zara ‘Surat Ratna Sari Dewi Sostarno Kepada Presiden Sosharto| RONIN INDONESIA
RONIN INDONESIA
Pencerahan Untuk Bangsa
Surat Ratna Sari Dewi Soekarno Kepada Presiden Soeharto
Tuan Presiden Suharto
Bersama ini saya ingin mengingatkan Tuan terhadap segala sesuatu yang nampaknya oleh Tuan akan
dilupakan. Hal hal yang akan dikemukakan ini saya anggap sebagai kewajiban bagi saya untuk
menjelaskannya secara benar karena saya justru mengikuti peristiwa-peristiwa di Indonesia itu dari dekat.
Barangkali sementara orang akan berpendapat akan lebih baik kalau saya diam seribu bahasa seperti Sphinks
(arca batu di Mesir) daiam hal ini. Akan tetapi karena saya tanggung jawab maka saya harus melakukan hal
ini biar membawa resiko betapapun besrnya terhadap diri saya. Inipun karena makin lama di seluruh dunia
maupun di Indonesia sendiri banyak tersebar cerita-cerita palsu yang disebarkan tentang peristiwa-peristiwa
di Indonesia itu sehingga membeberkan keadaan yang sebenarnya itu merupakan kewajiban saya.
Karena itulah saya kirimkan surat terbuka ini kepada Tuan dalam kedudukan saya sebagai warga negara
Indonesia. Selain itu surat terbuka yang saya kirimkan kepada tuan ini termasuk segala isinya adalah
sepenuhnya tanggung jawab saya dan tidak ada sangkut pautnya dengan Soekarno, Presiden Republik
Indonesia yang terdahulu.
bitpradennuh.orgi201a12123'uratratna-sar-dew-soekarno-tepada-presiden sochara! wer2rernara SuratRatna Sari Den Soskerno Kepade Presiden Sochrto| RONIN INDONESIA
Sebenarnya agaknya sudah terlambat untuk mempersoalkan kembali tentang para Perwira yang telah
dinyatakan sebagai “kontra revolusi” atau pemberontak pemberontak terhadap Negara dimana mereka telah
sama dihukum mati.
Selama ini saya selalu berpendirian tidak sependapat dengan adanya dalil bahwa ” yang berkuasa itu selalu
benar” (power can do no wrong). Sikap inipun sama sewaktu Presiden Soekarno berkuasa Saya berpendapat
bahwa seorang Kepala Negara itu mesti dikerumuni oleh orang orang yang mendukungnya. Begitu juga halnya
dengan Tuan bahwa di sekeliling Tuan itu banyak orang-orang berkerumun yang pada umumnya tidak berani
membuka mulutnya berpura-pura taat dan tunduk bahkan ada yang menjilat yang pada hakekatnya mereka
bertujuan untuk mendapatkan kesempatan berkuasa lebih banyak Karena itulah apa yang sebenarnya terjadi
di sekitar Tuan sulit akan terungkap.
Pertama-tama dalam surat terbuka saya ini saya ingin mengemukakan apa yang disebut “proses” dimana
banyak orang telah dibunuh karena dituduh melakukan kejahatan terhadap Negara. “proses” ini yang
sebenamya terjadi di luar norma-norma Hukum dan Keadilan lebih tepat untuk disebut “teror dan kekerasan”
Dan mereka orang-orang yang tidak puas dan tidak mau bicara sewaktu kekuasaan Soekarno maka setelah
situasi berubah lalu bersikap tidak bertanggung jawab dan turut serta melakukan pembunuhan dan teror.
Dalam hal ini Tuan telah membiarkahnya. Andai kata nanti pada suatu ketika kedudukan Tuan diganti oleh
orang lain sudah tentu akan terjadi hal yang sama dimana pembantu-pembantu Tuan yang penting sipil
maupun militer termasuk mungkin Tuan sendiri akan mendapat perlakuan yang sama di mana mereka
dituduh dan dituntut dengan hukuman mati dengan berbagai dalih misal “karena melakukan korupsi”
npr adennuh.org/2013/1229Ieurat-an-sari-de-sookarno-tepada.presiden-socharta2rernara SuratRatna Sari Den Soskerno Kepade Presiden Sochrto| RONIN INDONESIA
Dalam hubungan ini saya ingin bertanya kepada Tuan : “Mengapa Tuan membiarkan dan memberi
kesempatan semua itu berlalu yang dapat menjadi contoh (preseden) jelek bagi suatu Negara yang masih
muda dan rakyatnya sedang berkembang yaitu Indonesia ?”
Bukan maksud saya untuk mencela kebijaksanaan politik yang Tuan lakukan. Akan tetapi perhatian
tertumpah kepada mereka yang dibunuh dan diteror dengan memakai dalih “pembersihan terhadap golongan
merah” sejak peristiwa G 3o S itu terjadi. Padahal kebanyakan dari mereka itu hanyalah pengikut-pengikut
Soekarno yang tidak tahu menahu tentang peristiwa G 30 S.
Bahkan saya memperoleh berita bahwa tidak kurang dari 800.000 Rakyat Indonesia yang telah terbunuh
diantaranya trdapat kaum wanita dan anak-anak karena hanya sebagai simpatisan PKI.
Harian”London Times” membuat berita pada Januari 1966 sebagai berikut “Bahkan sejak pecahnya peristiwa
G 30 S itu dalam 3 bulan telah ratusan ribu kaum komunis yang dibunuh jumlah mana menurut para
diplomat barat angka tersebut masih terlalu rendah.
Sementara itu menurut sementara pengusaha-pengusaha dan turis-turis dari Eropa yang pulang dari
Indonesia mengatakan bahwa pembunuhan dan teror itu begitu hebatnya sehingga mereka melihat sementara
di sungai-sungai penuh dengan hanyutnya mayat- mayat tanpa kepala dan sementara anak-anak di desa-desa
katanya bermain sepak bola dengan kepala-kepala manusia yang terbunuh. Pokoknya dalam tempo 3 bulan
sesudah peristiwa G 30 S itu situasi di Indonesia dicekam dengan ketakutan dan ketegangan dimana banyak
darah mengalir yang belum pernah terjadi dalam sejarah bangsa Indonesia.
Seorang wartawan dari “Washington Post” memberitakan dari Jakarta bahwa di Jawa Timur saja telah
npr adennuh.org/2013/1229Ieurat-an-sari-de-sookarno-tepada.presiden-socharta