Professional Documents
Culture Documents
GANGGUAN JIWA
KLASIFIKASI
F20: Skizofrenia
F21: Gangguan skizotipal
F22: Gangguan waham menetap
F23: Gangguan psikotik akut dan sementara
F24: Gangguan waham terinduksi
F25: Gangguan skizoafektif
F28: Gangguan psikotik nonorganik lainnya
F29: Psikosis nonorganik YTT
GANGGUAN PSIKOTIK
PSIKOTIK AKUT
PSIKOTIK
Menunjukkan adanya halusinasi, waham, atau
sejumlah kelainan perilaku tertentu, seperti eksitasi
(kegairahan) dan aktivitas yg >>, retardasi psikomotor
yg berat dan perilaku katatonik.
Definisi
Gangguan psikosis akut dan sementara adalah
sekelompok gangguan jiwa yang :
Onsetnya akut ( 2 minggu)
Sindrom polimorfik
Ada stresor yang jelas
Tidak memenuhi kriteria episode manik
atau depresif
Tidak ada penyebab organik
Epidemiologi
Faktor Resiko
Genetik
Kecenderungan pd
childhood
Stress
Drug abuse
Perubahan hidup
Pedoman Diagnostik
Menggunakan urutan diagnostik yang mencerminkan urutan
prioritas yang diberikan untuk ciri2 utama terpilih dr gangguan ini
Urutan prioritas yang dipakai adalah:
a) Onset yang akut(< 2 minggu) sebagai ciri khas yang
menentukan seluruh kelompok
b) Adanya sindrom yang khas (berupa polimorfik= beranekaragam dan berubah cepat, atau schizophrenia-like= gejal
skizofren yang khas)
c) Adanya stres akut yang berkaitan(tidak selalu ada). Kesulitan
atau problem yang berkepanjangan tidak boleh dimasukkan
sebagai sumber stres dalam konteks ini
d) Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan belangsung
Diagnosa Banding
Epilepsi
Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol
Febris karena infeksi
Demensia dan delirium atau keduanya
Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan
skizofrenia dan gangguan psikotik kronik lain
Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi,
percepatan bicara atau proses pikir, harga diri berlebihan),
pasien mungkin sedang mengalami suatu episode maniak
Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin
sedang mengalami depresi
Penatalaksanaan
Mengurangi stres dan stimulasi:
Jangan mendebat pikiran psikotik
Hindari konfrontasi dan kritik, kecuali hal itu perlu
untuk mencegah perilaku yang membahayakan
Agitasi yang membahayakan penderita dan keluarga
atau masyarakat memerlukan hospitalisasi atau
pengamanan
Penatalaksanaan
1. Indikasi rawat nginap
Pemeriksaan dan perlindungan pada pasien.
2. Farmakoterapi
Obat utama Antipsikotik (Haloperidol) dan
Benzodiazepin.
Tidak dianjurkan terapi jangka panjang
3. Psikoterapi
Psikoterapi individual, kelompok, dan keluarga
Mengatasi stresor dan episode psikotik
Mengembalikan harga diri dan kepercayaan
Penatalaksanaan
Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa
ditanggulangi dengan suntikan benzodiazepine
atau obat antiparkinson
Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa
ditanggulangi dengan pengurangan dosis terapi
atau pemberian beta-bloker
Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa
ditanggulangi dengan obat antiparkinson oral
(trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari)
Medikasi
Pemberian antipsikotik akan mengurangi gejala psikotik
Haloperidol 2 5 mg, sampai 3 kali sehari
Klorpromazin 100 200 mg, sampai 3 kali sehari
Gunakan dosis terendah yang dapat mengatasi gejala
Obat antianxietas dapat digunakan bersama dengan
antipsikotik untuk mengontrol agitasi akut
Lorazepam 1 2 mg, sampai 4 kali sehari
Lanjutkan pemberian antipsikotik setidaknya sampai 3
bulan setelah gejala mereda.
Monitor efek samping pengobatan
PSIKOTIK KRONIK
Gambaran Perilaku
Penarikan diri secara sosial
Minat atau motivasi rendah, pengabaian diri
Gangguan berpikir (tampak dari pembicaraan yang tidak
nyambung atau aneh)
Perilaku aneh seperti apatis, menarik diri, tidak memperhatikan
kebersihan yang dilaporkan keluarga
Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi
Melaporkan bahwa individu mendengar suara-suara
Keyakinan yang aneh dan tidak masuk akal sepert : memiliki
kekuatan supranatural, merasa dikejar-kejar, merasa menjadi orang
hebat/terkenal
Keluhan fisik yang tidak biasa/aneh seperti : merasa ada hewan
atau objek yang tak lazim di dalam tubuhnya
Bermasalah dalam melaksanakan pekerjaan atau pelajaran
Diagnosis Banding
Depresi jika ditemukan gejala depresi (suasana
perasaan yang menurun atau sedih, pesimisme,
perasaan bersalah)
Gangguan bipolar jika ditemukan gejala mania
(eksitasi, suasana perasaan meningkat, penilaian diri
yang berlebihan)
Intoksikasi kronik atau putus zat karena alkohol atau
zat/bahan lain (stimulansia, halusinogenik)
Efek penggunaan zat psikoaktif atau gangguan depresif
dan gangguan ansietas menyeluruh jika berlangsung
setelah satu periode abstinensia (misalnya, sekitar 4
minggu)
Tata Laksana
1. Antipsikotik yang mengurangi gejala psikotik :
Haloperidol 2-5 mg; 1 3 kali sehari
Chlorpromazine 100-200 mg ; 1 3 kali sehari
Dosis harus serendah mungkin; hanya untuk
menghilangkan gejala, walaupun beberapa
pasien mungkin membutuhkan dosis yang lebih
tinggi. Diberikan sekurang-kurangnya 3 bulan
sesudah episode pertama penyakitnya dan lebih
lama sesudah episode berikutnya
Tata Laksana
Berikan terapi untuk mengatasi efek samping yang
mungkin timbul :
Kekakuan otot (distonis dan spasme akut) obat anti
parkinson atau benzodiazepine yang disuntikkan
Kegelisahan motorik yang berat (Akatisia)
pengurangan dosis terapi atau pemberian beta-bloker
Obat anti Parkinson yang dapat mengatasi gejala
parkinson (antara lain trihexyphenidil 2 mg sampai 3
kali sehari, ekstrak belladonna 10-20 mg 3x sehari,
diphenhydramine 50 mg 3 x sehari)
Waham kejaran
Pasien yakin ada orang yang sedang menjelekan,dll
Waham somatik / hipokhondrik
keyakinan bahwa tubuhnya tidak benar.
Waham kebesaran
yakin punya kekuatan,kepintara, kekayaan,dll
Waham keagamaan
tema agama
Waham dosa
yakin dia buat dosa,dan tdk dapat diampuni.
Waham pengaruh
yakin bahwa pikiran,emosi, perbuatannya
dipengaruhi orang lain atau sesuatu.
Waham nihilistik
yakin dunia ini sudah hancur, bahkan dia sendiri
atau orang lain sudah mati
Tingkah laku yang dipengaruhi
oleh waham
karena waham dia berbuat seperti itu.
Waham kelompok (folie a deux 2 org
berwaham sama, folie a trois 3 org atau
sebagian)
Urutan diagnosis :
Awal yang akut (dalam masa 2 minggu / kurang = jangka
waktu gejala psikotik jadi nyata dan mengganggu
sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan
sehari-hari, tidak termasuk gejala prodormal yang
gejalanya sering tidak jelas), sebagai ciri khas yang
menentukan seluruh kelompok
Adanya sindrom khas (polimorfik, skizofrenia-like)
Adanya stres akut berkaitan (tidak selalu ada). Kesulitan /
problem berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai
sumber stres dalam konteks ini
Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung
Penatalaksanaan
Prinsip umum :
Pendekatan per individu
Farmakoterapi (antipsikotik) harus ditunjang oleh psikoterapi
1 macam pendekatan terapi tidak cukup
PENATALAKSANAAN
Berikan obat antipsikotik u/ m(-) gejala psikotik :
Haloperidol 2-5 mg, 1 - 3 x sehari
Chlorpromazine 100-200 mg, 1 - 3 x sehari
Dosis hrs diberikan serendah mungkin u/ m(-) ES, walaupun bbrp
pasien mgkn memerlukan dosis yg > tinggi
Obat antiansietas u/ mengendalikan agitasi akut (lorazepam 1-2
mg, 1 - 3 kali sehari)
Lanjutkan obat antipsikotik min 3 bulan sesudah gejala hilang.
Kekakuan otot suntikan benzodiazepine / obat antiparkinson.
Kegelisahan motorik berat bisa ditanggulangi dgn p(-)an dosis th/ atau
pemberian -bloker
Gejala parkinson obat antiparkinson oral (trihexyphenidil 2 mg 3 x
sehari).
RUJUKAN
Diperlukan bila terjadi kondisi2 yg tdk dpt
diatasi melalui tindakan yg sudah dilakukan
sblmnya khususnya pd :
Kasus baru g3 psikotik
Kasus dgn ES motorik yg berat / timbulnya
demam, kekakuan, hipertensi, hentikan
obat antipsikotik.
DD
Epilepsi
Intoksikasi / putus zat k/ obat / alkohol
Febris k/ infeksi
Demensia dan delirium / k2nya
Jika gejala psikotik berulang / kronik, kemungkinan
skizofrenia dan g3 psikotik kronik lain.
Jika suasana perasaan m atau sedih, pasien
mungkin sedang mengalami depresi.
Delerium
Dementia
Sindroma Amnestik dan
halusinosis organik
GANGGUAN
MENTAL ORGANIK
GANGGUAN
PSIKOTIK
Skizofrenia
GANGGUAN
PSIKOTIK
FUNGSIONAL
PSIKOSIS FUNGSIONAL
0801
> 1 BULAN
AFEKTIF - / <
ya
Satu
gejala
pikiran aneh
Nonskizofrenia
Waham aneh
Halusinasi akustik
Waham tak mungkin
atau
halusinasi menetap
Dua
gejala
Katatonia
Gejala negatif
YA
Skizofrenia
tidak
TIDAK
Nonskizofrenia
SKIZOFRENIA
Skizofrenia
Definisi
Merupakan sekelompok gangguan psikotik
dengan gangguan dasar pada kepribadian,
distorsi khas proses pikir, kadang-kadang
mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang
dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya,
waham yang kadang-kadang aneh, gangguan
persepsi, afek abnormal yang terpadu dengan
situasi nyata atau sebenarnya dan autisme.
Meskipun demikian, kesadaran yang jernih dan
kapasitas intelektual biasanya tidak terganggu.
http://www.schizophrenia.com/schizpictures.html
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
1% dari populasi dunia (0,85%)
Insidens 1: 10.000 orang pertahun
Prevalensi berdasar jenis kelamin, budaya sama.
Wanita gej lebih ringan , lebih sedikit rawat inap. Lebih
baik dikomunitas dari pada laki2
Onset pada laki2 terjadi lebih awal drpada w
Onset puncak laki2 umur 15-25 th, wanita 25 -35 th,
jarang pada usia<10/>50 th.
Pengobatan usia 15-55 th kurang lebih 90 %
Etiologi
Model diatesis
Stress
Faktor biologis
Psikososial
Lingkungan
Genetik
Faktor Psikososial 24
Faktor biologis:
Hipotesis dopamin
Serotonin
Norepinefrin
Asam amino: GABA,
Glutamat
Neuropatologi:
Sistem limbik
Ganglia basal
2. Faktor biologis
Masih belum diketahui secara jelas, tetapi peranan
patofisiologis untuk daerah tertentu diotak termasuk
sistem limbik, korteks frontalis, ganglia basalis
Ketiganya saling berhubungan sehingga disfungsi pada
salah satu daerah mungkin melibatkan patologi primer di
daerah lainnya.
Dasar untuk timbulnya abnormalitas mungkin terletak
pada perkembangan abnormal / dalam degenerasi neuron
setelah perkembangan
Faktor yang mengatur ekspresi gen, kemungkinan melalui
melalui regulasi gen yang berbeda, satu kembar
monozigotik menderita skizofrenia, sedangkan yang
lainnya tidak.
Hipotesis Dopamin
Skizofrenia disebabkan dari terlalu banyaknya aktivitas
dopaminergik
Hal ini muncul dari 2 percobaan :
Khasiat dan potensi antipsikotik berhubungan dengan
kemampuannya untuk bertindak sebagai antagonis
reseptor dopaminergik tipe D2, kecuali clozapine
Obat2 yang aktivitas dari dopaminergik, yaitu
amfetamin
* Neutransmitter lain
Serotonin
Norepinefrin
Asam
amino
Neuropatologi
Sistem
limbik
Ganglia
basalis
3. Genetika
Mungkin dikarenakan dasar genetik yang
heterogen untuk skizofrenia
Yang paling sering dilaporkan :
Pada lengan panjang kromosom 5, 11, 18
lengan pendek kromosom 19
kromosom X
4. Faktor Psikososial
Teori tentang individual
A. Teori psikoanalitis
B. Teori psikodinamika
C. Teori belajar
Teori tentang keluarga
Ikatan ganda
Keretakan dan kecenderungan keluarga
Keluarga yang saling mendukung secara semu dan
bermusuhan semu
Egois yang diekspresikan
Teori2 sosial
A. Teori psikoanalitis
Sigmund Freud mendalilkan bahwa skizofrenia disebabkan
oleh fiksasi dalam perkembangan yang terjadi lebih awal dari
yang menyebabkan perkembangan neurosis
Adanya defek ego juga berperan dalam gejala skizofrenia
Disintegrasi ego : suatu pengembalian ke suatu waktu saat
ego masih belum ditegakkan atau baru mulai ditegakkan
Konflik intrapsikis yang disebabkan dari fiksasi awal dan defek
ego, yang mungkin telah disebabkan oleh hubungan objek
awal yang buruk
Pusat teorinya : decathexis objek dan suatu regresi dalam
respons terhadap frustasi dan konflik dengan orang lain.
B. Teori psikodinamika
Freud memandang skizofrenia sebagai suatu respons regresif
terhadap frustasi dan konflik yang melanda seseorang di
dalam lingkungan.
Regresi melibatkan suatu penarikan penamanan emosional
atau cathexis dari perwakilan objek internal dan orang
sebenarnya di dalam lingkungan, yang menyebabkan kembali
ke suatu stadium autoerotik dari perkembangan.
Jika nekrosis melibatkan suatu konflik antara id dan ego,
psikosis dapat dipandang sebagai suatu konflik antara ego dan
dunia luar dimana kenyataan diingkari dan selanjutnya
dibentuk kembali
C. Teori belajar
Anak-anak yang kemudian menderita skizofrenia
mempelajari reaksi dan cara berfikir yang irasional
degan meniru orangtuanya yang mungkin memiliki
masalah emosionalnya sendiri yang bermakna
Hubungan interpersonal yang buruk dari orang
skizofrenia, menurut teori ini juga berkembang
karena dipelajarinyamodel yang buruk selama masa
anak-anak
Keretakan dan
Theodore Lidz, menggambarkan dua perilaku keluarga
kecenderungan keluarga yang abnormal
Keluarga yang saling
mendukung secara
semu dan bermusuhan
semu
Emosi yang
diekspresikan
Teori-teori sosial
Industrialisasi dan urbanisasi terlibat dalam
penyebab skizofrenia
Stress sekarang dianggalp menimbulkan efek
utama dalam menentukan waktu onset dan
keparahan penyakit
Faktor Resiko
Skizofrenia
Patofisiologi
Pada Pemeriksaan pencitraan terdapat :
1. Ventrikulomegali bilateral
2. Penurunan volume otak pada temporal medial seperti
hippocampus dan amygdala.
Hal yang mendasari terjadinya skizofrenia adalah
1. Stimulasi berlebihan dari receptor striatal dopamine (DA) D2.
2. Defisiensi stimulasi dari receptor prefrontal DA D1.
3. Perubahan konektivitas prefrontal yang melibatkan transmisi
glutamate pada reseptror N-methyl-d-aspartate (NMDA).
Gangguan kemauan
Tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu
keadaan.
Kadang-kadang penderita melamun berhari-hari lamanya bahkan
berbulan-bulan.
Negativisme : sikap atau perbuatan yang negative atau berlawanan
terhadap suatu permintaan.
Ambivalensi kemauan : menghendaki dua hal yang berlawanan pada
waktu yang sama.
Otomatisme : penderita merasa kemauannya dipengaruhi oleh orang
lain atau tenaga dari luar, sehingga ia melakukan sesuatu secara
otomatis.
Halusinasi
Paling sering halusinasi oditif / akustik dalam bentuk
suara manusia, bunyi barang-barang atau siulan.
Kadang-kadang terdapat halusinasi penciuman
(olfaktorik), halusinasi citrarasa (gustatorik) atau
halusinasi singgungan (taktil).
Halusinasi penglihatan agak jarang pada skizofrenia
lebih sering pada psikosa akut yang berhubungan
dengan sindroma otak organik.
Gejala Negatif
Pendataran afektif
Ekspresi wajah yang tidak berubah
spontanitas gerak
Hilangnya gerakan ekspresif
Kontak mata yang buruk
Nonesponsivitas afektif
Afek yang tidak sesuai
Tidak adanya lagu suara
Alogia
Kemiskinan isi bicara
Penghambatan
latensi respon
Gejala Positif
Halusinasi
Suara yang mengkomentari
Suara yang bercakap2
Somatik-taktil
Cium ,Lihat
Waham
Kejar, Cemburu
Bersalah, dosa
Kebesaran, Keagamaan
Somatik
Waham menyangkut diri sendiri
Waham dikendalikan
Waham membaca pikiran
Siar pikiran, Sisip pikiran
Penarikan pikiran
Perilaku aneh
Berpakaian, penampilan
Perilaku sosial, seksual
Perilaku agresif-teragitasi
Perilaku berulang-stereotipik
Gangguan pikiran formal positif
Penyimpangan
Tangensialitas
Inkoherensi
Ilogikalitas
Sirkumstansialitas
Tekanan bicara
Bicara mudah dialihkan
Menggemerincing
Skizofrenia
Klasifikasi
1. Skizofrenia paranoid
2. Skizofrenia hebefrenik
3. Skizofrenia katatonik
4. Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)
5. Depresi pasca-skizofrenia
6. Skizofrenia residual
7. Skizofrenia simpleks
8. Skizofrenia lainnya
9. Skizofrenia YTT
Skizofrenia
1. Skizofrenia Paranoid
Gejala Paranoid yang paling umum :
a.
Waham waham kejaran, rujukan (reference), exalted birth (merasa dirinya
tinggi, istimewa), misi khusus, perubahan tubuh atau kecemburuan.
b. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).
c.
Halusinasi pembauan atau pengecapan-rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain
perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.
Pedoman diagnostik :
a.
Kriteria umum diagnosis skizofrenia harus dipenuhi.
b. Sebagai tambahan, halusinasi dan/atau waham yang menonjol :
Skizofrenia
2. Skizofrenia Hebefrenik
Merupakan suatu bentuk skizofrenia dengan perubahan afektif yang
tampak jelas dan dijumpai waham dan halusinasi yang bersifat
mengambang serta terputus-putus (fragmentary), perilaku yang tak
bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan serta umumnya
mannerisme.
Contoh :
Suasana perasaan (mood) pasien dangkal dan tidak wajar
Sering disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas-diri
(self-satisfied)
Senyum sendiri (self-absorbed smiling)
Dorongan gairah dan ketegasasan hilang serta tujuan ditinggalkan
perilaku tanpa tujuan dan tanpa maksud
Pedoman Diagnostik :
a. Kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia harus dipenuhi.
b. Biasanya diagnosis pertama kali pada saat usia remaja atau dewasa
muda.
c. Kepribadian pramorbid secara khas,tetapi tidak selalu pemalu dan
menyendiri (solitary).
d. Untuk diagnosis hebefrenia yang meyakinkan umumnya diperlukan
pengamatan kontinu selama 2 3 bulan.
Skizofrenia
3. Skizofrenia Katatonik
Pedoman Diagnostik
Kriteria umum untuk suatu diagnosis skizofrenia harus dipenuhi.
Diagnosis skizofrenia katatonik jika terdapat satu atau lebih perilaku berikut ini :
a.
Stupor (amat berkurangnya reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam
gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme.
b. Kegelisahan (aktivitas motor yang tampak tak bertujuan, yang tidak
dipengaruhi oleh stimuli eksternal).
c.
Berpose (secara sukarela mengambil dan mempertahankan sikap tubuh
tertentu yang tidak wajar atau bizarre).
d. Negativisme (perlawanan yang jelas tidak bermotif terhadap semua instruksi
atau upaya untuk digerakkan, atau bergerak kearah yang berlawanan).
e. Rigiditas (rigidity: mempertahankan sikap tubuh yang kaku melawan upaya
untuk menggerakkannya).
f.
Waxy flexibility (mempertahankan posisi anggota gerak dan tubuh yang
dilakukan dari luar), dan
g.
Gejala-gejala lain seperti otomatisme terhadap perintah (command
automatism: ketaatan secara otomatis terhadap perintah) dan perseverasi
kata-kata serta kalimat-kalimat.
Termasuk :
Stupor katatonik
Katalepsi skizofrenik
Katatonia skizofrenik
Fleksibilitas serea skizofrenik
Skizofrenia
4. Skizofrenia Tak Terinci (Undifferentiated)
Pedoman diagnostik
Kategori ini harus disediakan untuk gangguan yang :
a. Memenuhi kriteria diagnostik untuk skizofrenia
b. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia
paranoid, hebefrenik atau katatonik.
c. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia
residual atau depresi pasca-skizofrenia
Termasuk :
Skizofrenia tak khas
Skizofrenia
5. Depresi Pasca-Skizofrenia
Pedoman Diagnostik
Diagnosis ini harus ditegakkan hanya kalau:
a. Pasien telah menderita penyakit skizofrenia yang
memenuhi kriteria umum skizofrenia selama 12
bulan terakhir.
b. Beberapa gejala skizofrenik masih tetap ada.
c. Gejala-gejala depresif menonjol dan
mengganggu, memenuhi sedikitnya kriteria untuk
suatu episode depresif dan telah ada untuk
waktu sedikitnya 2 minggu
Skizofrenia
6. Skizofrenia Residual
Pedoman Diagnostik
Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi :
a. Gejala negatif skizofrenia yang menonjol, misalnya perlambatan psikomotor,
aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif,
kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi nonverbal yang
buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara dan sikap tubuh,
perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk.
b. Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang
memenuhi kriteria diagnostik untuk skizofrenia.
c. Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun di mana intensitas dan
frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang
(minimal) dan telah timbul sindrom negatif skizofrenia.
d. Tidak terdapat demensia atau penyakit/gangguan otak organik lain, depresi kronis
atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan hendaya negatif tersebut.
Termasuk :
Skizofrenia tak terinci kronis
Restzustand
Keadaan residual skizofrenik
Skizofrenia
7. Skizofrenia Simpleks
Pedoman Diagnostik :
Diagnosis sulit dibuat secara meyakinkan,
tergantung pada :
Pemastian perkembangan yang berjalan perlahan.
Progresif dari gejala negatif yang khas dari
skizofrenia residual tanpa riwayat halusinasi, waham
atau manifestasi lain tentang adanya suatu episode
psikotik sebelumnya.
Perubahan bermakna pada perilaku perorangan, yang
bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang
mencolok, kemalasan dan penarikan diri secara sosial.
Skizofrenia
8. Skizofrenia Lainnya
Termasuk :
Skizofrenia senestopatik
Gangguan skizofreniform YTT
Tak Termasuk :
Gangguan lir-skizofrenia akut
Skizofrenia siklik
Skizofrenia laten
9. Skizofrenia YTT
TEORI2 SKIZOFRENIA
Emil Kraepelin
Eugen Bleuler
Adolf Meyer
Harry Stack Sullivan
Ernst Kretschmer
Gabriel Langfeldt
Kurt Schenider
Karl Jasper
Gejala-gejala sekunder:
Waham
Halusinasi
Gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain
Kurt Schneider
Menggambarkan sejumlah gejala urutan pertama yang
dianggap tidak spesifik untuk skizofrenia tetapi
mempunyai nilai pragmatik dalam membuat diagnostik,
juga dapat didiagnosis semata-mata atas dasar gejala
urutan kedua dan gambaran klinis yang tipikal lainnya.
Karl Jaspers
Berusaha untuk tetap tidak dipengaruhi oleh konsep
tradisional seperti subjek dan objek, sebab dan akibat,
dan kenyataan dan fantasi.
Suatu perkembangan spesifik adalah bahwa filsafat
merupakan minatnya dalam isi waham pasien
psikiatrik.
Halusinasi
Disorganized speech : Berbicara Berkelanjutan terputus-putus / berteletele & monolog - berbicara sendiri / membayangkan berbicara dengan
orang lain
Perilaku katatonik : keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan
stupor
"Negative" symptoms of Schizophrenia kurangnya kemampuan penting
Alogia : kurangnya kelancaran berbicara
Affective : pengurangan jangkauan dan intensitas ekspresi emosional,
termasuk ekspresi wajah, nada suara, kontak mata (orang tampaknya
menatap, tidak mempertahankan kontak mata dalam proses yang
normal), dan tidak mampu menginterpretasikan bahasa tubuh atau
menggunakan bahasa tubuh yang sesuai.
Avolition : pengurangan, kesulitan, ketidakmampuan memulai dan
mempertahankan perilaku tujuan (Contoh : tidak lagi tertarik untuk pergi
keluar dan bertemu dengan teman-teman, tidak lagi tertarik terhadap
apa yang orang lakukan, tidak lagi tertarik pada apa-apa, duduk di rumah
selama berjam-jam sehari melakukan apa-apa)
Skizofrenia
Cara diagnostik
Persyaratan diagnosis skizofrenia ialah
1.
Anamnesa
faktor genetik, kehamilan , masa kanak-kanak, obat-obatan, penggunaan
zat yang penting mencari penyebab gejala psikotik
Pasien biasa mengalami masa kecil yang biasa tetapi mulai mengalami
perubahan personality dan penurunan akademik, sosial, dan fungsi
interpersoal selama pertengahan -akhir remaja.
Pasien lebih suka bermain sendiri.
Keterlambatan berjalan atau mengompol yang lama
Biasanya gejala muncul setelah 1-2 tahun dan baru berkunjung ke
psikiatri
Episode pertama psikosis antara remaja dan 30an
Terdapat gejala positive, negative, kognitif, mood
Pemeriksaan Fisik
Penting untuk mencari penyakit lain
Pemeriksaan neurologik
evaluasi kelainan pergerakan pasien Wilson disease /
Huntington disease
Beberapa pasien skizofren mempunyai ggn motorik
sebelum terpapar antipsikotik.
25% pasien skizofrenia menyadari gerakan involunter dan
abnormalnya
Pemeriksaan mata kecepatan kejapan yang tinggi
(aktivitas hiperdopaminergik)
Bicara gangguan bicara afasia lobus parietalis
dominan (gejala lain e.g : disorientasi kanan & kiri,
apraksia)
Tes Psikologis
Tes neuropsikologis normal . Diukur dengan:
Urutan Halstead-Reitan (abnormal)
Urutan Luria-Nebraska (abnormal)
Temuan neurologis
Adanya tanda & gejala neurologis berhubungan dengan
meningkatnya keparahan penyakit, penumpulan afektif
dan prognosis yang buruk
Stereotipik, seringai, gangguan keterampilan yang halus,
tonus motorik abnormal, gerakan abnormal
Pemeriksaan mata kecepatan kejap yang lebih tinggi
dari normal, gangguan pada pengejaran okular yang halus
Bicara ketidakmampuan untuk merasakan prosodi
bicara atau untuk mengubah bicaranya sendiri
Ketidakmampuan melakukan tugas(apraksia)
Disorientasi kanan-kiri
Tidak adanya keprihatinan terhadap gangguannya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT.SCAN / MRI
MRS
PET
EEG
Diagnosis banding
Medis dan Neurologis
Akibat zat-amfetamin,halusinogen, alkaloid
beladona, halusinosis alkohol, putus barbiturat,
kokain, phencyclidine (PCP)
Epilepsi, terutama epilepsi lobus temporalis
Neoplasma, penyakit serebrovaskular, atau
trauma (terutama frontalis atau limbik)
Kondisi lain :
AIDS, porfiria intermiten akut, defisiensi B12,
karacunan karbon monoksida, lipoidosis serebral,
penyakit Creutzfeldt-Jakob, penyakit Fabry, penyakit
Fahr, dll
Psikiatrik
Psikosis atipikal
Gangguan autistik
Gangguan psikotik singkat
Gangguan delusional
Gangguan buatan dengan tanda dan gejala psikologis
yg menonjol
Berpura-pura
Gangguan mood
Gangguan obsesif-kompulsif
Gangguan kepribadian
Gangguan skizoafektif
Gangguan skizofreniform
TERAPI
TERAPI SOMATIK
Antipsikotik (antagonis resptor dopamin)
Remoxipride
Risperidone
Clozapine
Obat lain :
Lithium
Antikonvulsan
Benzodiazepin
PRINSIP-PRINSIP TERAPETIK
Klinisi harus secara cermat menentukkan gejala
sasaran yang akan diobati
Suatu antipsikotik yang bekerja dengan baik di masa
lalu pasien, harus digunakan lagi , jika tidak ada
informasi tersebut, pemilihan antipsikotik biasanya
didasarkan pada sifat efek samping
Lama minimal percobaan antipsikotik adalah 4-6
minggu pada dosis yang adekuat
Penggunaan >1 antipsikotik pada satu waktu jarang
diindikasikan
Pasien harus dipertahankan pada dosis efektif yang
serendah mungkin yang diperlukan untuk mencapai
pengendalian gejala selama episode psikotik
TERAPI PSIKOSOSIAL
Terapi perilaku
Famili terapi
Grup terapi
Psikoterapi individual
Skizofrenia
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Sindrom prodromal dapat berlangsung selama
setahun atau lebih sebelum mula gejala psikotik
yang jelas.
Setelah episode psikotik pertama, pemulihan
berjalan bertahap dan diikuti oleh lamanya
periode fungsi yang berjalan normal.
Biasanya terjadi relaps dan diikuti perburukan
lebih lanjut dari fungsi dasar pasien.
Sebagian besar pasien mempunyai prognosis
buruk, namun sejumlah faktor telah dihubungkan
dalam memperbaiki prognosis pasien.
PROGNOSIS
Periode 5-10 tahun setelah perawatan psikiatrik
pertama kali di RS karena skizofrenia, hanya kirakira 10-20% memiliki hasil yang baik
> 50% memiliki hasil yang buruk, dengan
perawatan RS yang berulang, eksaserbasi gejala,
episode gangguan mood yang berat, usaha bunuh
diri
Prognosis pada pasien skizofrenik jauh lebih
buruk dibandingkan pasien dengan gangguan
mood
Hukum Kedokteran
Rahasia kedokteran di bidang psikiatri dikenal sebagai sesuatu yang
sangat penting dan peka, sehingga penjagaan rahasia kedokteran
pasien harus betul-betul diperhatikan.
Kode etik kedokteran dengan jelas mewajibkan para anggotanya
untuk menyimpan rahasia kedokteran; khususnya bagi para
psikiater yang sifat keilmuannya telah mengakibatkan hubungan
dokter-pasien harus didasarkan kepada saling percaya Pembukaan
rahasia kedokteran tanpa alasan yang tepat kepada pihak ketiga
adalah pelangaran etik, dan dapat diancam dengan pidana
sebagaimana diatur dalam pasal 322 KUHP, dan juga dengan sanksi
administratif sebagaimana diatur dalam PP 10 tahun 1966.
American Psychiatric Association. Principles of Medical Ethics with
Annotations especially applicable to Psychiatry (APA Press
Washington, DC, 1985)
Kode Etik Kedokteran Indonesia