Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
B. Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada
cairan otak, yaitu :
1. Meningitis purulenta
Meningitis purulenta ada yang disebabkan metastasis infeksi dari tempat
lain yang menyebar melalui darah. Penyebabnya ialah meningokok (Neisseria
meningitidisis),
pneumokok
(Diplococcus
pneumoniae),
haemophilus
influenzae.Ada pula yang timbul karena perjalanan radang langsung dari radang
tulang tengkorak, mastoiditis misalnya, dari tromboflebitis atau pada luka tembus
kepala.Penyebabnya
ialah
streptokok,
stafilokok,
kadang-kadang
yang
dapat
mengakibatkan
pneuemonia
influenza,
serangan
(pneumococcus),
(meningococcus),
meningitis
Neisseria
Staphylococcus
adalah;
meningitides,
aureus
dan
Mycobakterium tuberculosis.
Streptococcus pneumoniae (pneumococcus), bakteri ini penyebab tersering
meningitis akut, dan paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun
anak-anak. Neisseria meningitides (meningococcus) bakteri ini merupakan
penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae, Meningitis terjadi
5
akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya
masuk kedalam peredaran darah.Haemophilus influenza, Haemophilus influenzae
type b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis.Jenis
bakteri ini sebagai penyebab terjadinya infeksi pernafasan bagian atas, telinga
bagian dalam dan sinusitis.Pemberian vaksin (Hib vaksin) telah membuktikan
terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri jenis
ini.Staphylococcus aureus, Mycobakterium tuberculosis jenis hominis.
Pada orang dewasa, bakteri penyebab tersering adalah Diplococcus
pneumonia dan Neiseria meningitidis, stafilokokus, dan gram negatif.Pada anakanak bakteri tersering adalah Hemophylus influenza, Neiseria meningitidis dan
Diplococcus pneumonia. (Satyanegara, 2010)
b. Meningitis Virus
Meningitis virus biasanya disebut meningitis aseptik.Sering terjadi akibat
lanjutan dari bermacam-macam penyakit akibat virus, meliputi; measles, mumps,
herpes simplek, dan herpes zoster.
Meningitis virus adalah suatu sindrom infeksi virus susunan saraf pusat
yang akut dengan gejalah rangsang meningeal,pleiositosis
dalam likuor
Manifestasi infeksi jamur dan parasit pada susunan saraf pusat dapat berupa
meningitis (paling sering) dan proses desak ruang (abses atau kista).
Angka kematian akibat penyakit ini cukup tinggi yaitu 30-40% dan
insidensinya meningkat seiring dengan pemakaian obat imunosupresif dan
penurunan daya tahan tubuh.
Meningitis kriptokokus neoformans biasa disebut meningitis jamur,
disebabkan oleh infeksi jamur pada sistem saraf pusat yang sering terjadi pada
pasien acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
C. Etiologi
a. Bakteri
Haemophillus influenza
Streptococcus, grup A
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
Klebsiella
Proteus
Pseudomonas
b. Virus
Meningitis virus adalah infeksi pada meningen; cenderung jinak dan bisa
sembuh sendiri.Virus biasanya bereplikasi sendiri ditempat terjadinya infeksi
awal (misalnya sistem nasofaring dan saluran cerna) dan kemudian menyebar
kesistem saraf pusat melalui sistem vaskuler.Virus : Toxoplasma Gondhi,
Ricketsia.
Ini terjadi pada penyakit yang disebabkan oleh virus seperti: campak,
mumps, herpes simplek, dan herpes zoster. Virus herpes simplek mengganggu
metabolisme
sel
sehingga
sel
mengalami
nekrosis.Jenis
lainnya
juga
c. Faktor predisposisi
D. Manifestasi Klinis
Neonatus : menolak untuk makan, reflex menghisap kurang, muntah atau diare,
tonus otot kurang, kurang gerak, dan menangis lemah.
Anak-anak dan remaja : demam tinggi, sakit kepala, muntah yang diikuti dengan
perubahan sensori, kejang, mudah terstimulasi dan teragitasi, fotofobia, delirium,
halusinasi, perilaku agresif atau maniak, stupor, koma, kaku kuduk, opistotonus.
Tanda kernig dan brudzinski positif, reflex fisiologis hiperaktif, ptechiae atau
pruritus (menunjukkan adanya infeksi meningococcal).
Bayi dan anak-anak (usia 3 bulan hingga 2 tahun) : demam, malas makan,
muntah, mudah terstimulasi, kejang, menangis dan merintih, ubun-ubun
menonjol, kaku kuduk, dan tanda kernig dan Brudzinsky positif.
E. Patofisiologi
Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater.
Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir
melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum tulang
belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari-jari di
dalam lapisan subarachnoid.
Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki
cairan otak melalui aliran darah di dalam pembuluh darah otak.Cairan hidung (sekret
hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat
menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak dengan
lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat berjalan ke cairan otak
melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan
penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel. Eksudat
yang dibentuk akan menyebar, baik ke kranial maupun ke saraf spinal yang dapat
menyebabkan kemunduran neurologis selanjutnya, dan eksudat
ini dapat
F. Pathway
10
G. Komplikasi
Komplikasi yang muncul pada anak dengan meningitis, antara lain:
1. Munculnya cairan pada lapisan subdural (efusi subdural). Cairan ini muncul
karena
adanya
desakan pada
intrakranial
yang
meningkat
sehingga
H. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Terapeutik
-
Isolasi
Mempertahankan ventilasi
Memperbaiki anemia
b. Penatalaksanaan Medis
-
kejang
pada
anak
karena
peningkatan
rangsangan
12
dibagi
dalam
dosis
pemberian
secara
intrevena
c. Penatalaksanaan di Rumah:
-
Tempatkan anak pada ruangan dengan sirkulasi udara baik, tidak terlalu
panas dan tidak terlalu lembab. Sirkulasi udara yang baik berfungsi
mensupport penyediaan oksigen lingkungan yang cukup karena anakyang
menderita demam terjadi peningkatan metabolisme aerobik yang praktis
membutuhkan masukan oksigen yang cukup. Selain itu ruangan yang cukup
oksigen juga berfungsi menjaga fungsi saluran pernafasan dapat berfungsi
dengan baik. Adapun lingkunganyang panas selain mempersulit perpindahan
panas anak ke lingkungan juga dapat terjadi sebaliknya kadang anak yang
justru menerima paparan sinar dari lingkungan.
Tempatkan anak pada tempat tidur yang rata dan lunak dengan posisi kepala
miring hiperektensi. Posisi ini diharapkan dapat menghindari tertekuknya
jalan nafas sehingga mengganggu masuknya oksigen ke saluran pernafasan.
13
Berikan anak obat turun panas (dosis disesuaikan dengan umur anak). Untuk
patokan umum dosis dapat diberikan anak dengan usia sampai 1 tahun 60
120 mg, 1-5 tahun 120-150 mg, 5 tahun ke atas 250-500 mg yang diberikan
rata-rata 3 kali sehari.
Anak diberikan minum yang cukup dan hangat dengan patokan rata-rata
kebutuhan 30-40 cc/KgBB/hari. Cairan ini selain secara volume untuk
mengganti cairan yang hilang karena peningkatan suhu tubuh juga berfungsi
untuk menjaga kelangsungan fungsi sel tubuhyang sebagian besar
komposisinya adalah unsur cairan. Sedangkan minuman hangat dapat
membantu mengencerkan sekret yang kental pada saluran pernafasan.
Pada neonatus : kaji adanya perilaku menolak untuk makan, refleks menghisap
kurang, muntah dan diare, tonus otot kurang, kurang gerak dan menagis lemah
Pada anak-anak dan remaja : kaji adanya demam tinggi, sakit kepala, muntah
yang diikuti dengan perubahan sensori, kejang mudah terstimulasi dan teragitasi,
fotofobia, delirium, halusinasi, perilaku agresif atau maniak, penurunan
kesadaran, kaku kuduk, opistotonus, tanda kernig dan Brudzinsky positif, reflex
fisiologis hiperaktif, petchiae atau pruritus.
Bayi dan anak-anak (usia 3 bulan hingga 2 tahun) : kaji adanya demam, malas
makan, muntah, mudah terstimulasi, kejang, menangis dangan merintih, ubunubun menonjol, kaku kuduk, dan tanda kernig dan Brudzinsky positif.
B. Pemeriksaan Penunjang
Lumbal Pungsi:
Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan
protein, cairan serebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan
TIK.
14
LED/ESRD: meningkat.
Kultur Darah
Kriteria hasil
-
Kesadaran meningkat
INTERVENSI
RASIONALISASI
Pasien bed rest total dengan posisi Perubahan pada tekanan intakranial
tidur terlentang tanpa bantal
Monitor
tanda-tanda
keadaan
normal
darah
autoregulasi
keadaan
sistemik
berubah
tekanan
secara
kerusakan
vaskuler
dengan
peningkatan
diiukuti
oleh
sistolik
penurunan
dan
tekanan
menggambarkan
perjalanan
infeksi.
Monitor intake dan output
Hipertermi
dapat
menyebabkan
tidak
sadar,
nausea
yang
pasien
untuk
membatasi Aktifitas
ini
dapat
meningkatkan
Kolaborasi
Berikan
cairan
perinfus
perhatian ketat.
vaskuler
dan
tekanan
vetriksi
cairan
dan
intrakranial,
cairan
dapat
AGD
bila
pemberian oksigen
dapat
menyebabkan
terjadinya
iskhemik serebral
Berikan terapi sesuai advis dokter
seperti:
Antibiotika.
Steroid,
Aminofel, Terapi
yang
diberikan
dapat
16
Kriteria hasil:
-
INTERVENSI
RASIONALISASI
Mandiri
Pantau berat ringan nyeri yang Mengetahui
dirasakan
dengan
tingkat
menggunakan dirasakansehingga
nyeri
yang
memudahkan
skala nyeri
pemberian intervensi
Usahakan
membuat
menyebabkan
vasokontriksi
Kolaborasi
Berikan obat analgesic
sakit.
merupakan
berdampak
Catatan:
kontraindikasi
pada
status
Narkotika
karena
neurologis
17
Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang dan penurunan
kesadaran
INTERVENSI
RASIONALISASI
Independent
monitor kejang pada tangan, kaki, Gambaran tribalitas sistem saraf pusat
mulut dan otot-otot muka lainnya
memerlukan
evaluasi
yang
sesuai
batasan
ranjang,
papan
Kolaborasi
Berikan terapi sesuai advis dokter Untuk mencegah atau mengurangi
seperti; diazepam, phenobarbital, dll. kejang.
Catatan
Phenobarbital
dapat
Kriteria hasil:
-
INTERVENSI
RASIONALISASI
pemberian antipiretik
sentralnya di hipotalamus
Kriteria hasil:
-
RASIONALISASI
kerusakan
dalam
syaraf
dan
berkomunikasi
dapat
dan
19
INTERVENSI
RASIONALISASI
Mengontrol
penyebaran
tanda-tanda
Timbulnya
klinisnya
jelas.
klinis
terus
tanda
akut
yang
dapat
atau
berbulan-bulan
penyebaran
pathogen
atau
secara
hematogen/sepsis
Ubah posis pasien secara tertatur
setiap 2 jam
kelancaran
menurunkan
secret
resiko
yang
akan
terjadinya
20
pemberian antibiotic
Kriteria Hasil:
-
INTERVENSI
Kaji
RASIONALISASI
kemampuan
pasien
makanan
keadaan hangat
muntah
diberikan
Menentukan
respon
makan
atau
berkembangnya komplikasi
21
Kriteria Hasil:
-
INTERVENSI
RASIONALISASI
kesadaran
dapat
akan
bagaimanainformasi
dipengaruhi
tersebut
dapat
diterima individu
Berikan penjelasan hubungan proses Meningkatkan
penyakit dengan tanda gela
pemahaman,
serta
dapat
membantu
menurunkan ansietas
Jawab setiap pertanyaan dengan Penting
penuh
informasi
penyakit
perhatiandan
mengenai
berikan kepercayaan
prognosa meningitis
untuk
karena
mungkin
menciptakan
diagnose
menakutkan,
pasien/keluarga
dalam Meningkatkan
membuat
diri
perasaan
dan
control
meningkatkan
keputusan kemandirian
sebanyak mungkin
Lindungi privasi klien jika terjadi Memperhatikan
kejang
kebutuhan
privasi
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Meningitis merupakan peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal
dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat. Yang
disebabkan oleh bakteri, virus, faktor maternal dan faktor imunologi. Berdasarkan
perubahan yang terjadi pada cairan otak adalah meningitis serosa dan meningitis
purulenta, sedangkan berdasarkan etiologinya meningitis dibedakan atas meningitis
bakteri, meningitis virus dan meningitis jamur. Meningitis purulent adalah adalah radang
bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis dan Meningitis
serosa ( bakteri ) merupakan peradangan yang disebabkan oleh organisme pada bakteri
seperti meningococcus, staphylococcus, Baccilus influenza, Baccilus tubercula, Neiserria
meningitides, sreptococus pnemoniae (pada dewasa), haimopilus influenza (pada anakanak dan remaja).
3.2 Saran
1.
Tenaga kesehatan
Sebagai tim kesehatan agar lebih bisa meningkatkan pengetahuan tentang meningitis
dan problem solving yang efektif dan juga sebaiknya kita memberikan informasi
atau health education mengenai meningitis kepada para orang tua anak yang paling
utama.
2.
Masyarakat
Masyarakat sebaiknya mengindari hal-hal yang dapat memicu terjadinya meningitis
dan meningkatkan pola hidup yang sehat.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1989. Perawatan Bayi dan Anak.Jakarta: Depkes RI Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba
Medika
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Riyadi,Sujono.2010. Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit.Yogyakarta: Gosyen Publising
Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed.8.
Jakarta:
EGC
dalam
http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askep-
25