Professional Documents
Culture Documents
Anatomi Pankreas
Berwarna dadu-kelabu
Panjang 12-15 cm
Berat kurang lebih 90 gram
Terletak pada regio epigastrica dan hypochondriaca kiri
Kelenjar eksokrin produksi cairan pancreas ke
duodenum
Kelenjar endokrin produksi glukagon dan insulin ke
dalam darah
Letak retroperitoneal
Bagian-bagian : caput, collum, corpus, cauda pancreas
Bagian-bagian Pankreas
Caput pancreas
Dibawah bidang transpyloricum
Mempunyai penonjolan ke arah atas
dan kiri di belakang vasa mesenterica
superior & di depan aortaprocessus
uncinatus pancreatis
Ductus pancreaticus
Terdapat 2 saluran keluar :
ductus pancreaticus wirsungi
(bergabung dengan duct.
Choledochus
ampulla hepatopancreatica vater)
&duct. Pancreaticus accesorius Sartorini
Corpus pancreas
Cauda pancreas
- A. Pancreaticoduodenalis
sup dan inf memberi
darah pada caput
- cabang-cabang A.
Lienalis memberi
darah corpus dan caput
- V. Pancreatica yang
dialirkan ke vena porta,
v. Lienalis, dan v.
Mesenterica sup.
Persarafan pancreas :
berasal dari nervi vagi
dan splanchnici
Fisiologi
FISIOLOGI PANKREAS
PANKREAS
Eksokrin
Endokrin
Sel
Sel
glukagon
Sel D
somatostatin
Sel PP
Polipeptida pankreas
Fisiologi Pankreas
Fungsi endokrin kelenjar pankreas diperankan oleh pulau langerhans
terdiri atas sel , sel , sel , dan sel F. Sekresi sel sel ini berupa hormon
yang akan langsung diangkut melalui pembuluh darah.
Fungsi utama hormon-hormon pankreas adalah untuk:
meningkatkan penyimpanan selama individu istirahat, dalam bentuk
glikogen dan lemak, diambil dari substansi-substansi dalam makanan
(insulin)
mobilisasi kembali cadangan energi selama fase kelaparan atau pada
waktu bekerja, dalam keadaan stres, dst. (glukagon)
menjaga kadar gula darah mendekati konstan bila mungkin
meningkatkan pertumbuhan (insulin)
Fisiologi Pankreas
1. (Glukagon)
Target : Hati, jaringan adiposa
Efek : merombak cadangan lipid, merangsang sintesis glukosa dan
pemecahan glikogen di hati, menaikan kadar glukosa.
Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang rendah, dihambat oleh
somatostatin.
2. (Insulin)
Target : Sebagian besar sel
Efek : membantu pengambilan glukosa oleh sel, menstimulasi
pembentukan dan penyimpanan glikogen dan lipid, menurunkan kadar
glukosa darah.
Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang tinggi, dihambat oleh
somatostatin.
Fisiologi Pankreas
3. (Somatostatin)
Target : Sel langerhans lain, epitel saluran pencernaan
Efek : menghambat sekresi insulin dan glukagon, menghambat absorbsi
usus dan sekresi enzim pencernaan.
Distimulasi oleh makanan tinggi-protein, mekanismenya belum jelas.
4. F (Polipeptida pankreas)
Target : Organ pencernaan
Efek : menghambat kontraksi kantong empedu, mengatur produksi enzim
pankreas, mempengaruhi absorbsi nutrisi oleh saluran pencernaan.
Distimulasi oleh makanan tinggi-protein dan rangsang parasimpatis.
Insulin
Insulin merupakan hormon anabolik utama.
Insulin diperlukan untuk:
Pengangkutan glukosa dan asam amino melewati membran
Pembentukan glikogen dalam hati dan otot rangka
Insulin synthesis
and secretion
Insulin harus menempel
pada reseptor dinding sel.
Pintu gerbang glukosa
dinding sel terbuka.
Glukosa masuk lewat
gerbang, di angkut oleh
glucose-carrier.
Glucose-carrier
membawa glukosa ke
mitokondria.
Dalam mitokondria
glukosa dibakar dengan o2
menghasilkan energi dan
panas.
Fisiologi Insulin
INSULIN
Insulin Plasma Tinggi
(Keadaan Sesudah Makan)
Hati
Ambilan glukosa
Sintesis glikogen
Tidak adanya glukoneogenesis
Lipogenesis
Tidak adanya ketogenesis
Produksi glukosa
Glikogenolisis
Glukoneogenesis
Tidak adanya lipogenesis
Ketogenesis
Otot
Ambilan glukosa
Oksidasi glukosa
Sintesis glikogen
Sintesis protein
+
Asupan
makanan
Kontrol utama
+
Stimulasi
parasimpatis
Konsentrasi asam
amino darah
+
+
+
Sel-sel beta pulau Langerhans
Sekresi insulin
Glukosa darah
Asam lemak darah
Asam amino darah
Sintesis protein
Penyimpanan bahan bakar
Glukosa mengalami
fosforilasi oleh glukokinase
Merangsang sekresi
insulin dari granulnya
ADP ATP
Efek pada
penyerapan glukosa
Kontrol sekresi
Efek pada
asam lemak
darah
Efek pada
asam amino
darah
Efek pada
protein otot
Insulin
+ Penyerapan
glukosa
+ Glikogenesis
- Glikogenolisis
- Glukoneogenesis
+Sintesis
trigliserida
- Lipolisis
+ penyerapan
asam amino
+ sintesis protein
- penguraian
protein
Glukagon
+ Glikogenolisis
+ Glukoneogenesis
- Glikogenesis
+lipolisis
- Sintesis
trigliserida
Tidak ada
efek
Rangsangan
utama untuk
sekresi
Peran utama
dalam
metabolisme
Glukosa darah
Asam amino
darah
Pengatur
utama siklus
absorpsi dan
pasca absorpsi
Glukosa darah
Asam amino
darah
Pengatur
utama siklus
absorpsi dan
pasca absorpsi
bersama
dengan insulin;
melindungi
tubuh dari
hipoglikemia
LO 2 :
Diabetes Mellitus
DEFINISI
American Diabetes Asosiation (ADA) :
Merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua duanya
WHO 1980:
Suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang
merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat
defisiensi insulin absolut/relatif dan gangguan fungsi insulin.
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan
kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif. (Arjatmo, 2002)
Epidemiologi DM
According to the American Diabetes Association, approximately 1.5
million new cases of diabetes are diagnosed each year in the United
States, and diabetes is the leading cause of end-stage renal disease,
adult-onset blindness, and nontraumatic lower extremity amputations.
Almost half of diabetes deaths occur in people under the age of 70
years; 55% of diabetes deaths are in women.
The total number of people with diabetes worldwide was estimated to
be between 151 million and 171 million at the turn of the century, and
is expected to rise to 366 million by 2030.
The prevalence of diabetes is increasingly sharply in the developing
world as people adopt more sedentary life styles, with India and China
being the largest contributors to the world's diabetic load.
Faktor Resiko DM
Merokok
Hipertensi
Riwayat penyakit jantung koroner
Obesitas
Dan riwayat penyakit keluarga (termasuk DM
dan penyakit endokrin lain)
Klasifikasi
Diabetes melitus
1. tipe 1
2. tipe 2
Tipe lain
kriteria
Khas: glukosuria, ketouria,GP acak > 200
mg/dL
GPP> 140 mg/dL & nilai 2 jam >200 mg/dL
OGTT pada lebih dari satu kesempatan dan
pada tidak adanya faktor presipitasi
Kriteria tipe I atau II dengan sndrom genetik
tertentu ( termasuk kistik fibrosis, kelainan lain
dan obat- obatan)
GPP<140 mg/ dL dengan nilai 2 jam > 140 mg/
dL selama OGTT
Dua atau lebih kelainan berikut selama OGTT:
GPP> 105 mg/dL : 1 jam >190 mg/ dL : 2 jam
>165 mg/ dL : 3 jam >145mg/dL
OGTT normal pasca- kelainan sebelumnya,
hiperglikemia spontan atau diabetes kehamilan
Kecenderungan genetik (misak kembar
nondiabetik identik dari saudara kandung yang
diabetes); antibodi sel pulau
DM 1
DM 2
Klinis
Genetika
Patogenesis
Autoimunitas
Defisiensi berat insulin
Resistensi insulin
Defisiensi relatif insulin
Sel islet
Insulitis dini
Atrofi dan fibrosis mencolok
Deplesi berat sel beta
Epidemiologi
DM tipe 1 :
Indonesia sangat jarang (letak geografis,khatulistiwa)
Dari angka pravelensi berbagai negara semakin negara tersebut
menjauhi dari khatulistiwa maka makin tinggi prevalensi DM
tipe 1
Selain faktor lingkungan, faktor genetik juga berpengaruh (HLADQ-beta)
Terutama pada anak-anak dan remaja
98% DM pada anak dan remaja adalah tipe I.
Karena sifatnya, dulu dikenal sebagai Juvenile onset diabetes atau Ketosis
prone diabetes.
gejala-gejala klinis yang tidak sama persis dengan tipe II. Pada umumnya
gejala klinis bersifat akut, dengan riwayat klasik adanya poliuria, polidipsia,
dan polifagia. Kehilangan berat badan merupakan tanda yang khas.
2.
Abnormalitas Genetik
3.
4.
Virus
5.
Sebab lain :
Pankreatektomi
IDDM sekunder karena
kerusakan pankreas
Kelainan kromosom
PATOFISIOLOGI
Development of type 1 DM
Tanda-Gejala DM Tipe 1
Urin
Hyperglycemi
Blurred vision
Weight loss
Weakness total body potassium loss & the
general catabolism of muscle protein
Ketoacidosis exacerbates the dehydration &
hyperosmolality anorexia, vomit, nausea
Perjalanan klinis DM 1
Fase inisial
Timbul gejala-D/
Didahului infeksi, goncangan emosi, trauma fisik
Fase penyembuhan
Setelah beberapa hari mendapat pengobatan
Keadaan akut teratasi, sudah terdapat sensitivitas jar thdp insulin
Fase intensifikasi
16-18 bulan setelah D/
Terjadi kekurangan insulin endogen
DM 1
Patofisiologi DM Tipe 2
Resistensi insulin
PREDIABETES
kompensasi
DIABETES
Glukosa darah meningkat
Menyerupai DM tipe 1
Patogenesis DM tipe 2 :
resistensi insulin perifer
penurunan fungsi sel Beta
pankreas
hepatic glucose production
Tanda-Gejala DM Tipe 2
Algoritma DM
DIAGNOSIS
Symptoms
3 P (Polyuria, Polydipsia,
Polyphagia)
Weight loss
Fatigue
Weakness
Blurry vision
Frequent superficial
infection (vaginitis, fungal
skin infections)
Slow healing of skin lesions
after minor trauma
Physical examination
Weight (BMI)
Retinal examination
Orthostatic blood pressure
Food examination
Peripheral pulses
Insulin injection sites
Blood pressure > 130
mmHg considered
hypertension in DM
patients
Careful examination of
the lower extremities:
o Peripheral neuropathy
o Calluses
o Superficial fungal
infections
o Nail disease
o Ankle reflexes
o Foot deformities (Charcot
food; claw toes)
Etiologic
classification
Symptoms of diabetes
of
+
Random Blood Sugar ( RBS )
(casual plasma glucose)
diabetes
mellitus
Asymptomatic
+
Two hours plasma glucose (2PG )
after 75 anhydrous glucose in water
Kriteria Pengendalian DM
Baik
Sedang
Buruk
80-109
110-125
-126
110-144
145-179
180
HbA1c (%)
4-5.9
6-8
>8
< 200
200-239
240
< 100
100-129
130
> 45
35-45
< 35
Trigliserida
< 150
150-199
> 200
IMT
18,5-22,9
23-25
20-24,9
25-27
> 27/< 20
Antara
> 160/95
130/80
Darah Kapiler
Darah Kapiler
Bukan DM
Belum pasti DM
DM
< 110
110-199
200
< 90
90-199
200
< 110
110-125
126
< 90
90-109
110
Pemeriksaan - TTGO
TTGO : a gold standard for making the diagnosis of type 2 diabetes,
commonly used for diagnosing gestational diabetes and in conditions of
pre-diabetes.
With an oral glucose tolerance test, the person fasts overnight (at least
eight but not more than 16 hours).
Then first, the fasting plasma glucose is tested. After this test, the person
receives 75 grams of glucose (100 grams for pregnant women).
ITS A MUST !!!
the person must be in good health (not have any other illnesses, not
even a cold)
the person should be normally active (not lying down)
the person should not be taking medicines that could affect the blood
glucose
For three days before the test, the person should have eaten a diet
high in carbohydrates (200-300 grams per day).
The morning of the test, the person should not smoke or drink coffee.
Pemeriksaan - TTGO
Evaluating the results of TTGO
Normal response: A person is said to have a normal response when the 2hour glucose level is less than 140 mg/dl, and all values between 0 and 2
hours are less than 200 mg/dl.
Impaired glucose tolerance: A person is said to have impaired glucose
tolerance when the fasting plasma glucose is less than 126 mg/dl and the
2-hour glucose level is between 140 and 199 mg/dl.
Diabetes: A person has diabetes when two diagnostic tests done on
different days show that the blood glucose level is high.
Gestational diabetes: A woman has gestational diabetes when she has any
two of the following: a 100g OGTT, a fasting plasma glucose of more than
95 mg/dl, a 1-hour glucose level of more than 180 mg/dl, a 2-hour glucose
level of more than 155 mg/dl, or a 3-hour glucose level of more than 140
mg/dl.
Pemeriksaan HbA1C
The red blood cells that circulate in the body live for about three months
before they die off. When sugar sticks to these cells, it gives us an idea of
how much sugar is around for the preceding three months. In most labs,
the normal range is 4%-5.9 %.
In poorly controlled diabetes, its 8.0% or above, and in well controlled
patients it's less than 7.0% (optimal is <6.5%).
A1c(%)
135
170
205
240
10
275
11
310
12
345
penatalaksanaan
Farmakologi
Masukan Makanan
Diet
Produksi glukosa
hati
Pool glukosa
ekstraselular
Defisiensi insulin
Transpor glukosa
Resistensi insulin
Sulfonilurea
Insulin
Metformin
Glitazone
Pemakaian glukosa
sel
Farmakologi
Farmakologi
Efek
SULFONILUREA
Efek akut obat berbeda dengan efek pada pemakaian hangka panjang
GLIBENKLAMID:
Akut : T 4 jam
Jangka panjang (>12minggu) : T 12 jam 1x/hari
Merangsang sel beta pankreas untuk melepas insulin yang tersimpan hanya
untuk pasien yang masih mampu mensekresi insulin
Berdasarkan lama kerjanya, dibagi menjadi 3 golongan:
gen 1: acetohexamide, tolbutamide, chlorpropamide
gen 2: glibenclamide, glipizide, gliclazide
gen 3: glimepiride
Dimulai dari dosis rendah untuk menghindari efek hipoglikemia
Obat sebaiknya diberikan jam sebelum makan karena diserap lebih baik
Efek Samping
Hipoglikemi, mkan BB 4-6 kg, gangguan GIT, fotosensitifitas, gangguan enzim hati,
flushing
Kontraindikasi
Nama Obat
Farmakokinetik dan
Farmakodinamik
GLINID
Mekanisme melalui reseptor SU dan mempunyai struktur yang mirip SU tetapi
masa kerjanya lebih pendek (obat prandial)
Repaglinid dan nateglinid diabsorspsi dengan cepat setelah pemberian oral dan
cepat dkeluarkan melalui metabolisme dalam hati 2-3 x/hari
Merupakan sekretagok yang khusus menurunkan glukosa postprandial dengan
efek hipoglikemik yang minimal
Glibenklamid
Glikasid
Glikuidon
Glipisid
Glimepirid
Repaglinid
Derivat as. Benzoat, diekskresi melalui hati, diabsorpsi cepat pd pemberian oral. ES. :
ggg.an GIT
Nateglinid
Farmakokinetik dan
Farmakodinamik
Mekanisme kerja
Efek
Mkan BB, memperbaiki profil lipid dan mkan hiperinsulinemia monoterapi pilihan
utama pada orang gemuk dengan dislipidemia dan resistensi insulin berat
Bila dengan monoterapi tidak berhasil, dapat dikombinasi dengan obat anti diabetik lain
Kombinasi SU mkan glukosa darah >> monoterapi
Kombinasi insulin pasien gemuk dengan hiperglikemia yang sukar dikendalikan
Efek Samping
Kontraindikasi
Gangguan fungsi ginjal, gangguan hati, infeksi berat, alkoholik, gagal jantung
Pemberian
Mekanisme kerja
Efek
GLITAZONE (Thiazolidinediones)
Diabsorpsi
Konsentrasi tertinggi setelah 1-2 jam
T rosiglitazone : 3-4 jam
T pioglitazone : 3-7 jam
Efek Samping
Kontraindikasi
Farmakokinetik dan
Farmakodinamik
ACARBOSE
Mengalami metabolisme di sal pencernaan, terutama oleh flora mikrobiologis, hidrolisis
intestinal dan aktivitas enzim pencernaan. Diekskresi melalui feses
Bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim alfa glukosidase dalam sal cerna
mkan penyerapan glukosa dan mkan hiperglikemia postprandial
Mekanisme kerja
Hambat enzim alfa glukosidase pada dinding eritrosit di proximal usus halus
perlambat pemecahan & penyerapan KH kompleks hambatan pembentukan
monosakarida intraluminal, menghambat & perpanjang pan glukosa darah pp, dan
pengaruhi respon insulin plasma pan glukosa darah pp
Efektif untuk pasien dengan diet tinggi KH
Obat hanya mempengaruhi GD pad waktu makan, tidak untuk setelah itu
Monoterapi tidak merangsang sekresi insulin tidak hipoglikemia
Efek
Efek Samping
Kontraindikasi
Irritable bowel syndrome, obstruksi sal cerna, sirosis hati, gangguan fungsi ginjal
Sediaan : Oral
Dosis awal : 50 mg, dinaikkan bertahap
Dosis : 150 300mg/hari
Anjuran : suapan pertama makan langsung diberikan
GOLONGAN INCRETIN
Nama Obat
PENGHAMBAT
DIPEPTIDYL
PEPTIDASE IV
( DPP-IV INHIBITOR
)
Keterangan
Hambat enzim yang mendegradasi hormon inkretin endogen, hormon
GLP-1 dan GIP dari usus meningkatkan sekresi insulin yang dirangsang
glukosa, mengurangi sekresi glukagon dan memperlambat pengosongan
lambung
Terdapat 2 macam penghambat DPP-IV yaitu sitagliptin dan vildagliptin
Sebagai terapi alternatif bila terdapat intoleransi pada pemakaian
metformin atau pada usia lanjut
Tidak mengakibatkan hipoglikemia maupun kenaikan BB
Diberikan dosis tunggal,dapat sebagai monoterapi maupun kombinasi
dengan metformin, glitazon atau SU
ES: nasofaringitis, pan risiko infeksi sal kemih, sakit kepala
Non Farmakologi
Terapi gizi medis (rekomendasi)
Pengaturan pola makan yang didasarkan pada status gizi
diabetis modifikasi diet
Manfaat
Menurunkan BB
Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik
Menurunkan kadar GD
Memperbaiki profil lipid
Meningkatkan sensitivitas reseptor insulin
Memperbaiki sistem koagulasi darah
Non Farmakologi
Tujuan
Kadar glukosa darah mendekati normal
GDP 90-130 mg/dL
GD 2 jam stlh makan < 180 mg/dL
Kadar A1c < 7%
Non Farmakologi
Karbohidrat
Protein
Non Farmakologi
Lemak
Pembatasan lemak jenuh dan kolestrol
MUFA memperbaiki GD, profil lipid, TG, kolestrol total, VLDL, HDL
PUFA melindungi jantug, TG, VLDL, kol, memperbaiki agregasi
trombosit
<10 %
LDL 100 mg/dL < 7%
Kolestrol < 300 mg/dL (LDL 100 mg/dL kol < 200 mg/dL)
Batasi asam lemak bentuk trans
Ikan seminggu 2-3x asam lemak tidak jenuh rantai panjang
asam lemak tidak jenuh rantai panjang < 10%
Non Farmakologi
Non Farmakologi
o Suntik insulin di lengan / paha hantaran insulin melalui darah akibat
pemompaan oleh otot yang berkontraksi hipoglikemia
o Suntik insulin di abdomen
o Latihan jasmani dilakukan setelah makan (GD puncak)
o Latihan jasmani terlalu lama keadaan metabolik tidak terkendali
pelepasan GD dari hati produksi benda keton
o Manfaat latihan jasmani :
o Memberikan lebih banyak tenaga
o Membuat jantung lebih kuat, sirkulasi
o Memperkuat otot, kelenturan
o kemampuan bernafas
o Membantu mengatur BB, stress
o Memperbaiki kolesterol dan lemak tubuh lain
o Memperbaiki tekanan darah
INSULIN
TIPE TIPE INSULIN
Insulin kerja cepat (RAPID)
cepat diabsorpsi
Novorapid, Humalog, Apidra
INSULIN
Latihan Jasmani
DM tipe 1
DM tipe 2
Latihan endurance
konsentrasi HbA1c
sensitivitas barorefleks
harapan hidup
Vasodilatasi PD
3-5 x / minggu
Intensitas
Durasi
30-60 menit
Jenis
Latihan Jasmani
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada latihan jasmani
Pemanasan (warm up)
suhu tubuh
denyut nadi hingga mendekati intensitas latihan
Menghindari cedera
5-10 menit
Peregangan (stretching)
Pencegahan
1. Pencegahan primer upaya yang ditujukan pada
kelompok yg memiliki faktor resiko, mereka yg belum
terkena DM, namun berpotensi untuk menjadi DM &
kelompok prediabetes.
Prediabetes :
GDP antara 100-125mg/dL.
Glukosa darah 2 jam stlh muatan glukosa (TTGO) antara
140-199mg/dL
Program penurunan BB.
Diet sehat.
Latihan jasmani.
Pencegahan
2. Pencegahan Sekunder
Mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pada
diabetisi.
Pengobatan yang cukup & deteksi dini penyulit.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan pada kelompok diabetisi yg telah
mempunyai penyulit agar mencegah kecacatan lebih
lanjut.
Komplikasi DM
Akut:
hipoglikemi,
diabetic ketoacidosis (DKA)
Hyperosmolar hyperglycemic nonketotik syndrome (HHNKS)
Somogyi effect
Dawn phenomenon
Kronis
Hipoglikemia
Hipoglikemi adalah penurunan kadar glukosa darah
dibawah 60 %, hipoglikemi baru timbul gejal bila kadar
glukosa lebih rendah dari 45 %.
Hipoglikemi terjadi karena ketidakmampuan hati
memproduksi glukosa.
Disebabkan oleh :
Hipoglikemia
Etiologi hipoglikemia :
Hipoglikemi pada DM stadium dini
Hipoglikemi dalam rangka pengobatan DM
o Penggunaan insulin
o Penggunaan sufonilurea
o Bayi yang lahir dari ibu yang DM
Hipoglikemi yang tidak berkaitan dengan DM
o Hiperinsulinisme alimenter post gastrektomi
o Insulinoma
o Penyakit hati berat
o Tumor ekstra pankreatik
o hipopituitarisme
Hipoglikemia
Tanda-tanda pada hipoglikemia mulai muncul saat glukosa darah <50
mg/dL.
o Std. parasimpatik : lapar, mual, TD turun.
o Std. ggg otak ringan ( glukosa darah <40 mg/dl ) : lemah, lesu, sulit
bicara, bingung, mengantuk.
o Std. simpatik : keringat dingin, berdebar-debar.
o Std. ggg otak berat ( glukosa darah <20 mg.dl ) : koma dgn atau tanpa
kejang, meninggal.
Hipoglikemia
PENGOBATAN HIPOGLIKEMI
Stadium permulaan
(sadar)
Stadium lanjut
Hiperglikemia
Hiperglikemik non ketotik ditandai dengan hiperglikemi
berat non ketotik atau asidosis ringan.
Pada keadaan lanjut dapat menjadi koma (sindrom
hiperglikemik berat, hiperosmolar, dehidrasi berat tanpa
ketoasidosis disertai menurunnya keasadaran).
Pengobatan utama : rehidrasi ( memberikan cairan untuk
mengatasi dehidrasi yaitu NaCl dengan insulin dosis kecil )
Rehidrasi
NaCl isotonik atau hipotonik setengah N 1000 ml/jam
sampai cairan intravaskular membaik.
Pemberian cairan isotonik dipertimbangkan untuk
pasien dengan gagal jantung, penyakit ginjal atau
hipernatremia
Glukosa 5% diberikan jiika GD 200-250mg%
Insulin
pasien hiperosmolar hiperglikemik non
ketotik sensitif terhadap insulin
pemberian insuli drip sangat dianjurkan
Kalium
pemberian kalium dikurangi jika tampak
fungsi ginjal membaik
Hindari infeksi sekunder
Ketoasidosis Diabetik
Glukagon
Insulin
Jaringan lemak
Hati
Lipolisis
Ketogenesis
Asidosis (ketosis)
Tanda KHAS HIPERGLIKEMI :
Kesadaran menurun dan dehidrasi berat
Tanda KHAS KAD :
Hiperglikemi berat dengan ketosisasidosis
Hati
Jaringan tepi
Asidosis (ketosis)
Diuresis osmotik
Hipovolemia
Dehidrasi
Ketoasidosis Diabetik
Rehidrasi
NaCl 0.9% sebanyak 1 liter pada 30 menit pertama, kemudian
0.5 liter pada menit kedua
Plasma expnader berguna dalam keadaan syok
Bila GD < 200 mg/dL, NaCl diganti dengan dextrose 5%
Insulin
Diberikan pada jam kedua dalam bentuk bolus (IV) dosis
180mU/kgBB, lanjutkan 90mU/jam/kgBB.
Bila GD < 200mg/dL kecepatan dikurangi menjadi
45mU/jam/kgBB
Bial GD sabil lanjutkan drip insulin 1-2 unit/jam
Bikarbonat
Koreksi natrium bikarbonat dilakukan bila pH <7,1
Kalium
Nefropati Diabetika
Sindrom klinis pada pasien DM yang ditandai dengan albuminuria
menetap (>300mg/24jam atau >200ig/menit) pada minimal 2x
pemeriksaan dalam 3-6 bulan.
Gula darah kurang terkendali
GDP >140-160mg/dL
HbA1c >7-8%
Etiologi :
Faktor genetis
Kelainan hemodinamik (pean aliran darah ke ginjal dan LFG, pean
tekanan intraglomerulus)
Hipertensi sistemik
Sindrom resistensi insulin
Radang
Hiperlipidemia
Aktivasi PKC
Nefropati Diabetika
Etiologi :
Perubahan permeabilitas pembuluh darah
Asupan protein berlebih
Gangguan metabolik (kelainan metabolisma poliol,
pembentukan AGEs, pean sitokin)
Pelepasan GF
Kelainan metabolisme karbohidrat/ lemak/ protein
Kelainan struktural (hipertrofi glomerulus, dll)
Gangguan pompa ion (pean Na+-H+ pump dan pean
Ca2+-ATPase pump)
Nefropati
Diabetika
PROGNOSIS
Bila diabetes mellitus diketahui sejak dini dan
adanya penanganan yang tepat dan cepat,
maka prognosis akan ke arah yang lebih baik.
Namun apabila tidak alert dengan bahaya
diabetes disertai dengan penanganan yang
tidak cepat & tepat setelah terdiagnosa
diabetes mellitus, maka prognosis akan ke
arah yang lebih buruk.