Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORI
SEPSIS NEONATORUM
A. DEFINISI
Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat
minggu pertama kehidupan.(Bobak, 2005)
Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejalagejala infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok septik.
(Doenges, Marylyn E. 2000, hal 871).
B. ETIOLOGI
a. Semua infeksi pada neonatus dianggap oportunisitik dan setiap bakteri mampu
menyebabkan sepsis.
b. Mikroorganisme berupa bakteri, jamur, virus atau riketsia. Penyebab paling sering
dari sepsis : Escherichia Coli dan Streptococcus grup B (dengan angka kesakitan
sekitar 50 70 %. Diikuti dengan malaria, sifilis, dan toksoplasma. Streptococcus
grup A, dan streptococcus viridans, patogen lainnya gonokokus, candida alibicans,
virus herpes simpleks (tipe II) dan organisme listeria, rubella, sitomegalo, koksaki,
hepatitis, influenza, parotitis.
c. Pertolongan persalinan yang tidak higiene, partus lama, partus dengan tindakan.
d. Kelahiran kurang bulan, BBLR, cacat bawaan
Faktor- factor yang mempengaruhi kemungkinan infeksi secara umum berasal dari tiga
kelompok, yaitu :
1. Faktor Maternal
a. Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang. Mempengaruhi kecenderungan
terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak diketahui sepenuhnya. Ibu yang
berstatus sosio- ekonomi rendah mungkin nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya
padat dan tidak higienis. Bayi kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dari
pada bayi berkulit putih.
b. Status paritas (wanita multipara atau gravida lebih dari 3) dan umur ibu (kurang
dari 20 tahun atua lebih dari 30 tahun
c. Kurangnya perawatan prenatal.
kadang
di
ruang
perawatan
terhadap
epidemi
penyebaran
A. KLASIFIKASI SEPSIS :
1. Sepsis dini
terjadi 7 hari pertama kehidupan.
Karakteristik : sumber organisme pada saluran genital ibu dan atau cairan amnion,
biasanya fulminan dengan angka mortalitas tinggi.
2. Sepsis lanjutan/nosokomial
yaitu terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan didapat dari lingkungan pasca
lahir. Karakteristik : Didapat dari kontak langsung atau tak langsung dengan
organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat perawatan bayi, sering mengalami
komplikasi.
A. PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus melalui beberapa
cara yaitu :
a. Pada masa antenatal atau sebelum lahir pada masa antenatal kuman dari ibu setelah
melewati plasenta dan umbilicus masuk kedalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah
janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat menembus plasenta, antara
lain virus rubella, herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri
yang dapat melalui jalur ini antara lain malaria, sifilis dan toksoplasma.
b. Pada masa intranatal atau saat persalinan infeksi saat persalinan terjadi karena kuman
yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai kiroin dan amnion akibatnya, terjadi
amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilkus masuk ke tubuh bayi.
Cara lain, yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat terinhalasi
oleh bayi dan masuk ke traktus digestivus dan traktus respiratorius, kemudian
menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain melalui cara tersebut diatas infeksi
pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau port de entre lain saat bayi melewati
jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman (mis. Herpes genitalis, candida albican
dan gonorrea).
c. Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran
umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan diluar rahim (mis,
melalui alat-alat; pengisap lendir, selang endotrakea, infus, selang nasagastrik, botol
minuman atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi dapat
menyebabkan terjadinya infeksi nasokomial.
Pohon Masalah
Mikroorganisme (bakteri,virus,jamur,dll)
Infeksi
Menghasilkan endotoksin
system kardiovaskuler
bakteremia&septicemia
system pernafasan
Co2 tertahandalam
tubuh
peningkatan Hco3
asidosis respiratori
takhipnoe
output berlebih
gangguan pemenuhan cairan
Ggn pemenuhan O2
A. MANIFESTASI KLINIS
a. Umum : hipertermi kemudian hipotermi, tampak tidak sehat, malas minum
b. Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali
c. Saluran napas : apnea, dispnea, takipnea, napas cuping hidung, merintih, sianosis.
d. Sistem kardiovaskuler : sianosis,hipotensi,takikardi,bradikardia.
e. Sistem saraf pusat :tremor, kejang,penurunan kesadaran
f. Hematologi : ikterus,splenomegali, pucat, petekie, pendarahan.
(Kapita selekta kedokteran Jilid II,Mansjoer Arief 2008)
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan darah rutin (hb,leuko,trombosit,CT,BT,LED,SGOT,SGPT)
b. Kultur darah dapat menunjukkan organisme penyebab.
c. Analisis kultur urine dan cairan sebrospinal (CSS) dengan lumbal fungsi dapat
mendeteksi organisme.
d. DPL menunjukan peningkatan hitung sel darah putih (SDP) dengan peningkatan
neutrofil immatur yang menyatakan adanya infeksi.
e. Laju endah darah, dan protein reaktif-c (CRP) akan meningkat menandakan adanya
inflamasi.
A. KOMPLIKASI
Meningitis
ikterus/kernikterus
A. PROGNOSIS
Angka kematian pada sepsis neonatal berkisar antara 10 40 %. Angka tersebut
berbeda-beda tergantung pada cara dan waktu awitan penyakit, agen atiologik, derajat
prematuritas bayi, adanya dan keparahan penyakit lain yang menyertai dan keadaan ruang
bayi atau unit perawatan.
Angka kematian pada bayi prematur yang kecil adalah 2 kali lebih besar.
B. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Suportif
Pertimbangkan nurtisi parenteral bila pasien tidak dapat menerima nutrisi enteral.
2. Kausatif
Antibiotic diberikan sebelum kuman penyebab diketahui. Biasanya digunakan
golongan Penicilin seperti Ampicillin ditambah Aminoglikosida seperti Gentamicin.
Pada sepsis nasokomial, antibiotic diberikan dengan mempertimbangkan flora di
ruang perawatan, namun sebagai terapi inisial biasanya diberikan vankomisin dan
aminoglikosida atau sefalosforin generasi ketiga. Setelah didaapt hasil biakan dan uji
sistematis diberikan antibiotic yang sesuai. Tetapi dilakukan selama 10-14 hari, bila
terjadi Meningitis, antibiotic diberikan selama 14-21 hari dengan dosis sesuai untuk
Meningitis.
A. PENCEGAHAN
Pengkajian
Biodata
A.
RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Cara lahir, apgar score, jam lahir, kesadaran
2. Riwayat Prenatal
Lama kehamilan, penyakit yang menyertai kehamilan
3. Riwayat Persalinan
Cara persalinan, trauma persalinan
A.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Kesadaran
Vital sign
Antropometri
1. Kepala
Adakah trauma persalinan, adanya caput, cepat hematan, tanda ponsep
2. Mata
Apakah ada Katarak congenital, blenorhoe, ikterik pada sclera, konjungtiva
perdarahan dan anemis.
3. Sistem Gastrointestinal
Apakah palatum keras dan lunak, apakah bayi menolak untuk disusui, muntah,
distensi abdomen, stomatitis, kapan BAB pertama kali.
4. Sistem Pernapasan
Apakah ada kesulitan pernapasan, takipnea, bradipneo, teratur/tidak, bunyi napas
5. Tali Pusat
Periksa apakah ada pendarahan, tanda infeksi, keadaan dan jumlah pembuluh
darah (2 arteri dan 1 vena)
6. Sistem Genitourinaria
Apakah terdapat hipospadia, epispadia, testis, BAK pertama kali
7. Ekstremitas
Apakah ada cacat bawaan, kelainan bentuk, jumlah, bengkak, posisi/postur,
normal/abnormal.
8. Muskuloskletal
Tonus otot, kekuatan otot, apakah kaku, apakah lemah, simetris/asimetris
9. Kulit
Apakah ada pustule, abrasi, ruam dan ptekie.
B.
PEMERIKSAAN SPESIFIK
1. Apgar Score
2. Frekuensi kardiovaskuler
Apakah ada takikardi, bradikardi, normal
3. Sistem Neurologis
A.
Refleks moro
Refleks menghisap
: kuat, lemah
Refleks menjejak
: baik, buruk
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pemenuhan oksigen b/d terganggunya suplay oksigen kedalam
jaringan
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan vasodilatasi pemb darah
3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
Peningkatan pengeluaran,dehidrasi
4. Resiko tinggi septik syok berhubungan dengan imaturitas system imun
5. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan tingkat metabolisme penyakit
B.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Gangguan pemenuhan oksigen b/d terganggunya suplay oksigen kedalam jaringan
Tujuan umum :
-
Tujuan khusus :
Rasional
Mandiri
Pertahankan jalan nafas
Membuat
jalan
nafas
tetap
tanpa
obstruksi
Pantau
frekuensi
dan
kedalaman
jalan
nafas
edema
intersisial
Menunjukkna
pulmona/
oksigen
sistemik
tidak
adequate
Fungsi serebral sangat sensitif terhadap
penurunan oksigenisasi
Mengurangi
Kolaborasi
ketidakseimbangan
ventilasi
dihentikan
meningkatkan
keadaan
hipoksia,
mengakibatkan
asidosis
metabolik
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan vasodilatasi pembuluh darah
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan intervensi keperawatan perfusi jaringan terpenuhi
Kriteria Hasil :
Akral hangat
Intervensi
Intervensi
Rasional
Mandiri
Pantau tekanan darah, catat perkembangan Hipotensi akan berkembang bersamaan
hipotensi
menekan
respons
dan
untuk
nadi
diwaspadai
menjadi
adanya
lambat
harus
penurunan
curah
terjadi syok
Kaji frekuensi pernafasan,kedalaman,dan Peningkatan pernafasan terjadi sebagai
kualitas.perhatikan dispnoe berat
peristaltik
dan
dapat
Untuk
mempertahankan
jaringan,cairan
perfusi
dibutuhkan
untuk
pemeriksaan
laboratorium,mis Perkembangan
GDA
respiratorik/metabolik
asidosis
merefleksikan
masukan seluler
Tujuan khusus :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan volume cairan dapat dipertahankan secara
adekuat
Kriteria Hasil :
Intervensi
Intervensi
Rasional
Mandiri
Catat/ukur pengeluaran urin dan berat Penurunan keluaran urine dan berat jenis
jenisnya
Kaji membrane mukosa, turgor kulit dan Hipovolemi/cairan ruang ketiga akan
rasa haus
Amati
edema
dependen/perifer
Monitor
status
hidrasi
Sejumlah
cairan
mengatasi hipovolemi
diperluakn
untuk
perubahan
didalam
hidrasi/viskositas darah
1. Resiko tinggi terhadap septik syok berhubungan dengan imaturitas sistem imun
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
Intervensi
Intervensi
Rasional
Mandiri
Lakukan
isolasi/pantau
sesuai indikasi
resiko
terpapar
infesi
nsokomial
Cuci tangan sebelum dan sesudah Mengurangi kontaminasi silang
melakukan
intervensi
walaupun
status
syok/penurunan
Menggigil
seringkali
mendahului
tanda-tanda
penyimpangan Dapat
menunjukan
therafi
antibiotik
ketidakadekuatan
atau
pertumbuhan
rongga
mulut
antibiotik
dapat
meningkatkan
resiko
infeksi sekunder
Kolaborasi
Dapatkan spesimen urine,darah,sputum Identifikasi terhadap portal entry dan
sesuai
petunjuk
untuk
obat
anti
infeksi
petunjuk
membasmi/memberikan
imunitas
Tujuan Khusus:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan suhu tubuh pasien kembali normal
Kriteria hasil :
Tidak ada perubahan warna kulit dan pasien tidak mengeluh pusing
Nadi 100x/menit-120x/menit
RR 30-60x/menit
Intervensi
Intervensi
Rasional
Mandiri
Pantau
suhu
pasien
(derajat
membantu
mengurangi
Kolaborasi
Berikan obat antipiretik
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada BBLR.Infeksi juga lebih
sering ditemukan pada bayi yang lahir di Rumah Sakit dibandingkan dengan bayi
yang lahir diluar Rumah sakit.Bayi baru lahir mendapat imunitas trans plasenta
terhadap kuman yang berasal dari ibunya.Sesudah lahir bayi terpapar dengan kuman
yang
berasal
bukan
hanya
dari
ibunya
tetapi
juga
berasal
dari
luar
merupakan penyebab dari 30% kematian pada bayi baru lahir. Infeksi bakteri 5 kali
lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2,75 kg dan
2 kali lebih sering menyerang bayi laki-laki.
Pada lebih dari 50% kasus, sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi
lahir, tetapi kebanyakan muncul dalam waktu 72 jam setelah lahir.Sepsis yang baru
timbul dalam waktu 4 hari atau lebih kemungkinan disebabkan oleh infeksi
nasokomial (infeksi yang didapat di rumah sakit).
B. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis dapat dibagi atas dua yaitu.
1.Tujuan umum Untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan pada bayi dengan sepsis
2.Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengkajian padabayi dengan sepsis.
b. Dapat mengindentifikasi masalah dan merumuskan diagnosa keperawatan bayi
sepsis
c. Dapat merumuskan perencanaan keperawatan pada bayi dengan sepsis
d. Dapat melakukan tindakan keperawatan pada bayi dengan sepsis
e. Dapat mengevaluasi keperawatan sesuai dengan yang diharapkan padabayi sepsis
C. Metode penulisan
Penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu suatu
metode
Metode penulisan ini dilakukan melalui : Library Research yaitu mendapatkan tiori
melalui pemahaman literature yang ada hubungannya dengan judul dan masalah yang
dibahas.
D. Sistematika penulisan
Untuk lebih terarah penulisan dan pembahasan karyat tulis ini maka sistematika
penulisan terdiri dari 5 bab yaitu.
BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan,
dan sisitematika penulisan.
BAB II : Konsep dasar meliputi pengertian patofisiologis, etiologi, patologi dan
patogenesa dan asuhan keperawatan pada bayi dengan sepsis
BAB III : Asuhan keperwatan yang terdiri dari: pengkajian, diagnosa keperawatan,
rencana keperawatan,dan rasionalisasi
BAB IV : Penutup, merumuskan kesimpulan dan dasar
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sepsis merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang menyebar melalui darah
dan meyebar ke jaringan lain.bakteri masuk ke tubuh bayi kemudian
menginfeksinya.Produk infeksi bakteri yaitu endotoksin yang dapat meninbulkan
berbagai rekasi biologic,yaitu :
a.Endotoksin dengan berbagai mekanisme menyebabkan penurunan tekanan darah
b.Endotoksin menimbulkan reaksi febris
c.Endotoksin menimbulkan leucopenia yang kemudian diikuti oleh leukositosis
d.Endotoksin menyebabkan trombositopenia
e.Endotoksin menimbulkan perubahan metabolisme karbohidrat dan protein
Sehingga bila penanganan dan perawatan yang diberikan tidak tepat dapat
menimbulkan kematian pada pasien.
Mikroorganisme penyebab infeksi dapat mencapai neonatus melalui beberapa cara
yaitu :
1. Pada masa antenatal atau sebelum lahir
2. Pada masa intranatal atau saat persalinan
3. Infeksi pascanatal atau sesudah melahirkan
ASUHAN KEPERAWATAN
SEPSIS NEONATORUM
DISUSUN OLEH
KETUA
: ZAENAL ARIFIN
ANGGOTA :
ABDUL SUBUR
AHMAD HAPIDZ
WATI SUWARTA
TATAT PERMANA