Professional Documents
Culture Documents
(MODUL I)
Oleh : Suyono,M.Sc. dan Dr. Budiman, S.Pd., SKM., S.Kep., M.Kes
I.
Arti kesehatan secara harfiah adalah sesuatu yang berhubungan dengan kondisi fisik
seseorang yaitu orang dikatakan sehat apabila terbebas dari serangan penyakit atau
sebaliknya dikatakan sakit apabila kondisi fisiknya tidak baik akibat penyakit menular
atau penyakit tidak menular. Kondisi ini dinamakan konsep sehat-sakit.
Sejak tahun 1948 WHO telah mendefinisikan yang dimaksud sehat sebagai berikut :
Health is a state of physical, mental and social well being and not
merely the absence of disease or infirmity
Di atas dikatakan bahwa sehat itu adalah keadaan fisik, mental dan sosial yang baik,
tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat atau kelemahan. Menurut pengertian tersebut
definisi sehat mempunyai makna yang sempurna dan lengkap. Misalnya seseorang yang
mengalami sakit lalu ada bekas luka parut, menurut pengertian WHO belum termasuk
kriteria sehat. Secara operasional White (1997) menyatakan sehat adalah keadaan dimana
seseorang ketika diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat
tanda-tanda penyakit atau kelainan.
Di Indonesia kriteria sehat ini ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 1960 tentang
Pokok-pokok Kesehatan dan telah diperbaharui dengan Undang-undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 1 ayat 1 yang bunyinya :
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis
Hendrik L Blum menggambarkan status kesehatan seseorang atau masyarakat
dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai berikut :
KETURUNAN
STATUS
KESEHAT-
PELAYANAN
KESEHATAN
AN
LINGKUNGAN
- FISIK
- BIOLOGIS
- SOSIAL
PERILAKU
B. LINGKUNGAN
Menurut Otto Sumarwoto, yang dimaksud lingkungan atau lingkungan hidup
manusia adalah :
Jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita
tempati yang mempengaruhi kehidupan kita
Menurut Sewell :
Environment can be defined as the sum of all external influences
and forces acting upon an object, usually assumed to be living being
Menurut Suwasono Heddy et-al :
Lingkungan disini mempunyai arti luas, mencakup semua hal di luar
organisme yang bersangkutan. Tidak termasuk cahaya, suhu, curah
hujan, kelembaban, topografi, tetapi juga parasit, predator dan
kompetitor.
Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup
dikatakan :
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain
M.Daud Silalahi :
Batasan tentang lingkungan berdasarkan isinya untuk kepentingan
praktis atau kebutuhan analisis kita perlu batasi hingga
lingkungan dalam arti biosphere saja yaitu permukaan bumi,
air dan atmosfir tempat terdapat jasad-jasad hidup
M.Daud Silalahi :
Ada 2 bentuk lingkungan hidup, yaitu :
1. lingkungan hidup alami (natural environment or the biosphere of his
inheritance)
2. lingkungan hidup buatan (man made environment or the technosphere
of his creation)
Adnan Harahap :
Lingkungan hidup alami secara garis besar dibagi menjadi
2 macam yaitu ekosistem darat dan ekosistem yang terbentuk
Ekosistem darat mempunyai komponen abiotik seperti tanah, udara, cahaya, dan
faktor-faktor yang terdapat di darat serta komponen biotik yang terdiri dari tumbuhan,
hewan dan hutan.
Luas tanah daratan di Indonesia diperkirakan meliputi 811.570 km2. Sedangkan
kawasan hutan mencapai 1.134.330 km2. Perairan 317 juta hektar. Panjang pantai
sekitar 81.000 km.
Ekosistem terbentuk mencakup ekosistem perairan dapat dibedakan antara perairan
laut dan perairan darat (air tawar). Adapun faktor yang menentukan jenis kehidupan
adalah air.
Pada dasarnya ekosistem perairan dan darat mempunyai konsep yang sama, yang
membedakannya adalah lingkungan abiotiknya, yaitu air pada ekosistem perairan dan
tanah pada ekosistem darat. Kedua ekosistem diatas masih murni disebut lingkungan
hidup alami.
Lingkungan hidup alami ini lambat laun akan berubah sesuai dengan perkembangan
kecerdasan manusia dalam mengelola dan menciptakan teknologi yang dapat
merubah keadaan lingkungan yang mampu untuk mempengaruhinya sehingga
terciptanya lingkungan hidup buatan manusia, yang tentunya mempunyai dampak
positif atau negatif bagi manusia itu sendiri.
Lingkungan hidup buatan adalah lingkungan hidup yang banyak dipengaruhi oleh
kegiatan manusia sejalan dengan perkembangan teknologi.
Lingkungan hidup buatan yang dibuat oleh manusia untuk menjaga kelestarian
lingkungan hidup alami misalnya dengan menanami pepohonan di wilayah perkotaan
(hutan kota, jalur hijau,pertamanan) dan melepas / membiarkan burung dan unggas
lainnya hidup bebas agar dicapai kesamaan / keseimbangan fungsi hutan sesuai
bentuk aslinya.
Penebangan hutan untuk keperluan kesejahteraan manusia perlu diimbangi dengan
penanaman kembali (reboisasi) tumbuhan sejenis atau tumbuhan lain yang cepat
tumbuh dan bermanfaat.
Akibat pengerasan permukaan tanah untuk pembangunan jalan aspal / beton dan
pembangunan perumahan / pemukiman, mall atau supermarket dan sebagainya perlu
diimbangi dengan pembuatan sumur-sumur resapan air di wilayah tersebut agar air
yang mengalir diatasnya tidak langsung menguap atau akhirnya mengalir ke laut.
Suyono,M.Sc. & Dr. Budiman
:
Environmental health addresses all the physical, chemical, and
biological factors external to a person, and all the related factors
impacting behaviours. It encompasses the assessment and control
of those environmental factors that can potentially affect health. It
is targeted towards preventing disease and creating healthsupportive environments.
Kesehatan Lingkungan berhubungan dengan seluruh faktor fisik, kimia dan biologis
eksternal terhadap orang, dan semua faktor yang berkaitan yang berdampak terhadap
perilaku. Ini meliputi penetapan dan pengendalian faktor-faktor lingkungan tersebut
yang dapat berpotensi merugikan kesehatan. Hal ini ditargetkan pada pencegahan
penyakit dan menciptakan lingkungan yang sehat.
Soekidjo Notoatmodjo :
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif
terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula
Deklarasi Helsinki :
(WHO Regional Office for Europe) :
"Environmental health comprises those aspects of human health
including quality of life that are determined by the physical,
biological, social and psychosocial factors in the environment. It
also refers to the theory and practice of assessing, correcting,
controlling and preventing those factors in the environment that
can potentially affect adversely the health of present and future
generations.
Suyono,M.Sc. & Dr. Budiman
Media Transmisi
Sumber
Penyakit
Komponen
Lingkungan
Penduduk
Sakit/Sehat
2. Upaya Kesehatan
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 1 ayat (2) :
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah dan
atau masyarakat
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 10 :
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 11 ayat (1), rincian Upaya Kesehatan
adalah sebagi berikut :
1. Kesehatan Keluarga
2. Perbaikan Gizi
3. Pengamanan Makanan dan Minuman
4. Kesehatan Lingkungan
5. Kesehatan Kerja
6. Kesehatan Jiwa
7. Pemberantasan Penyakit
8. Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan Kesehatan
9. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
10. Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
11. Pengamanan Zat Adiktif
12. Kesehatan Sekolah
13. Kesehatan Olahraga
14. Pengobatan Tradisional
15. Kesehatan Matra
Dari uraian diatas membuktikan bahwa Kesehatan Lingkungan merupakan urutan ke 4 dari
kegiatan Upaya Kesehatan.
Soekidjo Notoatmodjo :
Upaya Kesehatan Lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki
atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan
media yang paling baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum
bagi manusia di dalamnya
D. KESEHATAN MASYARAKAT
1. Pengertian Kesehatan Masyarakat
Public health is the science and art of preventing disease, prolonging life, and
promoting health and efficiency through organized community effort for the
sanitation of the environment, the control of communicable infections, the education
of the individual in personal hygiene, the organization of medical and nursing
services for the early diagnosis and preventive treatment of disease, and the
development of social machinery to insure everyone a standard of living adequate for
the maintenance of health, so organizing these benefits as to enable every citizen to
realize his birthright of health and longevity.
Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni, dalam hal : mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui
usaha-usaha Pengorganisasian Masyarakat untuk :
a. Perbaikan Sanitasi lingkungan
b. Pemberantasan Penyakit Menular
10
Berdasarkan definisi Winslow di atas bahwa kesehatan masyarakat merupakan ilmu dan seni,
maka ruang lingkup ilmu kesehatan masyarakat tersebut ditinjau dari 2 hal tersebut.
Pada mulanya ilmu kesehatan masyarakat terdiri dari 2 disiplin pokok keilmuan yaitu : ilmu
biomedis (medical biology) dan ilmu-ilmu sosial (social sciences).
Sesuai dengan perkembangan zaman maka ilmu kesehatan masyarakat ikut berkembang
menjadi beberapa disiplin keilmuan antara lain : biologi, kedokteran, ilmu kimia, fisika,
matematika/statistika, sosiologi-anthropologi, psikologi sosial, ilmu pendidikan, ekonomi
kesehatan, ilmu teknik dll.
Disiplin ilmu yang mendukung ilmu kesehatan masyarakat diantaranya adalah (Soekodjo N.)
:
a. Epidemiologi
b. Biostatistik
c. Kesehatan Lingkungan
d. Pendidikan dan ilmu perilaku
e. Administrasi kesehatan masyarakat
f. Ilmu Gizi
g. Kesehatan Kerja
h. Kesehatan Reproduksi
Epidemiologi pada mulanya mempelajari tentang pola penyebaran penyakit menular, namun
perkembangan selanjutnya juga mencakup pengetahuan tentang penyakit tidak menular.
Dalam mempelajari ilmu Epidemiologi ini mencakup beberapa hal :
1) Mencakup seluruh penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit baik yang menular maupun yang tidak,
sehingga mempunyai cakupan lebih luas diantaranya : penyakit infeksi (wabah
muntaber, typhoid, flu burung, keracunan makanan dll.), non infeksi (jantung, kanker,
gizi buruk, termasuk kecelakaan kendaraan dan kecelakaan kerja)
2) Memperhatikan populasi
Epidemiologi lebih memusatkan perhatian terhadap kejadian penyakit (KLB) yang
menimpa pada sekelompok orang (populasi)
Suyono,M.Sc. & Dr. Budiman
11
3) Pendekatan ekologi/ekosistem
4) Pendekatan waktu, tempat dan orang (time, place, person)
Waktu
Tempat
Orang
induk semang (host) : induk semang adalah tempat yang paling baik untuk
berkembang biaknya penyakit (bisa manusia atau hewan), apabila induk
semang menderita sakit disebut kasus (case), apabila mengandung penyakit
tetapi tidak sakit disebut karier (carrier), sedangkan contact person adalah
orang-orang yang paling dekat dengan penderita (high risk ), bisa anggota
keluarga, tetangga bahkan tamu sekalipun. Contact person bisa menjadi case
dan bisa menjadi carrier, atau mungkin merupakan sumber penularannya
karena ia sebagai human carrier.
lingkungan (environment) : bagaimana kondisi lingkungannya (baik, buruk),
yang diperhatikan adalah sanitasi lingkungannya, hygiene perorangannya serta
fasilitas hygiene sanitasi yang ada.
bibit penyakit (agent) : terutama penyakit menular, pada saat kejadian masih
diduga penyebabnya adalah penyakit tertentu, dugaan ini harus ditegakkan
menjadi penyebab yang pasti melalui uji / tes biostatistik dan hasil
pemeriksaan laboratorium.
Tugas seorang Ahli Kesehatan Masyarakat dalam kegiatan Epidemiologi ini terutama bukan
menangani penderita (membantu mengobati penderita atau membawa ke RS), tetapi lebih
bergerak ke aspek preventif diantaranya :
- menjauhkan penderita dari kontak,
- mengamankan kontak dari bahan-bahan yang mengandung penyakit (pakaian,
alat makan/minum,muntahan, kotoran penderita)
- mengamankan sanitasi lingkungannya, sebagai contoh pada kasus muntaber
perlu diamankan sumber air minumnya, apabila sumur gali perlu didesinfeksi
- secara rutin melakukan surveillance di tempat-tempat / kawasan yang
dicurigai mengandung penyakit epidemi atau endemi.
- secara rutin melakukan Penyuluhan Kesehatan terhadap Masyarakat di
wilayah kerjanya.
12
Biostatistik sangat diperlukan dalam menganalisis data, baik data epidemiologis maupun
data kesehatan lainnya, khususnya untuk menguji suatu hasil riset / penelitian.
13
14
Setiap sub ekosistem saling memandang bahwa unsur-unsur di lingkungan kita tidak
terpisah-pisah, terintegrasi dalam berbagai komponen yang saling terkait dalam suatu system.
Pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan holistic. Lawan kata dari pendekatan holistic
adalah pendekatan analitik parsial.
Suatu ekosistem biasanya dihuni oleh makhluk-makhluk hidup yang mengelompok disebut
populasi.
Populasi dapat diartikan sebagai kesatuan dari individu-individu makhluk yang masih satu
jenis (spesies), sedangkan berbagai populasi yang mendiami suatu tempat, ruang atau relung
disebut komunitas. Ekosistem alamiah dihuni oleh suatu komunitas sering disebut sebagai
habitat.
3. Sistem Produksi, Konsumsi, Dekomposisi dan Daur Ulang
Produksi Utama dari ekosistem dimana saja berasal dari proses fotosintesis, yaitu proses
mengikat energi matahari yang dilakukan oleh tumbuhan berhijau daun (khlorofil). Energi
matahari oleh tumbuhan dirubah menjadi karbohidrat.
Energi satuan panas yang diserap oleh makhluk hidup agar tetap hidup dan tumbuh. Proses
ini berkembang menjadi proses biokimia dan berubah lagi menjadi produk lainnya seperti
lemak, protein, asam, karbohidrat dll. Dalam hal ini tumbuhan berkhlorofil disebut Produsen
Utama di alam. Energi ini juga berasal dari makhluk hidup.
Materi dan energi yang dihasilkan makhluk hidup akan dimanfaatkan oleh makhluk lainnya
dalam bentuk lain pula.
Karbohidrat dan Khlorofil (misalnya rumput hijau) dimakan oleh rusa dan dalam tubuh rusa
diolah menjadi energi yang dibutuhkan oleh rusa tersebut. Selain rusa, pemakan tumbuhan
lainnya seperti sapi, kuda, kambing dll. memakan tumbuhan hijau yang kesemua hewan
tersebut disebut Herbivora. Hewan-hewan pemakan tumbuhan tersebut disebut Konsumen
Utama dan sebagai Produsen Kedua.
Herbivora ini akan dimangsa oleh hewan lain pemakan daging (predator) antara lain singa,
macan, serigala, buaya dll. untuk kepentingan kelangsungan hidupnya. Hewan pemakan
daging ini disebut Carnivora. Hewan Carnivora ini disebut Konsumen Kedua dan sebagai
Produsen Ketiga.
Produsen Utama , Kedua dan Ketiga ini kemudian mati membusuk lalu dimanfaatkan oleh
jasad-jasad renik untuk keperluan hidupnya disamping terurai menjadi bentuk lain
(dekomposisi).
15
KONSUMEN KEDUA/
PRODUSEN KETIGA
PRODUSEN
UTAMA
10/12/2006
KONSUMEN UTAMA/
PRODUSEN KEDUA
SUYONO_MSc DASKESLING 06
19
16
6. Siklus-siklus
Energi akan diambil dari ekosistem pada saat melalui system rantai makanan (food chain).
Sistem tersebut tidak akan berfungsi secara berkesinambungan tanpa adanya masukan energi
dari luar yang tetap. Dalam hal ini tidak ada siklus energi.
Siklus ini hanya berlaku untuk rantai makanan tersebut di atas.
Berbeda dari apa yang dinamakan siklus bahan, pada siklus bahan ini siklus terjadi berulangulang melewati ekosistem secara tidak terbatas.
Ada beberapa siklus bahan yang dikenal sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Siklus Air
Siklus Karbon
Siklus Nitrogen
Siklus Fosfat
Berikut ini akan dijelaskan satu per satu siklus bahan tersebut :
a. Siklus Air
SIKLUS AIR
laut
sungai
LAPISAN AIR
KEDAP AIR
SUYONO_MSc DASKESLING 07
17
28
Dengan adanya energi panas matahari terjadi penguapan ke angkasa (1) dari air permukaan
(sungai, danau, laut) kemudian dengan energi pendinginan di ketinggian tertentu akan terjadi
pengembunan (kondensasi) membentuk awan (2).
Proses pendinginan berjalan terus sehingga terjadi penebalan awan yang terdiri dari uap air
yang mengembun lama kelamaan menjadi berat dan terbentuklah awan hujan/ mendung (3).
Oleh karena gaya berat uap air akan turun kembali ke permukaan bumi berupa hujan /
presipitasi (4).
Air hujan sebagian akan mengalir di permukaan tanah (runoff) kemudian masuk ke sungai,
danau atau laut . Sebagian air hujan akan meresap ke dalam tanah membentuk air resapan
(5).
Air resapan dapat tinggal di dalam tanah ataupun keluar lagi ke permukaan tanah berupa air
rembesan atau mata air.
Pada siklus air ini terjadi peristiwa penguapan, pengembunan dan peresapan.
b. Siklus
Karbon
SIKLUS
KARBON
respirasi
fotosintetis /
respirasi
penguapan
mati
5/4/2008
SUYONO_MSc
DASKESLING
07
Gambar 5. Skema
Siklus Karbon
29
Karbon terdapat di udara sebagai CO2 berasal dari respirasi tanaman hijau pada malam hari,
respirasi herbivora dan carnivora termasuk juga manusia, serta berasal dari pembakaran
bahan bakar fosil dan penguapan dari bahan dekomposer, sedangkan di air sebagai CO2
Suyono,M.Sc. & Dr. Budiman
18
terlarut, dan di tanah sebagai bebatuan karbonat (soda, gamping, kapur) dan senyawa lain
(Larry Gonick et-al).
Pada proses fotosintetis, tanaman hijau memerlukan CO2 untuk membentuk zat gula dan
karbohidrat yang diambil dari udara pada siang hari dengan menggunakan bantuan sinar
matahari.
Dengan banyaknya tanaman hijau yang memerlukan CO2 akan membantu menyeimbangkan
kelebihan CO2 di alam karena CO2 tetap akan diproduksi terus menerus selama proses
respirasi, pembakaran dan penguapan masih berlangsung.
Tanaman hijau akan dimakan oleh herbivora atau mati terurai menjadi bahan dekomposer,
demikian pula binatang herbivora akan dimakan oleh carnivora atau mati terurai menjadi
bahan dekomposer. Kotoran binatang tersebut akan dikeluarkan dan menjadi bahan
dekomposer.
Binatang maupun tanaman mati akan membebaskan kembali sebagian CO2 ke udara dan
juga mengalirkan senyawa-senyawa karbon lain ke dalam tanah. Di bawah tanah, sebagian
karbon tersimpan sebagai bahan bakar fosil, gambut, batubara, minyak dan gas alam.
SIKLUS NITROGEN
c. Siklus Nitrogen
Bakteria
Denitrifikasi
Pengikat N
bebas
Pengikat N
simbiotis
NO
3
Bakteria
Nitrat
Tanaman
Hijau
NH
4
NO
2
Bakteri
Nitrit
Hewan
Dekomposer
NH3
5/4/2008
Suyono,M.Sc. & Dr. Budiman
SUYONO_MSc DASKESLING 07
30
19
Hampir 80% atmosfir berupa Nitrogen murni (N2), bagi manusia dan hewan, unsur ini
hampir tidak ada manfaatnya karena masuk keluar pernafasan tidak dimanfaatkan oleh tubuh.
Namun bagi bakteri tertentu yang hidup pada bintil-bintil akar tanaman kacang-kacangan
dapat mengikat Nitrogen dan mengubahnya menjadi Nitrat (NO3) dan Amoniak (NH3).
Unsur-unsur ini kemudian dimanfaatkan oleh mikroorganisme dalam sintesis bahan yang
mengandung Nitrogen (N) organik atau melepaskannya ke tanah atau air dimana mereka
hidup.
Unsur N organik ini dibutuhkan oleh tanaman karena mengandung unsur penyubur tanaman.
Kesuburan tanah untuk tanaman tergantung dari beberapa banyak unsur N yang terkandung
didalamnya.
Namun unsur yang masih dalam bentuk Nitrit (NO2) yang terlarut dalam air akan
membahayakan apabila terminum bayi yang dikenal dengan penyakit Blue Baby Diseases.
Karena Nitrit ini daya serap Oksigennya sangat kuat, maka oksigen yang seharusnya diikat
oleh Hb darah menjadi gagal, sehingga bayi tersebut kekurangan Oksigen dengan tandatanda sesak nafas dan pada ujung-ujung jarinya berwarna kebiru-biruan.
SIKLUS FOSFAT
d. Siklus Fosfat
KARANGKARANG
FOSFAT
Sedimen
laut
Fosfat
terlarut
Bakteri
Fosfat
Tanaman
Hewan
5/4/2008
Selain Nitrogen, mineral Fosfat merupakan unsur utama dalam pupuk komersial.
SUYONO_MSc DASKESLING 07
3
20
Berbeda dengan C dan N yang cadangannya ada di udara, Fosfat mempunyai cadangan di
dalam karang. Secara alamiah perbandingan antara keberadaan Fosfat dan Nitrogen adalah 1
berbanding 23, jadi P lebih sedikit.
Fosfat dihasilkan dari dekomposisi hewan dan tanaman membentuk Fosfat terlarut kemudian
tersimpan di karang-karang dan sedimen laut.
II.
A. PARADIGMA LAMA
Hidup sehat adalah kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar bagi manusia, namun. masih
banyak faktor yang menimbulkan berbagai gangguan kesehatan dan kurang maksimalnya
kinerja Pembangunan Kesehatan..
Akar masalah dari kejadian ini terletak pada kenyataan bahwa Pembangunan Kesehatan
belum berada dalam arus utama Pembangunan Kesehatan. Anggaran Pembangunan
Kesehatan Indonesia masih cukup kecil yaitu + 2 % dari APBN sehingga akibatnya banyak
program penting Pembangunan Kesehatan yang seharusnya dilaksanakan terpaksa
mengalami penundaan atau pembatalan.
Kegiatan program di bidang kesehatan masih diarahkan kepada upaya untuk mengatasi
penyakit dan penyembuhan serta rehabilitasi dan ini dapat disebut sebagai paradigma lama,
sedangkan sumber masalahnya terletak pada kondisi lingkungan dan status gizi yang buruk,
serta masih belum optimalnya perilaku masyarakat dalam melaksanakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).
B. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Pembangunan manusia dapat diukur melalui suatu instrument yang disebut IPM atau Indeks
Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) adalah nilai
yang menunjukkan tingkat kemiskinan, kemampuan baca tulis, pendidikan, harapan hidup,
dan faktor lainnya. Peringkat IPM ini diberikan tiap tahun kepada seluruh negara di dunia.
IPM ini asal mulanya dikembangkan oleh seorang ahli ekonomi Pakistan bernama
Mahbub ul Haq tahun 1990, kemudian digunakan oleh UNDP tahun 1993 dan dimasukkan
sebagai agenda laporan tahunan UNDP.
IPM merupakan nilai pencapaian rata-rata suatu negara dengan mengacu kepada 3 hal
yaitu :
1. Usia yang panjang dan memenuhi syarat kesehatan melalui ukuran Angka Harapan
Hidup (AHH)
2. Aspek Pendidikan yang diukur dengan Tingkat Baca Tulis atau Angka Melek Huruf
(AMH) dengan pembobotan 2/3, serta Angka Partisipasi Kasar (APK) dengan
pembobotan 1/3.
3. Aspek Standar Hidup Layak, diukur melalui Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita
pada paritas daya beli
21
Khususnya untuk IPM kesehatan yang diukur dengan AHH nilainya sangat dipengaruhi oleh
Angka Kematian Bayi baru lahir (AKB), Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI) dan Angka
Kematian Balita (AKABA) serta Angka Kematian Kasar (AKK).
IPM Indonesia pada tahun 2000 menduduki peringkat ke 112 dari 190 negara di dunia.
C. PARADIGMA BARU
Untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan di atas maka Departemen Kesehatan telah
menetapkan Visi dan Misi yang baru yang berorientasi pada pemecahan masalah masa kini
dan jauh kedepan.
Dengan Visi dan Misi yang baru ini maka orientasi Pembangunan Kesehatan yang semula
sangat menekankan upaya kuratif dan rehabilitatif secara bertahap diubah menjadi upaya
terintegrasi menuju kawasan sehat dengan peran aktif masyarakat. Pendekatan baru ini
menekankan pentingnya upaya promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif. Pendekatan baru ini disebut sebagai paradigma baru bidang
kesehatan.
Visi dan Misi Departemen Kesehatan ini direfleksikan dalam bentuk motto yang berbunyi
Indonesia Sehat 2010. Diharapkan bahwa pada tahun 2010 tersebut akan tercapai tingkat
kesehatan masyarakat :
a. Hidup dalam lingkungan yang sehat
b. Mempraktekkan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
c. Mampu menyediakan dan memanfaatkan (menjangkau)
pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga
d. Memiliki derajat kesehatan yang tinggi
III.
Beberapa disiplin ilmu kesehatan lingkungan yang menunjang diantaranya sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
22
IV.
DAN
A. PERMASALAHAN
Sebagaimana telah diuraikan terdahulu bahwa status kesehatan menurut Blum dipengaruhi 4
faktor yang salah satu faktornya yang cukup dominan adalah Perilaku Manusia.
Permasalahan Kesehatan Lingkungan sebagian besar dipengaruhi oleh faktor perilaku
manusia.
Berkaitan dengan prinsip Ekologi, permasalahan terjadi karena terganggunya keseimbangan
(out of balance) lingkungan hidup alami dan lingkungan buatannya, secara fundamental
mengalami konflik (potentially in deep conflict) yang mengawali krisis lingkungan karena
manusia sebagai pelakunya sekaligus menjadi korbannya (M.Daud Silalahi).
Permasalahan perilaku manusia adalah terhadap cara pandang yang berbeda dalam suatu
keinginan. Disuatu pihak menginginkan adanya lingkungan yang lestari dengan tidak
mengganggu system yang ada, namun dilain pihak menginginkan adanya pembaharuan
sesuai kemajuan teknologi. Sebagai contoh untuk meningkatkan produksi sektor pertanian
perlu diciptakan alat atau bahan yang dapat meningkatkan hasil pertanian tersebut. Maka
dibuatlah berbagai jenis pupuk kimia dengan jumlah yang besar kemudian digunakan seluasluasnya tanpa menyadari dampak buruknya terhadap tingkat kesuburan tanah dan kehidupan
akuatik yang ada. Selain itu untuk mencegah dan memberantas serangga pengganggu
produksi pertanian tersebut dibuat pula berbagai jenis pestisida yang cukup ampuh mengatasi
gangguan serangga tersebut, namun dampaknya sangat merugikan masyarakat karena
terjadinya pencemaran terhadap makanan (buah-buahan, sayur-sayuran) hasil produksi
pertanian tersebut.
Masalah lainnya adalah faktor lingkungan sosial yang menyangkut kependudukan
(demografi), pendidikan serta sosial budaya (adat kebiasaan, kepercayaan) juga berperan
sangat penting terhadap terjadinya masalah kesehatan lingkungan.
Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali mengakibatkan gangguan terhadap
keseimbangan lingkungannya yaitu kurangnya lahan tempat tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, kemiskinan karena tidak tertampungnya tenaga produktif sebagai tenaga kerja
aktif mengakibatkan pengangguran dan meningkatnya jumlah anak putus sekolah atau tidak
sekolah sama sekali. Daya beli rendah sehingga untuk mendapatkan pakaian dan makanan
yang layak menjadi tidak terjangkau sehingga untuk berpakaian dan makan dengan apa
adanya tanpa nilai gizi yang memadai.. Selain itu pertumbuhan pertumbuhan penduduk yang
besar akan meningkatkan penggunaan sumber daya alam yang jumlahnya memang sudah
terbatas serta meningkatkan jumlah bahan buang / sampah dan limbah.
Pembuangan sampah yang tidak terkendali menghasilkan sumber pencemaran tanah, air dan
udara. Selain itu sampah menjadi tempat yang paling baik bagi berkembangnya serangga dan
tikus serta gangguan kesehatan lainnya.
Faktor sosial budaya menyangkut kebiasaan buruk yang dilakukan dalam kehidupan seharihari diantaranya membuang sampah sembarangan, rumah tanpa ventilasi yang memadai,
minum air tanpa dimasak dll.
23
B. SOLUSI
1. PENGGALANGAN DUKUNGAN
a. Sosial Budaya
Aspek sosial budaya yang mendukung cukup banyak, diantaranya budaya kerja gotong
royong, kegiatan ritual (tabligh akbar, pengajian, ceramah agama, peringatan hari besar
keagamaan dll.) arisan, kelompok pewayangan/pedalangan dan kegiatan kemasyarakatan
lainnya.
Aspek ini dapat dimanfaatkan untuk memasukkan misi kesehatan lingkungan ke dalam
kegiatan tersebut. Tentu hal ini memerlukan koordinasi yang baik dan merupakan seni
bagaimana kemampuan pendekatan petugas kesehatan terhadap tokoh masyarakat yang
bersangkutan.
Pada zaman dahulu salah seorang Walisongo menyebarkan agama Islam melalui media
pewayangan.
Kegagalan Program Kesehatan Lingkungan dimasa lalu karena tidak mengikut sertakan
masyarakat dalam melaksanakan program tersebut mulai dari perencanaan sampai dengan
pelaksanaannya.
Apabila kita telah mempelajari Ilmu Administrasi dan Manajemen akan lebih dapat
mengimplementasikan kegiatan tersebut sesuai teori yang didapat.
Sebelum proyek itu dibuat, terlebih dahulu harus dibahas dulu dengan masyarakat yang ada
di lokasi proyek tersebut apakah masyarakat mengerti dan mau menerimanya. Contoh yang
tidak baik adalah pembangunan TPA Bojong di Bogor, bangunan sudah siap dijalankan,
terjadi demo penolakan masyarakat sekitar lokasi TPA tersebut sehingga mubazir.
Hal yang paling mendasar adalah apabila kita membuat program untuk kesejahteraan
masyarakat, maka mulai dari idea, penetapan tujuan dan sasaran, dituangkan dalam konsep,
lalu dibuat perencanaan, dihitung biayanya, siapa-siapa yang terlibat (termasuk masyarakat),
berapa jangka waktunya, berapa luas cakupan wilayahnya dan kemudian dibuat proposalnya,
diajukan kepada pimpinan.
b. Lintas Sektoral
Kerjasama lintas sektoral sangat perlu untuk mensukseskan program karena kita tidak dapat
melaksanakan sendiri program tersebut. Lintas sektoral adalah kerjasama kita dengan
Instansi terkait misalnya Dinas Kesehatan, Dinas Cipta Karya, Dinas Penerangan / Informasi,
Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan, Pemerintah Daerah, Laboratorium Kesehatan dll.
c. Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat adalah orang yang sangat berpengaruh di lingkungannya serta disegani
dapat bertindak sebagai Key Person yang akan membantu kita dalam melaksanakan program
karena sesuai pengaruhnya dapat mengajak masyarakat untuk mengikuti apa yang kita
inginkan. Tanpa bantuan Key Person tersebut jangan terlalu mengharap program kita
didukung masyarakat setempat.
Suyono,M.Sc. & Dr. Budiman
24
Beberapa tokoh masyarakat diantaranya adalah para ulama, Lurah /Kepala Desa, Guru, tokoh
pemuda, bahkan tokoh yang ditakuti masyarakatpun dapat dijadikan Key Person.
d. Organisasi Kemasyarakatan
Kegiatan kita dapat dilakukan melalui Organisasi Kemasyarakatan yang banyak dijumpai
misalnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Karang Taruna, Paguyuban-paguyuban dll.
2. ASPEK TEKNIS
Demi suksesnya program, kita harus menguasai teknis program kita tersebut, misalnya kita
akan menggalakkan program Air Bersih di pedesaan, kita harus menguasai teknisnya dulu
bagaimana cara membuat perangkat penjernihan air kotor serta bagaimana mekanisme kerja
alat tersebut, bagaimana proses yang terjadi sehingga air yang tadinya kotor menjadi air
bersih yang dapat diminum.
Kita akan membuat program pengelolaan sampah namun tidak menguasai ilmu dan teknisnya
sehingga menimbulkan masalah baru maka kita akan menemui kegagalan yang akhirnya
tidak diterima masyarakat.
Dalam mata kuliah ini mahasiswa diberi pengetahuan dan teknis Ilmu Kesehatan Lingkungan
dan beberapa disiplin ilmu pendukung lainnya, namun baru sebatas pengetahuan dasar saja.
3. PENEGAKAN HUKUM
Penegakan Hukum diperlukan untuk melindungi dan memayungi kegiatan program. Selain
itu yang lebih penting lagi bahwa setiap kerugian yang timbul akibat pelanggaran terhadap
norma-norma lingkungan hidup akan mendapatkan sanksi secara hukum.
Beberapa peraturan perundang-undangan yang telah dibuat oleh Pemerintah sebenarnya
sudah cukup, diantaranya :
-
Undang-undang Kesehatan
Undang-undang tentang Pokok-pokok Lingkungan Hidup
KUHP
KUH Perdata
Undang-undang tentang Pokok Kehutanan
Peraturan Daerah
Peraturan lainnya
4. RISET / PENELITIAN
Bagi masyarakat ilmiah, kegiatan riset sangat diperlukan dan sebagai andalan dalam
membuat suatu karya ilmiah
Kegiatan ini bertujuan untuk :
a. Menemukan teori baru
b. Pembuktian teori yang sudah ada
Suyono,M.Sc. & Dr. Budiman
25
5. PUBLIKASI
Mass media mempunyai peran cukup besar dalam mensukseskan program. Mass media
terdiri dari media cetak (Koran, majalah, tabloid, poster, leaflet, booklet) dan media
elektornik (radio, TV, video, tape recorder, internet).
Media ini cukup efektif karena mempunyai jangkauan yang cukup luas (kecuali video dan
Tape recorder). Kita tinggal memilih media mana yang paling cocok untuk menyampaikan
pesan kita.
Poster merupakan media cetak berbentuk lembaran teks maupun gambar yang ditempel di
dinding, digunakan untuk sararan program dalam jumlah terbatas tergantung pada orang yang
lewat dan membacanya. Agar dapat / mau dibaca masyarakat maka poster dibuat sejelas
mungkin dan semenarik mungkin.
Leaflet ataupun booklet berupa lembaran kecil kertas baik lembaran maupun terlipat, berisi
pesan teks maupun gambar yang dibagikan kepada sasaran program.
6. PERTEMUAN ILMIAH
Pertemuan ilmiah berupa seminar, panel diskusi, symposium, lokakarya, semiloka, yang melibatkan
para pakar / ahli dibidangnya, membahas suatu topik masalah. Dalam pertemuan ilmiah ini dapat
menghasilkan suatu kesimpulan atau solusi, dapat juga tidak menghasilkan keputusan apa-apa.
26
KISI-KISI :
1. Sebutkan Definisi SEHAT Menurut WHO dan UU Kesehatan
2. Jelaskan Status kesehatan menurut HL Blum
3. Sebutkan beberapa contoh dari faktor yang mempengaruhi status
kesehatan
4. Jelaskan Faktor Lingkungan menurut Blum
5. Jelaskan arti Lingkungan hidup Menurut M.Daud Silalahi, Adnan
Harahap dll.
6. Jelaskan tentang Kesehatan lingkungan menurut UU RI, Soekijo
Notoatmodjo, Otto Sumarwoto, Deklarasi Helsinki dll
7. Gambar melalui Skema Teori Simpul
8. Sebutkan beberapa upaya Sanitasi lingkungan dan Personal Hygiene
9. Apa yang dimaksud dengan Kesehatan Matra dan beberapa contoh
10. Jelaskan Kesehatan Masyarakat Menurut Winslow
: beberapa
kegiatannya
11. Jelaskan Ekologi : batasan, definisi
12. Jelaskan tentang Ekosistem : definisi, beberapa jenis sub ekosistem
13. Jelaskan tentang rantai makanan : Produsen utama, Produsen kedua,
Konsumen Utama, Konsumen kedua, , Produsen Ketiga dll.
14. Jelaskan tentang apa yang dimaksud dengan Paradigma Baru bidang
kesehatan
15. Jelaskan apa yang dimaksud dengan IPM bidang kesehatan
27
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi F.U, Prof. Dr., Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Penerbit Buku Kompas Jakarta,
2005
Budiman. Disertasi: Kajian Peranan Lingkungan sebagai Faktor Risiko Terjadi KLB Penyakit Flu
Burung pada Manusia, IPB Bogor, 2009.
Daud Silalahi, M, Prof.Dr.SH. Hukum Lingkungan
Lingkungan Indonesia. PT.Alumni Bandung, 2001
Hukum
Gonick, Larry, Alice Outwater. Kartun Lingkungan. Kepustakaan Populer. Gramedia. Jakarta. 2004
Harahap, Adnan H, Dr., et-al. Islam dan Lingkungan Hidup. Yayasan Swarna Bhummy.Jakarta. 1997
Heddy Suwasono, Ir., Drs.Sutiman B.Sumitro, Ir.Sarjono Soekartomo.
Rajawali.Jakarta. 1986
Pengantar Ekologi. CV
28
DALAM RANGKA
I.
A. Peranan Umumnya
Air merupakan unsur yang sangat vital bagi kehidupan makhluk di muka bumi ini. Tanpa
makan orang dapat bertahan hidup sampai 3 - 6 bulan, namun tanpa air orang hanya
bertahan hidup paling lama 3 hari. Dalam tubuh manusia terdapat sekitar 50 80 %
terdiri dari cairan.
Air digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya : minum, mandi, mencuci
peralatan rumah tangga, mencuci pakaian, memasak, yang keseluruhannya itu
merupakan kebutuhan pokok selain kebutuhan lainnya misalnya : menyiram tanaman,
mencuci kendaraan, membersihkan lantai, pendingin mesin atau pelarut bahan (kimia,
bangunan, obat/jamu dll.)
Keperluan manusia akan air bervariasi sesuai dengan tempat dimana orang tersebut
tinggal. WHO memperhitungkan bahwa kebutuhan air masyarakat di Negara
29
30
b. Melalui kulit
Penularan terjadi karena kontak langsung air dengan kulit antara lain :
1) Scabies disebabkan oleh Sarcoptes scabiei
2) Penyakit mata oleh virus
2. Beberapa bahan anorganik / organik yang dapat menimbulkan masalah kesehatan
manusia :
a. Melalui mulut
1) Beberapa logam berat seperti Mercury, Pb, As menimbulkan
keracunan
2) Beberapa mineral seperti besi, mangaan, tembaga, Calsium dalam
jumlah yang besar menimbulkan gangguan pencernaan
3) Beberapa gas seperti Nitrit (blue baby disease), H2S, Ammoniak
4) Bahan organik yang berasal dari dekomposisi sampah, sisa makanan
5) Bahan radiasi
b. Melalui kulit
1) Mineral tertentu dapat menimbulkan irritasi kulit
2) Bahan organik juga dapat menimbulkan irritasi kulit
3) Bahan radiasi
II.
SUMBER AIR
Sesuai dengan Siklus Air di bumi ada 4 sumber air di bumi ini :
A.
B.
C.
D.
Air Angkasa
Air Permukaan
Air Tanah
Mata Air
31
S IKLU S AIR
4
5
laut
sungai
LAPISAN AIR
KEDAP AIR
SUYONO_MSc DASKESLING 06
A. Air Angkasa
28
Air Angkasa atau air hujan adalah sumber air yang tertentu akibat proses penguapan air di
permukaan bumi oleh panas matahari. Uap air ini naik ke atas sampai pada ketinggian
tertentu sampai tercapainya persamaan temperatur dengan udara sekitarnya.
Selanjutnya terjadi proses sebagai berikut :
1. Proses Coalescence
Proses ini diawali dengan terjadinya tetes-tetes air dengan ukuran yang lebih besar,
hal ini disebabkan oleh adanya peristiwa hammer (benturan-benturan) diantara
uap air satu dengan lainnya kemudian saling mengikat. Pengggabungan uap air
tersebut akan membentuk uap air yang lebih besar (awan), lama-kelamaan akan
menjadi berat dan turun menjadi hujan.
2. Proses Bergeron
Pada proses ini terjadinya awan yang terletak pada bagian atas mengandung kristalkristal es dan pada bagian bawah sudah dalam kondisi yang sangat dingin
(supercooled).
Kondisi supercooled di permukaan bumi banyak terjadi di puncak gunung yang
tinggi, di daerah subtropis dan di kutub membentuk salju abadi.
Kristal-kristal es yang ada di bagian atas tersebut akan menjadi tetes-tetes air yang
bertambah besar, akibat sifat air yang higroskopis akan bercampur dengan uap air
Suyono,M.Sc. & Dr. Budiman
32
supercooled. Akibatnya proses Coalescence akan semakin besar airnya akan turun
sebagai air hujan.
Proses selanjutnya air hujan akan turun ke bumi (presipitasi) dengan mengalami 2
peristiwa yaitu : menguap lagi sebelum jatuh ke bumi, atau turun ke bumi sebagai
aliran di atas tanah (runoff).
Pada daerah yang mengalami 4 musim (semi, panas, rontok, dingin) maka pada
musim dingin (winter) akan terjadi hujan salju akibat gaya berat materi supercooled
turun ke bumi tanpa intervensi panas matahari.
Dengan demikian ada 3 jenis air permukaan yaitu : hujan, es dan salju.
Beberapa sifat (karakteristik) air hujan sebagai berikut :
1. Bersifat lunak, maka dari itu disebut air lunak (soft water)
2. Air hujan yang asli belum tercemar bakteri maupun material lainnya, oleh sebab itu
maka air hujan disebut air murni
3. Tidak mengandung mineral karena proses penguapan tidak membawa materi
mineral, adapun setelah turun ke bumi mengandung mineral terjadi karena kontak
dengan udara yang mengandung debu mineral
4. Mengandung / membawa beberapa jenis gas yang terlarut di udara antara lain CO 2
agresif, NH3 dan bakteri tertentu
5. Pada musim hujan debit airnya cukup besar dan melimpah ruah, sebaliknya pada
musim kemarau tidak demikian dalam arti debitnya tidak tetap / kontinyu.
Ke lima sifat tersebut diatas dapat dikatakan sebagai kelemahan dari air hujan, sehingga
penggunaanya untuk air minum dianjurkan hanya dalam keadaan terbatas dan merupakan
alternatif terakhir apabila tidak ada lagi sumber air lainnya yang lebih baik.
Selain itu air hujan sebagai air lunak tidak cukup nyaman untuk mandi karena tidak dapat
melarutkan busa sabun dalam jumlah air yang banyak dalam arti busa sabun masih ada di
kulit meskipun disiram banyak air , dan karena tidak mengandung mineral yang diperlukan
tubuh sehingga tubuh akan kekurangan mineral apabila mengkonsumsi air hujan untuk
minum jangka lama.
Masalah lain dari air hujan yang bersifat asam akan bersifat korosif (mengkaratkan logam),
air hujan yang mengandung sulfur akan menghasilkan asam sulfat lemah yang berakibat
irritasi pada kulit dan lambung dan akan merusak benda-benda antik (patung pualam,
patung dari logam) serta dapat membunuh tumbuhan.
Cara pemanfaatan air hujan untuk keperluan sehari-hari dengan menggunakan
Penampungan Air Hujan (PAH).
B. Air Permukaan
Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan melalui 2 proses yaitu :
1. Mengalir di permukaan tanah membentuk / mengisi genangan air yang besar
disebut danau, atau mengalir ke tempat yang lebih rendah melalui saluran yang
Suyono,M.Sc. & Dr. Budiman
33
disebut sungai kemudian akan berakhir di laut. Sumber air ini : danau, sungai dan
laut disebut sumber air permukaan (surface water).
2. Meresap ke dalam tanah membentuk pusat resapan air tanah.
Kualitas air permukaan pada umumnya tidak baik, kotor, berbau dan berasa karena banyak
dicemari berbagai bahan pencemar baik bakteriologis maupun kimiawi.
Untuk dapat memanfaatkan air permukaan ini biasa digunakan alat penjernih disebut
Saringan Pasir Cepat (Rapid Sand Filter) dan Saringan Pasir Lambat (Slow Sand Filter).
Saringan Pasir Cepat biasa digunakan dalam skala besar oleh PDAM, sedangkan Saringan
Pasir Lambat digunakan dalam skala kecil oleh masyarakat atau rumah tangga.
C. Air Tanah
Air hujan yang meresap ke dalam tanah disebut infiltrasi. Air yang meresap ke dalam tanah
ada yang kembali ke permukaan tanah membentuk Mata Air kemudian mengalir ke sungai,
danau dan laut. Aliran in I disebut interflow.
Air yang tersimpan di dalam tanah disebut air tanah (ground water), Air Tanah ini tersimpan
diantara batu-batuan kedap air (impermeable) atau pada lapisan batuan tidak kedap air
(permeable, poreus), atau tersimpan dalam lapisan tanah.
Ada 2 jenis air tanah yaitu Air Tanah Dangkal dan Air Tanah Dalam. Disebut Air Tanah
Dangkal karena muka airnya (water level) dangkal antara 2 10 meter. Air Tanah Dangkal ini
terletak antara lapisan batuan kedap air dengan permukaan tanah. Air Tanah Dangkal
tersebar pada lapisan tanah lempung atau tanah poreus berpasir. Air Tanah Dangkal dapat
diambil langsung melalui penggalian (sumur gali / dug well) atau pengeboran dangkal. Jenis
sumurnya disebut Sumur Dangkal (Shallow Well).
Air Tanah Dalam muka airnya lebih dari 10 meter, jenis sumurnya dinamakan Sumur Air
Dalam (Deep Well). Air Tanah Dalam ini umumnya tersebar dalam lapisan Aquifer.
Lapisan aquifer adalah susunan suatu batuan yang menyimpan / menangkap air tanah,
terdiri dari Aquifer Bebas (Unconfined Aquifer) dan Aquifer Tertekan (Confined Aquifer).
Aquifer bebas menyimpan air tanah dipengaruhi oleh tekanan atmosfir, sedangkan pada
aquifer tertekan yang terapit oleh lapisan impermeable tidak dipengaruhi oleh tekanan
atmosfir sehingga tekanannya lebih besar. Tekanan air pada Aquifer tertekan dipengaruhi
gaya berat air itu sendiri.
Kekuatan tekanan air pada aquifer ditentukan oleh garis piezometrik (piezometric level).
Garis piezometrik adalah garis imaginer yang menunjukkan garis tekanan air yang masih
dapat naik ke permukaan tanah.
Sumur artesis adalah sumur bor yang airnya keluar permukaan tanah tanpa dipompa karena
aliran air keluar masih dibawah garis piezometrik.
Artesis ada 2 macam : artesis alami dan artesis buatan. Artesis alami terjadi dengan
sendirinya karena kuatnya tekanan air dari kedalaman tertentu yang menebus batuan keras
untuk memancar ke permukaan tanah, artesis buatan terjadi akibat penggalian atau
pengeboran sumur dalam.
34
D. Mata Air
Mata air sebenarnya adalah air tanah yang keluar ke permukaan bumi, mata air tidak
memancar ke atas seperti artesis.
Ada 2 macam Mata Air : Mata Air Gravitasi (Gravity Spring) dan Mata Air Artesis (artesian
Spring).
Mata Air Gravitasi terjadi akibat tekanan dari lapisan aquifer bebas, besar debit airnya
tergantung dari musim, kalau musim hujan debitnya besar dan sebaliknya kalau musim
kemarau.
Mata Air Artesis terjadi akibat tekanan dari lapisan aquifer tertekan sehingga debit airnya
tidak terpengaruh musim (debitnya relatif tetap sepanjang tahun).
Pemanfaatan Mata Air dengan mengunakan sarana Perlindungan Mata Air (PMA).
Berikut ini ditampilkan tentang bagan penampang lapisan air di dalam bumi :
35
III.
Tidak berbau
Tidak Berwarna
Tidak berasa
Terasa segar
B. SYARAT KIMIAWI
1. Derajat keasaman (pH) antara 6.5 9.2
2. Tidak boleh ada zat kimia berbahaya (beracun), kalaupun ada jumlahnya
harus sedikit sekali
3. Unsur kimiawi yang diizinkan tidak boleh melebihi standard yang telah
ditentukan
4. Unsur kimiawi yang disyaratkan mutlak harus ada dalam air
C. SYARAT BAKTERIOLOGIS
1. Tidak ada bakteri / virus kuman berbahaya (pathogen) dalam air
2. Bakteri yang tidak berbahaya namun menjadi indikator pencemaran tinja
(Coliform bacteria) harus negatif.
D. SYARAT RADIOAKTIVITAS
Suyono,M.Sc. & Dr. Budiman
36
37
2. Kimiawi
a. Bahan kimia yang dilarang / tidak diizinkan berada dalam air bersih karena
berbahaya diantaranya gas H2S, CO2 agresif, NO2, NH3. Gas-gas ini dapat
menimbulkan gangguan kesehatan maupun kerusakan material (terjadinya
korrosi). NO2 dalam air apabila terminum bayi akan mengakibatkan penyakit
Blue baby disease.
b. Bahan kimia yang masih diizinkan ada dalam air bersih dengan jumlah yang
dibatasi sesuai standard air minum. Bahan kimia ini terutama logam berat
antara lain Hg, Pb, Se, dll. Dalam jumlah diatas standard akan mengakibatkan
keracunan. Sebagai contoh kejadian di Minamata Jepang dan Teluk Buyat di
Sulawesi Utara, akibat mengkonsumsi air yang tercemar Mercury (Hg).
c. Bahan kimia yang disyaratkan harus ada dalam air karena sangat diperlukan
untuk metabolisme tubuh antara lain mineral F, Ca, Na, Cu dll.
3. Bakteriologis
Bakteri atau virus dalam air yang dapat menular ke manusia sebagian besar
berasal dari tinja dan urine. Untuk mengetahui pencemaran tinja tersebut perlu
dilakukan pemeriksaan di laboratorium, namun untuk memeriksa adanya bakteri
atau virus tidaklah mudah karena harus menggunakan peralatan khusus dan
memerlukan waktu, sedangkan bakteri dalam tinja yang relatif lebih mudah
ditemukan adalah bakteri jenis Coli padahal bakteri ini umumnya tidak pathogen
karena berada dalam perut manusia, kecuali ada beberapa bakteri seperti
Escherichia Coli jenis 0157 dan Enterohaemorrhagic E.Coli (EHEC) yang patogen.
Untuk mengatasi masalah penegakkan diagnosa pencemaran air oleh bakteri
atau virus dalam air maka ditetapkan bakteri Coli sebagai indikatornya, artinya
apabila ditemukan adanya Coli dalam air, maka patut diduga air tersebut
tercemar tinja sehingga dugaan selanjutnya adalah kemungkinan ada bakteri
atau virus lain dalam air tersebut.
38
IV.
A. AIR ANGKASA
Air hujan dari segi kuantitas sangat berlebih pada musim hujan, namun tidak dapat
diharapkan pada musim kemarau sehingga untuk menjamin tersedianya air pada
musim kemarau perlu dibuat suatu penampungan yang volumenya memadai untuk
cadangan dimusim kemarau tersebut. Hal ini dilakukan oleh masyarakat yang
daerahnya kesulitan sumber air yaitu didaerah pantai / rawa, pegunungan batu /
kapur.
Sarana yang digunakan untuk penyediaan air hujan lazim disebut Penampungan Air
Hujan (PAH). PAH ini terbuat dari bahan semen pasir, atau dari logam, atau dari
bahan kayu.
Untuk menentukan kecukupan air hujan pada musim kemarau perlu dihitung curah
hujan rata-rata perbulan, berapa lama musim kemaraunya, berapa luas atap
penangkap airnya dan berapa jumlah orang yang memerlukannya.
Contoh perhitungan sederhana :
Apabila rata-rata curah hujan 250 mm perbulan, sedangkan luas atap penampungan
yang ada (atap rumah) yang airnya tercurah ke tempat penampungan tersebut
adalah 80 m2, maka banyaknya curah hujan yang tertampung adalah = 0.25 x 80 m2
= 20 m3 = 20.000 liter per bulan.
Misalnya rata-rata pertahun musim hujan berlangsung selama 5 bulan, sehingga
jumlah air yang tersedia melalui atap penampungan tersebut menjadi = 5 x 20.000
liter = 100.000 liter.
Jumlah pemakai sesuai jumlah air yang tertampung. Setiap orang memerlukan air
sebanyak 15 liter perhari*, maka jumlah orang yang terlayani selama setahun =
100.000
= 18 orang , cukup untuk 6 keluarga @ 3 orang
15 x 30 x 12
*Keperluan 15 l/or/hari adalah hanya untuk minum dan masak saja
PAH yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan 18 orang tersebut per tahun
ditambah 10 % untuk toleransi penyusutan maka volume bak PAH tersebut menjadi
= (100.000 + 10.000) liter = 110.000 liter atau 110 m3. dengan ukuran sebagi berikut
:
a.
Apabila bak berbentuk segi empat dengan tinggi 2 meter, maka panjang x lebar
bak tersebut adalah = (110 : 2) meter persegi = 55 m2 atau panjang x lebarnya
adalah 7.4 x 7.4 meter.
b.
Apabila bak tersebut berbentuk bulat / tabung dengan tinggi (t) = 2 meter,
maka luas lingkaran tabung bak tersebut = 55 m2. Berapa garis tengahnya ?
39
_
Volume tabung = // r 2 . t
_
___________
R = 2 r, luas lingkaran = // r 2 = 3,14 x r 2 = 55 m2 , maka r = V (55 : 3,14) =
4,19 m. R atau garis tengah bak tersebut menjadi 2r = 8.4 meter.
Agar bak tersebut tidak terlalu luas dapat dibagi 2 atau 3 buah.
Bahan bak yang paling baik, kuat dan irit bahan adalah terbuat dari ferrocement,
yaitu campuran semen pasir dengan rangka besi dibalut kawat ayam.
pipa penyalur
bak PAH
B. AIR PERMUKAAN
Air yang mudah diambil adalah air permukaan, disamping itu kuantitasnya boleh
dikatakan tidak terbatas. Namun dari segi kualitas memerlukan penanganan yang
baik dan cermat. Pembuatan Saringan Pasir Lambat (Slow Sand Filter) adalah
alternatif yang dapat dikedepankan karena bahannya murah, cara pembuatannya
mudah dan hasilnya optimal dapat menjernihkan air kotor sampai diatas 90 %
bersih.
40
INFLUENT
(A)
kerikil, setebal 5 cm
EFFLUENT
Gambar 5. Saringan Pasir Sederhana
Saringan Pasir Sederhana ini sangat mudah dibuat dan murah biaya pengadaan bahannya.,
tidak memerlukan teknologi canggih sehingga setiap anggota masyarakat dapat
membuatnya sendiri.
1. Persiapan bahan
a. Blek bekas tempat kue tinggi 35 cm, panjang = lebar = 24 cm
b. Kerikil diameter + 0,5 cm, dicuci bersih
c. Pasir halus, dicuci bersih sampai hilang lumpurnya (air cucian sampai jernih),
sebaiknya tidak tercampur kerikil
d. Kran air diameter 0,5 inci atau pipa pralon 0,5 inci atau bambu bolong ukuran + 0,5
inci
e. Lem plastic steel 1 set
2. Cara membuat bak saringan
a. Blek dicuci dengan sabun sampai bersih lalu dilubangi selebar + 0,5 inci, tinggi
lubang + 2,5 cm dari lantai blek
b. Masukkan kerikil kedalam bak sampai setara permukaan lubang bagian bawah
c. Pasang pipa keluar (effluent) pada lubang kemudian dilem, tunggu sampai lem
kering
d. Masukkan kembali kerikil sampai setinggi 10 cm dari dasar bak
e. Masukkan pasir halus diatas kerikil no.4. di atas sampai setebal 20 cm
f. Masukkan kerikil setebal 5 cm di atas pasir halus
g. Coba masukkan air kotor kedalam bak (bagian influent) secara pelan-pelan
h. Tunggu hasilnya pada bagian effluent, pada tahap pertama mungkin masih agak
keruh karena terjadi penyesuaian endapan pasir dengan kerikil
i. Teruskan sampai aliran air pada bagian effluent menjadi jernih
Suyono,M.Sc. & Dr. Budiman
41
42
43
Cara lain untuk penjernihan air adalah dengan Saringan Pasir Cepat (Rapid Sand Filter),
Saringan Pasir Cepat ini digunakan dalam kapasitas besar pada Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM).
Cara kerjanya hampir sama dengan SPL namun hanya bersifat mekanis karena ditujukan
untuk memperoleh hasil / kuantitas yang besar dalam waktu segera.
C. AIR TANAH
Pemanfaatan air tanah dapat dilakukan dengan menggali atau mengebor sampai kedalaman
tertentu.
Jenis sumur yang digunakan untuk memperoleh air tanah ini adalah :
1. Sumur Gali (Dug Well)
Sumur gali termasuk sumur dangkal dengan kedalaman 1 10 meter. Hal yang perlu
diperhatikan pada pembuatan sumur gali ini adalah :
a. Harus diperkirakan dulu apakah didalam tanah ini ada sumbernya atau
adanya lapisan batuan keras, jangan sampai terjadi setelah digali dalamdalam ternyata tidak ada airnya
b. Harus diteliti dulu apakah tanah dibawahnya adalah tanah asli, artinya bukan
bekas timbunan sampah, rawa dan lainnya atau bekas sumur yang ditimbun.
c. Radius jarak 10 meter dari titik penggalian harus bebas dari sumber
pencemar (Sampah, Septictank). Radius 100 meter harus bebas dari sumber
pencemar kimiawi.
d. Setiap kedalaman tertentu hendaknya selalu dicek apakah mengandung gas
berbahaya atau tidak dan apakah oksigen didalamnya masih cukup. Caranya
dengan memasukkan lilin menyala kedalam sumur dengan terlebih dahulu si
penggali keluar dari lubang, kalau tetap menyala berarti kondisi aman,
namun apabila mati berarti kandungan oksigennya kurang cukup dan
mungkin ada gas berbahaya dalam sumur tersebut. Hati-hati terhadap
kemungkinan terjadi ledakan akibat adanya gas berbahaya dalam lubang
sumur.
e. Harus diteliti dulu apakah lapisan tanah dan batuan yang ada dalam tanah
tersebut bukan tipe tanah atau lapisan kapur gamping yang mudah retak /
runtuh
f. Dinding sumur harus cukup kuat tidak mudah runtuh dan 3 meter dari
permukaan tanah harus kedap air untuk mencegah pencemaran
bakteriologis
g. Pada bagian atas / bibir sumur diberi dinding kedap air dan ditutup untuk
mencegah pencemaran dari luar
h. Pengambilan airnya sebaiknya menggunakan pompa tangan atau pompa
listrik. tidak dianjurkan menggunakan kerekan timba karena disamping
Suyono,M.Sc. & Dr. Budiman
44
i.
j.
>
45
d. Radius jarak 10 meter dari titik penggalian harus bebas dari sumber
pencemar (Sampah, Septictank). Radius 100 meter harus bebas dari sumber
pencemar kimiawi.
e. Setelah selesai pengeboran dan mendapatkan air yang cukup, segera
dilakukan penyemenan lantai sumur minimal selebar garis tengah 2 meter
untuk mencegah pencemaran dari sekeliling sumur.
f. Sebelum digunakan agar air di dalam sumur tersebut setelah dikuras,
didesinfeksi dulu
g. Pengambilan airnya menggunakan Pompa Tangan Dalam atau pompa listrik
submersible (pompa yang ditenggelamkan dalam air).
D. MATA AIR
Perlindungan Mata Air adalah alternatif untuk memanfaatkan mata air bagi konsumsi air
bersih. Sebelum dibuat PMA, terlebih dahulu harus diukur debit airnya kemudian
bandingkan dengan jumlah penduduk yang akan memanfaatkan mata air tersebut,
pengukuran debit air mata air dapat dilakukan langsung dengan menggunakan alat yang
dinamakan V-notch weir.
Jika suatu mata air dengan debit 10 liter perdetik berarti setiap 24 jam akan
mengeluarkan air sebanyak = 10 x 360 x 24 liter = 86.400 liter per hari. Apabila
keperluan per orang per harinya 60 liter, maka mata air itu akan memenuhi kebutuhan
penduduk sebanyak = 86.400 / 60 orang = 1.440 orang perhari.
Bak PMA terbuat dari bahan ferrocement dilengkapi dengan penutup dan pipa untuk
effluent dan pipa untuk membuang kelebihan air (overflow) serta pipa udara.
Dalam membuat PMA ini harus diperhatikan ketinggian air yang dicapai oleh mata air
tersebut dalam arti menetapkan tinggi pipa effluent harus sesuai dengan level air
tersebut. Jangan coba-coba memaksakan untuk meninggikan dinding bak untuk
memperoleh debit air yang besar karena hal ini akan membuat aliran balik ke
sumbernya dan kemungkinan aliran air akan mencari tempat lain sehingga bak akan
kosong.
46
lapisan aquifer
lapisan tanah
pipa udara
bak ferrocement
pipa peluap
pipa effluent
Untuk lebih mendalami Mata Kuliah Pengelolaan Sumber Air ini akan dapat dipelajari
lebih lanjut pada Mata Kuliah Peminatan (khusus) Pengelolaan Sumber Daya Air
KISI KISI :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
47
13. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Shallow well dan deep well
14. Jelaskan yang dimaksud dengan Confined aquifer dan Unconfined
aquifer
15. Jelaskan yang dimaksud dengan Piezometric
16. Apa perbedaan lapisan Impermeable dan Permeable
17. Sebutkan beberapa jenis Mata air
18. Jelaskan tentang alternatif penggunaan PAH
19. Coba prektekkan cara perhitungan sederhana membuat PAH
20. Sebutkna syarat fisik, kimiawi air bersih
21. Jelaskan tentang Indikator Bakteri Coli
22. Apa perbedaan antara True Color dan Apparent Color
TUGAS DI WORKSHOP
A. TUJUAN
Dalam rangka implementasi mata kuliah Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan
khususnya Modul Pengelolaan Sumber Daya Air, diperlukan keterampilan praktek di
workshop/bengkel kerja yang bertujuan agar mahasiswa dapat membandingkan
antara teori yang didapat dengan kondisi keadaan nyata di lapangan.
Dengan melaksanakan praktek di workshop ini ini diharapkan mahasiswa dapat lebih
terampil dan dapat dijadikan bekal untuk melaksanakan tugas nanti setelah lulus
menjadi seorang Ahli Kesehatan Masyarakat.
Selain itu hasil dari kegiatan mahasiswa ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
yang memerlukannya dalam rangka tugas Pengabdian Masyarakat.
B. TOPIK
Topik masalah tahun 2008 ini adalah Pembuatan Saringan Pasir Sederhana.
C. PERSIAPAN BAHAN-BAHAN
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh mahasiswa adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
48
A. TUJUAN
Dalam rangka implementasi mata kuliah Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan
khususnya Modul Pengelolaan Sumber Daya Air, diperlukan keterampilan praktek di
lapangan dan dilanjutkan di laboratorium yang bertujuan agar mahasiswa dapat
membandingkan antara teori yang didapat dengan kondisi keadaan nyata di
lapangan.
Dengan melaksanakan praktikum ini ini diharapkan mahasiswa dapat lebih terampil
dalam melaksanakan tugas pengawasan lingkungan khususnya mengamanan
sumber air bersih milik masyarakat dan dapat dijadikan bekal untuk melaksanakan
tugas nanti setelah lulus menjadi seorang Ahli Kesehatan Masyarakat.
B. TOPIK
Kegiatan Praktek ini adalah untuk melakukan pengujian contoh air dari berbagai
sumber air yang ada di sekitar kampus yang diteliti kandungan kimiawi dan
bakteriologisnya.
49
C. PERSIAPAN BAHAN-BAHAN
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh mahasiswa adalah sebagai berikut :
1. Bahan bacaan tentang Cara Mengambil Sampel Air dan pemeriksaan di
laboratorium
2. Persiapan bahan dan peralatan pengambilan dan pemeriksaan sampel air
3. Persiapan lokasi pengambilan sampel air dan laboratorim pemeriksa
4. Persiapan surat menyurat
5. Persiapan transportasi
D. TEMPAT PELAKSANAAN PRAKTEK
Pelaksanaan praktek pengambilan contoh air dilakukan di sekitar lokasi dilingkungan
STIKES Jenderal A.Yani.
Untuk ini diperlukan peninjauan pendahuluan lokasi yang dimaksud oleh masingmasing Kelompok.
Setelah lokasi ditentukan, masing-masing Ketua Kelompok membuat rencana
praktek bersama anggota kelompoknya.
Pemeriksaan sampel air dilakukan di Laboratorium STIKES Jenderal A.Yani Cimahi
E. CARA PENGAMBILAN SAMPEL AIR
1. Contoh air untuk Pemeriksaan kimiawi
Untuk pengambilan sampel air kimiawi menggunakan jerrycan 5 liter.
a.Jerrycan dicuci dulu sampai bersih, kemudian dibilas dengan air dari
sumber yang akan diperiksa tersebut
b. Pada prosedur ini aspek sterilitas tempat sampel air diabaikan
c. Sebelum diisikan ke jerrycan, hendaknya air yang akan diperiksa
harus dijamin tidak terkontaminasi oleh sumber lain. Kran air
dibiarkan dulu airnya mengalir selama 1 menit, baru ditampung
d. Setelah diambi simpan didalam termos es, kemudian sampel air
harus segera dikirim ke labotarorium
2. Contoh air untuk Pemeriksaan bakteriologis
Pengambilan sampel air bakteriologis menggunakan botol steril (botol bisa
diperoleh di laboratorium)
a. Air yang hendak diambil harus betul-betul air dari sumber tersebut
tidak tercemar oleh sumber lain.
b. Apabila air dari kran, maka kran tersebut harus disterilkan dulu
menggunakan api spiritus alau alkohol, kemudian dialirkan/dibuang
50
pH
Kesadahan
Total Solid
Turbidity (kekeruhan)
Conductivity (daya hantar listrik)
51
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
G. WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan ini dimulai pada perkuliahan semester III bagian I tahun 2009.
Waktu pelaksanaan dilaksanakan diluar jadwal kuliah dasar-dasar Kesehatan
Lingkungan.
H. PEMBAGIAN KELOMPOK MAHASISWA
Mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok sesuai daftar yang dibuat
I.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Kesehatan. Standar Design Penyediaan Air Minum Pedesaan di
Indonesia. Jakarta
Chorus, Ingrid, Jamie Bartram (editor). Toxic Cyanobacteria in Water: A guide to their
public health consequences, monitoring and management. WHO. Geneva.
1990
Clair N Sawyer, PM Carty. Chemistry for Sanitary Engineering. Mc Graw Hill Book
Company.
Dirjen PPM & PLP. Pedoman Teknis Tentang Pengawasan Kualitas Air. Depkes RI.
Jakarta 1977
Ehler, VM. Municipal and Rural Sanitation. Mc Graw Hill Publ.Co. New Delhi.
52
Lannoix, JN. Water Supply for Rural Areas and Small Community. WHO. Geneva. 1958
Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 461 /Menkes /Per /IX
/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta. 1990
Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 907 /Menkes /SK /VII
/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Jakarta.
2002
Steel, EW. Water Supply and Sewerage. Mc Graw Hill Kogakusha. Tokyo
Tim Penyusun Pedoman Bidang Studi APK-TS. Penyediaan Air Bersih. Pusdiknakes
Depkes. Jakarta.
WHO. Fact Sheet on Environmental Sanitation. Robens Institute, University of Surrey,
UK. Geneva. 1996
WHO. Guidelines for Drinking Water Quality Vol.I. WHO. Geneva. 2006
53
(MODUL III)
Oleh : Suyono,M.Sc & Dr. Budiman, S.Pd., SKM., S.Kep., M.Kes
I.
JENIS LIMBAH
Limbah adalah semua benda yang berbentuk padat (solid wastes), cair (liquid wastes)
maupun gas (gaseous wastes), merupakan bahan buangan yang berasal dari aktivitas
manusia secara perorangan maupun hasil aktivitas kegiatan lainnya diantaranya industri,
rumah sakit, laboratorium, reaktor nuklir dll.
Seperti yang dikatakan Willgooso tentang air limbah :
Wastewater is water carrying wastes from homes, business, and industries
that is mixture of water and dissolved or suspended solids.
Menurut US Environmental Protection Agency (USEPA) :
Wastewater is water carrying dissolved or suspended solids from homes,
farms, businesses and industries.
Ada beberapa jenis limbah diantaranya sebagai berikut :
A. LIMBAH RUMAH TANGGA (DOMESTIC WASTES)
Limbah yang berasal dari aktivitas manusia secara perorangan yaitu berupa hasil
kegiatan pencucian pakaian, pencucian sayuran / bahan masakan, pencucian alat
makan / minum, limbah kamar mandi, tinja manusia dan air seni (faecal and excreta
wastes), sampah padat dari dapur, dari dalam rumah serta dari halaman.
B. LIMBAH INDUSTRI (INDFUSTRIAL WASTES)
Limbah ini merupakan kegiatan yang dapat dibagi lagi menjadi sebagai berikut :
1. Limbah air panas hasil proses pendinginan mesin, air panas hasil proses industri
yang dibuang ke saluran limbah pabrik.
2. Proses pencucian bahan mentah, bahan jadi, pembilasan, pencucian peralatan
dan mesin-mesin, dimana air pencuci / pembilas dan kotoran dibuang ke saluran
limbah.
3. Proses pemurnian material dengan menggunakan bahan kimia misalnya
pemisahan hasil tambang emas menggunakan logam Mercuri dan Asam Sulfat.
4. Limbah produk jadi berupa ampas, sampah, zat warna dan asap
54
II.
55
Odors adalah bau-bauan pada air limbah yang terjadi karena adanya gas hasil
dekomposisi bahan organik maupun yang berasal dari bau asli bahan buangan itu sendiri.
Hasil dekomposisi mikroorganisme anaerobik antara lain gas H2S yang merubah sulfates
menjadi sulfides. Senyawa yang menimbulkan bau pada air limbah antara lain : Ammes,
Ammonia, Drammes, H2S, Mercaptans, Organic sulfides dan skatole.
3. Temperature
Umumnya temperatur air limbah lebih tinggi dari air baku karena telah melalui berbagai
proses kegiatan industri maupun rumah tangga / perkotaan. Temperatur air limbah yang
tinggi akan mematikan kehidupan akuatik dan mengurangi oksigen yang terlarut dalam air
(Disolved Oxygen).
4. Colors
Warna air limbah yang baru biasanya abu-abu, dengan proses dekomposisi bakteri akan
meningkatkan BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan akan menurunkan DO (Dissolved
Oxygen) sampai titik nol sehingga warna air akan berubah menjadi hitam (septic). Warna
air limbah tanpa pengolahan sesuai warna aslinya khususnya limbah pabrik tekstil,
penyamakan kulit, pabrik cat dan pewarna.
B. KARAKTERISTIK KIMIAWI
Limbah rumah tangga dan perkotaan banyak mengandung zat organik dari buangan hasil
kegiatan di dapur (sisa makanan, sisa sayuran, lemak, minyak, sabun / deterjen, dll), dan
pencucian (sabun / deterjen), serta dari kamar mandi / WC ( tinja, air seni, shampoo,lysol
dll.), sedangkan limbah industri biasanya terdiri dari buangan zat organik dan anorganik
dan gas buang serta air panas.
Zat organik biasanya terdiri dari zat yang mengandung nitrogen misalnya : urea, protein,
amine, asam amino, dan zat yang tidak mengandung nitrogen misalnya : lemak,
sabun/deterjen, karbohidrat, selulosa dll.
Zat anorganik biasanya terdiri dari logam berat : Hg, Pb, Se, Cn, Cr dll. Sedangkan yang
bukan logam berat diantaranya : Fe, Zn, Cu, Si, Ca dll.
Karakteristik kimiawi yang dapat diidentifikasi di laboratorium adalah :
1. Organic Matter
Benda-benda organik umumnya terdapat pada air limbah berupa 75 % suspended solids
dan 35 % filterable solids terdiri dari zat organik.
Senyawa organik ini tersusun dalam senyawa/kombinasi Carbon (C), Hydrogen (H), dan
Oxygen (O) bersama dengan Nitrogen (N). Unsur lainnya juga ada seperti Sulphur,
Phosphorus, Iron dll..
Komponen organic matter adalah kelompok protein, carbohydrate, lemak, minyak
surfactant (deterjen), phenol, pestisida dan agricultural chemicals.
2. Inorganic Matter
Zat anorganik dalam air limbah terdiri dari : pH, Chlorides, Alkalinity, Acidity, Minerals (Fe,
N, P, S, Ca, Na dll.) serta toxic compounds (diantaranya logam berat) dan gas.
3. B3 (Bahan Beracun Berbahaya)
56
Bahan beracun berbahaya terdiri dari toxic compounds diantaranya : logam berat, bakteri
berbahaya dan bahan radiant. Sumber pencemarnya dari industri dan pertambangan,
reaktor nuklir serta Rumah Sakit dan yang terakhir adalah dari peternakan.
C. KARAKTERISTIK BAKTERIOLOGIS
Bakteri dalam air limbah berfungsi untuk menyeimbangkan DO dan BOD. Sedangkan
bakteri pathogen banyak terdapat dari hasil buangan dari Peternakan (kandang ternak),
rumah sakit, laboratorium, sanatorium, buangan rumah tangga khususnya dari kamar
mandi/WC.
Limbah industri tidak banyak mengandung bakteri kecuali dari bahan produksinya memang
berhubungan dengan potensi adanya bakteri diantaranya : industri makanan/minuman,
pengalengan ikan/daging, abbatoir (pejagalan).
Beberapa mikroorganisme dalam air limbah antara lain :
1. Kelompok Protista : virus, bakteri, jamur, protozoa,
2. Kelompok Plants and animals : algae, worm.
Permasalahan yang terjadi akibat limbah tersebut pengelolaannya tidak memenuhi syarat
adalah :
1. Membahayakan kesehatan manusia karena dapat membawa suatu penyakit (vehicle)
ataupun secara langsung menyebabkan gangguan kesehatan.
2. Kerugian secara ekonomis karena terjadi kerusakan pada benda ataupun bangunan
serta tumbuhan dan hewan.
3. Mengganggu atau membunuh kehidupan akuatik
4. Merusak keindahan (estetika) akibat bau busuk limbah, timbunan sampah / limbah
padat
5. Menjadikan berkembang biaknya serangga dan binatang pengganggu (tikus)
Berikut ini akan dijelaskan lebih terperinci permasalah yang terjadi akibat pembuangan
limbah dari sumbernya ke lingkungan :
1. Limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga berupa limbah padat (sampah kering, sampah basah), limbah
kotoran manusia (tinja, air seni), limbah cair hasil kegiatan cuci-mencuci.
a. Limbah padat berasal dari sampah rumah tangga : kertas, plastik, kain, logam,
karton, rambut, sampah pekarangan (daun, ranting), sisa makanan
Limbah/sampah ini kalau tidak dibuang dengan baik dapat menimbulkan
masalah pencemaran lingkungan, mengganggu estetika, menjadi tempat
bersarangnya / berkembang biaknya serangga dan tikus. Lebih mendalam lagi
akan dibahas pada Bidang Studi Pengelolaan Sampah Padat.
b. Limbah kotoran manusia
Kotoran manusia berpotensi besar untuk menularkan penyakit kepada orang
lain, adapun mekanisme penularannya adalah sebagai berikut :
57
Air
Mati
Lalat
Sayuran
Tinja
Host
Makanan/
minuman
Tangan
Tanah
Sakit
Gambar 1. Skema penularan penyakit dari tinja
Kholera
Dysentria
Gastro enteritis
Typhus abdominalis
Polio myelitis anterior acuta
Hepatitis infectiosa
Cacingan : cacing gelang, cacing pita, cacing kremi dll
Anthax
Leptospirosis
Schistosomiasis
Legionellosis
Dll
58
c.
2. Limbah industri
Limbah ini tergantung dari jenis produk yang dibuat dan dihasilkan. Limbah yang
dihasilkan dari pendingin mesin terbuang ke saluran limbah masih dalam keadaan
temperatur tinggi sehingga mengakibatkan terganggunya kehidupan akuatik dan
mengganggu proses BOD. Selain itu air hangat akan meningkatkan pertumbuhan
tumbuhan air tertentu (algae) yang mengganggu kualitas air dan meningkatkan BOD
karena memerlukan Oksigen untuk keperluan hidupnya.
Limbah industri umumnya terdiri dari bahan organik atau anorganik. Beberapa zat
tersebut diantaranya : Khlorida, Sulfur, Acidity, Alkalinity, Fenol, deterjen, Mercury,
Plumbum, Arsenicum, Magnesium, Silica, Sulfida, Carbon, Ferrum, Ammonia, Nitrat,
Nitrit, Asbestos, Chromium, Borron, Cyanide, lemak, garam-garaman, zat warna, zat
pelarut dll.
3. Limbah perkotaan
Untuk daerah yang sudah maju system pembuangan limbahnya dibuat secara terpadu.
Limbah dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran, perhotelan, restoran, tempattempat umum lainnya, tempat ibadah dll, disalurkan melalui suatu saluran limbah kota
yang bermuara pada suatu system pengolahan limbah cair terpadu.
Salah satu monument sejaran kesehatan lingkungan di kota Bandung adalah adanya
instalasi yang dinamakan Imhofftank. Imhofftank bukan hanya sekedar nama jalan,
namun nama itu mengandung arti penting dalam perkembangan penanganan limbah
kota Bandung. Nama tersebut diambil dari seorang ahli dari Belanda yaitu Van Imhoff
yang pada waktu itu telah berhasil membuat suatu instalasi pengelolaan limbah cair se
kota Bandung. Prosesnya sedemikian baik sehingga seluruh limbah yang masuk dapat
Suyono,M.Sc. & Dr. Budiman
59
diolah dan dikeluarkan lagi dalam bentuk air jernih dan hasil endapan padatnya dapat
dijadikan pupuk. Namun saat ini instalasi tersebut hanya tinggal nama saja yang
diabadikan dalam nama sepotong jalan di wilayah Bandung Selatan.
4. Limbah berbahaya dari Rumah Sakit, Laboratorium, Sanatorium dan Reaktor Nuklir
Limbah ini berupa hasil buangan rumah sakit dan laboratorium yaitu alat kesehatan
habis pakai (infus set, jarum suntik, alat bedah, kapas, kasa pembalut, dll), sisa-sisa
obat-obatan, potongan organ tubuh manusia, bahan mengandung radio aktif.dll.
Limbah Sanatorium berupa bahan buangan infectious mengandung penyakit menular.
Limbah Reaktor Nuklir lebih berbahaya lagi karena hanya air pendingin reaktornya
saya sudah mengandung zat radiant, apalagi bahan intinya.
Berikut ini dapat diketahui tingkat yang mencemari tanah dan sumber air, baik pencemar
bakteriologis maupun pencemar kimiawi.
5m
6m
Sumber pencemar
2m
9m
Pencemaran bakteri
25 m
70 m
Pencemaran kimiawi
60
Jamban sehat dianjurkan menggunakan bowl type leher angsa (angsa latrine) dan
ditampung dalam septic tank. Type leher angsa ini dapat menghambat bau yang keluar
dari septic tank karena tertutup air sebatas water level.
Water level
influent
Ruang
lumpur
Ruang pencerna
effluent
Ke sumur
peresapan
Cairan jernih
Lumpur/
sludge
a. Proses kimiawi
Pada proses ini terjadi penghancuran tinja dan mereduksi zat padat 60 70 % menjadi
Lumpur (sludge) dan mengendap di dasar tangki. Zat-zat yang tidak hancur termasuk
lemak dan busa akan terapung dan membentuk lapisan yang akan menutupi permukaan
air., lapisan ini disebut scum.
Pada kondisi ini terjadi keadaan anaerob (tidak ada pengaruh udara)., hal ini akan
meningkatkan aktivitas bakteri anaerob dan bakteri fakultatif anaerob untuk melakukan
proses dekomposisi lanjutan.
61
b. Proses biologis
Proses ini merupakan lanjutan proses kimiawi diatas dengan meningkatnya aktivitas
bakteri anaerob untuk menghancurkan sludge dan scum dengan hasil meningkatnya
jumlah cairan dan gas serta pengurangan bahan padat (sludge).
Akibat positif yang terjadi adalah dengan tidak cepat penuhnya septic tank serta terjadi
penghancuran bakteri pathogen. Cairan yang keluar melalui effluent kadar BOD nya
rendah dan tidak mengandung bakteri pathogen, sebaiknya aliran effluent dimasukkan ke
dalam sumur peresapan. Sludge yang dihasilkan dapat diambil langsung dengan aman
dan dapat digunakan untuk pupuk tanaman.
Septic tank yang dibuat harus memenuhi ketentuan berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Misalnya jumlah anggota keluarga 6 orang, jangka pengurasan 5 tahun, detention period
2 hari :
Besarnya ruang pencerna = waktu bertahan air selama 2 hari = 2 hari x 6 orang x 100
liter = 1.200 liter
Besarnya ruang Lumpur = 6 orang x 30 liter x 5 tahun = 900 liter
Jumlah volume tangki = 1.200 liter + 900 liter = 2.100 liter = 2,1 meter kubik
Apabila lebar tangki 1 m, kedalaman 1 meter, memerlukan panjang tangki = 2,1 m.
B. LIMBAH INDUSTRI
1. Pengolahan secara lengkap
Pengolahan limbah industri secara lengkap dan canggih melalui 6 tahapan :
a. Pengolahan Pendahuluan (Pre Treatment)
b. Pengolahan Pertama ( Primary Treatment)
c. Pengolahan Kedua (Secondary treatment)
d. Pengolahan Ketiga (Tertiaty Treatment)
e. Pembunuhan Kuman (Desinfection)
f. Pembuangan Lanjutan (Ultimate Disposal)
a. Pengolahan Pendahuluan (Pre Treatment)
Sebelum melalui proses pengolahan perlu dilakukan tindakan pembersihan berupa
pengambilan benda terapung dan pengambilan benda yang mengendap seperti
Lumpur dan pasir. Pengambilan benda-benda kasar ini dapat dilakukan secara
otomatis atau manual.
62
Saringan Pasir
Saringan Multinedia
Precoal Filter
Microstaining
Vacuum Filter
Penyerapan (absorbtion)
Pengurangan besi dan mangaan
Perubahan CN
Osmosis bolak-balik
63
Hasil akhir dari pengolahan limbah ini adalah bahan cair dan bahan padat. Bahan cair
yang sudah tidak berbahaya dapat dibuang ke sungai, sedangkan bahan padat berupa
limbah Lumpur yang sudah tidak berbahaya akan menjadi masalah apabila tidak
dikelola dengan baik karena akan terjadi penumpukan di lokasi pembuangan.
Umumnya Lumpur ini kandungan nutrisinya (N,P,K) rendah sehingga kurang baik
untuk pupuk. Untuk pembuangan ke tempat akhir memerlukan biaya pengangkutan
yang cukup mahal. Untuk memprmudah proses pengangkutan perlu dilakukan
beberapa tahap pengolahan lagi antara lain :
1)
2)
3)
4)
5)
Proses Pemekatan
Proses Penstabilan
Proses Pengaturan
Proses Pengurangan Air
Proses Pengeringan
Proses Pengenceran
Untuk limbah cair dilakukan penambahan air bersih dan diencerkan sampai
mencapai konsentrasi tertentu sehingga konsentrasi toksisitasnya menjadi rendah
baru dibuang ke badan air.
Proses ini tidak populer karena memerlukan air pengencer cukup banyak serta
memerlukan tempat yang luas, sedangkan apabila terdapat bahan berbahaya
radioaktif dan bahan beracun yang dengan konsentrasi kecil masih berbahaya tidak
dapat diatasi dengan cara ini.
Proses Kolam Oksidasi
Prinsip kerjanya menggunakan sinar matahari, kehidupan algae, bakteri dan oksigen.
Dalam proses ini limbah dibersihkan secara alamiah.
Udara luar
Zone Aerobik
Zone Fakultatif
Zone Anaerobik
Zone Anaerobik
64
65
KISI KISI :
1.
2.
3.
4.
5.
66
DAFTAR PUSTAKA
Chanlett, Emil T. Environmental Protection. Mc Graw Hill. New York. 1979
Hammer, Mark J. Water and Wastewater Technology. New York. John Wiley and Sons Inc. 1977
Metcalf & Eddy. Wastewater Engineering Treatment Disposal Reuse. Mc Graw Hill Kogakusha.
New York 1979
Steel EW, Terance J Mc Ghee. Water Supply and Sewerage. Fifth Ed. Mc Graw Hill Kogakusha.
Tokyo. 1979
Sukidjo Notoatmodjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Rineka Cipta. Jakarta. 2003
Sugiharto. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Universitas Indonesia. Jakarta. 1987
Tim Penyusun Bidang Studi PTA. Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja dan Air Limbah pada
Institusi pendidikan Sanitasi. Kesehatan Lingkungan. Pusdiknakes Depkes RI.
Jakarta. 1990
Wagner EG, JN Lannoix. Excreta Disposal for Rural Area and Small Communities. WHO.
Geneva.1958
WHO. Fact Sheet on Environmental Sanitation. Robens Institute, University of Surrey, UK.
Geneva. 1996
67
(MODUL IV)
Oleh : Suyono,M.Sc & Dr. Budiman, S.Pd., SKM., S.Kep., M.Kes
68
1.
2.
3.
4.
5.
2).
69
D. PERMASALAHAN KESEHATAN
Makanan dapat menimbulkan gangguan kesehatan karena penyebab
sebagai berikut :
1). Penyakit karena bakteri dalam makanan (Food Borne Disease)
Penyakit yang ditimbulkan karena makanan tidak memenuhi syarat
kesehatan diantaranya adalah :
1.
Cholera Karena Vibrio Cholera
2.
Dyseteria amoeba karena Entamoeba hystolytica
3.
Dysenteria basiler karena Bacillus dysentriae
4.
Typhus abdominalis karena Salmonella/Shigella Typhi
5.
Botulism karena Mycobacterium botulinum
6.
Polio myelitis anterior acuta
7.
Listeria monocytogenes
8.
Foodborne trematodes
9.
Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE)
10. Dan lain-lain
2). Penyakit karena keracunan makanan (Food Intoxication)
Adanya racun dalam makanan akibat tercemar bahan kimia dan jenis
pembangkit rasa atau zat warna bukan untuk makanan diantaranya
adalah :
1.
Keracunan karena wadah makanan yang rusak (logam, plastik
dll)
2.
Karena tercemar dari luar (karena kemasan bocor, pada proses
pembuatannya atau pada saat penyimpanannya tercemar)
3.
Karena bahan makanan tersebut sengaja dicampur bahan lain
yang toksis (pemanis, pewarna, penyedap)
4.
Karena allergi makanan (kepiting, udang dll.)
Food borne diseases jumlahnya relatif meningkat karena beberapa
penyebab antara lain :
1.
2.
3.
4.
70
5.
6.
71
(1)
(2)
(3)
(4)
fisik
(Physical
72
(f)
(g)
(5)
Keracunan
makanan
karena
tumbuhan
(Poisonous Plant)
(a) Makanan mengandung racun singkong
(b) Makanan mengandung racun jamur
(c) Makanan mengandung racun kentang
(d) Makanan mengandung racun jengkol
(e) Makanan mengandung racun bongkrek
beracun
(6)
73
b.
c.
d.
e.
74
75
76
77
b.
c.
78
3) Daging dan ikan dapat disimpan pada freeze atau deep freeze
5. Cara Pengangkutan Makanan (Food Transportation)
a.
Alat pengangkutan makanan harus bersih, umumnya terbuat dari
bahan stainless steel atau aluminium, tidak dianjurkan dari bahan
besi karena mudah berkarat
b. Pengangkutan makanan harus baik, tertutup terutama makanan
terbuka dan tidak terlalu jauh dari dapur ke ruang penyajian
(melalui jalan singkat)
c.
Tenaga
pengangkut/penyaji
makanan
harus
terampil,
berpakaian rapi, penampilan bersih karena menyangkut estetika
harus kelihatan menarik
6. Cara Penyajian Makanan (Food Serving)
a.
Tempat / ruang penyajian harus bersih, tidak terganggu
pemandangan yang menjijikan, bebas dari gangguan serangga
maupun pemandangan lainnya
b. Alat penyajian harus sesuai peruntukannya, sesuai bahannya,
dijamin dalam keadaan bersih
c.
Kebersihan dan penampilan penyaji makanan, harus
diperhatikan :
1) Pakaian seragam bersih dan rapi
2) Kebersihan diri penyaji
3) Kesehatan penyaji
4) Penambilan penyaji (appearance)
5) Sikap penyaji (attitude)
6) Menguasai standard teknik penyajian untuk umum (food
service, table setting, table decoration, table manner)
79
80
81
82
83
KISI KISI :
84
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Penyehatan Air dan Sanitasi. Pedoman bagi Petugas Dalam Penyusunan
Peraturan Daerah Tentang Hygiene Sanitasi Makanan & Minuman.
Ditjen PPM & PL Depkes RI. Jakarta 2004
Ehlers, VM and EW Steel.Municipal and Rural Sanitation. Mc Graw Hill Book
Company Inc. New York. 1958
Longree, Karla, Ph.D.et-al. Sanitary Technique in Food Sevice. John Wiley & Sons.Inc.
New York. 1971
Menteri
Menteri
85
86