Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
AHMAD RAMDANI
(1209206002)
DEWI ASTUTI
(1209206011)
M. FAISAL ANSORI
(1209206034)
MELLAWATI
(1209206035)
NISA FAUZIAH
(1209206044)
TANGGAL PRAKTIKUM
JUDUL PRAKTIKUM
TUJUAN PRAKTIKUM
Membedakan lalat jantan dan betina berdasarkan struktur tubuh dan ciri
morfologinya
I.
TEORI DASAR
Drosophila mudah ditemukan disekitar buah-buahan yang sudah matang
atau makanan yang mengalami fermentasi. Drosophila membutuhkan media
yang tepat supaya dapat hidup dan berkembang biak dengan baik. Untuk
pemeliharaan Drosophila dapat digunakan bermacam-macam medium mulai
dari medium sederhana hingga medium lengkap. (Tim Penyusun, 2012)
Drosophila adalah serangga bersayap yang masuk ke ordo Diptera.
Drosophilia ini merupakan jenis serangga yang satu ordo dengan Drosophila
ananase. Spesies ini umumnya diketahui sebagai lalat buah umum dan
merupakan organisme yang paling banyak digunakan dalam penelitian
genetika. (Borror, 1992).
Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha
(pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw
hooks) dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan
keluar dari bagian anterior pupa (Wheeler, 1981)
Adapun ciri umum dari Drosophila melanogaster diantaranya:
Sumber: http://biology.kenyon.edu/courses/biol114/Chap13/fcycle2.gif
Gambar Siklus Hidup Drosophila
Lalat buah mempunyai empat stadium metamorfosis, yaitu telur, larva,
pupa, dan imago (serangga dewasa).
1.
Telur
Lalat buah betina meletakkan telur ke dalam buah dengan menusukkan
ovipositornya (alat peletak telur). Bekas tusukan itu ditandai adanya noda/titik
hitam yang tidak terlalu jelas dan hal ini merupakan gejala awal serangan lalat
buah. Lalat buah betina mencari buah yang sesuai untuk meletakkan telur
dengan bantuan indera penciuman pada antena dan indera mata. Proses ini
juga dipengaruhi oleh pencernaan dan penglihatan. Telur berwarna putih,
berbentuk bulat panjang, dan diletakkan berkelompok 215 butir. Lalat buah
betina dapat meletakkan telur 140 butir/hari. Satu ekor betina B. Dorsalis
dapat menghasilkan telur 1200-1500 butir. (Sarwono dkk, 1993)
2.
Larva
Larva berwarna putih keruh atau putih kekuningan, berbentuk bulat
panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva lalat buah terdiri atas 3
bagian; yaitu kepala, toraks (3 ruas), dan abdomen (8 ruas). Kepala berbentuk
runcing dengan dua buah bintik hitam yang jelas, mempunyai alat kait
Pupa
Pupa (kepompong) berbentuk oval, warna kecoklatan, dan panjangnya 5
mm. Masa pupa adalah 410 hari dan setelah itu keluarlah serangga dewasa
(imago) lalat buah. Pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada proses
pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia
instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar
III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985).
4.
Imago
Imago lalat buah rata-rata berukuran 0,7 mm x 0,3 mm dan terdiri atas
menjadi kepala, toraks dada), dan abdomen. Toraks terdiri atas tiga ruas yaitu
berwarna orange, merah kecoklatan, coklat atau hitam, dan memiliki sepasang
sayap. Pada abdomen umumnya terdapat dua pita melintang dan satu pita
membujur warna hitam atau bentuk huruf T dan kadang-kadang tidak jelas.
Ujung abdomen lalat betina lebih runcing dan mempunyai alat pelekat telur
yang cukup kuat untuk menembus kulit buah. (Suryo, 1996)
2.
Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus
3.
4.
5.
lalat betina umumnya adalah sama, tetapi ada sedikit perbedaan yaitu pada
salah satu kromosom jantan terdapat lengkungan seperti mata pancing.
(Sepoetro.D, 1975)
Pada Drosophila jantan dan betina dapat mudah dipisahkan dalam
bentuk segmen-segmen abdomen. Abdomen betina mempunyai ujung
meruncing
dan
pola
garis-garis
yang
berbeda
dari
pada
abdomen
II.
Alat
Bahan
Mikroskop
Drosophila liar
Botol Kultur
Pisang Ambon
Lup
Tape Singkong
Timbangan
Pengaduk
Kaca objek+penutup
Jarum serangga
Kertas saring
III.
Kasa
Eter
III.
CARA KERJA
Memasukan beberapa Drosophila ke dalam botol yang akan ditetesi eter tunggu
hingga drosophilanya pingsan (sekitar 30-60 detik)
Mengamati perubahan yang terjadi pada medium dan mencatat saat terjadinya telur,
larva, pupa, dan imago
Melakukan pengamatan secara periodik sekitar 4-6 jam sekali setiap hari
Melakukan pembiusan lalat dengan meneteskan eter melalui tutup botol bius
Melakukan pembiusan lalat dengan meneteskan eter melalui tutup botol bius
IV.
Foto Literatur
Sumber:
http://01.educdn.com/files/static/wiley/DROSOP
HILA_METAMORPHOSIS_01.GIF
PEMBAHASAN:
Drosophila mudah ditemukan disekitar buah-buahan yang sudah
matang atau makanan yang sudah mengalami fermentasi. Namun untuk
pembiakan dan pemeliharaan Drosophila membutuhkan media yang
tepat supaya Drosophila tersebut dapat hidup dan berkembangbiak
dengan baik. Pada praktikum ini kelompok kami menggunakan medium
pisang dan tape dengan perbandingan 6:1 (dalam berat), pisang 6 gram
dan tape 1 gram, kemudian keduanya ditumbuk hingga halus dan
dimasukan ke dalam botol kultur yang telah disediakan. Selanjutnya
diberi kertas saring di dalamnya diberdirikan atau dimiringkan. Botol
kultur dibuka tutupnya supaya Drosophilanya pada masuk. Setelah
beberapa drosophila masuk dalam medium kemudian botolnya ditutup
dengan kain kasa. Dan terakhir kita bisa mengamati perkembangannya.
B.
TANGGAL
WAKTU
14 MEI 2012
13.00
15 MEI 2012
19.00
Telur
16 MEI 2012
13.00
Larva Instar 1
17 MEI 2012
19.00
Larva Instar 2
18 MEI 2012
13.00
Larva Instar 3
PERKEMBANGAN
Lalat masuk ke
dalam botol kultul
FOTO
19 MEI 2012
13.00
Pupa
22 MEI 2012
19.00
Imago
PEMBAHASAN:
Pada praktikum siklus hidup Drosophila ini, kami mengambil beberapa
lalat buah yang ada disekitar rumah. Sebelumnya kami membuat botol kultul
yang diisi oleh medium pisang ambon dan tape dengan perbandingan 6:1 yang
sudah ditumbuk
Suhu Lingkungan
Drosophila mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi
ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28C. Pada suhu ini lalat
akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu
rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari.
Pada suhu 30C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.
2.
buah dewasa
yang
kekurangan
makanan
akan
medium
terlalu padat
akan
Intensitas Cahaya
Drosophila lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami
pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.
C.
PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
Mata Majemuk
a. Bentuk
Bulat, Elips
b. Ukuran
Sedang
c. Warna
Merah
Mata Ocelli
3 buah kecil
Antena
Arista
Kepala
Bulat
Coklat
4 garis hitam
Jenis Kelamin
Betina
Sayap
a. Bentuk
Lonjong
b. Ukuran tubuh
Foto Literatur
Morfologi Abdomen
Foto Hasil Pengamatan
Foto Literatur
Sumber.
http://dc428.4shared.com/doc/FoPOHcl/preview.html
Morfologi Sayap
Foto Hasil Pengamatan
Foto Literatur
Sumber.
http://www.unjabisnis.net/morfologi
-drosophila.html
JANTAN
BETINA
Ukuran tubuh lebih kecil dari Ukuran tubuh lebih besar dari
betina
jantan
Sayap lebih pendek dari sayap Sayap lebih panjang dari sayap
betina
jantan
PEMBAHASAN:
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami Drosophila yang kami
amati yaitu termasuk kedalam spesies Drosophila melanogaster. Drosophila
melanogaster adalah jenis serangga
Diptera, (bangsa lalat).
Karena yang kita amati itu semuanya betina dilihat dari ciri-cirinya yaitu
yang memiliki ukuran tubuh betinanya lebih besar bila dibandingkan dengan
lalat jantannya, Ujung abdomen betina agak runcing, Pada lalat betina dewasa
abdomen menjadi lebih besar karena berisi telur-telur yang siap dikeluarkan,
garis-garis gelap dan terang yang berjumlah tujuh segmen dapat terlihat pada
abdomen lalat betina.
Drosophila jantan dan betina umumnya berukuran kurang dari 3 mm,
berwarna cokelat atau cokelat tua. Warna matanya merah. Terdapat antenna
dan arista. Sayap umunya lurus. Abdomen terlihat bersegmen-segmen, dan
terlihat abdomen lalat betina agak runcing sedangkan lalat jantan ujung
abdomennya
agak
membulat
dan
terlihat
ujung
abdomen
beberapa
1.
Sex
Jantan
Warna
Warna
Kondisi
Tipe
Tubuh
Mata
Sayap
Mutan
Coklat
Merah
Panjang
kekuningan
lebar
Foto Literatur
Sumber.
http://microscopy4kids.org/webpage/pages/idea
berarti Drosophila ini normal tidak sfruitflies.html
Drosophila yang mutan memiliki warna
mutan
putih dan merah mata yang normal.
Foto Literatur
Drosophila melanogaster
melalui media lain. Mutasi disebabkan oleh agen-agen tertentu. Satu agen yang
menyebabkan satu permanen turun temurun perubahan ke dalam DNA dari
satu organisme disebut mutagen. (Rittner & Timothy, 2004)
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi
disebut mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan
individu yang tidak mengalami perubahan sifat.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Mutasi).
Mutasi pada Drosophila melanogaster dapat menyebabkan perbedaan
fenotipe pada organisme tersebut atau disebut juga sebagai mutan. Beberapa
jenis mutasi pada Drosophila melanogaster yang dapat terlihat dari fenotipenya
adalah mutasi warna mata, bentuk mata, bentuk sayap dan warna tubuh.
Lalat buah normal (wild type) memiliki warna mata merah. Namun, pada
mutasi warna mata, telah diamati warna mata lalat yang tidak merah (tidak
normal). Beberapa warna mata mutan yang teramati yaitu white, clot, claret
dan sepia. Pada mutan tipe white (w) mengalami mutasi pada kromosom
nomor 1, lokus 1,5. Pigmen merah yang seharusnya dihasilkan sebagai warna
pada faset mata lalat tidak dihasilkan. Sehingga yang terjadi adalah
penyimpangan gen white yang memberikan warna putih pada faset matanya.
Sementara pada mutan tipe clot (cl) warna mata yang teramati adalah cokelat
akibat mutasi pada kromosom nomor 2, lokus 16,5. Mutasi pada kromosom
nomor 3, lokus 100,7 pada lalat buah mengakibatkan mata berwarna merah
terang atau disebut juga sebagai tipe claret (ca). Warna matanya lebih terang
bila dibandingkan dengan warna merah pada lalat normal. Mutan tipe sepia
(se) mengalami kecacatan pada kromosom no 3, lokus 26,0 dan menyebabkan
lalat kekurangan enzim sintase PDA yang disebabkan adanya mutasi pada
struktur gen dari DNA sintase. Mutasi ini dapat diturunkan pada keturunanketurunan dari lalat sepia itu sendiri. Kecacatan ini menyebabkan lalat bermata
cokelat tua kehitaman.
Mutasi juga dapat terjadi pada fenotipe atau penampakan bentuk mata.
Pada pengamatan bentuk mata, ditemukan lalat buah yang tidak memiliki mata
atau hanya berupa titik yang disebut juga dengan eyemissing (eym).
Kromosom lalat nomor 3, lokus 67,9 mengalami kerusakan yang berakibat pada
keabnormalan gen mata absen yang memberikan perintah pada sel yang ada
di larva untuk memunculkan mata. Mutasi ini menyebabkan mutan lalat buah
terganggu penglihatannya bahkan mungkin tidak dapat melihat.
Sayap pada lalat wild type panjang dan lurus sehingga lalat dapat terbang
dengan normal atau tanpa mengalami kesulitan. Perubahan yang terjadi pada
materi genetis lalat buah dapat menyebabkan perbedaan bentuk sayap, yaitu
dumpy, miniature, curled dan taxi. Mutasi tipe curled (cu) terjadi karena
adanya kecacatan pada kromosom nomer 3, lokus 50,0. Pada tipe ini gen
curled merupakan gen dominan yang memunculkan bentuk sayap
melengkung ke atas. Mutan bentuk sayap lainya adalah taxi (tx), sayapnya
membentang 75 dari sumbu tubuh. Hal ini diakibatkan oleh kecacatan pada
kromosom nomor 3, lokus 91,0. Mutan miniature (m) terjadi karena adanya
kecacatan pada kromosom nomor 1, lokus 36,0 yang memunculkan fenotipe
bentuk sayap hanya mencapai ujung abdomen dan menjadi pendek. Selain itu,
ukuran tubuh lalat miniature lebih kecil dibadingkan dengan lalat normal.
Mutasi yang terjadi pada kromosom nomor 2, lokus 13,0 memunculkan
fenotipe lalat dumpy (dp) yang terlahir dengan sayap pendek (2/3 dari ukuran
sayap normal) mutan ini adalah mutasi yang resesif yang dibawa oleh kedua
lalat parental. Mutasi-mutasi yang terjadi dapat menyebabkan lalat tidak bisa
terbang dengan sempurna, bahkan beberapa tipe mutan miniature tidak dapat
terbang.
Perbedaan warna tubuh juga merupakan salah satu akibat dari mutasi
pada lalat buah. Warna tubuh lalat normal adalah cokelat muda. Pada
pengamatan, ditemukan tipe warna tubuh ebony dan black. Warna tubuh tipe
ebony (e) muncul karena adanya kelainan pada gen eboni, gen yang secara
memberikan pigmen warna cokelat pada lalat Drosophila melanogaster wild type
mengakibatkan lalat memiliki warna tubuh warna tubuhnya hitam mengkilat.
Mutan black (b) pada Drosophila melanogaster diakibatkan oleh kerusakan pada
V.
1.
2.
1.
Apakah persamaan dan perbedaan yang menonjol antara lalat buah betina
dan lalat buah jantan?
Jawab:
Persamaan Betina dan Jantan
Warna tubuh kecoklatan atau coklat Ukuran tubuh: Secara umum betina
tua dengan cincin berwarna hitam di
jantan
Urat
tepi
mempunyai
sayap
(costal
vein)
agak
dua
bagian
yang
abdomen
terinteruptus
dekat
dengan
tubuhnya.
Sungut (arista) umumnya berbentuk
bulu, memiliki 7-12 percabangan.
runcing,
sedangkan
ujung
jantan
agak
lalat
telur-telur
yang
siap
dikeluarkan.
warna hitam.
3.
1.
VI.
KESIMPULAN
1) Berdasarkan praktikum Siklus Hidup Drosophila dapat disimpulkan sebagai
berikut:
kurang
lebih 9 hari.
Drosophila
yang
diamati
termasuk
kedalam
spesies
Drosophila
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA:
Coldspring Harbor Laboratory Press.
Borror. J. D, Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Campbell, et. Al. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Goodenough. 1984. Genetika Edisi ketiga Jilid Satu. Jakarta: Erlangga
Isiayati. 2004. Pengaruh Suhu Terhadap Reproduksi Lalat Buah.
Bandung: ITB.
Lindsley, Dan. 1992. The Genome of Drosophila melanogaster.
California: Academic Press Inc.
Nio.T.K. 1990. Genetika Dasar. Bandung: Institut Teknologi Bandung
Sepoetro. 1975. Pengantar Genetika Dasar. Jakarta: Universitas
Indonesia Press
Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Konsenterasi Formaldehida
Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung: Jurusan
Biologi Universitas Padjadjaran.
Soemartono. 1979. Pedoman Praktikum Biologi Umum 3. Jakarta:
Djambatan
Stricberger. 1985. Genetics. New York: Macmillan Publishing
Company.
Suryo, 1996. GENETIKA. Yogyakarta: Universitas Gadjah Madah
Tim penyusun. 2012. Pedoman praktikum Genetika. Bandung: Prodi
Pendidikan Biologi UIN SGD.
Wheeler, MR. 1981. The Drosophilidae: a taxonomic overview. In: The
genetics and biology of Drosophila.
Yatim, Wildan. 1994. Genetika. Bandung: Tarsito.
http://supportme5.wordpress.com/2009/12/08/siklus-hidup-dandeterminasi-lalat-buah-drodophila-sp/
http://zarzen.wordpress.com/pengenalan-mutan-drosophila-melanogaster/