Professional Documents
Culture Documents
B. DASAR TEORI
Rifampisin, Polipeptida.
Inhibitor
transkripsi
dan
replikasi,
mencakup
golongan
dari
golongan
Macrolida,
Aminoglycoside,
dan
Alat
1. Tabungan reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Penangas air
5. Hot plate
6. Gelas ukur
7. Mikriskop
Sampel
1. Kloramfenikol
2. Ampisilin
3. Tetrasiklin
Reagen
1. NaOH 15 %
2. Etanol 70 %
3. Serbuk seng
4. Benzoil klorida
5. FeCl3 1 %
6. HCl 6 N
7.
-naflon
8. HNO3
9. AgNO3 5 %
10. pDAB HCl
11. Aseton
12. KOH-etanol
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
D. CARA KERJA
1. Kloramfenikol
Sejumlah 10 mg zat dan 2 g NaOH ditambah 3 ml air, lalu dipanakan
sampai mendidih, larutan berwarna kuning kuat
Sejumlah 5 mg zat di larutkan dalam 3 ml etanol 70 %. Ditambahkan 7
ml air dan 200 mg bubuk seng. Dipanaskan di penangas air selama 10
menit kemudian disaring kedalam 2 ml filtrat di tambahkan 2 tetes
benzoiklorida, dikocok 1 menit, lalu di tambahkan 3 tetes larutan
besi(III)klorida, terbentuk warna merah ungu pekat. Kedalam 2 ml
filtrat yang lain ditambahkan 3 tetes asam klorida encer, 3 tetes larutan
natrium nitrit 10 % dan 5 tete larutan 10 mg 2. Naftol dalam 5 ml
NaOH 15 %, terbentuk warna merah-jungga.
Filtrat yang diasamkan dengan asam nitrat dan ditambah perak nitrat,
membentuk endapan perak klorida
Zat di tambah HCl pekat dan erbuk seng, panaskan, dinginkan,
tambahkan 2 tetes pDAB HCl, terbentuk warna orange
5 tetes larutan zat dalam aseton di tambah 2 tetes air, biarkan, amati
kristal dibawah mikroskop. (1 g kloramfenikol larut dalam 2,5 ml
aseton)
Panaskan 50 mg zat dengan 2 ml larutan KOH-etanol dalam tabung
reaksi bertutup pada tangas air selama 15 menit.
Larutannya menunjukkan reaksi poitif terhadap klorida (Anonim,
1979). Cara uji klorida : larutan zat ditambah larutan AgNO3 5 %,
terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam HNO3, tapi larut dalam
amoniak encer setelah sebelumnya dicuci dengan air dan membentuk
endapan kembali bila ditambah HNO3.
2. Ampisilin
Kedalam suspensi 10 mg zat dalam 1 ml air ditambahkan 2 ml larutan
fehling encer (2 : 6), timbul warna ungu (fuhsin)
Reaksi asam hidroksimat
Kedalam larutan 15 mg zat dalam 3 ml NaOH 3 N ditambahkan 0,3 g
hidroksilamin hidroklorida dan dibiarkan selama 5 menit. Larutan di
K-
DATA PENGAMATAN
No Uji
Reagen+Sampel
Teori
1.
Kloramfenikol+
NaOH+air
(dipanaskan)
Larutan
berwarna
kuning kuat
Kloramfe
nikol
Kloramfenikol+
KOH
etanol
(dipanaskan)
+
Larutan+AgNO3
+
HNO3
+
Amoniak encer
+
HNO3
Hasil
Pengamatan
Kuning kuat
Keterangan
(+)
(+)
Terbentuk
endapan putih
Endapan tidak
larut
Endapan larut
Terbentuk
endapan
Endapan
putih.
Endapan
tidak larut.
Endapan
larut.
Terbentuk
endapan.
kembali
Kloramfenikol+ Terlihat kristal
aseton biarkan kloramfenikol
(amati dibawah
mikroskop)
2.
Ampisilin Ampisilin
Timbul warna
kedalam
ungu (fuhsin)
suspensi+2 ml
larutan fehling
encer (2:6)
Suspensikan
ampisilin 10 mg
dengan 1 ml air Warna violet
dan 2 ml larutan
Ktembaga(II)tartr
at dan 6 ml air
3.
(+)
(+)
Timbul
warna ungu
(+)
Warna violet
Tetrasikli
n
~ Reaksi FeC3
1 Tetrasiklin
(+)
besi(III)kl %+tetrasiklin
dilarutkan
orida
dalam
air,
dinetralkan
dengan
NaHCO3 atau Merah pekat
HCl,
direaksikan
dengan 2 tetes
larutan FeCl3 1
%
(dibuat
segar). Akan
terbentuk
warna merah
sampai ungu
FeCl3
1 Tetrasiklin
%+tetrasiklin
direaksikan
dengan 2 ml
(+)
asam
sulfat
pekat
(terbentuk
Merah
warna ungu)+1 coklat
tetes
larutan
FeCl3 1 %
(warna berubah
menjadi coklat
atau
merah
coklat)
NaOH
N+tetrasiklin
3 Tetrasiklin
dilarutkan
dalam 1 ml
NaOH
3
N+campuran
segar larutan Merah tua
asam sulfat dan
NaNO2 10 %
sama banyak
(terbentuk
warna merah
tua
(+)
E. PEMBAHASAN
Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh berbagai jasad
renik bakteri, jamur dan aktinomises, yang dapat berkhasiat menghentikan
pertumbuhan atau membunuh jasad renik lainnya (Subronto dan Tjahajati, 2001).
Antibiotika yang diperoleh secara alami dari mikroorganisme disebut antibiotika
alami, antibiotika yang disintesis di laboratorium disebut antibiotika sintetis.
Antibiotika
laboratorium
yang
dihasilkan
dengan
oleh
menambahkan
mikroorganisme
senyawa
dan
kimia
dimodifikasi
disebut
di
antibiotika
termasuk
antibiotika
yang
paling
stabil.
Larutan
dan
kloroform
(Ditjen
POM,
1995).
Ampisilin
memiliki
spektrum
antimikroba yang luas tetapi lebih efektif terhadap bakteri gram negatif.
Pada praktikum uji kualitaif golongan antibiotik ampisilin yang dilakukan
adalah ampisilin kedalam suspensi ditambahkan 2 ml larutan fehling encer dengan
perbandingan 2:6 maka akan timbul dan muncul warna ungu (fuhsin) pada praktikum
mendapatkan hasil yang positif yang menandakan bahwa percobaan ini sesuai dengan
teori . kemudian yang dilakukan adalah uji ampisilin dimana suspensi ampisilin 10
mg dengan 1 ml air dan 2 ml larutan K- tembaga (II) tartrat dan 6 ml air akan
terbentuk warna violet, pada uji ini juga menghasilkan hasil yang positif yang berarti
sesuai dengan teori.
Tetrasiklin
memiliki
rumus
molekul
C 22 H 24 N 2 O 8 .HCl
dengan berat molekul 480,6. Tetrasiklin merupakan serbuk hablur, kuning, tidak
berbau, agak higroskopis. Stabil di udara tetapi pada pemaparan terhadap cahaya
matahari yang kuat dalam udara lembab menjadi gelap. Larut dalam air, dalam
alkali hidroksida dan dalam larutan karbonat, sukar larut dalam etanol, praktis tidak
larut dalam kloroform dan eter. Tetrasiklin mudah membentuk garam dengan ion
Na+ dan Cl- sehingga kelarutannya menjadi lebih baik (Ditjen POM, 1995).
Tetrasiklin merupakan kelompok antibiotika yang dihasilkan oleh jamur
Streptomyces aureofasiens atau S. rimosus. Tetrasiklin bersifat bakteriostatik dengan
daya jangkauan (spektrum) luas, dengan jalan menghambat sintesis protein
dengan cara mengikat sub unit 30 S dari pada ribosom sel bakteri. pada unggas
tetrasiklin digunakan untuk mengatasi infeksi CRD (Chronic Respiratory Diseasis),
erisipclas dan sinusitis (Subronto dan Tjahjati, 2001).
Pada praktikum ini dilakukan uji kualitatif antibiotik tetrasiklin uji yang
pertama dilakukan adalah reaksi besi
tetrasiklin , tetrasiklin dilarutkan dalam air dan dinetralkan dengan NaHCO3 atau hcl
yang direaksikan dengan 2 tetes laruta FeCl3 ( dibuat segar ) kemudian akan
terbentuk warna merah sampai ungu , pada praktikum terbentuk warna merah pekat.
KESIMPULAN
Pada praktikum dan pembahasan dapatdisimpulkan bahwa :
bakteri,
jamur
dan
aktinomises,
yang
dapat
berkhasiat
Pada praktikum tidak semua uji dilakuka dikarenakan kekurangan bahan pada
laboratorium sehingga praktikan merasakan kurang maksaimal melakukan
percobaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. DEPKES RI: Jakarta. 1979.
Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi IV. DEPKES RI: Jakarta. 1995.
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/antibiotik-mekanisme-carakerja-dan klasifikasinya/
Ganiswara, Sulistia G. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Universitas Indonesia:
Jakarta. 1995.
Anonim.http://www.kimiaitumenyenangkan.blogspot.com/2012/04/18/ujiantimikroba-pada-antibiotik.html.