You are on page 1of 127

PEMICU 3

Ketika Dinosaurus Berbisik-bisik


CARYN MIRANDA SAPTARI
KELOMPOK 7
BLOK SARAF DAN KEJIWAAN

GANGGUAN JIWA

KLASIFIKASI

F0 : g3 mental organik trmasuk g3 mental simptomatik


F1 : g3 mental dan perilaku ak/ penggunaan obat psikoaktif
F2 : skizophrenia, g3 skizotipal dan g3 waham
F3 : g3 suasana perasaan / mood afektif
F4 : g3 neurotik, g3 somatoform, dan g3 yg berkaitan dgn stress
F5 : sindrom perilaku yg berhubungan dgn g3 fisiologis dan
faktor fisik
F6 : g3 kepribadian dan perilaku masa dewasa
F7 : Retardasi Mental
F8 : g3 perkembangan psikologis
F9 : g3 perilaku dan emosional dgn onset biasanya pd masa
kanak dan remaja

F0: Gangguan mental organik, termasuk


golongan mental simptomatik

F00: Demensia pada penyakit Alzheimer


F01: Demensia pada penyakit vaskular
F02: Demensia pada penyakit lain YDK
F03: Demensia YTT
F04: Sindrom amnesik organik bukan akibat alkohol dan zat
psikoaktif lainnya
F05: Delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif
lainnya
F06: Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan
disfungsi otak dan penyakit fisik
F07: Gangguan kepribadian dan perilaku akibat penyakit,
kerusakan dan disfungsi otak
F09: Gangguan mental organik atau simtomatik YTT

F1: Gangguan mental dan perilaku akibat


penggunaan zat psikoaktif

F10: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkohol


F11: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan opioida
F12: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kanabinoida
F13: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan sedativa atau
hipnotika
F14: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kokain
F15: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan stimulansia lain
termasuk kafein
F16: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan halusinogenika
F17: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan tembakau
F18: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan pelarut yang
mudah menguap
F19: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat multipel dan
penggunaan zat psikoaktif lainnya

F2: Skizofrenia, gangguan skizotipal dan


gangguan waham

F20: Skizofrenia
F21: Gangguan skizotipal
F22: Gangguan waham menetap
F23: Gangguan psikotik akut dan sementara
F24: Gangguan waham terinduksi
F25: Gangguan skizoafektif
F28: Gangguan psikotik nonorganik lainnya
F29: Psikosis nonorganik YTT

F3: Gangguan suasana perasaan (mood afektif)

F30: Episode manik


F31: Gangguan afektif bipolar
F32: Episode depresif
F33: Gangguan depresif berulang
F34: Gangguan suasana perasaan (mood afektif)
menetap
F38: Gangguan suasana perasaan (mood afektif)
lainnya
F39: Gangguan suasana perasaan (mood afektif)
YTT

F4: Gangguan neurotik, gangguan somatoform


dan gangguan yang berkaitan dengan stress

F40: Gangguan anxietas fobik


F41: Gangguan anxietas lainnya
F42: Gangguan obsesif-kompulsif
F43: Reaksi terhadap stres berat dan
gangguan penyesuaian
F44: Gangguan disosiatif (konversi)
F45: Gangguan somatoform
F48: Gangguan neurotik lainnya

F5: Sindrom perilaku yang berhubungan dengan


faktor fisiologis dan fisik
F50: Gangguan makan
F51: Gangguan tidur nonorganik
F52: Disfungsi seksual bukan disebabkan oleh gangguan
atau penyakit organik
F53: Gangguan jiwa dan perilaku yang berhubungan
dengan masa nifas YTK
F54: Faktor psikologis dan perilaku yang berhubungan
dengan gangguan atau penyakit nifas
F55: penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan
ketergantungan
F59: sindrom perilaku YTT yang berhubungan dengan
gangguan fisiologis dan faktor fisik

F6: Gangguan kepribadian dan perilaku masa


dewasa
F60: Gangguan kepribadian khas
F61: Gangguan kepribadian campuran dan lainnya
F62: perubahan kepribadian yang berlangsung lama yang
tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
F63: Gangguan kebiasaan dan impuls
F64: Gangguan identitas jenis kelamin
F65: Gangguan preferensi seksual
F66: Gangguan psikologis dan perilaku yang berhubungan
dengan perkembangan dan orientasi seksual
F68: Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
lainnya
F69: Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa YTT

F7: Retardasi mental

F70: Retardasi mental ringan


F71: Retardasi mental sedang
F72: Retardasi mental berat
F73: Retardasi mental sangat berat
F78: Retardasi mental lainnya
F79: Retardasi mental YTT

F8: Gangguan perkembangan psikologis


F80: Gangguan perkembangan khas berbicara
dan berbahasa
F81: Gangguan perkembangan belajar khas
F82: Gangguan perkembangan motorik khas
F83: Gangguan perkembangan khas campuran
F84: Gangguan perkembangan pervasif
F88: Gangguan perkembangan psikologis lainnya
F89: Gangguan perkembangan psikologis YTT

F9: Gangguan perilaku dan emosional dengan


onset biasanya pada masa kanak dan remaja

F90: Gangguan hiperkinetik


F91: Gangguan tingkah laku
F92: Gangguan campuran tingkah laku dan emosi
F93: Gangguan emosional dengan onset khas pada
masa kanak
F94: Gangguan fungsi sosial dengan onset khas pada
masa kanak dan remaja
F95: Gangguan tic
F98:Gangguan perilaku dan emosional lainnya dengan
onset biasanya pada masa kanak dan remaja

KLASIFIKASI TINGKAH LAKU ABNORMAL


KLASIFIKASI MUTAKHIR
Di buat oleh American Psychiatric Association
(APA)Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorder (DSM IV)
Axis I
Clinical disorder
Axis II
Personality disorder and Mental
Retardation
Axis III
General Medical Conditions
Axis IV
Psychosocial and Environmental
Problem
Axis V
Global Assesment of Function

GANGGUAN PSIKOTIK

PSIKOTIK AKUT

PSIKOTIK
Menunjukkan adanya halusinasi, waham, atau
sejumlah kelainan perilaku tertentu, seperti eksitasi
(kegairahan) dan aktivitas yg >>, retardasi psikomotor
yg berat dan perilaku katatonik.

Definisi
Gangguan psikosis akut dan sementara adalah
sekelompok gangguan jiwa yang :
Onsetnya akut ( 2 minggu)
Sindrom polimorfik
Ada stresor yang jelas
Tidak memenuhi kriteria episode manik
atau depresif
Tidak ada penyebab organik

Epidemiologi

Faktor Resiko

Mengenai pria dan


wanita dengan
frekuensi yg sama
Usia akhir remaja, 20an30an

Genetik
Kecenderungan pd
childhood
Stress
Drug abuse
Perubahan hidup

Gambaran Utama Perilaku

Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya


Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal
Kebingungan atau disorientasi
Perubahan perilaku
Halusinasi
Delusi
Kebingungan atau disorientasi
Perilaku aneh
Bicara yg tidak jelas
Kehilangan minat pada aktifitas
Bermasalah dalam skolah, pekerjaan, dan hubungan
Cool kehilangan kemampuan untuk berekspresi
Mood berubah-rubah : depresi, manik

Pedoman Diagnostik
Menggunakan urutan diagnostik yang mencerminkan urutan
prioritas yang diberikan untuk ciri2 utama terpilih dr gangguan ini
Urutan prioritas yang dipakai adalah:
a) Onset yang akut(< 2 minggu) sebagai ciri khas yang
menentukan seluruh kelompok
b) Adanya sindrom yang khas (berupa polimorfik= beranekaragam dan berubah cepat, atau schizophrenia-like= gejal
skizofren yang khas)
c) Adanya stres akut yang berkaitan(tidak selalu ada). Kesulitan
atau problem yang berkepanjangan tidak boleh dimasukkan
sebagai sumber stres dalam konteks ini
d) Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan belangsung

F 23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut


Tanpa Gejala Skizofrenia
Pedoman diagnostik, harus memenuhi:
a) Onset harus akut (< 2 minggu)
b) Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yang
berubah dalam jenis dan intensitasnya dari hari ke hari
atau dalam hari yang sama
c) Harus ada keadaan emosional yang sama beraneka
ragamnya
d) Walaupun gejal beraneka ragam, tidak satupun dari gejala
itu ada secara cukup konsisten dapat memenuhi kriteria
skizofrenia atau episode manik atau episode depresif

F 23.1 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut


dengan Gejala Skizofrenia
Pedoman diagnostik:
Memenuhi kriteria (a),(b),(c) diatas yang khas untuk
gangguan psikotik polimorfik akut
Disertai gejala2 yang memenuhi kriteria unutk
diagnostik skizofrenia yang harus sudah ada unutk
sebagian waktu sejak munculnya gambaran klinik
psikotik itu secara jelas
Apabila gejala2 skizofrenia menetap >1 bulan, maka
diagnostik harus diubah menjadi skizofrenia

F 23.2 Gangguan Psikotik Lir-Skizofrenia


Akut
Pedoman diagnostik, harus memenuhi:
Onset gejal psikotik harus akut(< 2 minggu)
Gejala2 yang memenuhi ktriteria unutk skizofrenia
harus sudah ada unutk sebagian besar waktu sejak
berkembangnya gambaran klinis yang jelas psikotik
Kriteria untuk pikosis polimorfik akut tidak terpenuhi
Apabila gejala2 skizofrenia menetap > 1 bulan, diagnostik
harus diubah menjadi skizofrenia (F20-)
Diagnosa banding: - gangguan waham organik(F06.2)
- gangguan skizofrenia lainnya(F20.8)

F23.3 Gangguan psikotik akut lainnya dengan


predominan waham
Pedoman diagnostik:
Untuk diagnosa pasti, harus memenuhi
a) Onset gejala harus akut(< 2 minggu)
b) Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian
besar waktu sejak berkembangnya keadaan psikotik yang
jelas
c) Baik kriteria unutk skizofrenia maupun untuk gangguan
psikotik polimorfik akut tidak terpenuhi
Kalau waham2 menetap > 3 bulan, maka diagnostik harus
diubah menjadi Gangguan Waham Menetap(F22-).
apabila hanya halusinasi yang menetap >3 bulan, maka
diagnostik harus diubah menjadi Gangguan Psikotik Nonorganik
Lainnya(F28)

F23.8 Gangguan psikotik akut dan


sementara lainnya
Gangguan psikotik akut lain tidak dapat
diklasifikasikan kedalam kategori manapun dalam
F23

Diagnosa Banding

Epilepsi
Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol
Febris karena infeksi
Demensia dan delirium atau keduanya
Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan
skizofrenia dan gangguan psikotik kronik lain
Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi,
percepatan bicara atau proses pikir, harga diri berlebihan),
pasien mungkin sedang mengalami suatu episode maniak
Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin
sedang mengalami depresi

Penatalaksanaan
Mengurangi stres dan stimulasi:
Jangan mendebat pikiran psikotik
Hindari konfrontasi dan kritik, kecuali hal itu perlu
untuk mencegah perilaku yang membahayakan
Agitasi yang membahayakan penderita dan keluarga
atau masyarakat memerlukan hospitalisasi atau
pengamanan

Penatalaksanaan
1. Indikasi rawat nginap
Pemeriksaan dan perlindungan pada pasien.
2. Farmakoterapi
Obat utama Antipsikotik (Haloperidol) dan
Benzodiazepin.
Tidak dianjurkan terapi jangka panjang
3. Psikoterapi
Psikoterapi individual, kelompok, dan keluarga
Mengatasi stresor dan episode psikotik
Mengembalikan harga diri dan kepercayaan

Penatalaksanaan
Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa
ditanggulangi dengan suntikan benzodiazepine
atau obat antiparkinson
Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa
ditanggulangi dengan pengurangan dosis terapi
atau pemberian beta-bloker
Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa
ditanggulangi dengan obat antiparkinson oral
(trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari)

Medikasi
Pemberian antipsikotik akan mengurangi gejala psikotik
Haloperidol 2 5 mg, sampai 3 kali sehari
Klorpromazin 100 200 mg, sampai 3 kali sehari
Gunakan dosis terendah yang dapat mengatasi gejala
Obat antianxietas dapat digunakan bersama dengan
antipsikotik untuk mengontrol agitasi akut
Lorazepam 1 2 mg, sampai 4 kali sehari
Lanjutkan pemberian antipsikotik setidaknya sampai 3
bulan setelah gejala mereda.
Monitor efek samping pengobatan

PSIKOTIK KRONIK

Gambaran Perilaku
Penarikan diri secara sosial
Minat atau motivasi rendah, pengabaian diri
Gangguan berpikir (tampak dari pembicaraan yang tidak
nyambung atau aneh)
Perilaku aneh seperti apatis, menarik diri, tidak memperhatikan
kebersihan yang dilaporkan keluarga
Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi
Melaporkan bahwa individu mendengar suara-suara
Keyakinan yang aneh dan tidak masuk akal sepert : memiliki
kekuatan supranatural, merasa dikejar-kejar, merasa menjadi orang
hebat/terkenal
Keluhan fisik yang tidak biasa/aneh seperti : merasa ada hewan
atau objek yang tak lazim di dalam tubuhnya
Bermasalah dalam melaksanakan pekerjaan atau pelajaran

Diagnosis Banding
Depresi jika ditemukan gejala depresi (suasana
perasaan yang menurun atau sedih, pesimisme,
perasaan bersalah)
Gangguan bipolar jika ditemukan gejala mania
(eksitasi, suasana perasaan meningkat, penilaian diri
yang berlebihan)
Intoksikasi kronik atau putus zat karena alkohol atau
zat/bahan lain (stimulansia, halusinogenik)
Efek penggunaan zat psikoaktif atau gangguan depresif
dan gangguan ansietas menyeluruh jika berlangsung
setelah satu periode abstinensia (misalnya, sekitar 4
minggu)

Tata Laksana
1. Antipsikotik yang mengurangi gejala psikotik :
Haloperidol 2-5 mg; 1 3 kali sehari
Chlorpromazine 100-200 mg ; 1 3 kali sehari
Dosis harus serendah mungkin; hanya untuk
menghilangkan gejala, walaupun beberapa
pasien mungkin membutuhkan dosis yang lebih
tinggi. Diberikan sekurang-kurangnya 3 bulan
sesudah episode pertama penyakitnya dan lebih
lama sesudah episode berikutnya

Tata Laksana
Berikan terapi untuk mengatasi efek samping yang
mungkin timbul :
Kekakuan otot (distonis dan spasme akut) obat anti
parkinson atau benzodiazepine yang disuntikkan
Kegelisahan motorik yang berat (Akatisia)
pengurangan dosis terapi atau pemberian beta-bloker
Obat anti Parkinson yang dapat mengatasi gejala
parkinson (antara lain trihexyphenidil 2 mg sampai 3
kali sehari, ekstrak belladonna 10-20 mg 3x sehari,
diphenhydramine 50 mg 3 x sehari)

Waham = keyakinan menetap yg tdk sesuai dgn kenyataan dan


selalu dipertahankan.
Halusinasi = persepsi pancaindera tanpa sumber rangsangan
sensorik eksternal mendengar bisikan, melihat bayangan.

Inkoherensi = pembicaraan kacau / tulisan yg tdk dimengerti


Katatonia (g3 psikomotor), Stupor (tdk bergerak), Mutisme (tdk
bicara), furor (gaduh gelisah), negativisme (menentang),
Positioning (bertahan dlm posisi tertentu). Rigiditas (kekakuan
tubuh). Fleksibilitas lilin (posisi diatur o/ pemeriksa seolah
bbentuk lilin), otomatisme perintah (perintah dilaksanakan scr
otomatis tanpa berfikir lg).

Waham kejaran
Pasien yakin ada orang yang sedang menjelekan,dll
Waham somatik / hipokhondrik
keyakinan bahwa tubuhnya tidak benar.
Waham kebesaran
yakin punya kekuatan,kepintara, kekayaan,dll
Waham keagamaan
tema agama
Waham dosa
yakin dia buat dosa,dan tdk dapat diampuni.

Waham pengaruh
yakin bahwa pikiran,emosi, perbuatannya
dipengaruhi orang lain atau sesuatu.
Waham nihilistik
yakin dunia ini sudah hancur, bahkan dia sendiri
atau orang lain sudah mati
Tingkah laku yang dipengaruhi
oleh waham
karena waham dia berbuat seperti itu.
Waham kelompok (folie a deux 2 org
berwaham sama, folie a trois 3 org atau
sebagian)

GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA

Urutan diagnosis :
Awal yang akut (dalam masa 2 minggu / kurang = jangka
waktu gejala psikotik jadi nyata dan mengganggu
sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan
sehari-hari, tidak termasuk gejala prodormal yang
gejalanya sering tidak jelas), sebagai ciri khas yang
menentukan seluruh kelompok
Adanya sindrom khas (polimorfik, skizofrenia-like)
Adanya stres akut berkaitan (tidak selalu ada). Kesulitan /
problem berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai
sumber stres dalam konteks ini
Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung

Perjalanan penyakit dan prognosis


Gejala dimulai pada masa remaja, diikuti perkembangan gejala
prodormal dalam beberapa hari sampai bulan. Sindrom
prodromal dapat berlangsung setahun / lebih sebelum mula
gejala psikotik yang jelas. Setelah episode psikotik 1,
pemulihan berjalan bertahap dan diikuti lamanya periode
fungsi yang berjalan normal. Tapi biasanya relaps dan diikuti
perburukan lebih lanjut dari fungsi dasar ps.

Penatalaksanaan
Prinsip umum :
Pendekatan per individu
Farmakoterapi (antipsikotik) harus ditunjang oleh psikoterapi
1 macam pendekatan terapi tidak cukup

KONSELING PASIEN DAN KELUARGA


Bantu keluarga mengenal aspek hukum yg berkaitan
dgn pengobatan psikiatrik antara lain : hak pasien,
kewajiban dan tanggung jawab keluarga dlm
pengobatan pasien.

Dampingi pasien dan keluarga u/ mengurangi stress


dan kontak dengan stresor
Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari
setelah gejala membaik.

PENATALAKSANAAN
Berikan obat antipsikotik u/ m(-) gejala psikotik :
Haloperidol 2-5 mg, 1 - 3 x sehari
Chlorpromazine 100-200 mg, 1 - 3 x sehari
Dosis hrs diberikan serendah mungkin u/ m(-) ES, walaupun bbrp
pasien mgkn memerlukan dosis yg > tinggi
Obat antiansietas u/ mengendalikan agitasi akut (lorazepam 1-2
mg, 1 - 3 kali sehari)
Lanjutkan obat antipsikotik min 3 bulan sesudah gejala hilang.
Kekakuan otot suntikan benzodiazepine / obat antiparkinson.
Kegelisahan motorik berat bisa ditanggulangi dgn p(-)an dosis th/ atau
pemberian -bloker
Gejala parkinson obat antiparkinson oral (trihexyphenidil 2 mg 3 x
sehari).

RUJUKAN
Diperlukan bila terjadi kondisi2 yg tdk dpt
diatasi melalui tindakan yg sudah dilakukan
sblmnya khususnya pd :
Kasus baru g3 psikotik
Kasus dgn ES motorik yg berat / timbulnya
demam, kekakuan, hipertensi, hentikan
obat antipsikotik.

DD

Epilepsi
Intoksikasi / putus zat k/ obat / alkohol
Febris k/ infeksi
Demensia dan delirium / k2nya
Jika gejala psikotik berulang / kronik, kemungkinan
skizofrenia dan g3 psikotik kronik lain.
Jika suasana perasaan m atau sedih, pasien
mungkin sedang mengalami depresi.

Delerium

Dementia
Sindroma Amnestik dan
halusinosis organik
GANGGUAN
MENTAL ORGANIK

Sindroma waham organik

Sindroma afektif organik


Sindroma Kepribadian organik
Intoksikasi dan Sindroma Putus
Zat

GANGGUAN
PSIKOTIK

Skizofrenia

GANGGUAN
PSIKOTIK
FUNGSIONAL

Gangguan afektif berat


Gangguan Paranoid
Psikosis Non Organik lainnya

PSIKOSIS FUNGSIONAL
0801
> 1 BULAN

AFEKTIF - / <
ya
Satu
gejala

pikiran aneh

Nonskizofrenia

Waham aneh
Halusinasi akustik
Waham tak mungkin

atau
halusinasi menetap

Dua
gejala

Inkoherensi / tak relevan

Katatonia
Gejala negatif

YA
Skizofrenia

tidak

TIDAK
Nonskizofrenia

SKIZOFRENIA

Skizofrenia
Definisi
Merupakan sekelompok gangguan psikotik
dengan gangguan dasar pada kepribadian,
distorsi khas proses pikir, kadang-kadang
mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang
dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya,
waham yang kadang-kadang aneh, gangguan
persepsi, afek abnormal yang terpadu dengan
situasi nyata atau sebenarnya dan autisme.
Meskipun demikian, kesadaran yang jernih dan
kapasitas intelektual biasanya tidak terganggu.

http://www.schizophrenia.com/schizpictures.html

EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGI
1% dari populasi dunia (0,85%)
Insidens 1: 10.000 orang pertahun
Prevalensi berdasar jenis kelamin, budaya sama.
Wanita gej lebih ringan , lebih sedikit rawat inap. Lebih
baik dikomunitas dari pada laki2
Onset pada laki2 terjadi lebih awal drpada w
Onset puncak laki2 umur 15-25 th, wanita 25 -35 th,
jarang pada usia<10/>50 th.
Pengobatan usia 15-55 th kurang lebih 90 %

Etiologi
Model diatesis
Stress
Faktor biologis
Psikososial
Lingkungan
Genetik
Faktor Psikososial 24

Faktor biologis:
Hipotesis dopamin
Serotonin
Norepinefrin
Asam amino: GABA,
Glutamat
Neuropatologi:
Sistem limbik
Ganglia basal

1. Model diatesis stress


Mendalilkan bahwa seseorang mungkin memiliki suatu
kerentanan spesifik (diatesis) jika dikenai oleh suatu
pengaruh lingkungan yang menimbulkan stress
memungkinkan perkembangan gejala skizofrenia
Komponen lingkungan :
biologis (contoh : infeksi)
Psikologis (contoh : situasi keluarga yang penuh
ketegangan atau kematian teman dekat)

Dasar biologis untuk suatu diatesis dibentuk lebih


lanjut oleh pengaruh epigenetik seperti
penyalahgunaan zat, stress prsikologis, dan trauma

2. Faktor biologis
Masih belum diketahui secara jelas, tetapi peranan
patofisiologis untuk daerah tertentu diotak termasuk
sistem limbik, korteks frontalis, ganglia basalis
Ketiganya saling berhubungan sehingga disfungsi pada
salah satu daerah mungkin melibatkan patologi primer di
daerah lainnya.
Dasar untuk timbulnya abnormalitas mungkin terletak
pada perkembangan abnormal / dalam degenerasi neuron
setelah perkembangan
Faktor yang mengatur ekspresi gen, kemungkinan melalui
melalui regulasi gen yang berbeda, satu kembar
monozigotik menderita skizofrenia, sedangkan yang
lainnya tidak.

Integrasi teori biologis


Daerah utama otak yang terlibat :
Sistem limbik
Lobus frontalis
Ganglia basalis

Talamus dan batang otak juga terlibat karena


peranan talamus sebagai mekanusme pengintegrasi
dan kenyataan bahwa batang otak dan otak tengah
merupakan lokasi utama bagi neuron aminergik
asenden

Hipotesis Dopamin
Skizofrenia disebabkan dari terlalu banyaknya aktivitas
dopaminergik
Hal ini muncul dari 2 percobaan :
Khasiat dan potensi antipsikotik berhubungan dengan
kemampuannya untuk bertindak sebagai antagonis
reseptor dopaminergik tipe D2, kecuali clozapine
Obat2 yang aktivitas dari dopaminergik, yaitu
amfetamin

Pada teori dasar tidak disebutkan bahwa hiperaktivitas


dopaminergik terjadi karena terlalu banyaknya
pelepasan dopamine atau kombinasi mekanisme
tersebut
Selain itu, juga tidak disebutkan keterlibatan dari jalur
dopamin dalam otak

Asam homovallinic merupakan plasma


metabolit dopamin utama yang mempunyai
Peranan penting bagi patofisiologi skizofrenia
Terbukti dengan adanya hubungan konsentrasi
asam homovallinic dengan skizofrenia
konsentrasi keparahan terhadap gejala
psikotik dan respon terapi terhadap obat psikotik
konsentrasi perbaikan terhadap gejala
psikotik dan respon terapi terhadap obat psikotik

* Neutransmitter lain
Serotonin

Antagonisme pada reseptor serotonin (5-hydroxtryptamine) tipe 2 (5-HT2)


telah disadari penting untuk gejala psikotik dan dalam perkembagan
gangguan pergerakan berhubungan dengan antagonisme D2

Norepinefrin

Asam
amino

Pemberian antipsikotik jangka panjang aktivitas neuron adrenergik


dilobus sereleus dan bahwa efek terapeutik dari beberapa antipsikotik
mungkin melibatkan aktivitasnya pada reseptor adrenergik -1 dan
adrenergik 2
Sistem noradrenergik memodulasi sistem dopaminergik dalam cara
tertentu sehingga kelainan sistem noradrenergik mempredisposisikan
pasien untuk sering relaps
Neurotransmiter asam amino inhibitor gamma-aminobutryric acid (GABA)
juga iktu terlibat dalam patofisiologi skizofrenia
Hilangnya neuron inhibitor GABAergik secara teoritis hiperaktivitas
neuron dopaminergik dan noradrenergik

Neuropatologi
Sistem
limbik

Ganglia
basalis

Peranannya dalam mengendalikan emosi.


Daerah paling subur untuk skizofrenia
Menemukan suatu penurunan ukuran daerah termasuk amigdala,
hipokampus, dan girus parahipokampus
Alasan :
Banyak pasien skizofrenia mempunyai pergerakan yang aneh, tanpa
adanya gangguan pergerakan akibat medikasi. Gerakan ini termasuk
gerakan cara berjalan yang kaku, cara menyeringaikan wajah, dan
stereotipik
Dari semua gangguan neurologis yang dapat memiliki psikosis sebagai
suatu gejala penyerta, gangguan pergerakan yang mengenai ganglia
basalis (contoh: penyakit huntington.)
Faktor lainnya :
Gangglia basalis berhubungan timbal balik dengan lobus frontalis

3. Genetika
Mungkin dikarenakan dasar genetik yang
heterogen untuk skizofrenia
Yang paling sering dilaporkan :
Pada lengan panjang kromosom 5, 11, 18
lengan pendek kromosom 19
kromosom X

4. Faktor Psikososial
Teori tentang individual
A. Teori psikoanalitis
B. Teori psikodinamika
C. Teori belajar
Teori tentang keluarga
Ikatan ganda
Keretakan dan kecenderungan keluarga
Keluarga yang saling mendukung secara semu dan
bermusuhan semu
Egois yang diekspresikan
Teori2 sosial

A. Teori psikoanalitis
Sigmund Freud mendalilkan bahwa skizofrenia disebabkan
oleh fiksasi dalam perkembangan yang terjadi lebih awal dari
yang menyebabkan perkembangan neurosis
Adanya defek ego juga berperan dalam gejala skizofrenia
Disintegrasi ego : suatu pengembalian ke suatu waktu saat
ego masih belum ditegakkan atau baru mulai ditegakkan
Konflik intrapsikis yang disebabkan dari fiksasi awal dan defek
ego, yang mungkin telah disebabkan oleh hubungan objek
awal yang buruk
Pusat teorinya : decathexis objek dan suatu regresi dalam
respons terhadap frustasi dan konflik dengan orang lain.

Harry Stack Sullivan, penyakit disebabkan oleh kersulitan


interpersonal awal, khususnya yang berhubungan dengan apa
yang disebut pengasuhan anak yang salah dan terlalu
mencemaskan
Defek ego mempengaruhi interprestasi kenyataan dan
pengendalian dorongan2, dari dalam
Gangguan terjadi akibat dari penyimpangan dalam hubungan
timbal balik antara ibu dan anaknya
Margaret Mahler, anak2 tidak mampu untuk berpisah dan
berkembang melebihi kedekatan dan ketergantungan lengkap
yang menandai hubungan ibu-anak di dalam fase oral
perkembangan.
Paul Federn, gangguan mendasar pada skizofrenia merupakan
ketidakmampuan awal pasien untuk mencapai perbedaan diri
dan objek

Halusinasi mungkin menggantikan ketidakmampuan


pasien untuk menghadapi kenyataan objektif dan
mungkin mencerminkan harapan atau ketakutan dari
dalam diri mereka.
Waham, serupa dengan halusinasi adalah usaha
regresif dan pengganti untuk menciptakan suatu
kenyataan baru atau mengekspersikan rasa takut
atau dorongan yang tersembunyi

B. Teori psikodinamika
Freud memandang skizofrenia sebagai suatu respons regresif
terhadap frustasi dan konflik yang melanda seseorang di
dalam lingkungan.
Regresi melibatkan suatu penarikan penamanan emosional
atau cathexis dari perwakilan objek internal dan orang
sebenarnya di dalam lingkungan, yang menyebabkan kembali
ke suatu stadium autoerotik dari perkembangan.
Jika nekrosis melibatkan suatu konflik antara id dan ego,
psikosis dapat dipandang sebagai suatu konflik antara ego dan
dunia luar dimana kenyataan diingkari dan selanjutnya
dibentuk kembali

C. Teori belajar
Anak-anak yang kemudian menderita skizofrenia
mempelajari reaksi dan cara berfikir yang irasional
degan meniru orangtuanya yang mungkin memiliki
masalah emosionalnya sendiri yang bermakna
Hubungan interpersonal yang buruk dari orang
skizofrenia, menurut teori ini juga berkembang
karena dipelajarinyamodel yang buruk selama masa
anak-anak

Teori tentang keluarga


Ikatan ganda

Dirumuskan oleh Gregory Bateson, menggambarkan


suatu keluarga hipotetik dimana anak2 mendapatkan
pesan yang bertentangan dari orang tua tentang
perilaku, sikap, dan persaan anak.
Anak2 menarik diri ke dalam psikotik mereka sendiri
untuk meloloskan dari kebingungan ikatan ganda yang
tidak dapat dipcahkan

Keretakan dan
Theodore Lidz, menggambarkan dua perilaku keluarga
kecenderungan keluarga yang abnormal
Keluarga yang saling
mendukung secara
semu dan bermusuhan
semu

Lyman Wynne, menggambarkan keluarga dimana


ekspresi emosional ditekan oleh pemakaian konsisten
komunikasi verbal yang saling mendukung secara semu
atau bermusuhan secara semu

Emosi yang
diekspresikan

Biasanya didefinisikan sebagai kecaman, permusuhan


dan keterlibatan yang berlebihan yang dapat menandai
perilaku orang tua atau pengasuh lain terhadap orang
skizofrenia

Teori-teori sosial
Industrialisasi dan urbanisasi terlibat dalam
penyebab skizofrenia
Stress sekarang dianggalp menimbulkan efek
utama dalam menentukan waktu onset dan
keparahan penyakit

Faktor Resiko

Skizofrenia
Patofisiologi
Pada Pemeriksaan pencitraan terdapat :
1. Ventrikulomegali bilateral
2. Penurunan volume otak pada temporal medial seperti
hippocampus dan amygdala.
Hal yang mendasari terjadinya skizofrenia adalah
1. Stimulasi berlebihan dari receptor striatal dopamine (DA) D2.
2. Defisiensi stimulasi dari receptor prefrontal DA D1.
3. Perubahan konektivitas prefrontal yang melibatkan transmisi
glutamate pada reseptror N-methyl-d-aspartate (NMDA).

Tanda & Gejala


Gejala-gejala primer
Gangguan proses pikiran (bentuk, langkah, isi pikiran)
yang terutama terganggu: asosiasi

Satu ide belum selesai diutarakan, sudah timbul ide lain


Pemindahan maksud
Menggunakan arti simbolik
Kecenderungan untuk menyamakan hal-hal
Kadang-kadang pikiran seakan berhenti, tidak timbul ide lagi
(blocking)
Hilangnya kemampuan untuk melakukan hubungan emosi yang
baik (emotional rapport)
Dua hal yang berlawanan mungkin terdapat bersama-sama,
umpamanya mencintai dan membenci satu orang yang sama ; atau
menangis dan tertawa tentang satu hal yang sama. Ini dinamakan
ambivalensi pada afek.

Gangguan afek dan emosi


Kedangkalan afek dan emosi (emotional blunting) penderita
menjadi acuh tak acuh.
Parathimi : apa yang seharusnya menimbulkan rasa senang dan
gembira, pada penderita timbul rasa sedih atau marah.
Paramimi : penderita merasa senang dan gembira, akan tetapi ia
menangis.
Kadang-kadang emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai
kesatuan.
Emosi yang berlebihan

Gangguan kemauan
Tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu
keadaan.
Kadang-kadang penderita melamun berhari-hari lamanya bahkan
berbulan-bulan.
Negativisme : sikap atau perbuatan yang negative atau berlawanan
terhadap suatu permintaan.
Ambivalensi kemauan : menghendaki dua hal yang berlawanan pada
waktu yang sama.
Otomatisme : penderita merasa kemauannya dipengaruhi oleh orang
lain atau tenaga dari luar, sehingga ia melakukan sesuatu secara
otomatis.

Gejala psikomotor (gejala-gejala katatonik atau gangguan


perbuatan)
Gerakan-gerakan yang kurang luwes atau yang agak kaku
Stupor tidak bergerak sama sekali selama berhari-hari, berbulanbulan dan kadang-kadang bertahun-tahun lamanya.
Mutisme disebabkan oleh waham, ada sesuatu yang melarang ia
bicara. Mungkin juga oleh karena sikapnya yang negativistik atau
karena hubungan penderita dengan dunia luar sudah hilang sama
sekali hingga ia tidak ingin mengatakan apa-apa lagi.
Tidak jarang penderita dalam keadaan katatonik menunjukkan
hiperkinesa, ia terus bergerak saja (logorea).
Berulang-ulang melakukan suatu gerakan atau sikap (stereotipik)
verbigerasi (stereotipik pembicaraan), mannerisme (bentuk grimas
pada mukanya atau keanehan berjalan dan gaya).
Gejala katalepsi (suatu posisi badan dipertahankan untuk waktu yang
lama). Fleksibilitas cerea: bila anggota badan dibengkokkan terasa
suatu tahanan seperti pada lilin.
Negativisme : menentang atau justru melakukan yang berlawanan
dengan apa yang disuruh.
Otomatisme komando (command automatism) sebetulnya
merupakan lawan dari negativisme : semua perintah dituruti secara
otomatis, bagaimana ganjilpun echolalia (penderita meniru katakata yang diucapkan orang lain) dan ekophraksia (penderita meniru
perbuatan atau pergerakan orang lain).

Tanda & Gejala


Gejala-gejala sekunder
Waham
Waham primer timbul secara tidak logis sama sekali,
tanpa penyebab apa-apa dari luar. Umpamanya istrinya
sedang berbuat serong sebab ia melihat seekor cicak
berjalan dan berhenti dua kali, atau seorang penderita
berkata dunia akan kiamat sebab ia melihat seekor
anjing mengangkat kaki terhadap sebatang pohon
untuk kencing.
Waham sekunder biasanya logis kedengarannya dapat
diikuti dan merupakan cara bagi penderita untuk
menerangkan gejala-gejala skizofrenia lain.

Halusinasi
Paling sering halusinasi oditif / akustik dalam bentuk
suara manusia, bunyi barang-barang atau siulan.
Kadang-kadang terdapat halusinasi penciuman
(olfaktorik), halusinasi citrarasa (gustatorik) atau
halusinasi singgungan (taktil).
Halusinasi penglihatan agak jarang pada skizofrenia
lebih sering pada psikosa akut yang berhubungan
dengan sindroma otak organik.

Gejala Negatif
Pendataran afektif
Ekspresi wajah yang tidak berubah
spontanitas gerak
Hilangnya gerakan ekspresif
Kontak mata yang buruk
Nonesponsivitas afektif
Afek yang tidak sesuai
Tidak adanya lagu suara
Alogia
Kemiskinan isi bicara
Penghambatan
latensi respon

Tidak ada kemauan-apatis


Berdandan dan higiene
Tidak tetap dalam pekerjaan atau
sekolah
Anergia fisik
Anhedonia-asosialitas
Minat dan aktivitas rekreasional
Minat dan aktivitas seksual
Keintiman, keakraban
Hubungan dengan teman dan
sebaya
Atensi
Tidak memiliki atensi sosial
Tidak ada perhatian selama tes

Gejala Positif
Halusinasi
Suara yang mengkomentari
Suara yang bercakap2
Somatik-taktil
Cium ,Lihat
Waham
Kejar, Cemburu
Bersalah, dosa
Kebesaran, Keagamaan
Somatik
Waham menyangkut diri sendiri
Waham dikendalikan
Waham membaca pikiran
Siar pikiran, Sisip pikiran
Penarikan pikiran

Perilaku aneh
Berpakaian, penampilan
Perilaku sosial, seksual
Perilaku agresif-teragitasi
Perilaku berulang-stereotipik
Gangguan pikiran formal positif
Penyimpangan
Tangensialitas
Inkoherensi
Ilogikalitas
Sirkumstansialitas
Tekanan bicara
Bicara mudah dialihkan
Menggemerincing

Skizofrenia
Klasifikasi
1. Skizofrenia paranoid
2. Skizofrenia hebefrenik
3. Skizofrenia katatonik
4. Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)
5. Depresi pasca-skizofrenia
6. Skizofrenia residual
7. Skizofrenia simpleks
8. Skizofrenia lainnya
9. Skizofrenia YTT

Skizofrenia
1. Skizofrenia Paranoid
Gejala Paranoid yang paling umum :
a.
Waham waham kejaran, rujukan (reference), exalted birth (merasa dirinya
tinggi, istimewa), misi khusus, perubahan tubuh atau kecemburuan.
b. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).
c.
Halusinasi pembauan atau pengecapan-rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain
perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.
Pedoman diagnostik :
a.
Kriteria umum diagnosis skizofrenia harus dipenuhi.
b. Sebagai tambahan, halusinasi dan/atau waham yang menonjol :

Halusinasi seperti pada butir (b) dan (c) diatas/


Waham dapat berupa setiap jenis namun yang paling khas adalah waham dikendalikan,
dipengaruhi (influence) atau passivity

Termasuk : Skizofrenia parafrenik


Tak Termasuk : Keadaan paranoid involusional
Paranoia

Skizofrenia

2. Skizofrenia Hebefrenik
Merupakan suatu bentuk skizofrenia dengan perubahan afektif yang
tampak jelas dan dijumpai waham dan halusinasi yang bersifat
mengambang serta terputus-putus (fragmentary), perilaku yang tak
bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan serta umumnya
mannerisme.
Contoh :
Suasana perasaan (mood) pasien dangkal dan tidak wajar
Sering disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas-diri
(self-satisfied)
Senyum sendiri (self-absorbed smiling)
Dorongan gairah dan ketegasasan hilang serta tujuan ditinggalkan
perilaku tanpa tujuan dan tanpa maksud
Pedoman Diagnostik :
a. Kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia harus dipenuhi.
b. Biasanya diagnosis pertama kali pada saat usia remaja atau dewasa
muda.
c. Kepribadian pramorbid secara khas,tetapi tidak selalu pemalu dan
menyendiri (solitary).
d. Untuk diagnosis hebefrenia yang meyakinkan umumnya diperlukan
pengamatan kontinu selama 2 3 bulan.

Skizofrenia

3. Skizofrenia Katatonik
Pedoman Diagnostik
Kriteria umum untuk suatu diagnosis skizofrenia harus dipenuhi.
Diagnosis skizofrenia katatonik jika terdapat satu atau lebih perilaku berikut ini :
a.
Stupor (amat berkurangnya reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam
gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme.
b. Kegelisahan (aktivitas motor yang tampak tak bertujuan, yang tidak
dipengaruhi oleh stimuli eksternal).
c.
Berpose (secara sukarela mengambil dan mempertahankan sikap tubuh
tertentu yang tidak wajar atau bizarre).
d. Negativisme (perlawanan yang jelas tidak bermotif terhadap semua instruksi
atau upaya untuk digerakkan, atau bergerak kearah yang berlawanan).
e. Rigiditas (rigidity: mempertahankan sikap tubuh yang kaku melawan upaya
untuk menggerakkannya).
f.
Waxy flexibility (mempertahankan posisi anggota gerak dan tubuh yang
dilakukan dari luar), dan
g.
Gejala-gejala lain seperti otomatisme terhadap perintah (command
automatism: ketaatan secara otomatis terhadap perintah) dan perseverasi
kata-kata serta kalimat-kalimat.
Termasuk :
Stupor katatonik
Katalepsi skizofrenik
Katatonia skizofrenik
Fleksibilitas serea skizofrenik

Skizofrenia
4. Skizofrenia Tak Terinci (Undifferentiated)
Pedoman diagnostik
Kategori ini harus disediakan untuk gangguan yang :
a. Memenuhi kriteria diagnostik untuk skizofrenia
b. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia
paranoid, hebefrenik atau katatonik.
c. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia
residual atau depresi pasca-skizofrenia
Termasuk :
Skizofrenia tak khas

Skizofrenia
5. Depresi Pasca-Skizofrenia
Pedoman Diagnostik
Diagnosis ini harus ditegakkan hanya kalau:
a. Pasien telah menderita penyakit skizofrenia yang
memenuhi kriteria umum skizofrenia selama 12
bulan terakhir.
b. Beberapa gejala skizofrenik masih tetap ada.
c. Gejala-gejala depresif menonjol dan
mengganggu, memenuhi sedikitnya kriteria untuk
suatu episode depresif dan telah ada untuk
waktu sedikitnya 2 minggu

Skizofrenia
6. Skizofrenia Residual
Pedoman Diagnostik
Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi :
a. Gejala negatif skizofrenia yang menonjol, misalnya perlambatan psikomotor,
aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif,
kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi nonverbal yang
buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara dan sikap tubuh,
perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk.
b. Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang
memenuhi kriteria diagnostik untuk skizofrenia.
c. Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun di mana intensitas dan
frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang
(minimal) dan telah timbul sindrom negatif skizofrenia.
d. Tidak terdapat demensia atau penyakit/gangguan otak organik lain, depresi kronis
atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan hendaya negatif tersebut.
Termasuk :
Skizofrenia tak terinci kronis
Restzustand
Keadaan residual skizofrenik

Skizofrenia
7. Skizofrenia Simpleks
Pedoman Diagnostik :
Diagnosis sulit dibuat secara meyakinkan,
tergantung pada :
Pemastian perkembangan yang berjalan perlahan.
Progresif dari gejala negatif yang khas dari
skizofrenia residual tanpa riwayat halusinasi, waham
atau manifestasi lain tentang adanya suatu episode
psikotik sebelumnya.
Perubahan bermakna pada perilaku perorangan, yang
bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang
mencolok, kemalasan dan penarikan diri secara sosial.

Skizofrenia
8. Skizofrenia Lainnya
Termasuk :
Skizofrenia senestopatik
Gangguan skizofreniform YTT

Tak Termasuk :
Gangguan lir-skizofrenia akut
Skizofrenia siklik
Skizofrenia laten
9. Skizofrenia YTT

TEORI2 SKIZOFRENIA

Emil Kraepelin
Eugen Bleuler
Adolf Meyer
Harry Stack Sullivan
Ernst Kretschmer
Gabriel Langfeldt
Kurt Schenider
Karl Jasper

Teori-Teori Mengenai Skizofrenia


Emil Kraepelin (1856 1926)
Demensia prekoks suatu istilah yang
menekankan suatu proses kognitif yang jelas
(demensia) dan onset yang awal (prekoks) / terjadi
kemunduran inteligensi sebelum waktunya.
Pasien dengan demensia prekoks mengalami
perjalanan jangka panjang yang memburuk dan
gejala klinis umum berupa halusinasi dan waham.

Teori-Teori Mengenai Skizofrenia


Kraepelin lebih lanjut membedakan pasien dengan
demensia prekoks dari pasien dengan psikosis
manik-depresif atau paranoia.
Pasien dengan psikosis manik-depresif dibedakan dari
pasien dengan demensia prekoks dengan adanya
episode penyakit yang jelas yang dipisahkan oleh
periode fungsi normal.
Pasien dengan paranoia mempunyai waham
persekutorik yang persisten sebagai gejala utamanya
tetapi tidak mempunyai perjalanan demensia prekoks
yang memburuk atau gejala psikosis manik-depresif
yang intermiten.

Teori-Teori Mengenai Skizofrenia


Eugen Bleuer (1857 1939)
Dalam tahun 1911 Bleuer menganjurkan supaya lebih baik
dipakai istilah skizofrenia (schizos = pecah-belah atau
bercabang; phren = jiwa) jiwa yang terpecah belah,
adanya keretakan / disharmoni antara proses berpikir,
perasaan, dan perbuatan.
Demensia dalam demensia prekoks tidak dapat disamakan
dengan demensia pada gangguan otak organik atau
gangguan inteligensi pada retardasi mental dan pada
skizofrenia perjalanannya tidak harus memburuk pada
skizofrenia tidak terdapat demensia.
Gejala fundamental Empat A: gangguan asosiasi,
afektif, autisme, dan ambivalensi.
Gejala pelengkap (sekunder) halusinasi & waham

Teori-Teori Mengenai Skizofrenia


Bleuer membagi gejala-gejala skizofrenia menjadi
dua kelompok:
Gejala-gejala primer:

Gangguan proses berpikir


Gangguan emosi
Gangguan kemauan
Otisme

Gejala-gejala sekunder:
Waham
Halusinasi
Gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain

Teori-Teori Mengenai Skizofrenia


Adolf Meyer
Skizofrenia dan gangguan mental lainnya adalah
reaksi terhadap berbagai stres kehidupan, yang
dinamakannya sindroma suatu reaksi skizofrenik.

Harry Stack Sullivan


Pendiri bidang psikoanalitik internasional.
Menekankan isolasi sosial sebagai penyebab dan
gejala skizofrenia.

Teori-Teori Mengenai Skizofrenia


Gabriel Langfeldt
Membagi pasien dengan gejala psikotik berat menjadi dua
kelompok: skizofrenia sesungguhnya & psikosis
skizofreniform.
Skizofrenia sesungguhnya depersonalisasi, autisme,
penumpulan emosi, onset yg perlahan, dan perasaan
derealisasi

Kurt Schneider
Menggambarkan sejumlah gejala urutan pertama yang
dianggap tidak spesifik untuk skizofrenia tetapi
mempunyai nilai pragmatik dalam membuat diagnostik,
juga dapat didiagnosis semata-mata atas dasar gejala
urutan kedua dan gambaran klinis yang tipikal lainnya.

Teori-Teori Mengenai Skizofrenia


Ernst Kretschmer
Sering terkena dengan tipe tubuh astenik, atletik, dan
displastik daripada tipe tubuh piknis, yang lebih
mungkin mengalami gangguan bipolar

Karl Jaspers
Berusaha untuk tetap tidak dipengaruhi oleh konsep
tradisional seperti subjek dan objek, sebab dan akibat,
dan kenyataan dan fantasi.
Suatu perkembangan spesifik adalah bahwa filsafat
merupakan minatnya dalam isi waham pasien
psikiatrik.

Kriteria Diagnotik PPDGJ III


Harus ada sedikitnya 1 gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya 2 gejala atau lebih
bila gejala-gejala itu kurang tajam/jelas.
thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda
thought insertion / withdrawal : isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya
(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal)
thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya
delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar
delusion of passivitiy : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap
suatu kekuatan dari luar
delusional perception : pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat
khas bagi dirinya, biasnya bersifatmistik atau mukjizat;
Halusinasi auditorik
Waham-waham menetap

Atau paling sedikit 2 gejala di bawah ini yang harus selalu


ada secara jelas:
Halusinasi yang menetap disertai waham / disertai oleh
ide-ide berlebihan (over-valued ideas) menetap / terjadi
setiap hari selama berminggu-minggu berbulan-bulan
terus menerus
Arus pikiran yang terputus (break) / sisipan (interpolation),
inkoherensi /pembicaraan yang tidak relevan /
neologisme
Perilaku katatonik : keadaan gaduh-gelisah (excitement),
posisi tubuh tertentu (posturing), fleksibilitas cerea,
negativisme, mutisme, dan stupor
Gejala-gejala negative : apatis, jarang bicara, respons
emosional rendah penarikan diri dari pergaulan sosial
dan kinerja sosial (tidak disebabkan oleh depresi /
medikasi neuroleptika)

Kriteria Diagnostik DSM IV-TR


2 atau >, minimal 1 bulan
Waham/delusi : gangguan isi pikir berupa suatu keyakinan yang
salah, tidak sesuai realita, tidak dapat dikoreksi, dan tidak sesuai
dengan latar belakang sosial dan budaya dari pasien
Halusinasi : gangguan persepsi di mana respon muncul tanpa
adanya sumber stimulus dari lima panca inderan ( pendengaran,
penglihatan, pengecapan, perabaan, penghiduan)
Pembicaraan kacau : gangguan proses pikir, gangguan ringan/
derailment berat / inkoherensia : kata-kata tidak dapat
dimengerti lagi sepenuhnya
Perilaku kacau / perilaku katatonik
Gejala negatif : afek yang terganggu, ketiadaan pembicaraan,
ketiadaan gerakan, sikap menarik diri berlebihan, dll

Kriteria Diagnostik Skizofrenia


Karakteristik gejala Skizofrenia: 2/>
Delusions : keyakinan palsu

Halusinasi

Delusi paranoid (penganiayaan)

Visual (melihat hal-hal yang tidak ada /


merasa bahwa orang lain tidak dapat
melihat)

Delusions of reference : berpikir bahwa


lingkungan berkaitan dengan dia (contoh :
merasa orang-orang membicarakan dia)

Pendengaran (mendengar suara-suara yang


orang lain tidak bisa mendengar)

Somatik delusions : keyakinan yang salah


tentang tubuhnya ( merasa mempunyai
penyakit fisik yang mengerikan)

Taktil (perasaan hal-hal yang orang lain


tidak merasa )

Delusions of grandeur ( merasa percaya


bahwa dia sangat khusus atau memiliki
kemampuan / kekuasaan khusus)

Olfactory (mencium bau yang orang lain


tidak dapat mencium, atau tidak mencium
hal yang sama yang orang lain cium)
Gustatory experiences (pengecapan hal-hal
yang tidak ada)

Disorganized speech : Berbicara Berkelanjutan terputus-putus / berteletele & monolog - berbicara sendiri / membayangkan berbicara dengan
orang lain
Perilaku katatonik : keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan
stupor
"Negative" symptoms of Schizophrenia kurangnya kemampuan penting
Alogia : kurangnya kelancaran berbicara
Affective : pengurangan jangkauan dan intensitas ekspresi emosional,
termasuk ekspresi wajah, nada suara, kontak mata (orang tampaknya
menatap, tidak mempertahankan kontak mata dalam proses yang
normal), dan tidak mampu menginterpretasikan bahasa tubuh atau
menggunakan bahasa tubuh yang sesuai.
Avolition : pengurangan, kesulitan, ketidakmampuan memulai dan
mempertahankan perilaku tujuan (Contoh : tidak lagi tertarik untuk pergi
keluar dan bertemu dengan teman-teman, tidak lagi tertarik terhadap
apa yang orang lakukan, tidak lagi tertarik pada apa-apa, duduk di rumah
selama berjam-jam sehari melakukan apa-apa)

Disfungsi sosial /pekerjaan


Jangka waktu : tanda-tanda gangguan yang terus-menerus
bertahan selama setidaknya 6 bulan
Schizoafektif dan gangguan mood pengecualian: (1) tidak depresi
besar, manic, atau episode campuran terjadi bersamaan dengan
gejala fase aktif, atau (2) jika episode mood telah terjadi selama
gejala fase aktif, durasi total mereka telah relatif singkat dengan
durasi dan sisa masa aktif
Substance/general medical condition exclusion : gangguan tidak
disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya,
penyalahgunaan obat, pengobatan) atau kondisi medis umum
Relationship to a pervasive developmental disorder : riwayat
autis atau gangguan perkembangan lain diagnosis skizofrenia :
delusi/halusinasi min 1 bulan

Skizofrenia
Cara diagnostik
Persyaratan diagnosis skizofrenia ialah
1.

Terdapat 1 gejala (biasanya 2 gejala atau lebih apabila gejala


kurang tajam atau kurang jelas) dari kelompok gejala (a)
sampai (d).
2. Terdapat paling sedikit 2 gejala dari kelompok (e) sampai (h)
Gejala > 1 bulan Skizofrenia
Gejala < 1 bulan Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut

Diagnosis skizofrenia tidak boleh dibuat bila terdapat


gejala depresif atau manik secara luas kecuali jika gejala
skizofrenik mendahului gejala afektif tersebut.
Jika gejala skizofrenia dan afektif berkembang bersamasama secara seimbang dan sama banyak Gangguan
skizoafektif.
Diagnosis skizofrenia tidak boleh dibuat bila terdapat
penyakit otak yang nyata, dalam keadaan intoksikasi dan
lepas zat (withdrawal).

Anamnesa
faktor genetik, kehamilan , masa kanak-kanak, obat-obatan, penggunaan
zat yang penting mencari penyebab gejala psikotik
Pasien biasa mengalami masa kecil yang biasa tetapi mulai mengalami
perubahan personality dan penurunan akademik, sosial, dan fungsi
interpersoal selama pertengahan -akhir remaja.
Pasien lebih suka bermain sendiri.
Keterlambatan berjalan atau mengompol yang lama
Biasanya gejala muncul setelah 1-2 tahun dan baru berkunjung ke
psikiatri
Episode pertama psikosis antara remaja dan 30an
Terdapat gejala positive, negative, kognitif, mood

Pemeriksaan Fisik
Penting untuk mencari penyakit lain
Pemeriksaan neurologik
evaluasi kelainan pergerakan pasien Wilson disease /
Huntington disease
Beberapa pasien skizofren mempunyai ggn motorik
sebelum terpapar antipsikotik.
25% pasien skizofrenia menyadari gerakan involunter dan
abnormalnya
Pemeriksaan mata kecepatan kejapan yang tinggi
(aktivitas hiperdopaminergik)
Bicara gangguan bicara afasia lobus parietalis
dominan (gejala lain e.g : disorientasi kanan & kiri,
apraksia)

Tes Psikologis
Tes neuropsikologis normal . Diukur dengan:
Urutan Halstead-Reitan (abnormal)
Urutan Luria-Nebraska (abnormal)

Tes intelegensia . rendah .


Test proyektif (test Rorschah dan Thematic
Apperception test gagasan yang kacau)
Test kepribadian (Minnesota Multiphasic Personality
Inventory abnormal)

Pemeriksaan Status Mental


Kelakuan yang aneh dan sulit dimengerti, contoh:

Meminum air untuk mengetahui ada intoksikasi / tidak


Memandangi diri sendiri di kaca
stereotyped behaviors,
Mengubur benda yang tidak berguna,
self-mutilation,
disturbed wake-sleep cycle
difficulty dealing with change.

Temuan neurologis
Adanya tanda & gejala neurologis berhubungan dengan
meningkatnya keparahan penyakit, penumpulan afektif
dan prognosis yang buruk
Stereotipik, seringai, gangguan keterampilan yang halus,
tonus motorik abnormal, gerakan abnormal
Pemeriksaan mata kecepatan kejap yang lebih tinggi
dari normal, gangguan pada pengejaran okular yang halus
Bicara ketidakmampuan untuk merasakan prosodi
bicara atau untuk mengubah bicaranya sendiri
Ketidakmampuan melakukan tugas(apraksia)
Disorientasi kanan-kiri
Tidak adanya keprihatinan terhadap gangguannya

PEMERIKSAAN PENUNJANG

CT.SCAN / MRI
MRS
PET
EEG

Diagnosis banding
Medis dan Neurologis
Akibat zat-amfetamin,halusinogen, alkaloid
beladona, halusinosis alkohol, putus barbiturat,
kokain, phencyclidine (PCP)
Epilepsi, terutama epilepsi lobus temporalis
Neoplasma, penyakit serebrovaskular, atau
trauma (terutama frontalis atau limbik)
Kondisi lain :
AIDS, porfiria intermiten akut, defisiensi B12,
karacunan karbon monoksida, lipoidosis serebral,
penyakit Creutzfeldt-Jakob, penyakit Fabry, penyakit
Fahr, dll

Psikiatrik
Psikosis atipikal
Gangguan autistik
Gangguan psikotik singkat
Gangguan delusional
Gangguan buatan dengan tanda dan gejala psikologis
yg menonjol
Berpura-pura
Gangguan mood
Gangguan obsesif-kompulsif
Gangguan kepribadian
Gangguan skizoafektif
Gangguan skizofreniform

TERAPI
TERAPI SOMATIK
Antipsikotik (antagonis resptor dopamin)
Remoxipride
Risperidone
Clozapine

Obat lain :
Lithium
Antikonvulsan
Benzodiazepin

Terapi somatik lainnya :


ECT

PRINSIP-PRINSIP TERAPETIK
Klinisi harus secara cermat menentukkan gejala
sasaran yang akan diobati
Suatu antipsikotik yang bekerja dengan baik di masa
lalu pasien, harus digunakan lagi , jika tidak ada
informasi tersebut, pemilihan antipsikotik biasanya
didasarkan pada sifat efek samping
Lama minimal percobaan antipsikotik adalah 4-6
minggu pada dosis yang adekuat
Penggunaan >1 antipsikotik pada satu waktu jarang
diindikasikan
Pasien harus dipertahankan pada dosis efektif yang
serendah mungkin yang diperlukan untuk mencapai
pengendalian gejala selama episode psikotik

3 HAL PENTING YANG HARUS


DIPERHATIKAN DALAM PENANGANAN
PENDERITA SKIZOFRENIA :

Terapi harus disesuaikan dengan


lingkungan yang mendukung pasien
Strategis nonfarmakologik harus
mengatasi masalah-masalah nonbiologik
Terapi tunggal jarang memberi hasil yang
memuaskan, karena gangguan skizofrenia
adalah suatu gangguan yang kompleks

INDIKASI MASUK RUMAH SAKIT


Menstabilkan dosis obat
Keamanan pasien ( sucide/homicide)
Perilaku yang sangat kacau
Perawatan diri yang buruk
Keperluan diagnostik dan terapi
Keamanan pasien karena ide-ide bunuh diri atau
homosidial

TERAPI PSIKOSOSIAL
Terapi perilaku
Famili terapi
Grup terapi
Psikoterapi individual

Skizofrenia
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Sindrom prodromal dapat berlangsung selama
setahun atau lebih sebelum mula gejala psikotik
yang jelas.
Setelah episode psikotik pertama, pemulihan
berjalan bertahap dan diikuti oleh lamanya
periode fungsi yang berjalan normal.
Biasanya terjadi relaps dan diikuti perburukan
lebih lanjut dari fungsi dasar pasien.
Sebagian besar pasien mempunyai prognosis
buruk, namun sejumlah faktor telah dihubungkan
dalam memperbaiki prognosis pasien.

PROGNOSIS
Periode 5-10 tahun setelah perawatan psikiatrik
pertama kali di RS karena skizofrenia, hanya kirakira 10-20% memiliki hasil yang baik
> 50% memiliki hasil yang buruk, dengan
perawatan RS yang berulang, eksaserbasi gejala,
episode gangguan mood yang berat, usaha bunuh
diri
Prognosis pada pasien skizofrenik jauh lebih
buruk dibandingkan pasien dengan gangguan
mood

Hukum Kedokteran
Rahasia kedokteran di bidang psikiatri dikenal sebagai sesuatu yang
sangat penting dan peka, sehingga penjagaan rahasia kedokteran
pasien harus betul-betul diperhatikan.
Kode etik kedokteran dengan jelas mewajibkan para anggotanya
untuk menyimpan rahasia kedokteran; khususnya bagi para
psikiater yang sifat keilmuannya telah mengakibatkan hubungan
dokter-pasien harus didasarkan kepada saling percaya Pembukaan
rahasia kedokteran tanpa alasan yang tepat kepada pihak ketiga
adalah pelangaran etik, dan dapat diancam dengan pidana
sebagaimana diatur dalam pasal 322 KUHP, dan juga dengan sanksi
administratif sebagaimana diatur dalam PP 10 tahun 1966.
American Psychiatric Association. Principles of Medical Ethics with
Annotations especially applicable to Psychiatry (APA Press
Washington, DC, 1985)
Kode Etik Kedokteran Indonesia

You might also like