You are on page 1of 24

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Payudara
Jaringan payudara dibentuk oleh glandula yang memproduksi air susu
(lobulus) yang dialirkan ke puting (nipple) melalui duktus. Stuktur lainnya adalah
jaringan lemak yang merupakan komponen terbesar, connective tissue, pembuluh
darah dan saluran beserta kelenjar limfatik. Setiap payudara mengandung 15-20 lobus
yang tersusun sirkuler. Jaringan lemak (subcutaneus adipose tissue) yang
membungkus lobus memberikan bentuk dan ukuran payudara. Tiap lobus terdiri dari
beberapa lobulus yang merupakan tempat produksi air susu sebagai respon dari signal
hormonal. Terdapat 3 hormon yang mempengaruhi payudara yakni estrogen,
progesteron dan prolaktin, yang menyebabkan jaringan glandular payudara dan uterus
mengalami perubahan selama siklus menstruasi. Areola adalah area hiperpigmentasi
di sekitar puting.15
Berikut ini adalah gambar anatomi payudara normal:

Sumber: http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/breast/Patient/page1

Gambar 2.1. Anatomi payudara normal

Universitas Sumatera Utara

2.2. Pengertian Kanker dan Kanker Payudara


Kanker atau disebut juga neoplasma adalah suatu penyakit pertumbuhan sel
karena di dalam organ tubuh timbul dan berkembang biak sel-sel baru yang tumbuh
abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan bentuk, sifat dan gerakan yang berbeda
dari sel asalnya, serta merusak bentuk dan fungsi organ asalnya. Sel kanker akan
menyusup (invasif) ke jaringan sekitarnya, lalu membuat anak sebar (metastasis)
ketempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
Kanker dapat tumbuh disemua sel atau jaringan tubuh, seperti sel kulit, sel darah, sel
otak, sel paru, sel hati, jaringan ikat, dsb.16 Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal
dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi
(terjadi perubahan dalam bahan genetik sel yang disebabkan oleh karsinogen yang
memancing sel menjadi ganas) dan promosi (sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas).6 Awal timbulnya kanker pada suatu jaringan tubuh disebut
kanker primer. Adapun kanker yang timbul di tempat lain karena penyebaran kanker
primer disebut kanker sekunder.16
Kanker payudara adalah karsinoma yang berasal dari duktus atau labulus
payudara, merupakan masalah global dan isu kesehatan internasional yang penting.15
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang umum terjadi pada wanita. Walaupun
jarang, laki-laki pun bisa terkena kanker payudara.6 Karena kanker payudara jauh
lebih umum pada wanita, banyak pria tidak menyadari bahwa mereka bisa mendapat
penyakit ini. Hal ini menyebabkan penundaan diagnosis, dan akibatnya kanker tidak
ditemukan sampai berkembang ke tahap selanjutnya.17. Perjalanan penyakitnya pada
pria lebih cepat karena jaringan sekitar payudara tidaklah setebal pada wanita

Universitas Sumatera Utara

sehingga pada tahap dini sudah melekat ke jaringan sekitarnya. Mungkin didapatkan
benjolan atau pengeluaran darah dari puting susu atau terdapat tukak maligna. Pada
perabaan jelas terdapat perlekatan. Tindakan terapi dan prognosis sama seperti pada
wanita.23
2.3. Gejala
Gejala dan pertumbuhan kanker payudara ini tidak mudah dideteksi karena
awal pertumbuhan sel kanker payudara juga tidak dapat diketahui dengan mudah.
Seringkali gejalanya baru diketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut.11
Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak terganggu aktifitasnya. Tanda
yang mungkin dirasakan pada stadium dini adalah terasa benjolan kecil di payudara.
Keluhan baru timbul bila penyakitnya sudah lanjut.16
Gejala yang dapat diamati antara lain sebagai berikut:15,16
i. Teraba benjolan pada payudara dengan atau tanpa rasa sakit.
ii. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya.
iii. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau diobati.
iv. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau diobati.
v. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting atau keluar air susu pada
wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui.
vi. Puting susu tertarik ke dalam.
vii. Kulit payudara berubah di antaranya, mengerut seperti kulit jeruk (peau
dorange), melekuk ke dalam (dimpling).
viii. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.
ix. Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa masa di payudara.

Universitas Sumatera Utara

2.4. Stadium18
Klasifikasi kanker payudara ditentukan berdasarkan TNM system dari
UICC/AJC tahun 1997. Stadium klinik (cTNM) harus dicantumkan pada setiap
diagnosa kanker payudara atau suspect kanker payudara:
Staging UICC 1997
T

: Tumor

Tx

: Tumor primer tidak bisa diketahui

T0

: Tumor primer tidak teraba

Tis

: Carsinoma insitu

Intra ductal carsinoma

Lobular carsinoma

Pagets disease of the nipple dengan tidak ada tumor teraba

T1

: Tumor ukuran sebesar < 2cm

T1a < 0,5cm

T1b 0,5cm < < 1cm

T1c 1cm < < 2cm

T2

: Tumor > 2cm tetapi < 5cm

T3

: Tumor > 5cm

T4

: Setiap T yang diekstensi ke kulit atau dinding dada

T4a

T4b

: Ekstensi ke dinding dada


: Edema, peau dorange, ulserasi kulit dan satelite nodule daerah pada
payudara yang sama

Universitas Sumatera Utara

T4c

: Kedua-duanya T4a dan T4b

T4d

: Mastitis

karsinomatosa

: KGB Regional

: N tidak dapat ditentukan

N0

: Tidak ada metastase KGB regional

N1

: Metastase pada KGB ketiak ipsilateral dan mobil (tidak terfixir)

N2

: Metastase pada KGB ketiak ipsilateral dan terfixir satu sama lain atau ke
struktur lain

N3

: Metastase pada KGB mammary interna ipsilateral

: Metastase jauh

Mx

: Adanya metastase jauh tidak dapat diketahui

M0

: Tidak ada metastase jauh

M1

: Ada metastase jauh (termasuk metastase pada KGB supra klav. ipsilateral)

Group Stadium
Stadium 0 : Tis

N0

M0

Stadium I : T1

N0

M0

Stadium IIA

: T0

N1

M0

T1

N1

M0

T2

N0

M0

: T2

N1

M0

T3

N0

M0

Stadium IIIA : T0

N2

M0

Stadium IIB

Universitas Sumatera Utara

T1

N2

M0

T2

N2

M0

T3

N1

M0

T3

N2

M0

Any N

M0

N3

M0

Any N

M1

Stadium IIIB : T4
Any T
Stadium IV

: Any T

Klasifikasi tersebut diringkaskan sebagai berikut: 24


Stadium I: Tumor kurang dari 2 cm, tidak
ada limfonodus terkena (LN) atau tidak ada
penyebaran luas

Stadium IIA: Tumor kurang dari 5 cm, tanpa


keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh.
Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan
LN.

Stadium IIB: Tumor kurang dari 5 cm,


dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar
dari 5 cm tanpa keterlibatan LN.

Universitas Sumatera Utara

Stadium IIIA: Tumor lebih besar dari 5 cm,


dengan keterlibatan LN. Semua tumor
dengan LN terkena, tidak ada penyebaran
jauh.

Stadium

IIIB:

Semua

tumor

dengan

penyebaran langsung ke dinding dada atau


kulit. Semua tumor dengan edema pada
tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.

Stadium

IV:

Semua

tumor

dengan

metastasis jauh.

Sumber: http://thinkcancer.com/breast-cancer-stages-and-picture/205.html

Bagian Patologi Anatomi FK UI membagi stadium klinik kanker payudara atas


stadium dini dan lanjut. Yang termasuk stadium dini adalah stadium I, stadium II dan
stadium IIIA, sedangkan yang termasuk stadium lanjut adalah stadium IIIB dan
stadium IV.36

Universitas Sumatera Utara

2.5. Epidemiologi
2.5.1.

Distribusi dan Frekuensi


Jumlah penderita kanker payudara di seluruh dunia terus mengalami

peningkatan, baik pada daerah dengan insiden tinggi di negara-negara barat maupun
pada insiden rendah seperti di banyak daerah di Asia.18 Di Indonesia angka kejadian
36,2 per 100.000 perempuan; Inggris 89,1 per 100.000 perempuan; Australia 84,8 per
100.000 perempuan; Singapura 59,9 per 100.000 perempuan; Malaysia 37 per
100.000 perempuan; Myanmar 32,5 per 100.000 perempuan; Timor Leste 29,6 per
1000.000 perempuan.9
Angka kejadian kanker payudara terbanyak setelah umur 50 tahun dan
jarang pada umur sebelum 30 tahun. Pada golongan umur lebih lanjut seolah-olah
kanker ini jarang dijumpai karena populasi wanita pada golongan umur lebih lanjut
tersebut menurun.20
Insiden kanker payudara pada pria dibandingkan dengan wanita adalah
1:100. 23 Insiden rate kanker payudara pada laki-laki di Amerika Serikat adalah 1,09
per 100.000 laki-laki sedangkan insiden rate pada wanita adalah 125,10 per 100.000
wanita. 25 Hasil penelitian Nourma Yenti L. Gaol di RS Dr. Pirngadi Medan, proporsi
kanker payudara pada laki-laki adalah 2% dari 148 kasus.26
2.5.2.

Determinan
Penyebab pasti dari kanker payudara belum diketahui. Namun, ada

beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker


payudara.

Universitas Sumatera Utara

Beberapa alasannya sebagai berikut:15,16


a.

Faktor umur
Semakin bertambahnya umur meningkatkan resiko kanker payudara. Wanita
paling sering terserang kanker payudara adalah usia di atas 40 tahun. Wanita
berumur di bawah 40 tahun juga dapat terserang payudara, namun resikonya
lebih rendah dibandingkan wanita di atas 40 tahun.29

b.

Jenis kelamin
Kanker payudara pada pria (male breast cancer) jarang terjadi. Kanker payudara
pria paling sering terjadi pada pria antara usia 60 dan 70 tahun. 27. Insiden kanker
payudara pada pria dibandingkan dengan wanita adalah 1:100. 23

c.

Riwayat keluarga
Riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara
perempuan, kakak/adik risikonya 2-3 kali lebih tinggi.

d.

Faktor hormon
Faktor hormon merupakan faktor yang banyak berpengaruh pada timbulnya
kanker payudara, seperti mendapat haid pertama (menarke) kurang dari 12 tahun
risikonya 1,7-3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarke yang datang
pada usia normal atau lebih dari 12 tahun, mati haid (menopause) setelah umur
55 tahun risikonya 2,5-5 kali lebih tinggi, tidak menikah /nullipara atau tidak
pernah melahirkan anak risikonya 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang
kawin dan punya anak, melahirkan anak pertama setelah umur 35 tahun risikonya
2 kali lebih besar, dan tidak pernah menyusui anak risikonya lebih tinggi untuk
mendapat kanker payudara.

Universitas Sumatera Utara

e.

Pernah mengalami infeksi, trauma/benturan, operasi payudara akibat tumor jinak


(kelainan fibrikostik dan fibroadenoma) atau tumor ganas payudara kontralateral
risikonya 3-9 kali lebih besar.

f.

Pernah menggunakan obat hormonal yang lama, seperti terapi sulih hormon atau
hormonal replacement therapy (HRT), dan pengobatan kemandulan.

g.

Pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium, risikonya 3-4 kali lebih


tinggi.

h.

Pemakaian kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti kelainan
fibrokistik yang ganas akan meningkatkan risiko untuk mendapatkan kanker
payudara 11 kali lebih tinggi.

i.

Pernah mendapat radiasi sebelumnya pada payudara atau dinding dada, misalnya
untuk pengobatan keloid risikonya 2-3 kali lebih tinggi.

j.

Perubahan gaya hidup: diet tinggi kalori, diet tinggi lemak, konsumsi alkohol &
merokok dan obesitas pada menopause.

2.6. Pencegahan
2.6.1.

Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah usaha untuk mencegah timbulnya kanker dengan

menghilangkan dan/atau melindungi tubuh dari kontak dengan karsinogen dan faktorfaktor yang dapat menimbulkan kanker.21
Ada beberapa cara untuk pencegahan primer kanker payudara antara lain:11,16
a. Penggunaan obat-obat hormonal harus dengan sepengetahuan dokter.

Universitas Sumatera Utara

b. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker payudara atau yang


berhubungan, jangan menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon
seperti pil, suntikan dan susuk KB.
c. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan. Bagi wanita
beresiko tinggi, lakukan juga pemeriksaan mammografi secara berkala, terutama
pada usia di atas 49 tahun.
Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita
sendiri daripada oleh dokter. Karena itu, wanita harus mewaspadai setiap
perubahan yang terjadi pada payudara. Ternyata 75-85% keganasan payudara
ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. Pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh
setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya. Pemeriksaan ini
dilakukan secara rutin setelah haid, sekitar 1 minggu dari hari terakhir haid. Bila
sudah menopause, lakukan pada tanggal tertentu setiap bulannya. Jika ditemukan
benjolan di payudara, segera hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.16
Berikut pemeriksaan payudara sendiri yang dapat dilakukan: 19,22
c.1. Pada Waktu Mandi
Periksalah payudara anda pada waktu sedang mandi (bath or shower);
tangan anda lebih mudah digerakkan pada kulit yang basah. Telapak tangan
digerakkan dengan lembut kesetiap bagian dari masing-masing payudara.
Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara kiri dan tangan kiri untuk
memeriksa payudara kanan. Periksa adanya gumpalan, simpul yang keras atau
penebalan.

Universitas Sumatera Utara

Sumber: http://www.runforthecure.org/en/self-examination

Gambar 2.2. Pemeriksaan payudara sendiri pada waktu mandi


c.2. Posisi Berdiri
i. Berdirilah di depan cermin. Periksa payudara terhadap segala sesuatu yang
tidak lazim, perhatikan adanya rabas dari puting susu, keriput, dimpling, atau
kulit mengelupas.
ii. Angkat tangan anda ke belakang kepala dan lipat tangan anda di belakang
kepala anda. Perhatikan setiap perubahan kontur dari payudara anda.
iii. Selanjutnya letakkan tangan anda di pinggang, tekan tangan anda dengan kuat
pada pinggang anda dan agak membungkuk ke arah cermin sambil menarik
bahu dan siku anda ke arah depan. Perhatikan setiap perubahannya.
iv. Angkat lengan kiri anda. Gunakan 3 atau 4 jari tangan kanan anda untuk
meraba payudara kiri anda dengan kuat, hati-hati,dan menyeluruh. Mulailah
pada bagian atas paling luar dari payudara kiri anda di jam 12, kemudian
digerakkan ke arah jam 1, gerakan diteruskan sampai kembali ke jam 12.
Tonjolan dari jaringan yang pada lengkung bawah dari masing-masing
payudara adalah normal. Kemudian gerakan dipindah sejauh 1 inci, ke arah

Universitas Sumatera Utara

papilla mammae, tetap secara melingkar, untuk memeriksa setiap bagian


payudara anda termasuk papilla mammae. Pemeriksaan ini paling sedikit
membutuhkan 3 gerakan melingkar. Berikan perhatian khusus pada area
diantara payudara dan dibawah lengan, termasuk bagian di bawah lengan itu
sendiri. Rasakan adanya benjolan atau massa yang tidak lazim dibawah kulit.
v. Dengan perlahan remas puting susu dan perhatikan terhadap adanya rabas.
Jika anda mengeluarkan rabas dari puting susu, yang terjadi ketika anda
sedang atau tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri, temuilah dokter
anda. Lakukan hal yang sama pada payudara kanan anda.

Sumber: http://visualsonline.cancer.gov

Gambar 2.3. Pemeriksaan payudara sendiri pada posisi berdiri

Universitas Sumatera Utara

c.3. Posisi Berbaring


Berbaringlah mendatar telentang dengan lengan kiri anda di bawah kepala
anda dan sebuah bantal atau handuk yang dilipat di bawah bahu kiri anda (posisi
ini

akan

mendatarkan

payudara

anda

dan

memudahkan

anda

untuk

memeriksanya). Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada langkah 4


dan 5 dari posisi berdiri. Lakukan hal yang sama pada payudara kanan anda.

Sumber: http://visualsonline.cancer.gov

Gambar 2.4. Pemeriksaan payudara sendiri pada posisi berbaring


d. Memberikan air susu ibu (ASI) pada anak selama mungkin dapat mengurangi
risiko terkena kanker payudara. Hal ini disebabkan selama proses menyusui, tubuh
akan memproduksi hormon oksitosin yang dapat mengurangi produksi hormon
estrogen. Hormon estrogen dianggap memegang peranan penting dalam
perkembangan sel kanker payudara.
e. Menjaga kesehatan dengan mengonsumsi buah dan sayuran segar. Kedelai beserta
produk olahannya mengandung fitoestrogen bernama genistein yang dapat
menurunkan kejadian kanker payudara.

Universitas Sumatera Utara

f. Hindari makanan yang banyak mengandung protein dan lemak tinggi, makanan
yang

diolah

dengan

suhu

tinggi

(cepat

saji/junk

food),

mengandung

pemanis/pewarna/pengawet yang berlebihan.


g. Jangan merokok, hindari konsumsi alkohol.

2.6.2.

Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder berupa usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan

lebih lanjut akibat kanker dengan mengidentifikasi kelompok populasi beresiko tinggi
terhadap kanker, skrining populasi tertentu, dan deteksi dini kanker pada individu
yang tanpa gejala.16
Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
a.

Pemeriksaan Klinik (Anamnesa) 18


Anamnesa, antara lain:
a.1. Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya: Benjolan di
payudara, kecepatan tumbuh dengan atau tanpa rasa sakit, nipple discharge,
nipple retraksi,

krusta, kelainan kulit, dimpling, peau dorange, ulserasi,

venektasi, benjolan ketiak dan edema lengan.


a.2. Keluhan di tempat lain yang berhubungan dengan metastase, antara lain nyeri
tulang (vertebra, femur), sesak; dan faktor resiko.
b.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis baik inspeksi ataupun

palpasi. Inspeksi dilakukan dengan posisi duduk dan pakaian atas/bra dilepas.
Identifikasi dilakukan saat lengan pasien disamping, lengan di atas kepala dan lengan

Universitas Sumatera Utara

kacak pinggang. Palpasi parenkim dilakukan dengan posisi pasien supine dan
ipsilateral lengan diletakkan di belakang kepala. Jaringan subareolar dan masingmasing kuadran dari kedua payudara dipalpasi secara sistematis, menyeluruh dan
overlap baik secara sirkuler ataupun radier. Pemeriksaan ini mempunyai akurasi
untuk membedakan ganas atau jinak sekitar 60%-80% (error 20% - 40%) oleh
karenanya memerlukan pemeriksaan tambahan.15
Pameriksaan fisik, antara lain:18
b.1. Status generalis (Karnofski index)
b.2. Status lokalis: payudara kanan atau kiri atau bilateral, masa tumor (lokasi,
ukuran, konsistensi, bentuk dan batas tumor, terfiksasi atau tidak ke kulit
m.pektoral atau dinding dada)
b.3. Perubahan kulit (kemerahan, dimpling, edema, satelit nodul, peau dorange,
ulserasi)
b.4. Perubahan puting susu (tertarik, erosi, krusta, keluar cairan dari puting susu)
b.5. Status kelenjar getah bening (KGB) aksila, KGB infra klavikula, KGB supra
klavikula (jumlah, ukuran, konsistensi, terfixir sesama/sekitar)
b.6. Pemeriksaan pada daerah metastase (lokasi, bentuk, keluhan)
c.

Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus


Pada pemeriksaan ini sitologi dilakukan pada lesi yang secara klinis dan

radiologik dicurigai ganas.18

Universitas Sumatera Utara

d.

Pemeriksaan Radiologik/Imaging
Pemeriksaan radiologik/imaging, antara lain

Ultrasonografi (USG)

payudara, Mammografi dan USG abdomen. Bilamana ada indikasi dilakukan Bone
scanning, CT Scan.18
d.1. Ultrasonografi (USG) Payudara
Pemeriksaan ultrasonografi merupakan pemeriksaan yang sangat penting
untuk menilai struktur lesi. Lesi solid atau kistik dapat dengan mudah diidenfifikasi
dengan USG, selain itu ukuran lesi dapat lebih akurat dengan menggunakan USG.
Pada gambaran mamografi dengan densitas fibroglanduler yang padat, pemeriksaan
USG akan memberikan tambahan informasi untuk evaluasi struktur payudara. Oleh
karena itu pemeriksaan mamografi dan USG payudara bersifat saling melengkapi
untuk mendapatkan diagnosis yang optimal pada kelainan payudara.18 Penggunaan
USG untuk tambahan mamografi meningkatkan akuransinya sampai 7,4%. Untuk
pemeriksaan pasien muda (kurang dari 30 tahun). 15
d.2. Mamografi
Mamografi memegang peranan mayor dalam deteksi dini kanker payudara,
sekitar 75% kanker terdeteksi paling tidak satu tahun sebelum ada gejala atau tanda.
Lesi dengan ukuran 2 mm sudah dapat dideteksi dengan mamografi. Akurasi
mamografi untuk prediksi malignansi adalah 70-80%. Namun akurasi pada pasien
muda (kurang dari 30 tahun) dengan payudara yang padat adalah kurang. Terdapat 2
tipe pemeriksaan mamografi yaitu skrining dan dignosis. Skrining mamografi
dilakukan pada wanita asimptomatik. Mamografi diagnosis dilakukan pada wanita
yang simptomatik, tipe ini lebih rumit dan waktu lebih lama dibanding mamografi

Universitas Sumatera Utara

skrining dan digunakan untuk menentukan ukuran yang tepat, lokasi abnormalitas
payudara, evaluasi jaringan sekitar dan KGB sekitar payudara.15
d.3. Bone Scan, Foto Toraks, USG Abdomen
Pemeriksaan bone scan bertujuan untuk evaluasi metastasis di tulang.
Pemeriksaan ini dianjurkan pada kasus advanced local disease, lymfe node
metastasis, distant metastasis dan ada simptom pada tulang. Foto toraks dan USG
abdomen rutin dilakukan untuk melihat adanya metastasis di paru, pleura,
mediastinum dan organ viseral (terutama hepar).15
e.

Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium, antara lain pemeriksaan darah rutin dan

pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan metastase, reseptor ER dan PR,
tumor marker (hanya untuk di follow up).18
f.

Pemeriksaan Histopatologik
Bahan pemeriksaan histopatologi diambil melalui:18
i.

Biopsi eksisional dan potong beku untuk tumor <T2

ii.

Biopsi insisional dan potong beku untuk tumor operabel >T2 sebelum operasi
definitif dan untuk tumor inoperabel.
Biopsi pada payudara memberikan informasi sitologi atau histopatologi.

Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) merupakan salah satu prosedur diagnosis
awal, untuk evaluasi masa di payudara. Pemeriksaan ini sangat berguna terutama
untuk evaluasi lesi kistik. Masa persisten atau rekkuren setelah aspirasi berulang
adalah indikasi untuk biopsi terbuka (insisi atau eksisi). Namun, FNAB merupakan
biopsi yang memberikan informasi sitologi, belum menjadi standar baku (gold

Universitas Sumatera Utara

standar) untuk diagnosis definitif. Bila mampu dianjurkan triple diagnosis (klinis,
mamografi, FNAB).15
g.

Magnetic Resonance Imaging (MRI)


MRI merupakan instrument yang sensitif untuk deteksi kanker payudara,

karena itu MRI sangat baik untuk deteksi local reccurence pasca BCT atau
augmentasi payudara dengan implant, deteksi multifocal cancer dan sebagai
tambahan terhadap mamografi pada kasus tertentu. MRI sangat berguna dalam
skrining pasien usia muda dengan densitas payudara yang padat yang memiliki resiko
kanker payudara yang sangat tinggi. Sensitivitas MRI mencapai 98% tapi
spesifitasnya rendah, biaya pemeriksaan mahal dan waktu pemeriksaan yang lama
oleh karena itu MRI belum jadi prosedur rutin.15
2.6.3.

Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah usaha untuk mencegah timbulnya komplikasi

akibat kanker dan pengobatannya, serta mencegah kematian awal.16 Komplikasi apa
yang mungkin akan timbul dapat diantisispasi kalau kita mengetahui jenis kanker itu,
patologinya serta epidemiologinya. Pencegahan tersier itu kiranya hampir sama
dengan terapi atau rehabilitasi kanker, hanya ditinjau dari sudut lain.21

2.7. Pengobatan/Penatalaksaan Medis


Pengobatan kanker payudara dapat digolongkan ke dalam dua kelompok
besar berdasarkan cara bekerja dan waktu digunakan. Pengobatan kanker ada dua
jenis, yaitu pengobatan lokal dan pengobatan sistemik. Pengobatan lokal digunakan
untuk mengobati tumor tanpa mempengaruhi bagian tubuh lainnya. Contohnya,

Universitas Sumatera Utara

operasi (pembedahan) dan radioterapi. Pengobatan sistemik merupakan pengobatan


yang diberikan dalam aliran darah atau melalui mulut dan bergerak ke seluruh tubuh
untuk mencapai sel-sel kanker yang mungkin telah menyebar ke luar payudara.
Contoh pengobatan sistemik diantaranya kemoterapi, terapi hormon, dan target
terapi.28

2.7.1.

Operasi (Pembedahan) 15
Operasi merupakan modalitas utama untuk penatalaksanaan kanker

payudara. Berbagai jenis operasi pada kanker payudara adalah Classic Radical
Mastectomy (CRM), Modified Radical Mastectomy (MRM), Skin Sparing
Mastectomy (SSM), Nipple Sparing Mastectomy (NSP), dan Breast Conserving
Treatment (BCT). Jenis-jenis ini memiliki indikasi dan keuntungan serta kerugian
yang berbeda-beda.
a.

Classic Radical Mastectomy (CRM)


CRM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor,

nipple areola komplek, kulit diatas tumor, otot pektoralis mayor dan minor serta
diseksi aksila level I-III. Operasi ini dilakukan bila ada infiltrasi tumor ke fasia atau
otot pektoral tanpa ada metastasis jauh. Jenis operasi ini mulai ditinggalkan karena
morbiditas tinggi sementara nilai kuratifitas sebanding dengan MRM.
b.

Modified Radical Mastectomy (MRM)


MRM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor,

nipple areola kompleks, kulit di atas tumor dan faksia pektoral serta diseksi I-II.

Universitas Sumatera Utara

Operasi ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini dan lokal lanjut.merupakan
jenis operasi yang banyak dilakukan. Kuratifitas sebanding dengan CRM.
c.

Skin Sparing Mastectomy (SSM)


SSM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor dan

nipple aerola kompleks dengan mempertahankan kulit sebanyak mungkin serta


diseksi aksila level I-II. Operasi ini harus disertai rekonstruksi payudara secara
langsung yang umumnya adalah TRAM flap (transverse rektus abdominis
musculotaneus flap), LD flap (latissimus dorsi flap) atau implant (silikon). Dilakukan
pada tumor stadium dini dengan jarak tumor ke kulit jauh (>2 cm) atau stadium dini
yang tidak memenuhi syarat untuk BCT.
d.

Nipple Sparing Mastectomy (NSP)


NSP adalah operasi pengankatan seluruh jaringan payudara beserta tumor dengan

mempertahankan nipple areola kompleks dan kulit serta diseksi aksila level I-II.
Operasi ini, juga harus disertai rekonstruksi payudara secara langsung yang umumnya
adalah TRAM flap (transverse rektus abdominis musculotaneus flap), LD flap
(latissimus dorsi flap) atau implant (silikon). Dilakukan pada tumor stadium dini
dengan ukuran 2 cm atau kurang, lokasi periper, secara klinis NAC tidak terlibat,
kelenjar getah bening N0, hispatologi baik, dan potongan beku sub areola: bebas
tumor.
e.

Breast Conserving Treatment (BCT)


BCT adalah terapi yang komponennya terdiri dari lumpektomi atau

segmentektomi atau kuadrantektomi dan diseksi aksila serta radioterapi. Jika terdapat
fasilitas, lymphatic mapping dengan Sentinel Lymph Node Biopsi (SLNB) dapat

Universitas Sumatera Utara

dilakukan untuk menggantikan diseksi aksila. Terapi ini memberikan survival yang
sama dengan MRM namun rekkurrensinya lebih besar. Ada tiga syarat yang harus
terpenuhi dalam pemilihan jenis terapi ini yakni tepi sayatan bebas tumor (dibuktikan
dengan potong beku), radioterapi dapat dilakukan dan kosmetik bisa diterima.
2.7.2. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat anti kanker (sitostatika) untuk
mengahancurkan sel kanker. Obat ini umumnya bekerja dengan menghambat atau
mengganggu sintesa DNA dalam siklus sel. Obat sitostatika dibawa melalui aliran
darah atau diberikan langsung ke dalam tumor, jarang menembus bood-brain barrier
sehingga obat ini sulit mencapai sistem syaraf pusat.15 Kemoterapi merupakan terapi
sistemik yang digunakan bila ada penyebaran sistemik, dan sebagai terapi ajuvan
(tambahan). Kemoterapi ajuvan diberikan diberikan kepada pasien yang pada
pemeriksaan histopatologik pasca bedah mastektomi ditemukan metastasis disebuah
atau beberapa kelenjar.

23

Kemoterapi ajuvan bertujuan untuk membantu mencegah

kekambuhan kanker. Biasanya akan diberikan lebih dari satu jenis obat selama
dilakukan kemoterapi ajuvan. Contoh kombinasi obat kemoterapi yang diberikan
adalah CMF (cyclophosphmide, methotrexate, dan 5-Fluorourasil), FAC (5Fluorourasil, doxorubicin, dan cyclophosphmide), TAC (docetaxel. Doxorubicin, dan
cyclophosphmide), GT (gemcitabine dan paclitaxel).28
2.7.3.

Radioterapi
Radioterapi untuk kanker payudara biasanya digunakan sebagai terapi

kuratif dengan mempertahankan mamma, dan sebagai terapi tambahan atau terapi
paliatif. Radioterapi kuratif sebagai terapi tunggal lokoregional tidak begitu efektif,

Universitas Sumatera Utara

tetapi sebagai terapi tambahan untuk tujuan kuratif pada tumor yang relatif besar
berguna.

23

Radioterapi biasanya diberikan setelah operasi pembedahan lokal dan

dapat diberikan setelah mastectomy untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin
tersisa di jaringan sebelah payudara, seperti dinding dada atau kelenjar getah bening
di dekatnya.28 Radioterapi paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik untuk waktu
terbatas bila kanker sudah tak mampu angkat secara lokal.

23

Radioterapi paliatif

bertujuan meringankan gejala, misalnya: mengurangi rasa sakit, menghentikan


perdarahan atau mengurangi kerusakan struktur saraf di sekitar tumor. Untuk tujuan
ini, radioterapi diberikan dalam jangka pendek misalnya 1 hari atau 1-2 minggu.38
2.7.4. Terapi Hormon
Terapi hormon adalah terapi kanker yang umum digunakan bagi pasien
yang memiliki reseptor hormon positif. Tidak efektif digunakan sebagai pengobatan
sel-sel kanker yang memiliki reseptor hormon negatif. Penggunaan obat pada terapi
hormon ditujukan untuk menggangu aktivitas hormon atau menghentikan produksi
hormon. Terapi hormon juga dapat melibatkan pengangkatan kelenjar yang
menghasilkan hormon.
Terapi hormon dapat diberikan sebelum atau setelah pengobatan primer.
Terapi hormon yang diberikan sebelum pengobatan primer bertujuan untuk
membunuh sel-sel kaker dan membantu efektivitas terapi primer. Sementara terapi
hormon yang diberikan setelah pengobatan primer bertujuan untuk meningkatkan
kemungkinan sembuh. Pada dasarnya ada tiga jenis golongan obat-obatan terapi
hormon yang umum digunakan untuk mengobati kanker payudara, antaralain:
Aromatase Inhibitor yaitu obat-obatan yang berfungsi mencegah tubuh menghasilkan

Universitas Sumatera Utara

hormon estrogen; SERMs (Selective Estrogen Receptor Modulators) yaitu obatobatan yang menghambat aktivitas hormon estrogen di dalam tubuh; dan ERDs
(Estrogen Receptor Downregulators).28

Universitas Sumatera Utara

You might also like