Aesculapius.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
North American Nursing Diagnosis Assosiation. 2001. Nursing Diagnosis:
Deffinition and Clasification, the assosiation. Philadelphia
Silvya . 1995. Patofisiologi. EGC. Jakarta
www. nicnoc@ Harcourt.com.2000. Nursing Intervention Classification and Nursing
Outcomes Clasification

You might also like