You are on page 1of 10

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ENDOKARDITIS

Oleh : FRANCISCO GERSON BUGA, NIM : 01.08.00016

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian

Endokarditis atau endokarditis infeksiosa adalah suatu


infeksi yang melibatkan endokardium yang utuh atau rusak atau
katup jantung protesa (Edward k. chung,m.d,hal 112).

atau

endokaditis infektif adalah infeksi lapisan dalam jantung yang


disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain yang
menimbulkan deformitas lipatan katup (Nettina m. Sandra,hal
115).atau peradangan dan infeksi pada lapisan endokardial (boyd
wernet mildred dan tower L.barbara, hal 45).

2. Epidemiologi

Suatu akibat yang tepat dari infeksi endokarditis(IE) adalah


suatu yang tidak dikenal. Perkiraan 5 dari 1000 pasien yang masuk
rumah sakit memiliki penyakit endokarditis. Pria berisiko dua
sampai lima menit lebih sering, dibanding wanita. Angka kematian
rata-rata 20% sampai 30%, tetapi antara rata-rata angka kematian
yang tua menjadi lebih tinggi sampai 70%
Walaupun timbulnya IE tidak bisa berubah lebih dari dua
dekade. Contoh epidemiologi memiliki perubahan regu didalam
masa preantibiotik, itu bisa dipertimbangkan sebuah penyakit
terutama untuk orang muda dewasa, sebagian besar terjadi
kerusakan katup jantung dari penyakit remautik dari akibat udara
dingin.Pria

yang berusia 55 tahun sangat berisiko menderita


1

endokarditis.Walaupun sebagian besar infeksi masih berkembang


dengan penyakit

hati,

endokarditis pada pasien dengan fungsi

katup jantung normal semakin bertambah.ini dapat menambah


Diagnose dan prosedur

teraupetik, Sumber: ( mosbyss Clinical

Nursing Series hal: 139).

3. Etiologi

a. Infeksi bakteri: beta hemolitik streptokokus , staphylococcus


aureus
b. Penyakit jantung rematik
c. Ekstrarsi gigi
d. Pemantauan invasif
e. I.V penyalagunaan obat
Sumber (boyd wernet mildred dan tower L.barbara, hal 45).

4. Patofisiologi dan Respon Masalah Keperawatan

Infeksi

katup

dan

permukaan

endotel

jantung

yang

disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain dan


menyebabkan deformitas bila katup.mikroorganisme mencakup
bakteri (streptokoki, enterokoki , pneumokoki, stapilokoki).fungi,
riketsia, dan streptokokus viridians.
Endokarditis infeksi terjadi pada pasien yang mempunyai
riwayat penyakit katup jantung. Pasien yang berisiko tinggi adalah
pasien dengan penyakit reumatik atau prolaps mitrat dan yang
pernah menjalani pembedahan katup prosterik.
Endokarditis infeksi biasanya terjadi pada manula, mungkin
akibat menurunnya respon imunologis terhadap infeksi, perubahan
metabolisme

akibat

penuaan,
2

dan

meningkatnya

prosedur

diagnostic invasif, khususnya pada penyakit genitouriner. Terdapat


insidensi tinggi endokarditis stapilokokus diantara pemakai obat
intravena, penyakit yang terjadi paling sering pada orang-orang
secara umum sehat.
Endokrditis yang didapat di rumah sakit terjadi paling sering,
pada pasien dengan penyakit yang melemahkan, yang memakai
kateter indweller, dan yang menggunakan terapi intarvena atau
antibiotika

jangka

panjang.pasien

yang

diberi

pengobatan

imunosupresif atau steroid dapat mengalami endokarditis fungi.

oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain dan menyebabkan deformitas
bila katup.mikroorganisme mencakup bakter

streptokoki,

streptokoki,

pneumokoki
fungi,

stapilokoki)
.

streptokokus viridian
Sumber : (smeltzer, S, C dan Bare , B, G, HAL 837-838).

5. Komplikasi
Komplikasi endokarditis mencakup :

Gagal jantung kongestif

Komplikasi vaskular

serebral seperti stroke dapat terjadi

sebelum, selama atau setelah terapi.

Stenosis atu regurgitasi katup.

Kerusakan jantung.

Aneurisma mikotik.

Sumber : (smeltzer, S, C dan Bare , B, G, HAL 838).


3

6. Gejala klinik

a. Demam
b. Gejala konstitusional umum.

Malaise.

Kelelahan.

Anoreksia.

Nyeri muskuloskletal

c. Bising jantung yang baru.atau berubah.


Tidak adanya bising atau tidak adanya perubahan bising
sebelumnya sering terjadi dan tidak akan menyingkirkan
endokarditis.
d. Splenomegali
e. Bukan jantung:
1.

Kulit (petekia, perdarahan spilinter subungual, nodus


Oskler, lesi Janeway)

2.

Neurologi: timbul pada sepertiga pasien

Embolisasi (timbul pada 20% pasien, biasanya timbul


pada 2 minggu pertama terapi)

3.

Ruptur aneurisma mikotik

Meningitis

Ginjal

Emboli timbul pada 60% pasien,

glomerulonefritis fokal

glomerulonefritis proliferative difus.

Sumber: (Edward k. chung,m.d,hal 114).

7. Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil


Tes diagnostic yang mungkin ditemukan pada endokarditis :

Kultur darah : positif untuk organisme yang spesifik.

Hematologi : peningkatan WBCs, ESR, penurunan HTC


4

Echocardiograprhy : kerusakan katup, vegetasi.

8. Penatalaksanaan

Tujuan

penatalaksanaan

medis adalah

secara

agresif

membunuh organisme penyebab dan mencegah komplikasi


yang terjadi,

seperti tromboemboli.Terapi antibiotic jangka

panjang dan penisilin parentral adalah pengobatan terpilih.

Pasien endokarditis,

yang fungsi katupnya rusak tetapi

penyakitnya tenang, tidak memerlukan terapai selama jantung


masih mampu memompa dengan efektif.
(smeltzer, S, C dan Bare , B, G, HAL 837)

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian

observasi

Komplikasi umum

Temperatur tinggi yang berulang


Endokarditis akut: demam tinggi:
39-40c (102-104 f )
Endokarditis kronis: dingin-tingkat
demam > 39,4 c
(102 f).
Malaise,

kelemahan,

penurunan

berat

anoreksia,

badan,

sakit

kepala
Bunyi jantung

Infeksi awal: biasanya normal


Infeksi selanjutnya: bunyi desiran
yang

abnormal

kerusakan

akibat

katup

dari
indikasi

kegagalan ventrikel
abdomen

Splenomegaly
5

(Limfa

yang

membesar ) (terjadi pada 23% dari


pasien dengan endokarditis akut :
terjadi

pada

44%

dari

pasien

dengan endokarditis kronik)

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

Data Subjektif

Data Objektif

Perubahan suhu tubuh mengeluh


flu,
Perbikan
b.d proses infeksi
kedinginan,
temperature,
kelemahan, iritabiliti,
nyeri otot, nyeri diaphoresis,
sendi
tachikardia,
leukositosis, cultur
darah

positif,

anemia
Perubahan
nutrisi; Nafsu
makan
penurunan
berat menurun, perasaan
badan
b.d
factor mual,
masukan
biologi
(demam, makanan yang tidak
infeksi)
adekuat

Penuruan
BB,
anoreksia,
muntah,
muka
pucat, kebiruan
pada
mukosa
mulut
&
konjungtiva.

3. Rencana Tindakan/Intervensi Keperawatan


Goal:

Suhu tubuh pasien akan normal selama dalam perawatan

Klien akan meningkatkan berat badan selama dalam


perawatan

Objektif:

Pasien akan bebas dari infeksi selama dalam perawatan

Pasien akan bebas dari malaria selama dalam perawat


6

4. Tindakan Keperawatan

Diagnosa

Intervensi

rasional

keperawatan

keperawatan

Perubahan suhu tubuh

Mengkaji

b.d proses infeksi

diaphoresis, tes turgor mempengaruhi

dehidrasi: Keringat

kulit,

membrane tubuh,

mukosa kering

dari

suhu
demam,

kehilangan air melalui


kulit

memantau

pasien Kenaikan

yang

suhu

mengalami menandakan

demam

proses

infeksi

Memantau pemasukan Untuk


dan

keseimbangan

pengeluaran cairan saat dehidrasi

cairan,
Menganjurkan

Untuk

pemasukan

keseimbangan

cairan cairan

yang adekuat
Memberikan

obat Untuk

antipiretik

mengurangi

sesuai suhu

indikasi (kolaborasi)
Memantau hasil cbc Cultur
laboratorium,

darah

positif,

dengan mungkin

kultur darah

mengindikasikan
antibiotic

yang

tidak

adekuat

nutrisi; Mengkaji

Perubahan
penurunan

berat bb

badan

factor malnutrisi:

biologi
infeksi)

b.d

(demam,

dan

penurunan Proses
tanda

infeksi

dari mempengaruhi
berat peningkatan

dibawah normal, untuk metabolisme,


umur dan tinggi, fatiq,

anoreksia,

Memantau pemasukan Untuk meningkatakn 1


kalori

untuk kg
7

bb,

besar

mengindikasikan
pemasukan
yang

kebutuhan

makanan sebesar

adekuat

tubuh

3500

kalori

dan yang diperlukan tubuh

nafsu makan pasien


Menganjurkan
untuk

pasien Untuk

menstimulus

menyeleksi nafsu makan

makanan

5. Evaluasi Keperawatan
outcome

Data pendukung

Tidak mengalami inflamasi

Temperature

normal,

cultur

darah,

hasil

laboratorium

normal,

pasien

menunjukan

tidak fatiq, tidak sakit kepala


Perbaikan Status nutrisi dan Berat
pemeliharaan nutrisi

badan

menunjukan

normal,

pasien

nafsu

makan

meningkat
Pasien mengetahui tingkatanan Pasien
penyakitnya

memahami

factor

dan

factor

pencetus

endokarditis,

6. Pendidikan Pasien
1. Diskusikan endokarditis ,cara masuk infeksi , tanda gejala dini.
2. Indikasikan

bahwa

profilaksis antibiotrp dianjurkan

untuk

individu dengan

Defek jantung congenital, katup jantung prostetik atau


biologis , stenosis subaortik hipertrofik idiopatik (IHSS),

Riwayat endokarditis

Prolaps katup mitral dengan insufisiensi.


8

Penyakit jantung rematik denagn disfungsi katup.

3. Indentifikasi prosedur yang paling mungkin menyebabkan


bakteremia (prosedur gigi yang menyebabkan pendarahan gusi,
pembedhan atau instrumentasi saluran GI, dan prosedur
genitouranirius tertentu dll).
4. Identifikasi

langka

individual

yang

perlu

untuk

menjaga

individual:

Hygiene oral yang baik, menyikat gigi secara teratur, dan


flossing.

Pemberitahuan pada petugas perawatan kesehatan tentang


adanay riwayat penyakiy jantung kongeniyal atau penyakit
jantung .

Pentingnya menjalankan identifikasi kedaruratan dengan


informasi dari riwayat medical setiap waktu.

Ukur suhu bila infeksi dicurigai dan beritahu pemberi


perawatan keeshatan tentang peningkatan suhu ini.

Tindakan

dini

terhadap

gejala

penyakit

menunjukan

bacteremia- cedera, sakit tenggorokan , furunkel dll.


5. Anjurkan

individu

yang

rentan

intuk

menerima

vaksin

pneumokokal dan vksin influenza.


6. Anjurkan wanita dalam masa subur tentang resiko penggunaan
IUD untuk mengendalikan kelahiran (sumber infeksi ) dan
bahwa terapi antibiotic tidak perlu bagi individu yang mengalami
persalinan normal.
Sumber: (Nettina m. Sandra,hal 154- 155).

Daftar Pustaka

Sandra, M.N (2001): Pedoman Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta, Hal,


484.
Smeltzer , S. C & Bare, B. G (2002): Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Ed. 8, Vol. 2, EGC, Jakarta, Hal, 838-839.
Cannobio, Mary (1993): Cardiovascular Disorders, Mosby Year Book, St.
Louis, Hal, 147-148.
Chung, E. K (1999): Penuntun Praktis Kardiovaskuler, EGC, Jakarta, Hal,
101.

10

You might also like