You are on page 1of 25

Panduan Penyelenggaraan

Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS)

dalam Penyediaan
Infrastruktur

Edisi Oktober 2014


PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

Daftar isi

01
02

Daftar Isi
Kata Pengantar

04 Gambaran Umum Pembangunan


Bagian 1 :

Infrastruktur di Indonesia

06
07
09
10

Kebutuhan Investasi Infrastruktur di Indonesia


Karakteristik Pembiayaan Infrastruktur
Tantangan dalam Pembiayaan Infrastruktur
Modalitas Pengadaan dalam Pembangunan Infrastruktur

12 Pemahaman Dasar KPS


Bagian 2:

di Sektor Infrastruktur

14
15
16
17
18
19
21
22
23

Definisi dan Konsep KPS


Nilai Manfaat dalam Melakukan KPS
Siapa Saja yang Terlibat dalam KPS
Kelembagaan Sektor Publik Dalam Melaksanakan KPS
Siapa Saja yang Dapat Menjadi PJPK
Berbagai Keterlibatan Swasta dalam KPS
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Melibatkan Swasta
Kapan KPS dapat Dilakukan
Dasar Hukum KPS di Indonesia

25 Implementasi Skema KPS


Bagian 3 :

di Sektor Infrastruktur

28
29
30
31

Tahapan dalam Pelaksanaan KPS di Sektor Infrastruktur


Alokasi Risiko dalam Skema KPS
Jaminan Pemerintah
Dukungan Pemerintah

32 Pembelajaran dari Implementasi KPS


Bagian 4 :

Selama Ini

34
36

Lesson Learnt Pengembangan KPS yang Sukses di NegaraNegara Lain


Key Drivers dalam Pembangunan Infrastruktur dengan Skema
KPS di Indonesia

38 PT SMI dan Perannya dalam Pelaksanaan


Bagian 5 :

Skema KPS

40
42
43

Profil PT SMI
Peran PT SMI
Portofolio Pengembangan Proyek KPS

Panduan Penyelenggaraan
Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS)

dalam Penyediaan Infrastruktur

Kata Pengantar
Atas

pemikiran-pemikiran

institusi

tentang

pentingnya

atau

fasilitasi

dalam

Selain itu, PT SMI juga melaksanakan kegiatan

infrastruktur

nasional,

intermediari

maka

Pelatihan dan Capacity Building yang dilaksanakan

saat ini PT SMI telah bermetamorfosis dan tidak

secara berjenjang dan komprehensif sebagai bekal

hanya

pembangunan

semata

bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan

namun memberikan nilai tambah lain dalam

infrastruktur khususnya melalui skema KPS.

pemberian jasa-jasa konsultasi dan pendampingan

Secara teratur, kami menyelenggarakan Pelatihan

atas

KPS yang terbagi menjadi 3 jenjang.

sebagai

lembaga

penyiapan

pembiayaan

proyek-proyek

KPS.

Dengan

dibakukannya kedua kegiatan tersebut menjadikan

Basic

PT SMI memiliki 3 pilar kegiatan usaha sebagai

Jenjang

berikut:

pemahaman

kepada

bertujuan
PJPK

memberikan
mengenai

KPS,

Jenjang Intermediate diperuntukkan bagi PJPK


1. Pembiayaan dan Investasi

yang

2. Jasa Konsultasi

infrastruktur berskema KPS, sementara jenjang

sedang

menyelenggarakan

pengadaan

Advanced diperuntukkan bagi pejabat pelaksana

3. Pengembangan Proyek KPS

penyelenggara KPS dengan materi pengetahuan


Melalui pilar kedua dan ketiga, PT SMI telah

negosiasi, berkontrak dan proses tender.

Panduan ini disusun untuk memberikan gambaran

Pemerintah

dan tata laksana penyelenggaraan Kerjasama

pembangunan

Pemerintah Swasta (KPS) kepada para pelaku

kerangka

terkait, khususnya institusi Pemerintah Pusat dan

output atas infrastruktur dibangun oleh swasta

Pemerintah Daerah di Indonesia dalam penyediaan

dan digunakan dengan sebaik-baiknya untuk

Saat ini PT SMI telah mulai melakukan implementasi

untuk

infrastruktur dengan skema KPS.

kebermanfaatan publik.

proyek KPS, dengan memperoleh mandat penugasan

infrastruktur dan turut mensukseskan rencana-

penyiapan beberapa proyek KPS, diantaranya

rencana pembangunan, khususnya melalui skema


KPS di Indonesia.

untuk
KPS,

melakukan

infrastruktur.
Pemerintah

percepatan

Sehingga
akan

dalam

menikmati

secara

aktif

memberikan

pemahaman

dan

mempromosikan skema KPS dalam pembangunan

Kami berharap, panduan ringkas penyelenggaraan

infrastruktur nasional.

KPS dalam penyediaan infrastruktur ini dapat


bermanfaat sebagai salah satu kontribusi kami

Menjadi pemahaman seluruh stakeholder bahwa

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI)

adalah: Proyek KPS SPAM Umbulan-Jawa Timur,

infrastruktur pada hakikatnya adalah ranah sektor

adalah Badan Usaha Milik Negara atau BUMN

Proyek KPS Kereta Api Bandara Sukarno-Hatta, dan

publik dan merupakan kewajiban Pemerintah, baik

dibawah Kementerian Keuangan yang didirikan lima

Proyek KPS Pengelolaan Persampahan Kota Batam.

di daerah maupun pusat. Namun dalam kondisi

tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 26 Februari

keterbatasan anggaran baik pada APBD maupun

2009.

APBN dan kebutuhan akan inovasi peningkatan

PT SMI dapat memberikan pendampingan kepada


Pemerintah Daerah untuk melakukan identifikasi

layanan infrastruktur maka partisipasi swasta

PT SMI memiliki mandat yang sederhana namun

modalitas proyek infrastruktur di wilayah masing-

menjadi variabel yang layak dipertimbangkan.

memiliki makna yang cukup besar. Didirikan sebagai

masing. Selanjutnya, PT SMI juga dapat memberikan

katalis dalam pembangunan infrastruktur nasional.

pendampingan

Kemampuan pendanaan, inovasi teknologi, keahlian

Katalis sendiri memiliki arti sebagai pendorong

Pusat dan Daerah atau Pemerintah Daerah dalam

pengoperasian

atau enabler dalam percepatan pembangunan

melakukan pengembangan proyek hingga transaksi

infastruktur nasional.

pengadaan proyek untuk proyek infrastruktur non

dan

kecepatan

yang

dimiliki

merupakan kelebihan yang harus dimanfaatkan

kepada

Institusi

Pemerintah

mendorong

percepatan

pembangunan

Salam hormat,

Emma Sri Martini


Direktur Utama

KPS.

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

1
Gambaran Umum
Pembangunan Infrastruktur
di Indonesia

Bagian 1 :

Bagian 1 : Gambaran Umum Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

Gambaran Umum Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

Kebutuhan Investasi Infrastruktur di Indonesia

Karakteristik Pembiayaan Infrastruktur

Peta investasi nasional mengalami perubahan

Namun demikian, besarnya kebutuhan infrastruktur

Isu yang mengemuka dalam pembiayaan infrastruktur adalah ketersediaan sumber pendanaan yang sifatnya jangka panjang. Kemampuan proyek

sejak proses desentralisasi diimplementasikan

nasional belum mampu untuk dipenuhi oleh

infrastruktur dalam menghasilkan pendapatan untuk mengembalikan seluruh pinjaman sangatlah panjang. Sehingga membutuhkan lembaga-

secara nasional. Kewenangan daerah mendorong

anggaran APBN ataupun APBD. Dari data RPJM

lembaga pembiayaan yang memiliki sumber pembiayaan jangka panjang juga.

peningkatan

dengan

2015-2019, total kebutuhan infrastruktur nasional

peningkatan tiga kali lipat jika dibandingkan

belanja

infrastruktur

adalah sebesar Rp 6.780 Triliun. Kemampuan APBN

sebelum desentralisasi. Hal ini diakibatkan dengan

dan APBD dalam membiayai proyek infrastruktur

banyaknya fungsi pengeluaran yang ditransfer

tersebut hanyalah 52%. Selanjutnya hanya sekitar

kepada Pemerintah Daerah.

28% yang dibiayai oleh BUMN, pinjaman, penerbitan


obligasi

dan

pembiayaan

lainnya.

Sehingga

Berdasarkan data Bank Dunia, sekitar 80 persen

masih terdapat celah sebesar 20% dari total

investasi infrastruktur Pemerintah berasal dari

kebutuhan infrastruktur yang masih membutuhkan

Pemerintah Pusat, dengan hanya 20 persen berasal

pembiayaan.

dari Pemerintah Daerah pada masa sebelum


desentralisasi. Setelah 2001, dimana desentralisasi

Celah pembiayaan tersebutlah yang diharapkan

dilaksanakan, komposisi ini bergeser menjadi

akan dipenuhi dari Kerjasama Pemerintah-Swasta

sekitar 65 persen belanja oleh Pemerintah Daerah

(KPS). Disini dibutuhkan peran Pemerintah baik di

dan hanya 35 persen oleh Pemerintah Pusat.

tingkat pusat ataupun daerah dalam menarik minat

Berikut ini gambaran sumber-sumber pendanaan untuk proyek infrastruktur sesuai dengan tahapan-tahapan pembangunannya:

Penyiapan
proyek

Pelelangan
Umum

Kajian PraFS, Dokumen


Lelang, dll

Tahun;

Konstruksi

Operasi &
Pemeliharaan

Operasi &
Pemeliharaan

10-17

25-35

investasi swasta di sektor infrastruktur.

Tabel indikasi kebutuhan investasi infrastruktur 2015-2019 (Rp Triliun)

1.091

905

535

384

242

Sumber
Dana

6.780

1.080

Sumber: RPJMN 2015-2019

Total

Informasi Komunikasi
dan Teknologi

Perumahan

Energi

Air Minum dan Sanitasi

Air Bersih

Ketenagalistrikan

182

Transportasi Udara

91

Angkutan Penyeberangan

563

Transportasi Laut

155

Transportasi Perkotaan

278

Perkeretaapian

Jalan

1.274

APBN/D

APBN/D

APBN/D ( investasi atau subsidi / PSO)

Hibah / Pinjaman Donor

BUMN/D (equity / loan)

Hibah/ Pinjaman Donor

Project Development Fund (PDF)

Hibah/ Pinjaman Donor

Swasta/KPS (equity / loan)

BUMN/D (equity / loan)

Swasta/KPS (equity / loan)

BUMN/D (equity / loan)

Swasta / KPS Prakarsa Swasta /

Pembiayaan Infrastruktur /

Pembiayaan Infrastruktur / Infrastructure Fund

Infrastructure Fund

Pasar Modal / Sekuritisasi

unsolicited proposal

Diagram diatas menggambarkan siklus pembangunan proyek infrastruktur dengan skema KPS. Dilihat dari konteks tanggung jawab pembiayaan
proyek, sebelum proyek infrastruktur ditentukan pemenang melalui tender, pembiayaan menjadi beban Penanggung Jawab Proyek Kerjasama
(PJPK). Sumber pendanaan yang sesuai untuk penyiapan proyek tersebut berasal dari APBN/D, dana hibah atau soft loan, dana fasilitas penyiapan
proyek ataupun swasta untuk proyek prakarsa swasta / unsolicited.

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

Bagian 1 :

Bagian 1 : Gambaran Umum Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

Gambaran Umum Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

Tantangan dalam Pembiayaan Infrastruktur


Selanjutnya, ketika proyek tersebut sudah ditentukan pemenangnya maka selama masa
konsesi (masa konstruksi hingga akhir masa konsesi), pembiayaan menjadi tanggung jawab
swasta, dengan jenis pembiayaan komersial yang beragam.
Beberapa institusi yang saat ini menyediakan pembiayaan infrastruktur:
No
1

Jenis Institusi
Bank komersial besar (contoh: BUMN
dan Swasta Nasional)

Karakteristik Pembiayaan

Isu percepatan pembangunan infrastruktur dipahami telah menjadi masalah yang serius di negara ini. Meskipun sudah menjadi program
utama Pemerintah sebagaimana tercantum dalam dokumen MP3EI atau RPJM namun masih saja ditemukan hambatan ataupun tantangan
yang harus diselesaikan, antara lain:

Kredibilitas dan
kualitas proyek

Fokus di proyek-proyek skala menengah

Kredibilitas
investor

dan besar

tabungan dan deposito


2

Institusi pembiayaan Pemerintah


(contoh: PIP (Pusat Investasi
Pemerintah))

Fokus pembiayaan yang spesifik, seperti:


infrastruktur sosial dan ekonomi

Pemahaman
bisnis
infrastruktur
Nilai proyek

Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB)


(contoh: PT SMI, PT IIF)

Fokus pembiayaan di lintas sektor proyek


infrastruktur

Pembiayaan
pengadaan
lahan

Institusi Multilateral (contoh: ADB,


World Bank, KFW)

Penjaminan
(Collateral)

Fokus pembiayaan yang spesifik, seperti:

Pemerintah

Sumber dana
pemberi dana

Memiliki biaya perolehan jasa pinjaman /

cost of funds yang sangat murah

terhambat karena proses pembebasan lahan yang sulit tercapai. Disisi lain, pembiayaan atas pembebasan lahan
juga masih menjadi isu lainnya. Pada umumnya, pinjaman bank tidak termasuk untuk biaya pembebasan lahan,

Nilai proyek infrastruktur yang besar menyebabkan tambahan collateral atas pinjaman proyek. Besarnya

collateral tersebut sangatlah tergantung dari risiko proyeknya. Seringkali kemampuan investor dalam
penyediaan collateral tersebut masih terbatas.

infrastruktur sosial
Pembiayaan diberikan melalui lembaga

Pengadaan lahan menjadi isu yang sangat krusial di Indonesia. Faktanya banyak pembangunan infrastruktur yang

sehingga harus dipenuhi oleh ekuitas sponsor.

berbasis biaya / fee-based consultancy

services

Karakteristik proyek infrastruktur membutuhkan pendanaan yang besar. Bagi investor yang memiliki

Pemberian Kredit (BMPK)

Menyediakan produk jasa konsultasi

Pembiayaan jangka panjang

Ketidakpahaman pihak pemberi dana terhadap karakteristik usaha sehingga tidak tertarik untuk mendanai

atau lembaga pembiayaan, nilai proyek yang besar mempengaruhi struktur kredit maupun Batas Maksimum

besar
Sumber pendanaan jangka panjang dari
3

kredibilitas yang rendah baik dari sisi modal dan juga pengalaman sehingga akan menyebabkan gangguan

keterbatasan pendanaan akan menyebabkan terganggunya pembangunan proyek. Disisi lain dari sisi bank

Fokus di proyek-proyek skala kecil sampai

Pemerintah (loan atau hibah)

Tantangan yang muncul terkait dengan kredibilitas investor adalah ketika investor tersebut ternyata memiliki
keberlangsungan proyek.

Biasanya dilakukan sindikasi pembiayaan


Sumber pendanaan jangka pendek dari

proyek. Kesalahan dalam menentukan proyek dan juga kelemahan dalam penyiapan proyek sebelum ditenderkan
ataupun ditransaksikan akan menimbulkan risiko terjadinya kesalahan kalkulasi bisnis

Pembiayaan di lintas sektor proyek


infrastruktur

Kredibilitas dan juga kualitas proyek sangat tergantung dengan proses identifikasi proyek dan juga penyiapan

Struktur arus kas / cash flow proyek infrastruktur bersifat jangka panjang. Oleh sebab itu dibutuhkan pembiayaan
yang mampu memberikan tenor yang panjang juga. Untuk kondisi perbankan, hal ini seringkali mengalami
hambatan yang disebabkan ketidaksesuaian atas sumberdana yang dimiliki yang sifatnya jangka pendek.

Risiko di luar
risiko usaha

Banyak risiko di luar risiko usaha seperti pembebasan lahan, sosial, keamanan, kepastian hukum dalam kaitan
otonomi daerah

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

Bagian 1 :

Bagian 1 : Gambaran Umum Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

Gambaran Umum Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

Modalitas Pengadaan dalam Pembangunan Infrastruktur


Modalitas
pengadaan
infrastruktur
sangat
tergantung dengan sumber pendanaan proyek. Di
Indonesia, sumber pembiayaan proyek dapat berasal
dari APBN/D, KPS, BUMN dan juga perusahaan
swasta sendiri.

jembatan, dan lain-lain. Sementara itu untuk proyek


KPS merupakan proyek yang mengikuti Perpres
67/2005 dalam proses tendernya. Untuk proyek KPS
ini biasanya dapat mengajukan penjaminan ataupun
VGF yang berupa subsidi konstruksi (Capex) sesuai
dengan aturan Menteri Keuangan PMK 223/2012.

Proyek infrastruktur yang dibiayai APBN/D


biasanya untuk proyek-proyek infrastruktur rutin
ataupun proyek fisik Pemerintah yang tidak bisa
menghasilkan pendapatan, seperti: jalan negara,

Sedangkan proyek-proyek BUMN ataupun swasta


merupakan proyek yang dibangun dan dibiayai oleh
BUMN ataupun perusahaan swasta. Biasanya untuk
proyek ini dibiayai dari ekuitas dan pinjaman bank
atau lembaga keuangan.

Pembiayaan
Infrastruktur

Modal /
Pembangunan
Fisik

APBN/APBD

Kerjasama
Pemerintah
Swasta (KPS)

Rutin/Operasional
(termasuk subsidi)

Dukungan/
Jaminan
Pemerintah

Proyek KPS

10

BUMN

Swasta

Proyek BUMN

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

11

Pemahaman
Dasar KPS di Sektor
Infrastruktur

Bagian 2 :

Bagian 2 :

Pemahaman Dasar KPS di Sektor Infrastruktur

Definisi dan Konsep KPS


KPS

merupakan

pengetahuan

yang

Pemahaman Dasar KPS di Sektor Infrastruktur

Nilai Manfaat dalam Melakukan KPS

sedang

2. Pemerintah memiliki peran dalam proses

Berbagai tantangan dihadapi oleh Pemerintah dalam pembangunan infrastruktur yang pada akhirnya dapat menghambat

berkembang, sehingga begitu banyak definisi yang

pengadaan Badan Usaha (BU) untuk memilih

penyediaan layanan publik. Penggunaan skema KPS sebagai salah satu alternatif dalam penyediaan infrastruktur diharapkan

dikemukakan oleh para ahli. Namun demikian

mitra

dapat menjadi solusi dan mengatasi tantangan tersebut.

dapat didefinisikan secara sederhana bahwa

pembangunan

KPS merupakan kontrak jangka panjang antara

memberikan

Pihak Pemerintah dan Pihak Swasta dalam hal

meningkatkan

penyediaan infrastruktur atau layanan publik

bilamana diperlukan

swasta

yang
proyek

akan

melaksanakan

infrastruktur,

serta

dukungan/insentif
kelayakan

finansial

untuk

Tabel dibawah ini merupakan manfaat penggunaan skema KPS sebagai alternatif penyediaan infrastruktur :

proyek
Tantangan

dimana pihak swasta mengambil alih sebagian


dari tanggung jawab dan risiko yang diemban oleh

3. Swasta bertanggung jawab dalam tahapan

1.

Pendanaan yang tidak mencukupi

finansial,

keahlian

dan

teknologi

dan/atau

yang

Berdasarkan definisi diatas kita dapat memahami

diperlukan)

bahwa:

operasionalisasi serta pemeliharaan sesuai

1. KPS merupakan kontrak kerjasama antara


Pemerintah dan Swasta dalam penyediaan
infrastruktur atau layanan publik dalam jangka

2.

melaksanakan

dengan kontrak kerjasama


4. Kontrak yang bersifat win-win-win (antara
Pemerintah, Swasta dan Publik)

waktu panjang (biasanya 15-20 tahun)

skema KPS dapat menjadi alternatif sumber pendanaan dan pembiayaan


dalam penyediaan infrastruktur atau layanan publik

pembangunan proyek (termasuk penyediaan

pihak Pemerintah.

Manfaat KPS

3.

Perencanaan & pemilihan proyek yang skema KPS memungkinkan pelibatan swasta dalam penentuan proyek yang
tidak baik

layak untuk dikembangkan

Manajemen yang tidak efisien

skema KPS memungkinkan untuk memilih dan memberi tanggung jawab


kepada pihak swasta untuk melakukan pengelolaan secara efisien

4.

Pemeliharaan yang tidak memadai

skema KPS memungkinkan untuk memilih dan memberi tanggung jawab


kepada pihak swasta untuk melakukan pemeliharaan secara optimal, sehingga
layanan publik dapat digunakan dalam waktu yang lebih lama

Hal lainnya yang perlu kita pahami, bahwa KPS tidak sama dengan konsep privatisasi yang selama kita
kenal. Perbedaan tersebut dapat kita lihat pada tabel dibawah ini:

KPS

14

Privatisasi

Bentuk Kerjasama

Kerjasama yang saling


menguntungkan antara
Pemerintah, Swasta dan
Masyarakat

Swasta sepenuhnya mengelola


atau menguasai aset

Aset

Tetap dimiliki oleh Pemerintah

Dimiliki oleh swasta

Risiko

Berbagi risiko antara pihak


Pemerintah dan pihak swasta

Sepenuhnya ditanggung oleh


pihak swasta

Peran Pemerintah

Fasilitator/ pembayaran atas


jasa yang diberikan oleh swasta

Regulator

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

15

Bagian 2 :

Bagian 2 :

Pemahaman Dasar KPS di Sektor Infrastruktur

Siapa Saja yang Terlibat dalam KPS

Kelembagaan Sektor Publik dalam Melaksanakan KPS

Para pemangku kepentingan dalam skema KPS

Kelembagaan dan institusi yang terkait dengan penyelenggaraan pengadaan infrastruktur

Bagan dibawah ini merupakan struktur sederhana yang menggambarkan para pemangku
kepentingan (stakeholder) utama yang terlibat dalam pelaksanaan skema KPS, beserta
hubungan antara para pemangku kepentingan.

Sponsor
Ekuitas

Ekuitas

Pemahaman Dasar KPS di Sektor Infrastruktur

1. Penanggung Jawab Proyek Kerjasama


(PJPK)
merupakan pihak yang bertanggung
jawab atas penyediaan layanan kepada
publik serta sebagai pihak yang
melakukan kontrak kerjasama dengan
Perusahaan KPS.
2. Sponsor Ekuitas
merupakan perusahaan-perusahaan
swasta yang biasanya bergabung
dengan
membentuk
konsorsium
untuk mengikuti lelang pengadaan
Perusahaan

Dividen

melalui skema KPS di Indonesia adalah sebagaimana digambarkan pada diagram di bawah ini.

Pemerintah Indonesia

Swasta

Kerangka Hukum dan Peraturan


Pendanaan Infrastruktur
Dana
Pembebasan
Lahan

Pembebasan
Lahan

Pendanaan
Penjaminan
(PT PII)

Penjaminan
Infrastruktur

Kementerian
Keuangan

Pasar Uang
PT SMI

PT IIF

Pemberi
Modal/
Kreditur

Project
Financing

VGF

3. Perusahaan KPS
Pembayaran
Jasa Konstruksi
Lahan, Subsidi

Penanggung
Jawab Proyek
Kerjasama
(PJPK)

Transfer aset

Special
Purpose
Vehicle
(Perusahaan
KPS)

Kontraktor
Pembangunan
Konstruksi

4. Kontraktor

Pembayaran
Hutang dan Bunga

Pembiayaan

merupakan
Perusahaan
yang
khusus didirikan oleh sponsor yang
memenangkan proses pelelangan
Badan Usaha

Lembaga
Keuangan

merupakan pihak yang bertanggung


jawab untuk melakukan pembangunan
atas proyek infrastruktur dan/atau
pengelolaan proyek
5. Lembaga Keuangan

Pelayanan
infrastruktur

Pembayaran
atas penggunaan
infrastruktur

merupakan pemberi pinjaman yang


menyediakan dana yang cukup bagi
Perusahaan KPS untuk membangun
proyek kerjasama

Penyiapan

Lelang

PT SMI

Konstruksi

Operasional

Keterangan :
PT SMI : PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) ;
PT IIF : PT Indonesia Infrastructure Finance ;
PT PII : PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

PT SMI merupakan institusi yang melakukan penyiapan proyek, sementara PT PII menyediakan
penjaminan infrastruktur. Kementerian keuangan menyiapkan Viability Gap Fund (VGF) apabila
proyek belum layak secara finansial sementara segala upaya yang memungkinkan telah dilakukan
untuk menjadikan proyek layak secara finansial.
Bersama dengan PT IIF, PT SMI juga dapat memberikan pembiayaan infrastruktur pada saat telah
ditentukan pemenang, sehingga tidak ada konflik dengan proyek yang dipersiapkan oleh PT SMI.

6. Publik
Pengguna
(Publik)

16

merupakan
masyarakat
sebagai
pengguna akhir fasilitas atau layanan

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

17

Bagian 2 :

Bagian 2 :

Pemahaman Dasar KPS di Sektor Infrastruktur

Siapa Saja yang Dapat Menjadi PJPK

Pemahaman Dasar KPS di Sektor Infrastruktur

Berbagai Keterlibatan Swasta dalam KPS

PJPK (Penanggung Jawab Proyek Kerjasama) merupakan institusi/lembaga yang bertindak

Terdapat berbagai jenis KPS yang dikategorikan berdasarkan proporsi alokasi risiko antara

sebagai wakil Pemerintah dalam skema KPS. Entitas PJPK dapat berupa Kementerian/

sektor publik dengan swasta. Semakin besar investasi yang dilakukan oleh swasta, maka

Lembaga/Pemerintah Daerah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik

semakin besar risiko yang ditanggungnya. Sebagai imbalannya, maka swasta menginginkan

Daerah (BUMD) yang bertanggungjawab untuk menyediakan infrastruktur sesuai dengan

kontrol yang lebih besar dan jangka waktu yang lebih lama. Perbedaan lainnya adalah porsi

peraturan perundang-undangan.

alokasi Pemerintah. Untuk dipahami bahwa pengadaan KPS dengan jenis apapun harus
mengutamakan kepentingan pelayanan kepada masyarakat.

PJPK perlu memiliki keahlian:

Divestasi

INVESTASI
SWASTA

Kemampuan negosiasi, mediasi, dan arbitrasi

100 %

Konsesi

Hukum kontrak
Manajemen proyek

Leasing

Audit kinerja dan quality control


Prosedur dan peraturan dalam sektor terkait / pelayanan publik
Keuangan perusahaan dan proyek
Manajemen risiko

Kontrak BangunGuna-Milik (BOO)


Kontrak BangunGuna-Serah (BOT)

Kontrak
Pengelolaan

INVESTASI
Pemerintah

Kontrak Jasa

100 %

10

15

20

25

30

35

Apabila keahlian-keahlian yang diperlukan belum ada, maka PJPK dapat mengikuti programprogram pelatihan yang ada.
Pelatihan KPS diselenggarakan oleh beberapa instusi termasuk PT SMI. Modul pelatihan KPS

Durasi (Tahun)

yang disiapkan PT SMI berdasarkan tiga jenjang dengan peruntukkan sebagai berikut:
1 Basic - bertujuan memberikan pemahaman kepada PJPK mengenai KPS
2. Intermediate - diperuntukan bagi PJPK yang telah mengikuti jenjang Basic dan yang sedang

BERBAGAI JENIS KPS BERDASARKAN ALOKASI INVESTASI

menyelenggarakan pengadaan infrastruktur berskema KPS


3 Advanced - diperuntukkan bagi pejabat pelaksana penyelenggara KPS dengan materi;
pengetahuan negosiasi, berkontrak, dan proses tender

18

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

19

Bagian 2 :

Bagian 2 :

Pemahaman Dasar KPS di Sektor Infrastruktur

Pemahaman Dasar KPS di Sektor Infrastruktur

Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Melibatkan Swasta


1. Kontrak Kelola atau lazimnya disebut Management

4. Kontrak

Bangun-Guna-Serah

atau

Build-

Kerjasama Pemerintah dan Swasta membutuhkan lebih dari sekedar komitmen dari penyandang dana.

KPS

Terdapat aspek kepemimpinan, teknis, hukum, kelembagaan, dan komersial yang harus dimiliki di

Contract adalah bentuk KPS dimana pihak swasta

Operate-Transfer

menjalankan

yang menyaratkan swasta membangun aset,

fungsi

pengelolaan

penyediaan

(BOT)

adalah

bentuk

barang/jasa yang menggunakan aset infrastruktur

mengoperasikannya

dalam

dan/atau sarana yang telah dibangun oleh

dan

pelayanan

Pemerintah. Tidak ada pemindahan kepemilikan

yang disepakati kepada masyarakat. Ketika

oleh swasta.

habis masa kelola, kepemilikan diserahkan

memberikan

periode

suatu struktur proyek.

tertentu,

dengan

level

kepada Pemerintah dimana Pemerintah dapat


2. Kontrak Jasa atau Service Contract adalah bentuk

melanjutkan kerjasama dengan pihak yang sama,

KPS dimana pihak swasta tidak mendapatkan

mengelola aset ini sendiri, atau memberikan

porsi manajemen namun hanya terbatas kepada

kontrak konsesi kepada pihak lain. Swasta dapat

penyediaan jasa pelayanan. Karena pelayanan

memperoleh penjaminan penghasilan minimum

jasa,

diwajibkan

dan/atau pemasukan tambahan apabila kinerja

menambah dan/atau merevitalisasi aset yang

umumnya

swasta

pelayanan melampaui kesepakatan. Investasi

sudah terbangun oleh Pemerintah. Tidak ada

Pemerintah dapat berupa penyediaan lahan,

pemindahan

penyertaan modal, pemberian subsidi, insentif,

kepemilikan

tidak

dari

Pemerintah.

Pemasukan untuk pihak swasta adalah imbal jasa

Komitmen yang kuat


dari PJPK

dan/atau penjaminan.

tetap sesuai kontrak dalam rangka pemberian


5. Kontrak Konsesi atau Concession adalah bentuk

pelayanan kepada masyarakat.

KPS yang mirip dengan BOT namun Badan Usaha


3. Leasing

KPS

atau pihak swasta dapat menarik tarif langsung

dimana Pemerintah sebagai pemilik aset baik

atau

Sewa

adalah

bentuk

dari pelanggan. Sedangkan pada BOT, sektor

infrastruktur maupun sarana menyewakan kepada

publik yang menarik retribusi.

pihak swasta untuk diusahakan. Tergantung dari


peraturan dan kontrak yang disepakati, pihak

6. Kontrak Bangun-Guna-Milik atau Build-Operate-

swasta dapat diwajibkan untuk hanya menjaga

Own (BOO) adalah bentuk KPS yang mirip dengan

hingga menambah nilai dan/atau jumlah aset

BOT namun tidak memiliki unsur pemindahan

Pemerintah. Dalam kaitannya dengan pelayanan

kepemilikan di akhir masa konsesinya kecuali

publik, Pemerintah hanya mengeluarkan izin

bila dibeli, baik oleh Pemerintah maupun pihak

usaha pemakaian aset yang disewakan oleh

swasta lain yang berminat. Di dalam kontrak

Pemerintah untuk melakukan pelayanan kepada

juga mengatur mengenai mutu layanan yang

masyarakat. Atas ini, pihak swasta tidak mendapat

disyaratkan, peran/porsi Pemerintah, dan lainnya.

imbalan dalam bentuk yang tetap.


7. Divestasi atau Divestiture adalah pelepasan

penyiapan
proyek (feasibility

Kualitas

koordinasi

kapasitas
dan kapabilitas dari
Perlunya

PJPK dalam mengelola


KPS (termasuk
kemampuan
memahami aspek
komersial dan legal
kerjasama)

study)

Perlu
yang efektif antar
lembaga terkait

Proses penetapan

Sinkronisasi
regulasi (bila

proyek KPS perlu


didasarkan atas kajian
yang memadai dan
penyiapan proyek yang
baik

diperlukan)

Perlunya dana untuk

Akses sumber

pembiayaan
penyiapan proyek

pembiayaan
jangka panjang

kepemilikan sebagian dan/atau keseluruhan aset


Pemerintah kepada swasta untuk diusahakan.
Kontrol Pemerintah atas swasta hanya pada
perizinan jenis usaha atau pelayanan.

20

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

21

Bagian 2 :

Bagian 2 :

Pemahaman Dasar KPS di Sektor Infrastruktur

Kapan KPS dapat Dilakukan

Dasar Hukum KPS di Indonesia

Telah dipahami bahwa skema KPS merupakan salah satu alternatif dalam penyediaan infrastruktur. Untuk membantu calon PJPK atau
pemangku kepentingan memutuskan bahwa KPS adalah opsi yang terbaik, maka perlu diperhatikan beberapa pemikiran atas aspek dan
analisa dibawah ini:

Pelaksanaan KPS di sektor infrastruktur didasarkan pada Peraturan Presiden (Perpres) No. 67/2005
tentang kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan Infrastruktur. Perpres ini telah di
amandemen tiga kali dengan Perpres No. 13/2010, Perpres No. 56/2011, dan Perpres 66/2013.

Analisa yang Diperlukan

Prinsip dari dasar hukum ini adalah sebuah proses yang transparan, lelang yang kompetitif, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara publik dan hukum. Disamping itu, dalam rangka mendorong minat swasta

Proyek atau jasa pelayanan tidak dapat dibiayai/dilaksanakan oleh sumber


dana serta keahlian yang dimiliki sektor publik
Mitra swasta mampu meningkatkan kualitas atau tingkat pelayanan
dibandingkan jika sektor publik sendiri yang menyelenggarakan

maka Pemerintah telah menyediakan instrumen fiskal yang dapat mendukung kelayakan sebuah proyek
infrastruktur melalui skema KPS. Adapun dukungan Pemerintah tersebut berupa Viability Gap Fund (VGF)
dan Penjaminan Pemerintah.

Analisa Value for Money


Berikut adalah bentuk dari dukungan Pemerintah dan Penjaminan Pemerintah tersebut:

Mitra swasta mampu mempercepat proses pengelolaan jasa pelayanan


atau proyek daripada hanya sektor publik yang menyelenggarakan
Tidak adanya ketentuan yang menghalangi keterlibatan swasta dalam
melaksanakan pelayanan atau proyek pada sektor tersebut

Dukungan Pemerintah

Penjaminan Pemerintah

(PMK No.223/2012)

( Perpres 78/2010 dan PMK 260/2010)

Analisa Hukum & Peraturan

Pemerintah memberi dukungan dalam

Jasa pelayanan ataupun proyek di sektor tersebut memungkinkan


terjadinya inovasi

Analisa Teknis

bentuk

perijinan,

sebagian

dari

pembebasan

biaya

konstruksi,

lahan,
dan/

atau dalam bentuk lainnya sesuai dengan

Kemitraan akan mendorong pembangunan ekonomi wilayah tersebut

Analisa Ekonomi

hukum dan undang-undang


Kementerian

Adanya dukungan dari pengguna pelayanan terhadap perlunya


keterlibatan mitra swasta
Output serta tarif atas pelayanan harus dapat diukur dengan mudah
Dimungkinkan adanya alokasi risiko yang sepadan dan mampu dimitigasi

Konsultasi Publik & Analisa


Pasar
Kemauan & Kemampuan
Membayar
Analisa Risiko
Analisa Finansial

Keuangan

ataupun dukungan fiskal lainnya


Dukungan Pemerintah harus dimasukkan
dalam dokumen tender

proyek-proyek infrastruktur dengan skema


KPS
-- Untuk menarik minat sektor swasta akibat
skema KPS
-- Ketetapan

terkait

dengan

Penjaminan

Pemerintah tertuang dalam Peraturan


Presiden No. 78 tahun 2010
Penjaminan

Viability Gap Funding (VGF)

Pemerintah

diberikan

Kementerian keuangan melalui Indonesia

Diberikan dalam bentuk tunai sebagai


bagian dari biaya konstruksi
adalah

Menyediakan penjaminan risiko politik untuk

profil risiko yang ada di Indonesia tentang


memberikan

dukungan dalam bentuk insentif pajak

Tujuannya

Biaya atas pelayanan / proyek dapat dipulihkan dari pengenaan tarif jasa

Pemahaman Dasar KPS di Sektor Infrastruktur

Infrastructure

Guarantee

Fund

(IIGF)/

PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT


PII)

meningkatkan

kredibilitas & kelayakan finansial proyek


sehingga mendorong partisipasi swasta

IIGF/PT PII adalah satu-satunya pelaksana atau


sebagai single window dalam memberikan
Penjaminan Pemerintah dalam proyek KPS

Adanya kesempatan berkompetisi diantara mitra-mitra swasta yang


prospektif
Adanya track record dalam melakukan kerjasama dengan pihak swasta

22

Pelelangan yang Kompetitif,


Transparan, Accountable

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

23

Implementasi
Skema KPS di Sektor
Infrastruktur

Bagian 3 :

Bagian 3 :

Implementasi Skema KPS di Sektor Infrastruktur

Implementasi Skema KPS di Sektor Infrastruktur

Perkenalan atas implementasi pelaksanaan KPS infrastruktur di Indonesia sudah dilakukan sejak awal tahun 1990-an. Awalnya pelaksanaan
KPS ini diterapkan di sektor-sektor seperti jalan tol, air, listrik dan juga pelabuhan. Perjalanan pelaksanaan KPS mengalami pasang surut,
puncaknya pada saat krisis keuangan di Asia melanda, implementasi KPS terhenti, dan perlahan mengalami fase-fase konsolidasi.
Pada tahun 2005, tepatnya pada acara Infrastructure Summit 2005, introduksi atas skema KPS mulai bangkit kembali dengan dasar hukum
Perpres 67/2005. Pada tahun 2009, Pemerintah mendirikan perangkat-perangkat pendukung lainnya seperti PT Penjaminan Infrastruktur
Indonesia (Persero) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).

Sampai 1990

1990-1997

Peraturan yang
memungkinkan KPS :
UU 15/85 tentang
Ketenagalistrikan
UU 13/87 tentang Jalan
PP 8/90 tentang Jalan Tol

Peraturan yang
memungkinkan KPS :
Perpres 37/1992 tentang
Listrik Swasta
Perpres 55/93 tentang
Pembebasan Tanah

Sektor :
Jalan Tol
IPP

Sektor
Jalan Tol
Air
Listrik
Pelabuhan

1998-2004
Krisis Finansial Asia
Perubahan pada :
Ekonomi Global
SIstem Politik
Desentralisasi
Institusi Pemerintah
Beberapa peraturan baru
untuk infrastruktur
Renegoisasi IPP
Pembentukan KKPPI

Pengenalan KPS di Infrastruktur


Periode konsolidasi akibat krisis finansial dan sistem politik Indonesia

2005-2013
Infrastructure Summit 2005
Perpres 36/2005
(Pembebasan Lahan)
Perpres 42/2005 tentang
KKPPI
CIIF (Consolidated
Indonesia Infrastructure
Forum)
Perpres 67/2005 jo Perpres
13/2010 jo Perpres 56/2011
jo Perpres 66/2013
IICE 2006
PMK 38/2006 jo Perpres
78/2010 dan PMK 260/2010
Land Revolving Fund
PT SMI, PT IIF, PT PII
PPP Book
PDF - IRSDP
Permen PPN/Ka Bappenas
No 3 Tahun 2012 (Panduan
Umum KPS)
UU 2/2012 tentang
Pengadaan Tanah
Viability Gap Fund (VGF)

Penyusunan fondasi KPS melalui reformasi kebijakan dan peraturan untuk mengadopsi International best
practices :
Pendirian Institusi KPS, Jejaring KPS dan Sosialisasi KPS;
Identifikasi proyek KPS potensial dan pelaksanaan model proyek KPS.

26

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

27

Bagian 3 :

Bagian 3 :

Implementasi Skema KPS di Sektor Infrastruktur

Tahapan dalam Pelaksanaan KPS di Sektor Infrastruktur

Implementasi Skema KPS di Sektor Infrastruktur

Alokasi Risiko dalam Skema KPS


Alokasi risiko dan mitigasi yang tepat merupakan salah satu kunci kesuksesan pengadaan infrastruktur dengan menggunakan KPS. Tepat,

Seleksi Proyek
Identifikasi dan
usulan proyek
Value for Money
Analysis (nilai
kebermanfaatan)

Kajian Kelayakan
Kajian legal
Kajian teknis
Kajian ekonomi
dan keuangan
Kajian skema
KPS
Kajian kebutuhan
dukungan
dan Jaminan
Pemerintah

Pemasaran

Tender

Negosiasi Kontrak

Perolehan
Pembiayaan

dalam artian mengidentifikasi risiko dan mengalokasikannya kepada pihak yang paling mampu mengelola risiko tersebut.

Input
untuk
dokumentasi

Risiko-risiko di dalam proyek infrastruktur dapat ditanggung oleh satu pihak ataupun ditanggung bersama oleh beberapa pihak tergantung

Identifikasi
bidder potensial

Mendesain
proses tender

Negosiasi
kontrak EPC

Mengembangkan
paket yang
atraktif

Mempersiapkan
dokumen tender

Negosiasi
perjanjian
operasi dan
pemeliharaan

Supervisi
sindikasi
atau proses
underwriting

Ketersediaan
pendanaan

Penempatan
Kontrak

Rekomendasi
terhadap bidder
yang layak

Asistensi untuk
perolehan
pembiayaan

Mempersiapkan
informasi
pemasaran
Mendiskusikan
proyek dengan
bidder potensial
dan memperoleh
masukan

Mengembangkan
kriteria evaluasi
Mengevaluasi
penawaran dari
sektor swasta
Wawancara
dengan bidder

Roadshow dan
networking
Tahap ini sepenuhnya
menjadi wewenang
dan memerlukan
inisiatif penuh PJPK.
Untuk melakukan
kegiatan ini, PJPK
bisa berkoordinasi

Tahapan ini dapat dilakukan dengan menggunakan sumber dana yang berasal dari anggaran PJPK sendiri
maupun menggunakan Anggaran PDF yang ada di Bappenas dan/atau Kemenkeu.
Dana yang digunakan untuk tahapan ini dapat ditetapkan agar diganti oleh pemenang lelang
Untuk memperoleh pendanaan yang berasal dari Bappenas dan/atau Kemenkeu, PJPK dapat mengajukan
permohonan kepada masing-masing instansi

dari nature risiko dan kemampuan masing-masing pihak untuk menyerap risiko tersebut. Aturan yang biasanya digunakan dalam
pengalokasian risiko adalah sebagai berikut:
Pemilik modal - menanggung risiko yang terkait dengan keuangan dan kebijakan
Penyedia pinjaman - menanggung risiko yang terkait dengan penyediaan pinjaman
Pemerintah - menanggung risiko yang terkait dengan kebijakan
Kontraktor - menanggung risiko yang terkait dengan kegiatan konstruksi
Matriks alokasi di bawah ini menggambarkan alokasi risiko yang umum diterapkan pada proyek infrastruktur.

Risiko
Konstruksi

Risiko
Operasional

Risiko
Pasar

Risiko Suku
Bunga
Pasar

Risiko
Regulasi

Risiko
Politik

Sponsor/ Promotor

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Kreditur

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Pemerintah

Penanggung jawab
proyek

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Kontraktor

Penanggung jawab
konstruksi

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Pihak
Berkepentingan

Peranan

Pemegang
ekuitas,
Pengembang
(Developer)
Penyedia
Pinjaman /
Lenders

dan berkonsultasi
dengan Bappenas/PT
SMI /PT PII
Apabila proyek layak
KPS maka PJPK
mengusulkan ke
Bappenas supaya
proyek ditetapkan
menjadi proyek KPS

28

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

29

Bagian 3 :

Bagian 3 :

Implementasi Skema KPS di Sektor Infrastruktur

Jaminan Pemerintah

Implementasi Skema KPS di Sektor Infrastruktur

Dukungan Pemerintah

Jaminan Pemerintah yang diberikan kepada proyek infrastruktur bertujuan untuk mengurangi risiko yang dibebankan kepada Badan Usaha.

Pemberian Dukungan Pemerintah diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223/PMK.011/2012 dimana disebutkan bahwa

Jaminan Pemerintah ini diberikan oleh Menteri Keuangan dan/atau Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur sesuai dengan peraturan

Dukungan Kelayakan adalah Dukungan Pemerintah dalam bentuk kontribusi fiskal yang bersifat finansial yang diberikan terhadap

perundang-undangan yang berlaku.

Proyek Kerja Sama.

Pemberian Jaminan Pemerintah yang dilakukan oleh Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur diatur lebih lanjut di dalam Peraturan Presiden
Nomor 78 Tahun 2010, serta melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 260/PMK.011/2010. Saat ini yang bertindak sebagai Badan Usaha
Penjaminan Infrastruktur di Indonesia adalah PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).
Gambar di bawah menggambarkan skema struktur penjaminan proyek infrastruktur yang diberikan melalui IIGF/PT PII.

Apa tujuan VGF?

Bentuk dari VGF

Perjanjian Counter Penjaminan untuk Fasilitas Penjaminan

Diberikan dalam bentuk tunai sebagai bagian dari biaya konstruksi

Kemenkeu

Meningkatkan kelayakan finansial


proyek sehingga mendorong
partisipasi swasta

Ekuitas / Penjaminan / Backstop


Proposal Penjaminan
Perjanjian Regress

Perjanjian Penjaminan
Fasilitas Penjaminan /
Liquidity

Porsi VGF yang diberikan tidak mendominasi di dalam keseluruhan biaya konstruksi

Meningkatkan kepastian dari suatu


proyek dilihat dari kualitas dan waktu

PJPK
(Kementerian/
Lembaga/BUMN/
Pemda)

Lembaga
Keuangan
Multilateral

Perjanjian Penjaminan Bersama


Lembaga
Keuangan
Multilateral

Proposal Penjaminan disampaikan oleh PJPK kepada PT PII dengan melampirkan Pra-studi Kelayakan dan draft perjanjian KPS
Perjanjian KPS mengatur hak dan kewajiban PJPK dan Badan Usaha di dalam penyediaan infrastruktur
Perjanjian Regress mengatur pengembalian (reimburse) dari PJPK untuk pembayaran yang dilakukan PT PII atas klaim dari Badan
Usaha karena PJPK gagal memenuhi kewajibannya sesuai Perjanjian KPS.

Menyediakan infrastruktur yang


dapat terjangkau tarifnya oleh
masyarakat

Prinsip dasar pemberian VGF?

VGF dialokasikan dari APBN dengan


mempertimbangkan ketersediaan
anggaran, ketahanan fiskal dan
manajemen risiko fiskal.
VGF akan diberikan hanya ketika
tidak ada lagi pilihan solusi lainnya
yang membuat proyek menjadi layak
secara finansial.

Kriteria untuk mendapatkan VGF:


Proyek secara ekonomi layak namun secara finansial belum layak

Proyek yang didasarkan pada prinsip pengguna membayar

Investor swasta yang dipilih harus melalui tender yang terbuka dan
kompetitif dibawah skema KPS

Perjanjian kerjasama harus membuat skema peralihan aset dan/ atau


manajemen aset dari investor ke PJPK pada akhis masa konsesi

Studi kelayakannya harus menunjukan:


1. Alokasi risiko yang optimal antara investor dan PJPK
2. Menyimpulkan bahwa proyek layak secara ekonomis dan akan layak
secara finansial apabila diberikan VGF

VGF yang diberikan hanya untuk sektor-sektor yang disebutkan dalam


Perpres 67/2005 dan perubahannya

Perjanjian Penjaminan antara PT PII dengan investor atau Badan Usaha, yang mencakup jaminan kinerja PJPK dalam memenuhi
Perjanjian KPS khususnya terhadap risiko-risiko yang dialokasikan ke PJPK di Perjanjian KPS, dan telah disepakati dengan PT PII untuk
diikutsertakan di dalam struktur penjaminan.
Perjanjian Penjaminan Bersama / Co-Guarantee dilakukan jika penjaminan melibatkan satu atau lebih penjamin tambahan bersama
dengan PT PII.

30

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

31

4
Pembelajaran dari

Implementasi KPS
Selama Ini

Bagian 4 :

Bagian 4 :

Pembelajaran dari Implementasi KPS Selama Ini

Pembelajaran dari Implementasi KPS Selama Ini

Lesson Learnt Pengembangan KPS yang Sukses di Negara-Negara Lain


Infrastruktur publik pada awalnya menjadi tugas Pemerintah, karena di dalamnya terkandung manfaat ekonomis yang tinggi buat
masyarakat. Dengan berjalannya waktu, pembangunan infrastruktur semakin memerlukan pendanaan yang besar, sehingga Pemerintah
memiliki keterbatasan untuk memenuhinya.
Mempertimbangkan bahwa banyak fasilitas infrastruktur yang tidak hanya bermanfaat secara ekonomis, namun juga memiliki pengembalian
finansial yang menjanjikan, Pemerintah membuka jalan bagi pihak swasta untuk dapat ikut dalam pembangunan infrastruktur publik, yaitu
melalui skema KPS.
Meski demikian dalam perjalanannya, keberhasilan suatu proyek KPS bergantung kepada berbagai hal sebagai berikut:

Pengelolaan KPS
yang Efektif

Eksekusi yang baik

Keberhasilan KPS bergantung kepada

Pemerintah sebagai penanggung jawab

Sistem perencanaan dalam persiapan

bagaimana setiap pihak tersebut dapat

proyek memiliki peran yang besar dalam

proyek harus dibuat dengan sangat baik.

memberi dukungan penuh mulai dari

menentukan arah kebijakan serta regulasi

Salah satunya studi kelayakan, dimana

masa-masa persiapan hingga pelelangan

yang mendukung skema KPS mulai dari

ini menggambarkan model bisnis yang

dan pengawasan proyek yang operasional.

persiapan hingga pelelangan.

ditawarkan kepada swasta menjadi sangat

Komitmen

Terkait komitmen, ada tiga hal yang


menjadi pembelajaran berharga di KPS:

penting. Oleh karena itu, studi kelayakan


Sektor swasta juga dapat menjadi tertarik

sebaiknya dibuat dengan kualitas yang

untuk mengikuti lelang KPS jika skema

tinggi dan mencakup seluruh aspek

tersebut dapat berjalan dengan lancar

terkait implementasi proyek mulai dari

dan penuh kepastian. Tiga hal di bawah ini

pra-konstruksi, konstruksi hingga masa

b. Kualitas proyek KPS yang baik

merupakan kunci dari pengelolaan KPS

operasional.

c. Persepsi

yang efektif:

a. Visi yang jelas mengenai peran KPS


dalam pembangunan infrastruktur
positif tentang KPS dari

semua pihak terkait

PJPK juga perlu untuk memiliki SDM


a. Kerangka hukum dan institusi dan
regulasi yang kuat

dari

b. Standarisasi model KPS dengan tolak


ukur yang jelas
c. Efektifitas
Pemerintah

dan

terbaik untuk dapat menjadi bagian


tim

pengerjaan
kapasitas

institusi

pelelangan

KPS,

sehingga

proses lelang KPS memiliki struktur


serta

implementasi

yang

baik dan transparan. Berikut adalah


tiga pembelajaran terpenting dari sisi
eksekusi:
a. Rencana bisnis yang solid, menarik
dan alokasi risiko yang jelas
b. Proses lelang yang jelas dan transparan
c. Kontrol yang efektif dan adanya proses
umpan balik

34

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

35

Bagian 4 :

Bagian 4 :

Pembelajaran dari Implementasi KPS Selama Ini

Pembelajaran dari Implementasi KPS Selama Ini

Key Drivers dalam Pembangunan Infrastruktur


dengan Skema KPS di Indonesia
Rekam jejak dan kapasitas
investor

Untuk dapat melaksanakan proyek KPS dengan baik, Pemerintah memerlukan mitra
yang terbaik yang dapat diberi tanggung jawab dalam jangka waktu yang panjang dalam
pengembangan proyek infrastruktur.

Kelayakan proyek &


pembagian risiko yang baik

Untuk dapat menarik minat dari calon investor, ada berbagai hal yang perlu dikerjakan oleh
Pemerintah, di antaranya

Kepastian dalam
pelaksanaan proyek

Investor akan sangat melihat risiko-risiko mana yang menjadi bagian Pemerintah dan mana
yang menjadi bagian mereka. Penjaminan akan memberi kenyamanan bagi para investor
untuk dapat mengikuti lelang.

Tidak semua proyek KPS memiliki profil yang menarik untuk ditawarkan. Untuk itu Pemerintah
perlu melakukan seleksi proyek dengan baik dengan memperhitungkan berbagai kriteria
seperti kesiapan PJPK, kesiapan lahan yang akan dipakai, kelayakan proyek secara ekonomis
dan finansial, dan kejelasan offtaker dari proyek yang merupakan sumber pendapatan bagi calon
investor

c. Kepastian terhadap kebijakan KPS


Sektor swasta memerlukan kepastian dalam hal regulasi terkait KPS. Dengan kepastian
ini, pelaku pasar dapat membuat perencanaan proyek yang lebih baik sehingga proyek KPS
menjadi lebih menarik.

b. Penyiapan proyek yang baik

d. Komitmen yang kuat dari PJPK

Ketika proyek sudah dipilih, Pemerintah perlu mempersiapkan proyek tersebut sebaik-baiknya
dengan kerangka waktu yang jelas. Dengan demikian, setiap parameter krusial dalam lelang
dapat dijabarkan dengan tepat dan memberi kepastian pembagian risiko antara Pemerintah dan
swasta.

PJPK memiliki peran sentral di dalam menyiapkan proyek KPS mulai dari penyiapan di awal
hingga berakhirnya masa konsesi.
e. Intervensi politik yang dapat diminimalisir
Intervensi politik yang bersifat kontraproduktif justru akan membuat kegagalan proyek
semakin dalam. Oleh sebab itu Pemerintah harus mengetahui dimana harus menempatkan
posisi politiknya.

c. Market sounding
Selain penyiapan proyek yang baik, proyek tersebut juga perlu dikomunikasikan dengan baik
kepada calon investor. Market sounding dapat menjadi momen yang baik untuk bertemu dan
mendapatkan respon awal dari para pengembang proyek infrastruktur.
Pemilihan konsultan penyiapan proyek dapat menjadi krusial ketika proyek tersebut dibawa ke
pasar. Konsultan dengan reputasi yang baik sudah memiliki pengalaman yang luas di dalam
melihat risiko-risiko potensial dalam suatu proyek infrastruktur.

Perlu adanya suatu badan yang menjadi champion dalam penyiapan proyek KPS. PPP Unit
dapat menjadi solusi yang tepat, dimana seluruh koordinasi dengan berbagai stakeholder
terkait dapat dilakukan dengan baik.
b. Penjaminan proyek infrastruktur

a. Pemilihan dan seleksi proyek yang baik

d. Konsultan yang memiliki reputasi yang baik

a. Pentingnya PPP Unit

Inisiatif Fasilitas
Penyiapan Proyek (PDF)

Inisiatif penyiapan proyek yang baik oleh PJPK menjadi hal yang penting sehingga mitra
swasta mendapatkan suatu paket proyek yang menarik untuk diinvestasikan.

e. Dukungan Pemerintah termasuk pembebasan lahan, fasilitas VGF, dan Penjaminan Pemerintah
Ada porsi-porsi dalam proyek yang masih perlu diambil oleh Pemerintah, terutama untuk risikorisiko yang tidak bisa diserap oleh pihak swasta. Salah satu yang diharapkan oleh swasta adalah
lahan, dukungan subsidi capex berupa VGF dan juga penjaminan dari sisi risiko politik.
f. Pengetahuan yang baik dari PJPK terhadap KPS
SDM PJPK perlu diperlengkapi dengan baik tentang KPS sehingga manajemen proyek dapat
dilakukan dengan efektif dan efisien. Program-program pengembangan kapasitas KPS dapat
membantu hal ini.
g. Koordinasi yang baik antar stakeholder
Koordinasi perlu dilakukan pada setiap tahapan penyiapan proyek KPS, sehingga kerangka
waktu yang telah disiapkan di awal dapat terus diikuti dan memberi kejelasan kepada pihak
swasta mengenai bagaimana proses penyiapan proyek akan dilakukan.

36

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

37

5
PT SMI dan Perannya

dalam Pelaksanaan
Skema KPS

Bagian 5 :

Bagian 5 : PT SMI dan Perannya

PT SMI dan Perannya dalam Pelaksanaan Skema KPS

dalam Pelaksanaan Skema KPS

Profil PT SMI
Sesuai dengan PMK No.100 /PMK.010/2009, PT SMI saat ini berfokus pada delapan sektor pembangunan

Produk-produk yang saat ini dimiliki oleh PT SMI sebagai dukungan pada

infrastruktur, yaitu : penyediaan air minum, jalan dan jembatan tol, transportasi, minyak dan gas,

pengembangan proyek adalah sebagai berikut :

telekomunikasi, pengelolaan limbah, tenaga listrik dan irigasi.


Untuk melaksanakan mandat di atas, PT SMI mengusahakannya melalui tiga pilar usaha yaitu:
Pembiayaan dan Investasi, Jasa Konsultasi, dan Pengembangan Proyek.

Sektor Fokus (PMK No. 100 /PMK.010/2009)

Produk-produk
pembiayaan

Tiga Pilar Bisnis

Penyediaan Air Minum


Visi :
Menjadi katalis dalam percepatan
pembangunan infrastruktur nasional

Jalan & Jembatan Tol

Promoter
Funding

Senior Term
Loan

Equity

Take Out
Financing

Subordinated
Loan

Securitization

Working Capital
Loan

Mezzanine

Bridge Loan

Financial &
Investment Advisory
Services

Transaction
Advisory Services

Training & Capacity


Building

Transportasi

1
Minyak & Gas
Telekomunikasi
Pengelolaan Limbah
Tenaga Listrik

Pembiayaan &
Investasi
Pembiayaan
yang fleksibel,
komplenter
terhadap bank
Investasi
ekuitas pada
proyek-proyek
infrastruktur
strategis

2
Jasa Konsultasi
Jasa Konsultasi
keuangan
Jasa Konsultasi
investasi
Jasa Konsultasi
transaksi
Pelatihan dan
pengembangan
kapasitas

3
Pengembangan
Proyek
Project
Development
Facility (PDF)
Advisory to
contracting/
tendering
agencies

Produk-produk jasa
konsultasi

Produk-produk
pengembangan proyek

Advisory to
Project Development
Contracting/
Financing
Tendering Agencies

Capacity Building

Irigasi

40

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

41

Bagian 5 :

Bagian 5 : PT SMI dan Perannya

PT SMI dan Perannya dalam Pelaksanaan Skema KPS

Peran PT SMI

dalam Pelaksanaan Skema KPS

Portofolio Pengembangan Proyek KPS

PT SMI dalam pelaksanaan skema KPS sebagaimana gambar dibawah ini dapat berperan sebagai :

Pada saat ini PT SMI memperoleh mandat berupa penugasan beberapa penyiapan proyek KPS, diantaranya :

1. Fasilitator dalam penyiapan proyek KPS,

SPAM Umbulan, KA Bandara Soekarno-Hatta, dan Pengelolaan Persampahan Batam

2. Penyediaan pembiayaan bagi proyek KPS melalui Badan Usaha

Identifikasi
dan Penetapan
Proyek

Penyiapan Proyek
Pengadaan
Konsultan

Pra FS/
Feasibility
Study

Pelelangan
(Investasi)

Pihak
pelaksana

Pemerintah
(Bappenas)

Produk/Jasa

Evaluasi usulan
potensial proyek
KPS

Penyiapan Proyek KPS


Jasa Konsultasi untuk transaksi proyek

PPP Book
Unsolicited
PPP Projects

Outline Business Case (OBC)


Pre Feasibility Study
Tender Process (PQ-RFQ-Selection)

Proyek KPS
SPAM Umbulan

Pembiayaan
Evaluasi &
Penetapan
Pemenang

Financial Close
& Pengelolaan
Kontrak

Proyek KPS
KA Bandara Soekarno Hatta

Proyek KPS
Pengelolaan Persampahan Batam

Jaminan

Pembiayaan

Output

Penanggung
Jawab Proyek
Kerjasama

Publik (PJPK):
Kementerian/ Lembaga
Pemda
BUMN

Jaminan
PT PII

Financial
Close

Pemegang
Konsesi
(Badan Usaha
Pemenang
Lelang)

Proyek Sistem Penyediaan Air Minum

Proyek KPS KA Bandara merupakan

Proyek

(SPAM) Umbulan adalah pemanfaatan

proyek

dan

memberikan solusi dalam menangani

mata Air Umbulan. Tujuan proyek tersebut

prasarana perkeretaapian dari Halim ke

permasalahan sampah di Kota Batam,

mengalirkan debit air sebesar 4.000 liter/

Bandara Soekarno Hatta, KA Bandara

sebagai dampak pertumbuhan populasi

detik dari mata air Umbulan ke daerah

ini adalah KA ekspres dengan pelayanan

dan

penerima

premium yang disediakan untuk calon

pengelolaan

penumpang pesawat terbang.

mencakup

manfaat

yaitu

sarana

Batam

sentralisasi

bertujuan

industri.

sampah

pengumpulan,

sepanjang 97 km.

pembuangan akhir sampah.

: Aplikasi VGF dan finalisasi


Pra-Feasibility Study serta
dokumen lelang

Perkiraan
Biaya Proyek : +Rp2 Triliun

Status

: Penyiapan konsultan
transaksi, dan penyiapan
aplikasi VGF

Perkiraan
Biaya Proyek : +Rp20 Triliun

Status

untuk

Proyek

dimaksud

tempat

sistem pemompaan dan pipa transmisi

Status

42

Pasuruan,

Sidoarjo, Surabaya dan Gresik dengan

penyelenggaraan

KPS

akan

pembuangan,

pengangkutan

dan

: One on one bidder


meetings

Perkiraan
Biaya Proyek : Rp1-1,5 Triliun

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

43

PT SMI adalah Lembaga Pembiayaan yang terdaftar & diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Disclaimer
Seluruh informasi yang disajikan diambil dari berbagai sumber dan adalah
benar pada saat informasi ini ditulis atas sepengetahuan PT Sarana Multi
Infrastruktur (Persero) (PT SMI). PT SMI tidak bertanggung jawab atas
ketidaktepatan yang terkandung dalam materi.
Dalam melaksanakan kegiatan pembiayaan proyek-proyek infrastruktur,
seluruh proses evaluasi untuk memastikan kelayakan pembiayaan atas suatu
proyek, harus mengacu dan tunduk kepada ketentuan/peraturan yang berlaku
baik eksternal maupun internal PT SMI. Dengan demikian, maka setiap
keputusan untuk membiayai atau tidak membiayai suatu proyek, telah melalui
proses uji tuntas/due diligence yang dapat dipertangungjawabkan.
Setiap keluhan atas isi dokumen ini dapat disampaikan kepada:
Ibu Astried Swastika
Sekretaris Perusahaan PT SMI
Tel : +62 21 5785 1499
Fax : +62 21 5785 4298
Email : corporatesecretary@ptsmi.co.id
Website : www.ptsmi.co.id
Keluhan yang diajukan kepada PT SMI bersifat sangat rahasia dan akan
ditangani oleh panitia khusus guna memastikan bahwa keluhan tersebut
ditangani dengan tepat.

PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR (PERSERO)


GKBI Building, 8th Fl,
Jl. Jend. Sudirman No. 28, Jakarta 10210, Indonesia
Ph : +62 21 5785 1499, Fax : +62 21 5785 4298
Email : corporatesecretary@ptsmi.co.id
www.ptsmi.co.id

You might also like