You are on page 1of 6

MAKALAH INFEKSI DALAM PERSALINAN

Infeksi Dalam Persalinan


Prinsip Dasar
Infeksi intrauterine (korioamnionitis, infeksi intraannion,amnionitis) merupakan infeksi

akut pada cairan ketuban, janin dan selaput korioamnion yang disebabkan oleh bakteri.
Sekitar 25% infeksi intrauterine disebabkan oleh ketuban pecah dini
Makin lama jarak antara ketuban pecah dengan persalinan, makin tinggi pula resiko

morbiditas dan mortalitas ibu dan janin


Vagina merupakan medium kultur yang sangat baik bagi flora vagina, perubahan suasana
vagina selama kehamilan, menyebabkan turunnya pertahanan alamiah terhadap infeksi

Tanda dan Gejala


1. Nadi cepat (110 kali/menit atau lebih
2. Temperatur tubuh diatas 38oC
3. Kedinginan
4. Cairan vagina yang berbau busuk
Masalah
Infeksi intrauterine merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan perinatal.
Penanganan Umum
Observasi jalannya persalinan dengan baik dan benar
Evaluasi setiap demam yang terjadi dalam periode persalinan
Kenali segera apabila terjadi ketuban pecah sebelum waktunya
Priksa dalam hanya dilakukan atas indikasi yang jelas dan ikuti jadwal evaluasi ulang

menurut partograf atau waktu yang telah ditentukan sebelumnya


Terapkan prinsip kewaspadaan universal
Nilai dengan cermat setiap kasus rujukan dengan dugaan partus lama, macet atau yang

bermasalah
Lakukan pengobatan profilaksis apabila persalinan diduga akan berlangsung lama
Region genetalia dan sekitarnya merupakan area dengan resiko tinggi kejidian infeksi
atau merupakan tempat sumber infeksi.

Penilaian Klinik
Pada umumnya infeksi intra uterin merupakan infeksi yang menjalar ke atas setelah
ketuban pecah. Bakteri yang potensial pathogen (anaerob, aerob) masuk ke dalam air
ketuban, diantaranya ialah
1. Streptokoki golongan B
2. Aserikia koli
3. Streptokoki anaerob

4. Spesies bakteroides.
Air ketuban mengandung imonoglobulin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri di rongga
amnion.
Apabila terjadi korioamnionitis, janin terinfeksi akibat menelan atau aspirasi air ketuban
terutama pada kondisi gawat janin. Oleh sebab itu, sebagian besar pneumonia
neonatorum dini atau sepsis, terjadi intra uterin ( terutama dengan ibu yang malnutrisi)
Penanganan

Tentukan penyebab demam : dehidrasi, infeksi ekstragenital (sistemik) atau melalui jalan
lahir

Apabila dehidrasi merupakan penyebab, lakukan rehidrasi yang sesuai

Atasi penyebab demam dari jalur sistemik :

Influensa
Pneumonia
Antipiretika : paracetamol 3 x 500 mg
Antibiotika :

ampisilin + sulbaktam 3 x 375 mg

Amoksilin + asam klavulanat 3 x 500 mg

Tiamfenikol 3 x 500 mg

Penisilin prokain 2,4 juta IU + gentamisin 80 mg (im) 3x sehari

Oksigen bila sesak

Apendisitis
Konsulkan ke bagian bedah untuk konfirmasi diagnosis
Bila persalinan segera berlangsung dan tidak terjadi perforasi, lakukan pemberian
antibiotika dan terminasi kehamilan secara pervaginam

Bila persalianan masih akan berlangsung hingga diatas 2x penilaian pada partograf
atau diatas 6 jam dan telah terjadi perforasi, lakukan operasi bersama dengan bagian
bedah.

Pielonefritis

Observasi dan nilai kemajuan proses persalinan

Lakukan terminasi persalinan dengan memperhatikan etiologi demam

Bila terjadi korioamnionitis, lihat penatalaksanaan komplikasi tersebut

Evaluasi kondisi janin selama proses persalinan dan lakukan tindakan pertolongan atau
resusitasi pada bayi baru lahir apabila terjadi asfiksia

Demam selama persalinan, mungkin akan berlanjut hingga masa nifas, oleh karena itu
pemantauan dan terapi untuk kasus ini harus dilanjutkan hingga penyulit tersebut dapat
benar-benar diatasi.

Korioamnionitis
Prinsip dasar

Merupakan komplikasi yang paling serius bagi ibu dan janin

Dapat berlanjut menjadi septicemia atau sepsis

Dapat terjadi jauh sebelum persalinan memasuki fase atau malahan sebelum trimester
ketiga

Terapi antibiotika bukan merupakan jaminan bagi keselamatan ibu dan janin

Masalah

Morbiditas dan mortalitas pada ibu

Morbiditas dan mortalitas pada janin/neonatus sangat tinggi

Penanganan Umum

Buat diagnosis sedini mungkin

Induksi atau akselerasi persalinan pada kehamilan >35 minggu

Upayakan persalinan berlangsung pervaginam

Atasi semua komplikasi pada ibu dan janin/neonates

Penilaian Klinik

Antara infeksi dan partus prematurus terdapat interaksi: korioamnionitis-pembebasan


prostaglandin-partus prematurus-pembukaan serviks uteri-korioamnionitis.

Setelah terjadi invasi mikroorganisme ke dalam cairan ketuban, janin akan terinfeksi
karena janin menelan atau teraspirasi air ketuban, ditandai dengan terjadinya takhikardia
(denyut jantung bayi > 160 kali per menit)

Sebagian besar pneumonia neonatorun dini atau sepsis neonatorum berasal dari
intrauterine, terutama pada ibu dengan malnutrisi

Sepsis neonatorum dini menunjukkan tanda-tanda apnea, malas minum dan apatis

Penanganan

Lakukan segala upaya untuk menegakkan diagnosis pasti adanya korioamnionitis karena
diagnosis dini, sangat menentukan prognosis penyakit.

Nilai kondisi kehamilan dan persalinan, bila usia bayi premature maka hal ini petanda
buruk bagi kelangsungan hidupnya. Bila janin telah meninggal, risiko infeksi tertuju pada
ibu dan kecenderungan untuk terminasi pervaginam, dapat membuat masalah baru

Tindakan seksio sesarea harus diambil melalui pertimbangan yang tepat karena kejadian
sepsis sangat tinggi dalam kasus seperti ini

Lakukan induksi persalinan bila belum in partu dan akselerasi bila telah in partu

Berikan terapi antibiotika sesegera mungkin dan pilih yang memiliki spectrum yang luas

Pada prinsipnya pengobatan memakai kombinasi : ampisilin, gentamisin dan metronidazol

Ampisilin 3 x 1000mg

Gentamisin 5mg/kg BB/hari

Metronidazol 3 x 500mg

Lakukan kerjasama dengan dokter anak untuk penanggulanggan janin/neonatus

Perhatikan kontraksi uterus pasca persalinan untuk menghambat invasi mikroorganisme


melalui sinus-sinus pembuluh darah yang terdapat pada dinding uterus.

Alasan Merujuk
1. Infeksi intrauterine merupakan infeksi akut pada cairan ketuban, janin dan selaput
korioamnion
2. Merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas pada ibu
3. Morbiditas dan mortalitas pada janin/neonatus sangat tinggi
4. Apabila terjadi korioamnionitis, janin terinfeksi akibat menelan atau aspirasi air ketuban
terutama pada kondisi gawat janin
5. Dapat berlanjut menjadi septicemia atau sepsis
6. Merupakan komplikasi yang paling serius bagi ibu dan janin
7. Terapi antibiotika bukan merupakan jaminan bagi keselamatan ibu dan janin

Cara Merujuk
1. Baringkan miring ke kiri

2. Pasang infus dengan menggunakan jarum besar (ukuran 16 atau 18) dan diberikan RL
atau NS 125 cc/ jam
3. Berikan ampisilin 2gr atau amoksisilin 2gr per oral
4. Segera rujuk ke fasilitas yang memiliki kemampuan asuhan kegawatdaruratan obstetric
5. Dampingi ibu ke tempat rujukan

You might also like