Professional Documents
Culture Documents
KONSEP DASAR
A. Pengertian
1. Terdapat berbagai devinisi menurut beberapa ahli yaitu :
a. Menurut Engram (1998) hepatitis adalah inflamasi akut pada hepar, ini dapat
disebabkan oleh bakteri atau cidera toksik, tetapi hepatitis virus lebih sering
ditemukan.
b. Menurut Reeves (2001) hepatitis adalah peradangan luas pada jaringan hati
yang menyebabkan nekrosis dan degenerasi sel.
c. Menurut Carpenito (1999) hepatitis adalah inflamasi hepar yang disebabkan
oleh salah satu dari lima agen virus yang berbeda.
Berdasarkan berbagai devinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penyakit
hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh bakteri atau cidera
toksik, virus yang menyebabkan nekrosis dan degenerasi sel.
2. Klasifikasi hepatitis
Menurut Charlene J. Reeves (2001) terdapat berbagai hepatitis diantaranya
sebagai berikut :
a. Hepatiis A (HAV: hepatiis infeksi). HAV disebabkan kontaminasi fecal oral,
yang umumnya melalui air dan makanan yang terkontaminasi. Agen pembawa
sangat menular sebelum kemunculan tanda dan gejala, khususnya penyakit
kuning. Pemberian intramucular immuneglobulin (gamma globulin) pada
individu yang terserang dapat menurunkan keparahan dari sakitnya individu
6 bulan. Selain
Sistem hati merupakan sistem utama yang terlibat dalam pengaturan fungsifungsi tubuh. Hati adalah salah satu organ tubuh terbesar dalam tubuh dan terdiri dari
dua lobus yang terletak di kuadran atas abdomen di bawah diafragma meluas keatas
di bawah tulang iga. Kandung empedu terletak di bawah permukaan inferior hati
(Gbr. 1).
Hati terbentuk dari lobus-lobus hati yang kecil (Gbr. 2). Yang terdiri dari
lempengan-lempengan sel-sel hati. Masing-masing lempengan tersebut umumnya
memiliki ketebalan yang terdiri dari dua lapis diantara sel-sel berjalan suatu kanalikili
bilier. Sinusoid-sinusoid hati, yang mendapat perdarahan dari vena porta dan arteri
hepatika, terletak pada sisi yang berseberangan dengan sel-sel hati. Setelah melewati
sinusoid-sinusoid hati, darah dicurahkan menuju vena sentralis dan dari sini darah
mengalir menuju vena hepatic. Sinusoid-sinusoid dibatasi oleh sel kuppter yang
merupakan sel-sel retikuloenendotelial yang memfagosid bakteri dan produk-produk
asing lain.
Hati memiliki susunan yang ideal untuk menerima suplai darah dalam jumlah
besar untuk melaksanakan berbagai macam fungsinya, seperti berperan dalam
metabolisme
detoksifikasi.
karbohidrat, protein,
bilirubin, dan
2. Fisiologi
1. Metabolisme Karbohidrat, Protein, dan lemak.
Hati mempunyai peran utama dalam metabolisme tiga nutrisi utama. Melalui
berbagai macam aktifitas enzimmatik, hati dapat mengoksidasi karbohidrat,
protein, dan lemak untuk mendapatkan energi atau menggunakan nutrisi-nutrisi
ini untuk menghasilkan suatu senyawa yang dapat disimpan untuk digunakan
pada masas yang akan datang atau membuat senyawa-senyawa yang dibutuhkan.
2.
Metabolisme Karbohidrat
Glikogenolisis
Metabolisme Galaktosa
Metabolisme galaktosa
Metabolisme Protein
Sintesa albumin, globilin, faktor-faktor pembekuan (fibrinogen, protombin) produksi
urea hasil deaminasi protein.
Metabolisme Lemak
Menghasilkan fosfolisid, lipprotein, kolesterol.
Pembentukan benda-benda keton
Tabel 1
3. Metabolisme Bilirubin
Bilirubin adalah suatu produk sampingan dari bagian heme sel-sel darah merah
yang dilepaskan ketika sel-sel darah mengalami kehancuran. Pada saat tersebut
bilirubin tidak dapat larut dalam air (unconjugated) dan terdapat dalam darah
berikatan dalam protein. Hati bertanggung jawab untuk menangkap bilirubin
unconjugated ini, untuk mengkonjugasikannya ke dalam bentuk yang larut dalam
air, dan untuk mensekresi bilirubin conjugated ke dalam duodenum dan dipecah
oleh bakteri menjadi urobbilinogen. Sehingga urobbilinogen dieksresikan bersama
feses, sehingga feses berwarna coklat. Sebagian lainnya dieliminasi dalam urin
dan sebagian sisanya kembali menuju hati dan diubah kembali menjadi bilirubin.
4. Detoksifikasi
Menurut long (1996) hati memiliki peranan utama dalam detoksifikasi baik
substansi-substansi eksogen maupun substansi-substansi endogen. Hati
mempunyai peran yang besar dalam detoksifikasi beberapa obat. Semua obat
barbiturat (kecuali Phenobarbital dan barbital) dan beberapa obat sedativa
diinaktifkan. Hati memerankan peranan yang penting dalam efektifitas atau
toksisitas obat-obat ini dan obat-obat lainnya. Hati juga mendetoksikasi
kortikosteroid aldoteron dan estrogen.
5. Absorbsi Vitamin
Menurut Brunner & Sudarth (2002) penurunan produksi beberapa faktor
pembekuan secara parsial dapat disebabkan oleh berkurangnya penyerapan
vitamin Kdari traktus gastrointestinal. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh
ketidak mampuan sel-sel hati untuk menggunakan vitamin K dalam proses
pembuatan protombin. Penyerapan vitamin larut lemak lainnya (vitamin A, D dan
E) di samping lemak dari makanan juga dapat terganggu karena penurunan
sekresi garam-garam empedu ke dalam usus.
C. Etiologi
Penyebab hepatitis menurut Syaifoellah Noer dkk (1996) adalah :
1. Infeksi virus
1. Virus hepatitis A,B,C dan D.
2. Virus lain : sitomegali, epstain, barr dan rubella.
menginfeksinya. Terdapat empat jenis hepatitis virus akut : A,B. non-A, non-B (C)
dan delta (D).
E. Manifestasi Klinik
Menurut Mansjoer dkk (2000) manifestasi klinik dari hepatitis adalah :
1. Stadium praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala,
lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri dari perut
kanan atas, urine menjadi lebih cokelat.
2. Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terikat
pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang tapi
pasien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau
kuing muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
3. Stadium pasca ikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja
menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat dari orang
dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.
F. Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer dkk (2000) penatalaksanaan hepatitis terdiri dari istirahat, diet dan
pengolahan medikamentosa.
1. Istirahat pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat.
Istirahat mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan.
Kekecualian diberikan kepada mereka dengan umur tua dan keadaan umum yang
buruk
2. Diet jika pasien mual, tidak nafsu makan atau muntah-muntah, sebaiknya
diberikan infus. Jika sudah tidak mual lagi, diberikan makanan yang cukup kalori
(30-35 kalori/kgbb) dengan protein cukup (1 g/kgbb). Pemberian lemak
sebenarnya tidak perlu dibatasi. Dulu ada kecenderungan untuk membatasi lemak,
karena disamakan dengan penyakit kandung empedu. Dapat diberikan diet hati II
III.
3. Medikamentosa
a. Kortikostioroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan bilirubin
darah. Kortikostiroid dapat digunakan pada kolestasis yang berkepanjangan,
Menurut Tucker (1998) 70% - 80% dari sebagian pasien hepatitis adalah orang
dengan mengkonsumsi alkohol berlebihan, infeksi virus hepatitis A (HAV)
biasanya mengenai pasien dewasa muda, serum virus B (HBV) mengenai semua
kelompok umur, non A, non-B, hepatitis C hanya sedikit yang diketahui
mengenai virus ini tetapi manivestasi gejalanya menyerupai HBV.
2. Riwayat Kesehatan
Menurut Tucker (1998) orang dengan riwayat Gagal Jantung Kognitif (GJK),
riwayat obstruksi bilier penyakit metabolik, riwayat penyalah gunakan obat,
riwayat hepatitis obstruksi saluran empedu.
3. Pengkajian pola fungsional dan pemeriksaan fisik
a. Pengkajian pola fungsional
Menurut Doengoes (2000) data dasar pada penyebab dan beratnya kerusakan /
gangguan hati yang perlu dikaji.
1) Aktivitas akan istirahat ditandai adanya gejala kelemahan, kelelahan dan
malaise umum.
2) Sirkulasi ditandai adanya brandikardi (hiperbilirubinemia berat) ikterik
pada sklera, ikterik pada kulit dan mukosa.
3) Eliminasi gejalanya adalah urin gelap, diare atau konstipasi, faeces warna
tanah liat, adanya atau berulangnya hemodialisin.
4) Makanan atau cairan adanya gejala hilang nafsu makan (anoreksia)
penurunan berat badan atau meningkat (edema) mual atau muntah ditandai
dengan adanya asites.
pada kuadran kanan atas, mialgia, arthralgia, sakit kepala, gatal (pruritus)
tandanya otot tegang, gelisah.
7) Pernafasan adanya gejala tidak minat atau enggan merokok (perokok).
b. Pemeriksaan fisik
Menurut Tucker (1998) pada pemeriksaan fisik didapatkan distensi abdomen,
nyeri tekan kuadran kanan atas, asites, pruritus, ikterik (sklera, kulit), edema
ekstremitas, anemia, spider heavi.
4. Data Penunjang
Menurut Doengoes (2000) data penunjang yang perlu dikaji adalah :
a. Tes fungsi hati : abnormal (4-10 x dari normal)
b. SGOT / SGPT : awalnya meningkat, dapat meningkat 1-2 minggu sebelum
ikterik kemudian tampak menurun.
c. Darah lengkap : trombositopenia mungkin ada (splenomegli)
d. Alkalifosfatase : agak meningkat kecuali ada kolestasis berat.
e. Faeces warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati).
f. Albumin serum menurunj.
g. Gula darah hiperglikemia transient / hipoglikemia (gangguan fungsi hati).
h. HbSAg dapat positif (B) atau negative (A).
i. Biopsi hati menunjukkan diagnosis dan luasnya kerusakan parenkim.
j. Urinalisa peningkatan kadar bilirubin protein atau hematuria dapat terjadi.
I.
J. Diagnosa Keperawatan
Menurut beberapa ahli terdapat berbagai diagnosa adalah :
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan xairan intra abdomen
(asites) ditandai dengan mengeluh sesak nafas, asites, retensio cairan plasma
albumin di rongga peritonium, penekanan diafragma.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sekunder terhadap anoreksia,
muntah perubahan absorbsi usus di tandai dengan enggan makan / kurang minat
terhadap makanan. Gangguan sensasi pengecap, nyeri abdomen / kram,
penurunan berat badan, tonus otot buruk.
b.
Intervensi :
a. Kaji tingkat pemahaman
proses penyakit,
harapan / prognosis,
Rasional : beberapa obat merupakan toksik untuk hati, banyak obat lain
dimetabolisme oleh hati dan harus dihindari pada penyakit hati berat
karena penyebab efek kumulatif toksik / hepatiis kronis.
h. Tekankan pentingnya mengevaluasi pemeriksaan fisik dan evaluasi
laborat.
Rasional : proses hati dapat menekan kulit berbulan-bulan untuk
membaik, bila gatal-gatal ada lebih lama dari enam bulan, biopsy hati
diperlukan untuk memastikan adanya hepatitis kronis.
i. Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama enam bulan minimum
lebih lama kasus toleransi individu.
Rasional : meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemilihan.
cara
cemas dan
f. Anjurkan klien menggunakan warna merah terang atau biru / hitam daripada
kuning atau hijau.
Rasional : meningkatkan penampilan
g. Kolaborasi buat rujukan yang tepat untuk membantu sesuai kebutuhan contoh
perencanaan pulang, pelayanan masyarakat, dan atau lembaga komunitas lain.
Rasional : dapat memudahkan pemecahan masalah dan melibatkan individu
untuk mengatasi situasi lebih efektif.
9. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
ikterik dan pruritus.
Menurut Tucker (1998) intervensi yang dilakukan adalah :
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi kerusakan integritas
kulit.
Kriteria hasil :
a. Pasien melaporkan penurunan pruritus atau menggaruk.
b. Ikut serta dalam aktivitas untuk mempertahankan integritas kulit, kulit
tubuh.
Intervensi :
a. Lakukan perawatan kulit secara teratur, hindari sabun dan penggunaan
sabun yang banyak busanya.
Rasional : mencegah kulit kering berlebih.
b. Kaji efektifitas kolestiramin.
Rasional : untuk mengatasi pruritus.