You are on page 1of 32

Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.

B di Dusun Lerekang Desa Parappunganta


Kec. Polombangkeng Utara Kab. Takalar

1. Pengkajian
Hari / tanggal

Senin, 29 September 2014

1. Kepala Keluarga

Tn. B

2. Alamat

Dusun Lerekang, Desa Parappunganta

A. Data Umum

3. Komposisi Keluarga:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Jenis
Kelamin

Nama
Tn. B
Ny. N
Ny. S
An. R
An. R
An. H
An. R
An. R

L
P
P
L
L
L
L
P

Hub
dengan
KK
KK
Istri
Anak
Cucu
Cucu
Cucu
Cucu
Cucu

Umur
56 thn
50 thn
24 thn
3 thn
9 bln
12 thn
12 thn
11 thn

Pendidikan

Status
Kesehatan

Pekerjaan

SD
SD
SMP
SD
SD
SD

Tani
IRT
IRT
-

Sehat
Sakit
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat

X
X

XX

Genogram
X

56

50

24

Keterangan :
A

Keluarga Pihak Istri

Keluarga Pihak Suami

Laki-Laki

Perempuan

Klien

Meninggal

Tinggal serumah

4. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. B adalah extended Family yang terdiri dari ayah, ibu, 1
orang anak, dan 5 orang cucunya.

5. Latar belakang Budaya


a. Keluarga menganut budaya Makassar
b. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Makassar
c. Klien rajin melaksanakan shalat 5 waktu
d. Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
6. Agama
Semua anggota keluarga menganut agama islam dan mereka selalu taat
beribadah dan menjalankan perintah Tuhan YME.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Kepala keluarga bekerja sebagai petani dan memiliki penghasilan
perbulannya > Rp. 500.000/bln (tidak menentu). Keluarga mengatakan
penghasilan mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
8. Aktivitas Rekreasi keluarga
Setiap hari klien dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi
dan hiburan biasannya menonton TV, berkumpul keluarga, melepas lelah
bersama di ruang keluarga. Dan terkadang pada sore hari, keluarga
berkumpul dengan tetangga terdekat di teras rumah.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. B saat ini yaitu berada pada tahap
usia dewasa. Tugas perkembangan keluarga pada tahap dewasa yaitu :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orang tua yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya.
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
f. Berperan suami istri dan kakek nenek.
g. Menciptakan lingkungan rumah yang aman, nyaman dan tentram.
2. Tugas perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Dari tugas perkembangan keluarga pada tahap dewasa, Tn. B belum
memenuhi tugas perkembangan keluarga pada poin kedua yaitu
mempertahankan keintiman pasangan, karena anak Tn. B yang ketiga
(Ny. S) telah bercerai dengan suaminya. Ny. S memiliki 2 orang anak,
dan tinggal bersamanya.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Saat Ini
Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular tetapi memiliki
riwayat penyakit menahun dan menurun. Riwayat kesehatan masing
masing anggota keluarga adalah sebagai berikut :
a. Kepala keluarga : Saat dikaji Tn. B tidak mempunyai keluhan. Tn. B
dalam keadaan sehat. TD : 140/90 mmHg tetapi klien tidak
merasakan pusing atau tegang di daerah tengkuk. asam urat 6.8
mg/dl. Tn. B mempunyai kebiasaan minum tuak sepulang kerja. Tn.
B bisa menghabiskan 1 botol besar tuak setiap harinya. Selain itu, Tn.
B juga memiliki kebiasaan merokok, dimana ssehari bisa
menghabiskan 6-10 batang rokok.

b. Istri : Saat dikaji Ny. N mengeluh nyeri dan kaku di lutut, kaki dan
jari-jari kaki. nyeri dirasakan terutama saat pagi hari dan saat dingin
dengan skala nyeri 5, dengan sifat nyeri hilang timbul yang
memberat saat klien berjalan/jongkok. TD klien yaitu 130/90 mmHg,
asam urat 3.5 mg/dl. Keluarga sudah menduga kalau Ny. N
menderita penyakit rematik, tetapi keluarga tidak mengetahui secara
khusus apa itu penyakit rematik, penyebabnya, tanda dan gejala, cara
perawatan dan pencegahannya.

Ny. N

tidak pernah pergi

memeriksakan kesehatannya di tempat pelayanan kesehatan. Setiap


kali klien merasakan keluhan, ia hanya membiarkannya saja. Tidak
ada obat-obatan yang dikonsumsi klien untuk mengatasi masalah
kesehatannya.
c. Anak : Saat dilakukan pengkajian Ny. S tidak mengeluhkan apaapa tentang kesehatannya. Selama ini ia tidak pernah menderita sakit
berat yang mengharuskannya untuk di rawat di rumah sakit. Kadangkadang ia menderita batuk dan pilek dan biasanya akan sembuh
kalau diminumkan obat yang dibeli di warung. TD: 120/80 mmHg.
d. Cucu 1 : Saat dilakukan pengkajian, An.R tampak aktif dan sehat.
An. R mengalami gangguan pendengaran (tuli dan bisu). Ibunya
mengatakan bahwa ia menyadari kalau anaknya memiliki gangguan
tersebut saat usianya sekitar 8 bulan. Ibu klien mengatakan selama
hamil ia tidak pernah minum obat-obatan yang berbahaya bagi
kandungannya. Akan tetapi, An. R saat masih kecil sering jatuh dari
tempat tidur.
e. Cucu 2 : Saat dilakukan pengkajian, An.R tampak aktif dan sehat.
Ibunya mengatakan BB An.R 9.5 kg. Terjadi penurunan BB dari
bulan sebelumnya. BB sebelumnya yaitu 10.2 kg. Ibu klien
mengatakan hal tersebut disebabkan karena An.R demam dan muntah
selama 3 hari.

f.

Cucu 3 : Saat dilakukan pengkajian, An.H tampak aktif dan sehat.


Selama

ini

ia

tidak

pernah

menderita

sakit

berat

yang

mengharuskannya untuk di rawat di rumah sakit. Kadang-kadang ia


menderita batuk dan pilek dan akan sembuh dengan sendirinya.
g. Cucu 4 : Saat dilakukan pengkajian, An.R tampak aktif dan sehat.
Selama

ini

ia

tidak

pernah

menderita

sakit

berat

yang

mengharuskannya untuk di rawat di rumah sakit. Kadang-kadang ia


menderita batuk dan pilek dan akan sembuh dengan sendirinya.
h. Cucu 5 : Saat dilakukan pengkajian, An.R tampak aktif dan sehat.
Selama

ini

ia

tidak

pernah

menderita

sakit

berat

yang

mengharuskannya untuk di rawat di rumah sakit. Kadang-kadang ia


menderita batuk dan pilek dan akan sembuh dengan sendirinya.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Saat dikaji Ny. N mengatakan bahwa Keluarganya tidak memiliki
penyakit rematik.

C. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga Tn. B adalah rumah milik sendiri,
dengan luas rumah sekitar 7 X 8 m2. Jenis bangunan permanen, lantai
rumah terbuat dari semen, jumlah ruang 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1
ruang keluarga, 1 dapur, kamar mandi dan WC di luar rumah serta
terdapat kandang bebek di belakang rumah. Peletakkan perabot rumah
tangga tertata rapi. Sistem pencahayaan rumah Tn. B pada pagi hari
kurang baik karena jumlah jendela 5 buah sehingga kurang mendapat
pencahayaan langsung dari sinar matahari khususnya untuk kamar tidur
dan

dapur.

Sedangkan

sumber

pencahayaan

pada

malam

hari

menggunakan lampu listrik. Air yang digunakan keluarga Tn. B berasal


dari sumur gali. Air tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna. Jarak

sumur dengan bak penampung adalah < 10 meter. Keluarga tidak


memiliki saluran pembuangan air limbah sehingga air sering tergenang di
belakang rumah.
Denah Rumah
Keterangan :

A : Ruang Tamu

B : Ruang Keluarga
C : Kamar Tidur 1
D : Kamar Tidur 2

D
F

E : Dapur
F : WC

G : Kandang

C
B

2. Karakteristik tetangga dan Komunitasnya


Keluarga Tn. B tinggal di daerah pedesaan, yaitu di Dusun Lerekang
Desa Parappunganta. Jarak rumah Tn. B dengan tetangganya sangat
berdekatan, dengan karakteristik anggota masyarakat yang ramah tamah.
kebiasaan yang dilakukan keluarga Tn. B dengan para tetangga yaitu
sering berkumpul bersama di teras rumah pada sore hari.
3. Mobilitas Geografis keluarga
Keluarga Tn. B tinggal serumah dengan istri, seorang anaknya, dan
kelima cucunya. Keluarga Tn. B sudah menempati rumah yang
ditempatinya saat ini sejak berumah tangga sampai sekarang.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn. B tidak mempunyai masalah dengan tetangganya sehingga
keluarga Tn. B sering berkunjung ke rumah tetangganya setiap ada waktu

luang.

Tn. B jarang mengikuti kegiatan di wilayahnya karena sibuk

dengan rutinitasnya ke sawah.


5. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Tn. B memiliki fasilitas penunjang meliputi sarana MCK,
sumber air dari sumur gali, sepeda sebagai sarana transportasi. Jarak
rumah dengan Pustu sekitar 500 m.
D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi dalam keluarga berjalan dengan baik, bila ada masalah
dalam keluarga langsung dibicarakan bersama keluarga. Tn. B selalu
mendiskusikan dengan istrinya sebelum mengambil keputusan. Dalam
berkomunikasi, keluarga Tn. B menggunakan bahasa Indonesia.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah Tn. B yang berperan
sebagai kepala keluarga. Namun sebelum mengambil keputusan, Tn. B
mendiskusikan terlebih dahulu pada istrinya (Ny. N). Tn. B memberi
nasehat kepada anak dan cucunya, bagaimana cara berperilaku yang baik,
sopan santun, tata krama, cara menjaga hubungan baik dengan orang lain.
3. Struktur Peran
a. Tn. B : berperan sebagai kepala keluarga, suami, ayah, kakek, dan
pengambil keputusan.
b. Ny. N : berperan sebagai ibu rumah tangga, istri, dan nenek.
c. Ny. S : berperan sebagai ibu rumah tangga, anak, adik, dan ibu bagi
anaknya.
d. An. R : berperan sebagai anak, kakak dan cucu.
e. An. R : berperan sebagai anak, adik dan cucu.
f. An. H : berperan sebagai kakak, ponakan, dan cucu.
g. An. R : berperan sebagai kakak, ponakan, dan cucu.
h. An. R : berperan sebagai adik, ponakan, dan cucu.

4. Nilai atau Norma Keluarga


Keluarga Tn. B menganut agama islam dan dalam keluarganya terdapat
aturan saling menghargai antar anggota keluarga. Keluarga meyakini
bahwa upaya dalam menjaga kesehatan itu sangat penting.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. B saling memberikan perhatian dan kasih sayang. Tn. B
selalu mendukung apa yang dilakukan oleh anggota keluarga selama
dalam batas kewajaran dan tidak melanggar etika dan sopan santun. Jika
ada salah satu anggota keluarga yang sakit atau mempunyai masalah
biasannya diselesaikan secara bersama sama atau dengan musyawarah.
2. Fungsi Sosialisasi
Interaksi antar anggota keluarga terjalin baik, masing masing anggota
keluarga masih memperhatikan dan menerapkan etika atau sopan santun
dalam berperilaku. Keluarga Tn. B memiliki hubungan sosial yang baik
dengan para tetangga.
3. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Keluarga Tn. B sudah menduga kalau Ny. N (istrinya) menderita
penyakit rematik, tetapi keluarga tidak mengetahui secara khusus apa itu
penyakit rematik, penyebabnya, tanda dan gejala, cara perawatan dan
pencegahannya. Ny. N tidak pernah pergi memeriksakan kesehatannya di
tempat pelayanan kesehatan. Setiap kali klien merasakan keluhan, ia
hanya membiarkannya saja. Tidak ada obat-obatan yang dikonsumsi klien
untuk mengatasi masalah kesehatannya.
Tn. B juga memiliki kebiasaan buruk yaitu minum tuak sepulang
kerja. Tn. B bisa menghabiskan 1 botol besar tuak setiap harinya. Selain
itu, Tn. B juga memiliki kebiasaan merokok, dimana sehari bisa
menghabiskan 6-10 batang rokok.

Pengetahuan keluarga mengenai penyakit rematik masih sangat


terbatas. Keluarga tidak mengetahui penyebab, tanda dan gejala, cara
perawatan dan pencegahannya. Keluarga tidak pernah menganjurkan atau
menyarankan Ny. N untuk pergi memeriksakan kesehatannya di tempat
pelayanan kesehatan. Karena mereka menganggap sakit yang diderita Ny.
N masih tergolong ringan, dan belum perlu adanya penanganan
khusus.Tetapi jika ada anggota keluarga yang sakit parah maka keluarga
akan mempercayakan perawatan dan penyembuhan kepada tenaga
kesehatan dan keluarga memberikan perhatian, kasih sayang dan support
agar dapat membantu proses penyembuhan. Keluarga juga tidak
mengetahui dampak dari mengkonsumsi tuak dan merokok.
Sumber air yang dimiliki oleh keluarga Tn. B yaitu sumur gali.
Karakteristik airnya jernih dan tidak berbau. Mereka tidak pernah
memasak air yang akan diminum. Air dari sumur ditampung terlebih
dahulu di tempat penampungan air dan ditutup. Di belakang rumah klien
terdapat kandang bebek yang bersambung dengan dapur. Kandang
tersebut kurang terpelihara dan tercium bau kotoran hewan peliharaan
yang ada di kandang. Keluarga Tn. B (Ny. N) kurang memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan. Akan tetapi cucunya An. R yang berusia 9
bulan, setiap bulannya selalu rutin dibawa ke posyandu.

F. Stres dan Koping Keluarga


1. Stresor Jangka Pendek dan Panjang
Ny. N merasa masalah kesehatan yang dialami akhir-akhir ini
adalah nyeri dan kaku di lutut, kaki dan jari-jari kaki. Nyeri dirasakan
terutama saat pagi hari dan saat dingin dengan sifat nyeri hilang timbul
yang memberat saat klien berjalan/jongkok. Ny. N mengatakan takut
kalau nanti ia tidak dapat lagi bisa berjalan/aktif bekerja akibat dari
penyakitnya.

Selain itu, keluarga Tn. B cemas akan anaknya yang telah bercerai
dengan suaminya. Dan salah seorang cucunya mengalami gangguan
pendengaran (tuli) yang baru disadari saat berumur 6 bulan.
2. Kemampuan Keluarga Merespon terhadap Stresor
Keluarga Tn. B berupaya mengatasi berdasarkan kemampuan yang ada
dalam keluarga. Keluarga Tn. B khususnya Ny. N mengatasi masalah
penyakitnya hanya dengan beristirahat. Untuk masalah yang lainnya
dicari penyelesaian dengan cara musyawarah bersama anggota keluarga.
3. Strategi Koping yang Digunakan
Bila ada permasalah dalam keluarga, sering diselesaikan dengan
musyawarah tapi untuk permasalahan masing-masing anggota keluarga
diselesaikan sendiri-sendiri selama masih bisa diatasi sendiri.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan kejam
terhadap anak, mengkambinghitamkan anak, memberikan ancamanancaman dalam menyelesaikan masalah.
G. Harapan Keluarga
Keluarga Tn. B berharap bila ada anggota keluarga yang sakit
dikunjungi oleh petugas kesehatan.
H. Pemeriksaan Fisik
1. Tn. B (kepala keluarga)
TD

: 140 / 90 mmHg

Nadi

: 84 X / menit

Suhu

: 37 0 C

RR

: 20 X / menit

BB

: 55 kg

TB

: 160 cm

a. Kepala
o Rambut dan kepala
Inspeksi

: Bentuk kepala mesochepal, rambut lurus, sedikit


beruban, kulit kepala bersih.

o Mata
Inspeksi

: Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis,


sklera tidak ikterus.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak


tinggi.

o Hidung
Inspeksi

: Hidung simetris, dan tidak terdapat secret.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

o Mulut
Inspeksi

: Mukosa bibir lembab, bibir tidak pecah-pecah,


tidak ada stomatitis, lidah tidak kotor.

o Telinga
Inspeksi

Kedua telinga simetris, lubang telinga bersih,


tidak terdapat serumen.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

b. Leher
Inpeksi

: Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada


nodul.

Palpasi

: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena


jugularis.

c. Dada
Inspeksi

: Bentuk dada normochest.

Palpasi

: Tidak adanya nyeri tekan.

Perkusi

: Terdengar resonan pada paru dan redup pada


jantung.

Aukultasi

: Terdengar bunyi nafas vesikuler.

d. Abdomen
Inspeksi

: Tidak ada asites, tidak ada nodul.

Auskultasi

: peristaltik terkesan normal

Perkusi

: Terdengar timpani pada usus dan redup pada hati


dan ginjal.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

e. Ekstremitas
Inspeksi

: Anggota gerak lengkap, tidak ada luka,tidak ada


varises, tidak ada edema.

Palpasi

: Tidak adanya nyeri tekan, CRT < 2 detik.

2. Ny. N (Istri)
TD

: 130/90 mmHg

Nadi

: 80 X / menit

Suhu

: 36,7 0 C

RR

: 18 X / menit

BB

: 45 kg

TB

: 148 cm

a. Kepala
o Rambut dan kepala
Inspeksi

: Bentuk kepala mesochepal , rambut lurus,


sedikit beruban, kulit kepala bersih.

o Mata
Inspeksi

: Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis,


sclera tidak ikterus.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak


tinggi.

o Hidung
Inspeksi

: Hidung simetris, dan tidak terdapat secret.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

o Mulut
Inspeksi

: Mukosa bibir lembab, bibir tidak pecah-pecah ,


tidak ada stomatitis, tidak memakai gigi palsu,
lidah tidak kotor.

o Telinga
Inspeksi

Kedua telinga simetris, lubang telinga bersih,


tidak terdapat serumen.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan.

b. Leher
Inpeksi

: Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada


nodul.

Palpasi

: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena


jugularis.

c. Dada
Inspeksi

: Bentuk dada normochest.

Palpasi

: Tidak adanya nyeri tekan.

Perkusi

: Terdengar resonan pada paru dan redup pada


jantung.

Aukultasi

: Terdengar bunyi nafas vesikuler, tidak terdengar


suara nafas tambahan.

d. Abdomen
Inspeksi

: Tidak ada asites, tidak ada nodul.

Auskultasi

: Peristaltik terkesan normal

Perkusi

: Terdengar timpani pada usus dan redup pada hati


dan ginjal.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

e. Ekstremitas
Inspeksi

: Anggota gerak lengkap, tidak ada luka, tidak ada


varises, tidak ada edema.

Palpasi

: Tidak adanya nyeri tekan, CRT < 2 detik..

3. Ny. S (Anak)
TD

: 110/ 80 mmHg

Nadi

: 86 X / menit

Suhu

: 37 0 C

RR

: 20 X / menit

BB

: 65 kg

TB

: 155 cm

a. Kepala
o Rambut dan kepala
Inspeksi

Bentuk kepala mesochepal, rambut lurus, kulit


kepala bersih.

o Mata
Inspeksi

: Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis,


sclera tidak ikterus.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak


tinggi.

o Hidung
Inspeksi

: Hidung simetris, dan tidak terdapat secret.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

o Mulut
Inspeksi

: Mukosa bibir lembab, bibir tidak pecah-pecah ,


Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, gigi
belum ada yang tanggal, lidah tidak kotor.

o Telinga
Inspeksi

Kedua telinga simetris, lubang telinga bersih,


tidak terdapat serumen.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan.

b. Leher
Inpeksi

: Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada


nodul.

Palpasi

: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena


jugularis.

c. Dada
Inspeksi

: Bentuk dada normochest.

Palpasi

: Tidak adanya nyeri tekan.

Perkusi

: Terdengar resonan pada paru dan redup pada


jantung.

Aukultasi

: Terdengar bunyi nafas vesikuler.

d. Abdomen
Inspeksi

: Tidak ada asites, tidak ada nodul.

Auskultasi

: Peristaltik terkesan normal

Perkusi

: Terdengar timpani pada usus dan redup pada hati


dan ginjal.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

e. Ekstremitas
Inspeksi

: Anggota gerak lengkap, tidak ada luka,tidak ada


varises, tidak ada edema.

Palpasi

: Tidak adanya nyeri tekan, CRT < 2 detik..

4. An. R (Cucu 1)
Nadi

: 105 x / menit

Suhu

: 37,10 C

RR

: 22 x / menit

BB

: 15 kg

TB

: 110 cm

a. Kepala
o Rambut dan kepala
Inspeksi

Bentuk kepala mesochepal, rambut lurus, kulit


kepala bersih.

o Mata
Inspeksi

: Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis,


sclera tidak ikterus.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak


tinggi.

o Hidung
Inspeksi

: Hidung simetris, dan tidak terdapat secret.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

o Mulut
Inspeksi

: Mukosa bibir lembab, bibir tidak pecahpecah,Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi,
gigi belum ada yang tanggal, lidah tidak kotor.

o Telinga
Inspeksi

Kedua telinga simetris, lubang telinga bersih,


tidak terdapat serumen.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan.

Klien mengalami gangguan pendengaran yang disadari oleh


orang tua sejak klien berusia 6 bulan.

b. Leher
Inpeksi

: Tidak ada nodul.

Palpasi

: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

c. Dada
Inspeksi

: Bentuk dada normochest.

Palpasi

: Tidak adanya nyeri tekan.

Perkusi

: Terdengar resonan pada paru dan redup pada

jantung.
Aukultasi

: Terdengar bunyi nafas vesikuler.

d. Abdomen
Inspeksi

: Tidak ada nodul.

Auskultasi

: Peristaltik terkesan normal

Perkusi

: Terdengar timpani pada usus dan redup pada hati


dan ginjal.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

e. Ekstremitas
Inspeksi

: Anggota gerak lengkap, tidak ada luka.

Palpasi

: Tidak adanya nyeri tekan, CRT < 2 detik..

5. An. R (Cucu 2)
Nadi

: 110 x / menit

Suhu

: 37.40 C

RR

: 30 x / menit

BB

: 9.2 kg

TB

: 55 cm

a. Kepala
o Rambut dan kepala
Inspeksi

Bentuk kepala mesochepal, rambut lurus, kulit


kepala bersih.

o Mata
Inspeksi

: Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis,


sclera tidak ikterus.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak


tinggi.

o Hidung
Inspeksi

: Hidung simetris, dan tidak terdapat secret.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

o Mulut
Inspeksi

: Mukosa bibir lembab, bibir tidak pecahpecah,Tidak ada stomatitis, gigi baru 4 yang
tumbuh, lidah tidak kotor.

o Telinga
Inspeksi

Kedua telinga simetris, lubang telinga bersih,


tidak terdapat serumen.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan.

b. Leher
Inpeksi

: Tidak ada nodul.

Palpasi

: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

c. Dada
Inspeksi

: Bentuk dada normochest.

Palpasi

: Tidak adanya nyeri tekan.

Perkusi

: Terdengar resonan pada paru dan redup pada

jantung.
Aukultasi

: Terdengar bunyi nafas vesikuler.

d. Abdomen
Inspeksi

: Tidak ada nodul.

Auskultasi

: Peristaltik terkesan normal

Perkusi

: Terdengar timpani pada usus dan redup pada hati


dan ginjal.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

e. Ekstremitas
Inspeksi

: Anggota gerak lengkap, tidak ada luka.

Palpasi

: Tidak adanya nyeri tekan, CRT < 2 detik.

6. An. H (Cucu 3)
Nadi

: 86 x / menit

Suhu

: 37,10 C

RR

: 20 x / menit

BB

: 25 kg

TB

: 120 cm

a. Kepala
o Rambut dan kepala
Inspeksi

Bentuk kepala mesochepal, rambut lurus, kulit


kepala bersih.

o Mata
Inspeksi

: Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis,


sclera tidak ikterus.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak


tinggi.

o Hidung
Inspeksi

: Hidung simetris, dan tidak terdapat secret.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

o Mulut
Inspeksi

: Mukosa bibir lembab, bibir tidak pecahpecah,Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi,
lidah tidak kotor.

o Telinga
Inspeksi

Kedua telinga simetris, lubang telinga bersih,


tidak terdapat serumen.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan.

b. Leher
Inpeksi

: Tidak ada nodul.

Palpasi

: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

c. Dada
Inspeksi

: Bentuk dada normochest.

Palpasi

: Tidak adanya nyeri tekan.

Perkusi

: Terdengar resonan pada paru dan redup pada

jantung.
Aukultasi

: Terdengar bunyi nafas vesikuler.

d. Abdomen
Inspeksi

: Tidak ada nodul.

Auskultasi

: Peristaltik terkesan normal

Perkusi

: Terdengar timpani pada usus dan redup pada hati


dan ginjal.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

e. Ekstremitas
Inspeksi

: Anggota gerak lengkap, tidak ada luka.

Palpasi

: Tidak adanya nyeri tekan, CRT < 2 detik.

7. An. R (Cucu 4)
Nadi

: 94 x / menit

Suhu

: 37,20 C

RR

: 22 x / menit

BB

: 27 kg

TB

: 120 cm

a. Kepala
o Rambut dan kepala
Inspeksi

Bentuk kepala mesochepal, rambut lurus, kulit


kepala bersih.

o Mata
Inspeksi

: Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis,


sclera tidak ikterus.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak


tinggi.

o Hidung
Inspeksi

: Hidung simetris, dan tidak terdapat secret.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

o Mulut
Inspeksi

: Mukosa bibir lembab, bibir tidak pecahpecah,Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi,
lidah tidak kotor.

o Telinga
Inspeksi

Kedua telinga simetris, lubang telinga bersih,


tidak terdapat serumen.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan.

b. Leher
Inpeksi

: Tidak ada nodul.

Palpasi

: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

c. Dada
Inspeksi

: Bentuk dada normochest.

Palpasi

: Tidak adanya nyeri tekan.

Perkusi

: Terdengar resonan pada paru dan redup pada

jantung.

Aukultasi

: Terdengar bunyi nafas vesikuler.

d. Abdomen
Inspeksi

: Tidak ada nodul.

Auskultasi

: Peristaltik terkesan normal

Perkusi

: Terdengar timpani pada usus dan redup pada hati


dan ginjal.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

e. Ekstremitas
Inspeksi

: Anggota gerak lengkap, tidak ada luka.

Palpasi

: Tidak adanya nyeri tekan, CRT < 2 detik.

8. An. R (Cucu 5)
Nadi

: 92 x / menit

Suhu

: 36,80 C

RR

: 24 x / menit

BB

: 20 kg

TB

: 118 cm

a. Kepala
o Rambut dan kepala
Inspeksi

Bentuk kepala mesochepal, rambut lurus, kulit


kepala bersih.

o Mata
Inspeksi

: Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis,


sclera tidak ikterus.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak


tinggi.

o Hidung
Inspeksi

: Hidung simetris, dan tidak terdapat secret.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

o Mulut
Inspeksi

: Mukosa bibir lembab, bibir tidak pecahpecah,Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi,
lidah tidak kotor.

o Telinga
Inspeksi

Kedua telinga simetris, lubang telinga bersih,


tidak terdapat serumen.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan.

b. Leher
Inpeksi

: Tidak ada nodul.

Palpasi

: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

c. Dada
Inspeksi

: Bentuk dada normochest.

Palpasi

: Tidak adanya nyeri tekan.

Perkusi

: Terdengar resonan pada paru dan redup pada

jantung.
Aukultasi

: Terdengar bunyi nafas vesikuler.

d. Abdomen
Inspeksi

: Tidak ada nodul.

Auskultasi

: Peristaltik terkesan normal

Perkusi

: Terdengar timpani pada usus dan redup pada hati


dan ginjal.

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

e. Ekstremitas
Inspeksi

: Anggota gerak lengkap, tidak ada luka.

Palpasi

: Tidak adanya nyeri tekan, CRT < 2 detik.

2. Analisa Data Dan Skoring


A. Analisa Data
Berdasarkan pengkajian yang telah diuraikan, maka analisa data sbb :
No
1.

Data
DS :
- Ny. N (istri) mengeluh nyeri dan kaku di
lutut, kaki dan jari-jari kaki. nyeri dirasakan
terutama saat pagi hari dan saat dingin
dengan skala nyeri 5, dengan sifat nyeri
hilang timbul yang memberat saat klien
berjalan/jongkok
- Ny. N (istri) mengatakan tidak pernah pergi
memeriksakan
kesehatannya di tempat
pelayanan kesehatan. Setiap kali klien
merasakan
keluhan,
ia
hanya
membiarkannya saja. Tidak ada obat-obatan
yang dikonsumsi klien untuk mengatasi
masalah kesehatannya.
- Tn. B mempunyai kebiasaan minum tuak
sepulang kerja. Tn. B bisa menghabiskan 1
botol besar tuak setiap harinya.
- Tn. B juga memiliki kebiasaan merokok,
dimana ssehari bisa menghabiskan 6-10
batang rokok.
DO :
- TD: 130/90 mmHg
- Keluarga tidak mengetahui secara khusus
apa itu penyakit rematik, penyebabnya,
tanda dan gejala, cara perawatan dan
pencegahannya.
- Keluarga juga tidak mengetahui dampak dari
mengkonsumsi tuak dan merokok.

Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan keluarga Tn. B

2.

DS :

Gangguan pemeliharaan rumah

Keluarga Tn. B mengatakan tidak pernah


memasak air yang akan diminum. Air dari
sumur ditampung terlebih dahulu di tempat
penampungan air dan ditutup.
Tn. B merokok di dalam rumah

DO :
- Di belakang rumah klien terdapat kandang
bebek yang bersambung dengan dapur.
Kandang tersebut kurang terpelihara dan
tercium bau kotoran hewan peliharaan yang
ada di kandang.

3.

Sistem pencahayaan rumah Tn. B pada pagi


hari kurang baik karena jumlah jendela
hanya 5 buah sehingga kurang mendapat
pencahayaan langsung dari sinar matahari
khususnya untuk kamar tidur dan dapur.
- Jarak sumur dengan bak penampung adalah
< 10 meter.
- Keluarga
tidak
memiliki
saluran
pembuangan air limbah sehingga air sering
tergenang di belakang rumah.
DS :
- Keluarga Tn. B sudah menduga kalau Ny.
N (istri) menderita penyakit rematik, tetapi
keluarga tidak mengetahui secara khusus
apa itu penyakit rematik, penyebabnya,
tanda dan gejala, cara perawatan dan
pencegahannya.
- Keluarga juga tidak mengetahui dampak
dari mengkonsumsi tuak dan merokok.

DO :

Anggota keluarga aktif dalam bertanya


tentang penyakit.

Defisiensi pengetahuan tentang


penyakit,
perawatan,
dan
pencegahan komplikasi

B. Scoring
a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga Tn. B
No
1.

Kriteria
a. Sifat
masalah:
Tidak/kurang sehat

Skala
3

Bobot

b. Kemungkinan masalah
dapat diubah: hanya
sebagian

c. Potensial
masalah
untuk dicegah: cukup

d. Menonjolnya masalah:
Ada masalah, tetapi
tidak perlu segera
ditangani

Skoring
x1=

x2=1

x1=

x1=

Total :

Pembenaran
Ny. N mengalami penyakit rematik
- Ny. N (istri) mengatakan tidak pernah pergi
memeriksakan
kesehatannya di tempat
pelayanan kesehatan.
- Setiap kali klien merasakan keluhan, ia hanya
membiarkannya saja.
- Tidak ada obat-obatan yang dikonsumsi klien
untuk mengatasi masalah kesehatannya.
- Jarak rumah dengan Pustu sekitar 500 m.
- Ny. N tidak pernah pergi memeriksakan
kesehatannya di tempat pelayanan kesehatan.
- Setiap kali klien merasakan keluhan, ia hanya
membiarkannya saja.
- Tidak ada obat-obatan yang dikonsumsi klien
untuk mengatasi masalah kesehatannya.
Keluarga menganggap sakit yang diderita Ny. N
masih tergolong ringan, dan belum perlu adanya
penanganan khusus.

b. Gangguan pemeliharaan rumah


No
1.

Kriteria
a. Sifat
masalah:
Ancaman kesehatan.

Skala
2

Bobot

b. Kemungkinan masalah
dapat diubah: Mudah

c. Potensial
masalah
untuk dicegah: Cukup

d. Menonjolnya masalah:
Ada masalah, tetapi
tidak perlu segera
ditangani

Skoring
x 1=

x2=2

x1=

Pembenaran
Kebersihan rumah yang tidak ditangani segera
dapat menjadi pemicu terjadinya
gangguan/masalah kesehatan lain.

- Keluarga dapat menerima penjelasan perawat


tentang pemeliharaan rumah dan menjaga
kebersihan.

- Keluarga tidak mengenal kebersihan adalah


masalah kesehatan

1
x1=

- Keluarga menganggap masalah kebersihan


merupakan hal yang biasa dan tidak perlu segera
ditangani

Total :

c. Defisiensi pengetahuan tentang penyakit, perawatan, dan pencegahan komplikasi


No
1.

Kriteria
a. Sifat
masalah:
Ancaman kesehatan.

Skala
2

b. Kemungkinan masalah
dapat diubah: Mudah

c. Potensial

masalah

Bobot

Skoring
x 1=

x2=2

Pembenaran
Bila keadaan tersebut tidak segera diatasi dapat
membahayakan kondisi kesehatan keluarga.
Tingkat pendidikan keluarga yang tertinggi yaitu
SMP, jadi tingkat pemahaman keluarga dianggap
cukup untuk menerima penjelasan tentang
penyakit, perawatan dan pencegahan komplikasi.
Tingkat pendidikan keluarga yang tertinggi yaitu

untuk dicegah: Tinggi.

d. Menonjolnya masalah:
masalah
tidak
dirsakan.

x1=

1
x1=0

SMP, jadi tingkat pemahaman keluarga dianggap


cukup untuk menerima penjelasan tentang
penyakit, perawatan dan pencegahan komplikasi.
Keluarga tidak menyadari bahwa pengetahuan
yang buruk dapat memperberat masalah.

Total : 3

3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pemeliharaan rumah
b. Defisiensi pengetahuan tentang penyakit, perawatan, dan pencegahan komplikasi
c. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga Tn.B

4. Intervensi Keperawatan
N
O

1.

DIAGNOSA
Hambatan
pemeliharaan
rumah keluarga
Tn.B

TUJUAN
UMUM
KHUSUS
Setelah dilakukan
Setelah dilakukan
intervensi keperawatan
intervensi keperawatan
selama 30 menit, selama
selama 6 kali pertemuan,
6 kali pertemuan,
keluarga mampu :
keluarga akan :
- Menyatakan
- Mengurangi
atau
pemahaman terhadap
memperbaiki Gangguan
sumber yang tersedia
manajemen
- Melakukan
tugas
pemeliharaan rumah
pemeliharaan rumah
- Memenuhi kebutuhan
kemandirian fisik di
dalam rumah

KRITERIA EVALUASI
-

2.

Defisiensi
pengetahuan
tentang penyakit,
perawatan, dan
pencegahan
komplikasi

Setelah dilakukan
intervensi keperawatan
selama 30 menit,
selama 6 kali
kunjungan, keluarga
mampu mengenal
masalah, merawat
anggota keluarga yang

Setelah dilakukan
intervensi keperawatan
selama 6 kali kunjungan,
keluarga mampu :
- Menjelaskan pengertian
rematik
- Menyebutkan kembali
tentang penyebab

Terciptanya Kondisi lingkungan


rumah
yang
mendukung
pertumbuhan dan perkembangan
kemandirian
anak
secara
optimun
Adanya Tindakan keluarga
menghindari hubungan sosial
yang dapat menyebabkan bahaya
atau cedera
Terciptanya
Keselarasan
perilaku peran anggota keluarga
dengan peran yang diharapkan
Meningkatnya
kemampuan
keluarga dalam melakukan
aktivitas yang dibutuhkan di
rumah atau komunitas

INTERVENSI
1. Tentukan kebutuhan pemeliharaan rumah
yang dimiliki oleh keluarga
2. Berikan pesan tertulis untuk pemeliharaan
rumah
3. Bantuan pemeliharaan rumah (NIC) :
Berikan informasi tentang bagaimana
membuat lingkungan rumah aman dan
bersih
4. Bantu
keluarga/anggota
keluarga
mengindentifikasi hambatan/bahaya dalam
rumah yang mempengaruhi pemeliharaan
rumah
5. Bantu
keluarga/anggota
keluarga
mengindentifikasi kekuatan dalam unit
keluarga, juga sistem pendukung yang akan
membantu pemeliharaan rumah
6. Beri saran perlunya perubahan struktural
agar penataan rumah lebih mudah
7. Beri saran layanan untuk perbaikan rumah,
jika perlu
8. Diskusikan biaya yang dibutuhkan untuk
pemeliharaan dan yang tersedia
9. Berikan informasi tentang bagaimana
membuat lingkungan rumah aman dan
bersih.

- Keluarga mampu menjelaskan 1.


secara sederhana apa itu rematik
- Keluarga dapat menyebutkan 2
dari 4 penyebab terjadinya 2.
rematik.
- Keluarga dapat menyebutkan 4
3.
dari 6 tanda & gejala rematik
- Keluarga dapat menyebutkan 2

Beri penyuluhan sesuai dengan tingkat


pemahaman pasien, ulangi informasi bila
diperlukan
Gunakan berbagai pendekatan penyuluhan,
redemontrasi dan berikan umpan-balik
secara verbal dan tertulis
Penyuluhan : individu (NIC) :
- Bina hubungan saling percaya

menderita rematik dan


memodifikasi
lingkungan

terjadinya penyakit
rematik.
- Menyebutkan tanda dan
gejala rematik.
- Menyebutkan akibat
yang dapat ditimbulkan
dari rematik
- Keluarga dapat
menyebutkan cara
penanganan rematik

dari 4 akibat yang mungkin


terjadi dari rematik
- Keluarga mampu menyebutkan
makanan yang tidak boleh
dikonsumsi
oleh
penderita
rematik.
- Keluarga mampu mempraktekkan
cara perawatan penderita rematik

- Tetapkan tujuan pembelajaran bersama


yang realistis dengan klien
- Ciptakan lingkungan yang kondusif
untuk belajar
- Pilih metode dan srategi penyuluhan
yang sesuai
- Beri waktu kepada pasien untuk
mengajukan beberapa pertanyaan dan
mendiskusikan permasalahannya
- Dokumentasikan materi presentasi,
materi tertulis yang diberikan dan
pemahaman pasien tentang informasi
atau
perilaku
pasien
yang
memperlihatkan pembelanjaran pada
catatan medis permanen
- Ikut sertakan keluarga atau orang
terdekat, bila perlu
Materi penyuluhan:
- Jelaskan pengertian penyakit rematik
- Jelaskan kepada keluarga tentang
kemungkinan
penyebab
tejadinya
rematik
- Jelaskan tentang tanda/ gejala terjadinya
rematik
- Jelaskan tentang akibat dari penyakit
rematik
- Jelaskan kepada keluarga tentang
pentingnya datang ke Puskesmas untuk
kontrol keadaan kesehatan Ny. N
- Jelaskan kepada keluarga tentang jenisjenis makanan yang tidak boleh
dikonsumsi oleh rematik
- Jelaskan kepada keluarga cara mencegah
penyakit rematik.
- Jelaskan kepada keluarga cara perawatan
penderita rematik

3.

Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan Tn.S

Setelah dilakukan
intervensi keperawatan
selama 30 menit,
selama 6 kali
kunjungan, keluarga
akan :
- menunjukkan
Partisipasi
dalam
Keputusan Tentang
Perawatan
Kesehatan,
yang
dibuktikan
oleh
indicator 5 (selalu)

Setelah dilakukan
intervensi keperawatan
selama 6 kali kunjungan,
keluarga mampu :
- Menunjukkkan arahan
diri dalam membuat
keputusan
- Mencari informasi yang
relevan
- Mengidentifikasi
kendala untuk mencapai
hasil yang diharapkan
- Menggunakan
teknik
pemecahan
masalah
untuk mencapai hasil
yang diharpkan
- Mencari
pelayanan
untuk mencapai hasil
yang diharapkan

- Adanya Keyakinan dalam


keluarga memiliki cara adekuat
untuk melakukan perilaku yang
sehat
- Keluarga menunjukkan Tindakan
dalam mempertahankan atau
meningkatkan kesejahteraan
anggotanya
- Adanya pemahaman keluarga
tentang sumber layanan
kesehatan yang relevan
- Adanya Keterlibatan keluarga
dalam memilih dan mengevaluasi
pilihan perawatan kesehatan
untuk mencapai hasil yang
diharapkan
- Peningkatan Kemampuan
keluarga untuk melakukan
aktifitas perawatan diri dasar

1. Identifikasi defisit kepercayaan dan


pengetahuan yang memenuhi pemeliharaan
kesehatan
2. Kaji ketersediaan dan keadekuatan sistem
pendukung
3. Bantu klien menemukan cara untuk
menerapkan perubahan yang berhubungan
dengan kesehatan ke dalam gaya hidup klien
4. Informasikan kepada keluarga mengenai
sumber di komunitas yang sesuai dan orang
yang dapat di hubungi
5. Diskusi mengenai tindakan kesehatan
preventif yang spesifik terhadap kebutuhan
keluarga,
seperti
perubahan
diet,
menghentikan
kebiasaan
merokok,
menghindari stress
6. Jelaskan
tentang
sistem
perawatan
kesehatan, bagaimana cara kerjanya, dan
apa yang dapat diharapkan keluarga

5. Implementasi Keperawatan

You might also like