Professional Documents
Culture Documents
PADA PASIEN
STATUS ASMATIKUS
OLEH :
KELOMPOK VI
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN STATUS ASMATIKUS
OLEH :
Ni Made Ari Sukmandari
(0602105002)
(0602105004)
(0602105016)
Mita Widiantari
(0602105020)
(0602105033)
(0602105040)
(0602105042)
(0602105043)
(0602105048)
(0602105049)
Allergen
Aspek genetik
Faktor lingkungan :
1. Bahan-bahan di dalam ruangan :
- Debu rumah
- Binatang, kecoa
Menghilangkan hipoksia
Penanganan
awal
pada
pasien
dengan
serangan
Dexamethason 32 amp.iv
Aminofihin bolus/infuse
Terapi lain:
-
asma
Data objektif :
-
Inspeksi terhadap pola nafas pasien seperti sesak nafas, dan batuk
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
3. RENCANA TINDAKAN
1.
Dx 1
: Pola pernafasan tak efektif berhubungan dengan gangguan rasio O2/ CO2
Intervensi:
1. Selidiki etiologi gagal pernafasan
R/ : pemahaman penyebab masalah pernapasan penting untuk perawatan
pasien, contoh keputusan tentang kemampuan pasien untuk yang akan
datang /kebutuhan ventilasi dan tipe paling tepat dukungan ventilator
2. Observasi pola nafas. Catat frekuensi pernafasan , jarak antara pernafasan
spontan dan nafas ventilator
R/ : pasien pada ventilator dapat mengalami hiperventilasi / hipoventilasi,
dispnea / lapar udara dan berupaya memperbaiki kekurangan dengan
bernapasan berlebihan.
3. Auskultasi dada secara perodik, catat adanya atau tidak adanya dan kualitas
bunyi nafas, bunyi nafas tambahan, juga simetrisitas gerakan dada.
R/ : memberikan informasi tentang aliran udara melalui trakeobronkial dan
adanya/tidak adanya cairan, obstruksi mukosa.
4. Jumlahkan pernafasan pasien selama satu menit penuh dan bandingkan untuk
menyusun frekuensi yang diinginkan atau ventilator
R/ : pernapasan sangat bergantung pada masalah yang memerlukan bantuan
ventilator, contoh pasien mungkin secara total tergantung pada ventilator,
atau mampu untuk bernafas sendiri antara nafas yang diberikan ventilator.
Pernafasan pasien cepat dapat menghasilkan alkalosis respiratori dan atau
mencegah volume yang diinginkan dari ventilator. Pernafasan pasien
lambat/ hipoventilasi meningkatkan PaCO2 dan menyebabkan asidosis.
5. Yakinkan pernafasan pasien pada fase dengan ventilator
R/ : Penentuan diperlukan pada volume tidal, frekuensi pernafasan, dan atau
ruang mati ventilator atau pasien dapat memerlukan sedasi untuk
alaram pasien pada risiko kegagalan ventilator yang tidak terlihat atau distres
pernapasan/ henti nafas.
10. Pertahankan tas resusitasi disamping tempat tidur dan ventilasi manual
kapanpun diindikasikan.
R/ : Memberikan/ menyediakan ventilasi adekuat bila pasien atau masalah alat
menurut pasien sementara dilepas dari ventilator.
11. Bantu pasien dalam kontrol pernapasan bila penyapihan diupayakan/
dukungan ventilator dihentikan selama prosedur/ aktivitas.
R/ : Melatih pasien untuk napas lambat, lebih dalam, praktik napas abdomen/
bibir, memberi posisi yang nyaman, dan penggunaan teknik relaksasi, dapat
membantu memaksimalkan fungsi pernapasan.
12. Kaji susunan ventilator secara rutin dan yakinkan sesuai indikasi
R/ : Mengontrol/ menyusun alat sehubungan dengan penyakit utama pasien
dan hasil pemeriksaan diagnostik untuk mempertahankan parameter dalam
batas benar.
13. Observasi persentasi konsentrasi oksigen (FIO 2); yakinkan bahwa aliran
oksigen tepat; awasi analisa oksigen atau lakukan analisa oksigen periodik.
R/ : FIO2 adalah nilai untuk mempertahankan persentase oksigen yang dapat
diterima dan saturasi untuk kondisi pasien (mungkin 21% sampai 100%).
Karena mesin tidak selalu akurat, analiser oksigen dapat digunakan untuk
memastikan apakah pasien menerima konsentrasi oksigen yang diinginkan.
14. Kaji volume tidal (10-15ml/kg). Yakinkan fungsi spirometer baik, dibawah
atau volume yang diberikan. Catat pemberian volume yang terbaca pada
komputer.
R/ : mengawasi jumlah udara inspirasi dan ekspirasi. Perubahan dapat
menunjukkan gangguan komplain paru atau kebocoran melalui mesin/ sekitar
balon selang (bila menggunakan)
15. Catat tekanan jalan napas.
R/ : tekanan jalan napas harus tetap relatif konstan. Peningkatan tekanan yang
terbaca dialaram menunjukkan :
-
Sekret tertahan
DX 2 : Intoleransi aktivitas b/d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Tujuan : Pasien dapat melakukan aktivitas secara normal dan mendapatkan suplai O 2
sesuai kebutuhan
Kriteria Hasil :
-
Intervensi :
1.
2.
Berikan
lingkungan
tenang
dan
batasi
pengunjung selama fase akut sesuai indikasi. Dorong penggunaan manajemen stres
dan pengalih yang tepat.
R/: Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat.
3.
4.
R/: Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi, atau menunduk ke
depan meja atau bantal.
5.
Dx 3
Tujuan
berlebihan(nafas mulut)
Kriteria hasil :
Menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan dengan parameter individual yang tepat,
mis: membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat, tanda vital
stabil
Intervensi
1.
dan
3.
4.
6.
7.
4. EVALUASI
Dx 1
1.
O2/ CO2
S : Pasien mengatakan sudah bisa melakukan pernapasan secara normal
O : Frekuensi pernapasan pasien 16-30 kali per menit
A : Tujuan sudah tercapai
P : Pertahankan kondisi
2.
Dx 2
3.
mulut)
S : Pasien mengatakan mukosa bibirnya sudah tidak kering lagi
O : Turgor kulit pasien normal
A : Tujuan tarcapai
P : Pertahankan kondisi
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 1. Jakarta: EGC
Reeves, Charlene J., dkk. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika
Guyton, Arthur C., dkk. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: EGC
Situs internet.