Professional Documents
Culture Documents
:
: Keputusan Direktur RS. Omni Alam Sutera tentang Pedoman Pengelolaan Alat
Medik Komite Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Rumah Sakit Omni
Alam Sutera.
Kedua
Ketiga
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan
perbaikan seperlunya apabila dikemudian han terdapat kekeliruan
Ditetapkan di : Tangerang
PadaTanQgal : 15Juni 2012
Direktur RS. OMNI ALAM SUTERA
DAFTAR ISI
12
12
12
12
18
18
19
19
21
23
24
27
30
31
35
38
38
39
40
41
44
44
44
47
47
47
47
48
BAB 1
PENDAITULUAN
Planning
Continuous
Action
improvement
Evaluation
Monitoring
1.53. Monitoring
1.5.4. Evaluasi
FMP yang terkumpul akan dievaluasi untuk tingkat angka kerusakan alat medic
Dan data tersebut maka akan didapat data-data mengenai: beban keija teknisi
meclik, jumlah permintaan perbaikan.
BAB 2
PENGORGANISASIAN
MAINTENANCE MANAGER
SUPERVISOR MM
SEKRETARIS
KOORDINATOR SHIFT
Pelaksana Harian
Pendidikan formal
: Elektromedik
Pengalaman keija minimal : 3 tahun
Kepribadian : tanggap, cekatan dan bertanggung jawab
Memiliki kemampuan konseptual, teknis dan hubungan antar manusia yang
balk.
5. Bersedia melaksanakan tugas di luar jam kerja.
2.2.2. Sekretaris
2.2.2.1 Tugas dan Wewenang
Tugas
1. Membantu membuat list inventaris alat yang ada di Rumah Sakit OMNI Alam
sutera
2. Membantu membuat stock (back up) dan spare part list.
3. Merancang dan mengajukan format kontrak kerjasama dengan vendor tempat
dia bekerja untuk pengecekan, pemeliharaan dan service alat yang sedang
dalam perbantuan pengawasan.
4. Membantu membuat schedule untuk pengecekan, pemeliharaan dan service
alat.
5. Membantu merekap kartu maintenance untuk masing-masing alat-alat medik.
6. Membantu untuk penyimpanan dokumen-dokumen MM.
7. Melakukan rekap harian untuk kegiatan harian staff MM.
8. Menerima tamu dan telpon baik berupa penyampaian komplain atau informasi
lain untuk MM
9. Membantu supervisor untuk melakukan pengawasan kinerja harian staff MM
10. Memonitor kerusakan alat dalam bentuk data untuk nantinya dikoordinasikan
sebagai tindak lanjutnya.
11. Menghubungi vendor untuk alat yang rusak.
12. Membantu mengevaluasi dan mengembangkan pelayanan MM bagi alat yang
sedang dalam perbantuan pengawasan
13. Berkoordinasi dengan departemen lain untuk menunjang pelayanan medik
dapat berjalan dengan balk.
14. Membantu pengembangan SDM di dalam intern departemen Medical
Maintenace
Wewenang
1. Mempunyai akses untuk mengolah database semua alat-alat kesehatan di Rumah Sakit OMNI
Alam sutera
2. Dapat memberikan usulan untuk pengembangan departemen Maintenance.
2.2.2.2 Kualifikasi
1. Mempunyai pendidikan kesekretarisan.
2. Mempunyai pendidikan computer untuk Microsoft office dan olah data menggunakan program
database
3. Mempunyai kemampuan administrasi baik dengan computer atau data on paper.
2.23. Koordinator
2.2.23 Tugas dan Wewenang Tugas
1. Membuat jadwal pola ketenagaan dalam bentuk jadwal dinas baik untuk teknii medik dan teknisi
gas medis setiap bulannya
2. Berkoordinasi dengan Supervisor Teknisi medik untuk pengambilan kebijakan, mengevaluasi dan
melaporkan progres dan setiap kegiatan yang dilakukan.
3. Berkoordinasi dengan vendor untuk pelaksanaan service.
4. Mengawasi dan Menjalankan scedule perawatan, pengecekan
dan perbaikan untuk peralatan medik
5. Menangani inventarisasi barang yang masuk di unit MM seperti untuk sparepart, alat medik yang
ruak dan asesons dan alat medik dan gas medis. Rekap Inventanisasi barang hams dilaporkan kepada
surpervisor MM setiap buiannya.
Wewenang
1. Bila supervisor MM sedang berhalangan (sakit, tugas luar kota dan karena halangan lain)
maka koordinator teknisi niedik dapat membuat keputusan taktis untuk penanganan
rmasalah dengan berkoordinasi dengan Senior Manager GA
2. Mengawasi kegiatan harian teknisi medik dan teknisi gas medis
3. Memberikan arahan penanganan masalab kepada teknisi medik
dan teknisi gas medik bailc untuk peralatan medik dan gas
medis
2.2.2.4 Kuatifikasi
1. Memiliki kepribadian: Jujur, teliti, tegas dan komirnikatif
2. Mempunyai basic pendidikan elektromedik.
3. Berpengalaman di bidang elektromedik minimal 3 tahun
4. Dapat mengoperasionalkan komputer
2.2.4. Teknisi Medik
2.2.4.1. Tugas dan wewenang
Tugas
1. Membuat stock (back up) dan spare part list.
2. Membantu membuat schedule untuk pengecekan,
pemeliharaan dan service alat-alat kesehatan.
3. Melaksanakan schedule pengecekan, pemeliharaan dan
service alat-alat kesehatan.
4. Mendampingi operasi bila diperlukan.
5. Mengisi dan memperbarui kartu maintenance untuk masing
masing alat.
6. Mengevaluasi dan memperbaiki kerusakan alat.
7. Bersedia untuk melakukan pengecekan dan service di luar
jam kerja (on call).
8. Memberikan training kepada user.
9. Menghubungi vendor untuk melaksanakai service
4.2.1. Penerimaan permintaan pengadaan alat medik (unit barn dan atau asesoris tambahan) yang
dibuat dalam form Bon Permintaan Pengadaan Barang
(BPPB)
4.2.2. Penerimaan dan penyiapan alat medik barn sebeluni digunakan (Commissioning)
4.2.3. Pemeliharaan alat medik, kegiatan yang bertujuan untuk membuat alat medik
dapat digunakan lebih lama. (Preventive Maintenance)
4.2.4. Perbaikan alat rnedik, kegiatan yang dilakukan untuk perbaikan atas kerusakan
alat medik..
4.2.5. Kalibrasi alat medik.
4.2.6. Pelatthan para user alat medik oleh petugas Medical Maintenance
BAB5
PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK
Pengelolaan peralatan medik yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang terpola dan menyeluruh
untuk bagaimana MM mengelola aset alat medik yang dimiliki oleh Rumah Sakit OMNI Alam sutera.
Peralatan medik yang ada di Rumah Sakit OMNI Alam sutera berjumlah ratusan item dimana
diperlukan suatu pengelolaan secara baik. Unit yang ditunjuk sebagai pengelola peralatan medik
adalah unit Medical Maintance dimana unit mi ditunjuk secara resmi oleh Rumah Sakit OMNI Alam
sutera dengan SK Direktur no. OO5/SK-Dir/0MN111J2009. bentuk pengelolaan yang dilakukan oleh
MM seperti:
inventarisasi aset alat medik, pembuatan standar operasicrz!, pemeliharaan, kalibrasi, perbaikan dan
equipment dispossition
5.1. PENGADAAN ALAT MEDIK
Pengadaan alat medik di Rumah Sakit OMNI Alam sutera mempunyai alur dimana MM dapat
membuka permintaan barang dalam bentuk Bon Permintaan Pembelian Barang (BPPB) yang dibuat
berdasarkan 2 alur besar; pengadaan untuk sprarepart dan alat medik yang digunakan untuic
perbaikan dan kerusakan dan pengadaan yang alat medik yang bersifat penambahan aset alat medik
atau pengadaan baru yang diajukan oleb unit atau Departemen dengan dilengkapi kajian kebutuhan
penambahan alat barn. MM dapat membenkan inputan mengenai pengadaan berdasarkan
inventarisasi alat medik dan spek teknik. Pengadaan yang dibuat barns meiniliki beberapa isian yang
harus dilengkapi sebagai dasar pengajuan permintaan diantaranya:
1. No.BPPB
2. Tgl pengajuan
3. Nama barang yang diajukan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum alat dioperasikan dengan
mempersiapkan aksesoris maupun bahan opersional agar alat siap dioperasikan. Persiapan dilakukan
sebelum alat dihubungkan dengan satu daya.
b. Peffianasan
Pemanasan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap suatu alat, sebelum dipergunakan
untuk tindakan pelayanan. Kegiatan
pemanasan meliputi:
1. Menghubungkan alat dengan catudaya
2. Memberikan waktu alat medik melakukan selfiest secara sistem
(otomatis)
3. Melakukan pengecekan fungsi tombol, selector, indicator,alarm,
system pergerakan
c. Pembersihan, Pengemasan dan penyimpanan
Pembersihan, Pengamasan /penyimpanan yaitu langkah-langkah yang bai-us dilakukan terhadap
suatu alat berserta akseson setelah selesai melakukan pelayanan kesebatan agar alat selalu siap
untuk dipergunakan. Mat dan aksesorisnya disimpan dalam keadaan bersih. Penggunaan alat /
operator diwajibkan untuk mencatat beban kerja alat setiap han pemakaian.
5.4.2. Tahapan operasional alat medik sistem non elektronik
Tahapan operas ional dengan sistem non elektronik digunakan bertujuan untuk mengidentifikasikan
sistem alat medik yang dipakai, dimana alat medik non elektronik adalah alat medik yang tidak
memerlukan sumber listrik dengan segala atribut elektronik. Contoh untuk alat medik non elektronik
seperti:
tensimeter, timbangan badan manual, stetoskop, bed pasien manual, strecher
dli. Adapun tahapan oprsional secara umum untuk alat methk non elektronik se agai benkut.
I. Persiapan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum alat dioperasikan dengan
mempersiapkan aksesoris maupun bahan opersional agar alat siap dioperasikait Persiapan dilakukan
sebelum alat dihubungkan dengan satu day&
2. Pelaksanaan
Pejaksanaan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap suatu
alat selama melakukan pelayanan kesehatan,agar dicapai basil yang
optimal.
3. Tata cara pengoperasian dan penggunaan alat harus memperhatikan ,,Prosedur Tetap
Pengopersian yang barus tersedia pada setiap unit
pelayanan dan dipahanii dengan baik oleh pengguna alat.
4. Pembersihan, Pengemasan dan penyimpanan
Pembersihan, Pengamasan /penyimpanan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap
suatu alat berserta aksesori setelah selesai melakukan pelayanan kesebatan agar alat selalu siap
untuk dipergunakan. Mat dam aksesorisnya disimpan dalam keadaan bersih. Penggunaan alat I
operator diwajibkan untuk mencatat beban kerja alat setiap han pemakaian.
5.5. PENYUSUNAN SOP PEMELIIIARAAN ALAT MEDIK
SOP pemeliharuan dibuat bertujuan sebagai pemandu pelaksanaan pemeliharaan alat medik. SOP
pemeliharaan adalah persyaratan dan urutan keija yang harus dipenuhi dan dilakukan agar
pemeliharaan suatu alat dapat dilaksankan dengan sebaik-baiknya,
sehingga alat tersebut dalam keadaan siap dan laik pakai serta dapat mencapai usia
Urutan kerja yang dimaksud meliputi persiapan, pelaksanaan, pencatatan, pengemasan dan
pelaporan. SOP pemeliharaan alat disusun oleh MM dengan memperhatikan dan mengacu pada
Service manual untuk setiap jenis, merk dan type alat medik. Adapun secara umum SOP
pemeliharaan alat medik terdiri dan:
a. Persiapan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang hams dilakukan sebelum melakukan
pemeliharaan, agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,
meliputi : Persiapan penntah kerja, Formulir pelaporan keija, Dokumen teknis
peralatan keija, Bahan Pemeliharaan, Bahan opersional, Matenal Bantu. Beritahukai kepada user,
rencana pelaksanaan dan jadual pemeliharaan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan yaitu langkah-langkah teknis yang sesuai dengan SOP pemeliharaan dan dilakukan oleh
MM.
c. Pelaporan dokumen pemeliharaan
Setiap kegiatan pemeliharaan hams dicatat dalam dokument pemeliharaan dan
dokumen tersebut dilaporkan ke Spy ruangan bersangkutan dan ke Spy MM sebagai laporan unjuk
keija alat medik. Setiap laporan dokument pemeltharaan
setelah Spy MM mengetahui maka dokument tersebut akan di input kedalam OAM
d. Pengemasan
Pengemasan alat keija adalah kegiatan untuk perapihan dan penyimpanan kembali peralatan keija
yang telah digunakan selama pemeliharan alat medik
5.6. ANGGkRAN OPERASIONAL MM
Untuk kegiatan operasional pemehharaan alat medik sangat diperlukan. Anggaran mi memliki pos
penyaluran kegunaan seperti:
5.6.1. Sparepart management
Manajemen yang efektif path suku cadang (perbailcan) adalah hal yang mendasar dalam operasional
harian MM. Upaya manajemen diperlukan untuk mencegab kelebihan-stok dan menjaniin
ketersediaan sparepart kapanpun sehmgga bilamana terjadi kerusakan maka bisa disiap1an untuk
penggantian sparepartnya. Hanya suku cadang yang diperlukan secara kontinyu yang disimpan
dalam gudang milik MM. Jika pemeliharaan-terjadwal diselenggarakan dengan benar, banyak suku
cadang perbaikan yang diperlukan, terutama suku cadang yang mahal dapat diantisipasi secara lebih
dini. Pengecualian tertentu dapat dibenarkan, untuk mendukung pemeliharaan
terhadap perbaikan yang hams dilakukan dengan segera, yaitu untuk peralatan pendukungkehidupan (life support), resusitasi darurat, atau alat yang beroperasi secara terus menerus.
Suku cadang perbaikan yang disimpan di unit MM harus dikiasifikasikan dalam
daftar penyimpanan-stok. Spy MM harus memperhitungkan
berikut penentuan jems dan jumlah suku cadang yang akan ditempatkan di gudang penyimpanan
harus berlandaskan seperti:
1. Cost of downtime. Jika alat tidak bisa dipakai, akankah mengakibtkan pelayanan pasien terhenti
atau pendapatan rumah sakit terpengaruh secara berarti? Pendapatan yang hilang mungkin lebih
banyak dan biaya penyimpanan suku cadang di gudang.
2. Number of unit on hand. Makin banyak alat yang dimiliki, makin banyak
kemungkinan jumlah suku cadang yang dibutuhkan, dengan begitu makin
banyak suku cadang yang harus tersedia di gudang.
3. Consumption rate. Jika sebuah suku cadang sering kali digunakan dalam
perbaikan, harus diperhatikan untuk dimasukan ke dalam kebutuhan stok
gudang.
4. Lead time (buffer stock). Jika waktu dan saat suku cadang dipesan sampai
suku cadang tersebut diterima terlalu lama, maka harus ada dalam
penyimpanan stok di gudang.
5. Cost of the repair parts. Ada tiga faktor yang menentukan harga suku cadang biaya murni suku
cadang, biaya administrasi untuk mengurus pemesanan,
dan batas order minimum dan penjual. Jika pemesanan barang dalarnjumlah
banyak biayanya lebih rendab, cukup beralasan untuk memesan sekaligus
seluruh kebutuhan untuk satu tahun. mi biasanya berbiaya lebih rendah dibandingkan dengan
memesan barang beberapa kali dalam sam tahun.
6. Age of the equipment. Jika alat telah tua, kerusakan umumnya bertambab, begitu pula kebutuhan
suku cadang akan meningkat. Penambahan stok suku cadang untuk memenuhi kebutuhan mi, dapat
mengakibatkan kerugian uang seandainya alat baru diadakan.
Karena penggunaan suku cadang umumnya tidak tentu, mvestasi dana yang berlebihan dalam
pengadaan suku cadang harus dihindari. Loka.si rumah sakit dan sumber (penjual) suku cadang,
kepentingan peralatan, dan potensi kebilangan pendapatan akan menjadi faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam menentukan kebutuhan stok suku cadang.
5.6.2. Biaya pemeliharaan
MM selaku pengelola alat medik, mempunyai hak untuk menentukan kebijakan
yang dibuat untuk dapat menjamin alat medik dapat dipakai dengan baik
dengan faktor keselaniatan terjamin. Untuk membuat hal demikian pastinya akan memerlukan
biaya. Junilali biayanya dengan sekian banyak item pastilah
ticlak sedikit, MM membuat estimasi anggaran dengan mengevaluasi kegiatan
pemeliharaan dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan di ltahun sebelurnnya. Anggaran
yang diusulkan mempertimbangkan hal-hal yang penting diantaranya:
1. Alat medik tidak bisa dikelola secara in house- perlu vendor terkait untuk
penanganannya
2. Melihat spare part yang sering di adakan
3. Besamya biaya perbaikan kerusakan yang teijadi
Biaya pemeliharaan alat medik merupakan biaya yang wajib dikeluarkan dan
pasti adanya. Faktor mi didesak karena setiap alat medik yang dipakai atau digunakan pastilah ada
komponen yang aus, perlu disetting ulang untuk di normalkan kembali dan harus terjaminnya
operasional alat medik yang baik sehingga pelayanan medis dapat maksimal
5.6.2.1. Kontrak Service (KS)
Merupakan suatu jalan upaya untuk dapat memaksimalkan program
pemeliharaan alat medik yang melibatkan vendor alat medik yang
bersangkutan.
Kegiatan yang dilakukan secara penodik terhathp material atau jenis alat medik pada komponen
penting seperti: elektrikal, mekanik dan fisik alat apakah masih sesuai dengan standar operasional
alat medik tersebut.
5.7.1.1.1. Pemeliliaraan fisik
Kegiatan yang dilakukan secara periodik meliputi:
- pembersihan alat, pelumasan, pengecasan batre dli
5.7.1.1.2. Ujifungsi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
memastikan fungsi dan alat medik
5.7.1.1.3. Penempatan
Pemeriksaan kesesuaian penempatan alat dengan petujuk
dan vendor alat tersebut.
5.7.1.2. Kalibrasi
Suatu kegiatansecara periodik untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukan instrumen
ukur dan bahan ukur, dengan cara membandingkan terhadap standar ukurnya yang tertelusur
(tracable) ke standar Nasional dan /atau Internasional.
5.7.1.3. Adjusment
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menstandardkan ulang output setting agar dapat
mengembalikan unjuk keija dari,alat medik seperti baru.
5.7.1.4. Over Houl
Kegiatan yang dilakukan secara penodik untuk mengganti beberapa komponen penting path alat
medik yang telah terukur usia pakainya (usia pakal spare telah habis)
5.7.2. Pelaku Pemelibaraan Mat medik
Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekeijaan, kemampuan teknisi, tingkat teknologi
peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan yang ada di internal Rumah Sakit OMNI Alam
Sutera, maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan di Rwnah Sakit OMNI Main Sutera
dapat Dilakukan Oleh:
5.7.2.1. Dilaksanakan oleh Teknis RuinahSakit
MM melakukan kegiatan pemeliharaan alat medik dengan keablian yang didapat dan basic
pendidikan elektromedik dan pelatihan
Pedoman pelatihan yang diberikan Rumah Sakit OMNI alam sutera. Manfaat
yang utama dan pealayanan swakelola (in-house service) adalah teknisi medik dapat dipanggil secara
cepat oleh user untuk melacak kerusakan dan memperbaiki peralatan, memberi bantuan dalam
aspek pengoperasian alat, menyiapkan persediaan suku cadang yang tepat, dan dukungan yang
terus menerus terhadap user.
Rumah sakit harus membuat komitmen yang berkesinambungan untuk mendukung unit MM.
Komitment tersebut meliputi pelatihan staf, alat
keija, ruangan, peralatan, manajemen, dan inventanisasi suku cadang.
Pengeluaran atas perbaikan dapat dianggap sebagai kerugian untuk
rumah sakit, oleh karena itu, setiap pemakaian alat medik yang terpakai oleh pasien haruslah
dipikirkan dan diterapkan untuk memasukkan komponen biaya service sehingga bila terjadi
kerusakan pada alat medik tersebut- biaya service suthh tersedia baik hanya
sebagian atau sampai total biaya yang dibutuhkan dan perbaikan.
5.7.2.2. Dilaksanakan oleh teknisi vendor
Apabila MM tidak mampu melaksanakan pemelibaraan suatu alat disebabkan oleh beberapa hal,
misal tingkat kecanggihan alat medik atau peralatan kerja tidak lengkap, maka pemeliharaan dapat
dilaksanakan oleh Teknisi vendor alat medik bersangkutan. Pabrik biasanya menyediakan palayanan
dengan jenis (1) Full-service
contract, yang secara umum meliputi seluruh biaya terkait, dan biaya
mencakup suku cadang (2) on call service sesuai kebutuhan dimana
rumah sakit hanya membayar pada saat terjadi kerusakan sesuai
dengan pauggilan. Barang dengan teknologi tinggi seperti MRJ, CTj Scanner dan peralatan pencitraan
digital memerlukan keahliban khusus
dan investasi suku cadang yang mahal sehingga menjadi tidak praktis
untuk menyediakan palayanan swakelola.
Dalam pelaksanaan service maintenance oleh vendor harus berkoordinasi dengan unit medical
maintenance dan pihak vendor harus menyerahkan copy bukti pemeliharaan kepada unit medical
maintenance.
Terdapat banyak pertanyaan, berdasarkan kepada lokasi rumab sakit
dan kebutuhan yang diperlukan, kesemuanya harus dipertimbangkan dengan ba& Kontrak servis
adalah upaya untuk memenuhi standar
tinggi yang ditetapkan oleh rurnah sakit, tetapi kebutuhan yang makin
tinggi, makin tinggi pula biaya kontrak yang diperlukan. Pad.ahal
dengan pelayanan swakelola, waktu lembur dan biaya panggilan dapat
Peiayanan perbaikan selalu tetap menjadi keg atan sehari-hari MIvI. Perbaikan dapat didefinisikan
adalah kegiatan yang bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat medik yang
mendadak atau tidak terduga dan hams segera dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan
dalam pelayanan dengan didukung adanya tenaga yang selalu siap dan fasilitas pendukung yang juga
siap mensupport permasalahan. Frekuensi perbailcan tidak terencana dapat ditekan serendah
mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan pemeliharaan rutin. Kegiatan perbaikan dapat
dilakukan oleh teknisi medik Rumah Sakit OMNI alam sutera dan vendor alat medik. Untuk dapat
memperbaiki alat medik yang megalami kerusakan dan memerlukan sejumlab biaya tertentu maka
MM sebagai unit pengelola alat medik dapat mengajukan permintaan perbaikan dengan alur seperti
berikut:
1. Alat medik yang rusak hams ada FMP dimana FMP tersebut menjelaskan kapan reijadinya, unit
asal pemakainya dan yang paling penting penyebab kerusakan
2. Respon untuk perbaikan pada alat medik hanya untuk penggantin sparepart bukan untuk
penggantian unit
3. Membuat pengajuan perbaikan dalam form BPPB yang diketahui jajaran management (GA, COO,
CMO dan bila C1TO dapat langsung mendapat persetujuan dan Direktur)
4. Setelah perbaikan selesai dilakukan maka MM akan membuat laporan ke pada manager
maintenance
5. Biaya yang dikeluarkan dicatat dan akan diealuasi dikemudian han sebagai bahan acuan
penentuan kebijakan selanjutnya
MM juga setiap tahunnya membuat anggaran biaya pemeliharaan yang juga didalamnya termasuk
anggaran perbaikan.
5.9.1. Pelaku perbaikan
5.9.1.1. Teknisi medik Rumah Sakit OMNI alam sutera
Untuk penanganan kerusakan atas alat medik, MM juga dapat menangarnnya secara internal. Yang
dilakukan dan proses perbaikan adalah:
1. Setiap keluhan yang masuk ke MM akn dilaporkan dalam format
Form Minta Perbaikan (FMP), form mi dibuat oleh user yang
mengalami kendala dengan alat mediknya.
2. Setelah MM menerima laporan maka MM akan merespon FMP
dengan tenggat waktu kurang lebih I 5menit
3. MM akan menganalisa permasalah yang ada, setelah itu maka MM
bila menyelesaikan permaslahan yang ada berarti Foem Selesai
Erbaikan akan disikan oleh user terkait.
b. alat medik yang bila down time perbaikannya lama akan mengakibatkan bertainbahnya kerusakan
lain pada alat tersebut diatas (akan terjadi rembetan kerusakan) misalkan path alat MRI yang sistem
pendinginnya
rusak bila tidak segera diperbaiki sistem pendingmnya maka akan
mengakibatkan menguapnya Helium
c. alat medik yang mendapat prioritas tinggi untuk diperbaiki segera adalah
alat yang atas permintaan user dengan landasan CITO sedang dipakai
untuk pelayanan medis
5.10. KAIJBRASI
Dewan Standar Nasional menyatakan suatu filosofi yaitu: setiap instrumen harus
tidak cukup baik untuk dipergunakan, sampai terbukti melalui
pengujian dan kalibrasi bahwa instrument tersebut memang baik. Dengan mengacu pada filosofi
tersebut, maka terhadap instrumen yang masih barn hams dilakukan pengujian atau kalibrasi
sebelum dipergunakan.
Kalibrasi dapat didefinisikan sebagai : Suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur, dengan cara
membandingkan terbadap standar ukurnya yang tertelusur (tracable) ke standar
Nasional dan /atau Internasional. Tingkat teknologi, beban kerja dan umur sangat mempengaruhi
kinerja alat kesehatan, baik untuk akurasi, ketelitian maupun keamananya. OIeh karena itu selang
waktu pengujian atau kalibrasi ulang peralatan kesehatan, dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
5.10.1. Alat medik wajib kalibrasi
Berkaitan dengan kegiatan pengujian atau kalibrasi, secara teknis peralatan kesehatan dapat
dibedakan ke dalam alat kesehatan yang memiliki acuan
besaran dan alat kesehatan yang tidak memiliki acuan Iiesaraa
Acuan besaran dapat dipergunakan sebagai pembanding terhadap nilai
terukur. Terbadap aiat kesebatan yang memiliki acuan besaran dilakukan kalibrasi, contoh ECG,
Cardiotocograph, X-Ray, ESU, dli. Permenkes
No.3631Perf[V/1998 telah menetapkan sebanyak 125 alat kesebatan wajib diuji atau dikalibrasi,
seperti yang terdapat pada daftar alat kesehatan wajib uji atau kalibrasi path lampiran.
5.10.2. Tanda Laik atau tidak laik Pakai
Setelah alat medik selesai dikalibrasi, akan diberikan evaluasinya dalam bentuk perincian basil
pengukuran dan disertai dengan stiker ditempel langsung di alat bersangkutan stiker tersebut
bertuliskan DINYATAKkN AMAN UNTUK PELAYANAN tetapi bila dinyatakan tidak laik pakai maka
stikernya akan berwarna merah dan bertuliskan DINYATAKAN
TIDAK AMAN IJNTUK PELAYANAN
Mat kesehatan dinyatakan lulus pengujian atau kalibrasi apabila:
a. Penyimpangan hasil pengukuran dibandingkan dengan riilai yang diabadikan pada alat kesehatan
tersebut, tidak melebihi penyiinpangan
yang diijinkan
b. Nilai hasil pengukuran keselamatan kerja, berada dalam nilai ambang batas yang diijinkan.
Tabel penyimpangan yang diijinkan dan mlai ambang batas keselamatan kerja untuk 20 alat
kesebatan, terdapat pada lampiran. Pengujian dan kalibarasi alat kesehatan hanya dapat
dilaksanakan oleh tenaga profesional, menggunakan alat ukur dan besaran standar yang terkalibrasi
5.10.3. Petugas kalibrasi
Yang dapat melakukan pengujian kalibrasi adalah institusi penguji yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun sewata harus memenuhi
persyaratan antara lain:
berbadan hukuni
memiiki sumber daya manusia yang ahli dalam pegujian dan kalibrasi
alatmeclic
memiliki fasilitas kerja meliputi laboratorium serta peralatan uji dan
kalibrasi untuk alat medik
memreroleh iiin dan DEPKES RI
5.10.4. Waktu kalibrasi
Sebagaimana telah ditetapkan path Permenkes Nomor : 36/MENKESI
Per/IV/1998 alat kesehatan yang dipergunakan disarana pelayanan kesehatan
wajib diuji atau dikalibrasi secara berkala, sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
setiap tahun. Pengujian atau kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat
kesehatan dengan kriteria:
Belum memfliki sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi
Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi telah habis
Diketahui penunjukannya atau keluarannya atau kineijanya (performance) atau keamananya
(Safety) tidak sesuai lagi, walaupun
sertifikat dan tanda masih berlaku.
Telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku
5.11. OVERBOIJE
Overhoul adalah bagian dan pemeliharaan korektifyaitu kegiatan perbaikan terhadap peralatan
dengan mengganti bagian-bagian utama alat, bertujuan untuk
mengembalikan fungsi dan kemampuan alat yang sudah menunm karena usia dan penggunaan.
Untuk penentuan dan waktu pelaksanaan over houl dapat ditinjau dan segi:
1) Usia pakai yang telah tercapai
2) Karena sebab lain (kerusakan yang mengakibatkan terjadinya kondisi spare part!
bagian lain dan alat medik terkena imbasnya)
Jika suatu alat medik akan diajukan untuk dilakukan over houl maka MM atau vendor alat medik
terkait hams menyiapkan smua bahan dan alat keija agar saat
pelaksanaannya dapat beijalan dengan baik
512 EQUIPMENT DISPOSiTION ATAU EQuIPMENT RECALL
Peralatan dipakai dan disingkirkan dan rumah sakit sesering pasien yang datang dan pergi.
Supervisor Teknisi medik dan management rumah sakit hams bisa mengikuti perubahan teknologi
peralatan icedokteran yang ada sehingga mengakibatkan
peralatan harus dituinjau ulang apakah akan diganti dengan yang lebih barn atau tidak. Ada
beberapa alasan untuk alat medik penlu adanya penggantian (recall):
1. Perubahan dalain standar perawatan. Prosedur klinis yang barn dapat menyebabkan peralatan
menjadi kuno. Kemajuan teknologi dengan kriteria unjuk kerja atau akurasi yang Iebih balk,
membuat rumah sakit membeli peralatan dengan teknologi yang Iebih memenuhi kebutuhan.
2. Faktor keamanan alat, yang dapat menambah resiko kecelakaan pasien, staf
atau pengunjung.
3. Masalah-masalah pemeliharaan, seperti perbaikan yang sering atau mahal dan waktu nganggur
yang benlebihan.
4. Usia pakal dan alat medik telah mencapai 5 sampai 10 tahun (sesuai dengan batas maksimal usia
pakai peralat medik)
5. Riwayat penggantian spare part tinggi (history kerusakan tinggi)
6. Tidak tersedianya lagi spare part baik di pasar umum ataupun sampai di
pabrik asal alat medik itu dibuat.
7. Biaya operasional tinggi.
8. Adanya kebijakan atau permintaan dan vendor alat bersangkutan mengenai alat yang disupply
akan ditarik (recall) ke pabrik dengan alasan tertentu
Dalam mengidentifikasi sebuah piranti untuk diganti, unit MM harus melakukan
tmdakan tertentu, Pertaina, tanggung jawab untuk memesan suku cadang habis pakai dan khusus
harus diperhatikan sehingga tidak menambah biaya pengeluaran.
Peralatan yang lama dapat ditempatkan ditempat penyimpanan dan dipakai sebagai unit cadangan.
mi pilihan yang harus sedikit dipilih, karena tetap membutuhkan dukungan suku cadang
Kemungkinan lain dapat dipilh pembelian sistem tukar
F tambah, mengkanibal suku cadang untuk menunjang peralatan yang sejenis, meinindabkan
peralatan ke laboratorium penelitian, atau menyumbangnya kepada organisasi lam. Pilihan terakhir
adalah membiarkan barang tidak bisa dipakai dan
menjualnya sebagat besi tua.
Bila vendor akan merecall produknya yang sudah teijual, maka Spy MM akan melakukan kajian
bersama dengan vendor bersangkutan untuk dapat memberikan laporan tertulis tentang adanya
penggantian atau recall mi.
5.13. PROSES IDENTWIKASI RESIKO PADA PERALATAN MEDIK
MM menyusun beberapa proses identifikasi resiko (Risk Assessment) dimana
program mi adalah program pendukung yang masih termasuk dalam program
pengelolaan alat medik di Rwnah Sakit OMNT Alam Sutera. Program identifikasi
resiko mi dibuat sesuai dengan hasil pengamatan, diskusi. dan evaluasi alas penggunaan alat medik
oleh user dan MM selaku pengelola alat medik di Rumah Sakit OMNI Alam Sutera. Identifikasi resiko
peralatan medik berdasarkan atas
beberapa evaluasi
5.13.1. Faktor penyebab timbulnya bahaya resiko pada alat medik
1. penyimpangan setting dan pembacaan atau display parameter dan komponen (mesin)
2. pengguna alat medik yang tidak memahami tentang prosedur penggunaan
Alatmedik
5.13.2. Jenis resiko bahaya yang ada didalam penggunaan alat medik
1. Luka bakar pada alat misalkan ESU,microwave diathermi, alat laser kulit
2. Dosis radiasi sinar x melebihi ambang batas yg diijinkan pd alat radiologi
3. Tersengat listrik karena bocornya sistem pembatasan arus bocor
4. Pemberian terapi pernapasan yang kurang tepat pada mesin anestesi dan ventilator
5. Terjatuh pasien saat menggunakan alat seperti: treadmill dan tempat tidur
6. Pembarian terapi penarikan pada proses haemodialisa yang tidak tepat
7. Terpotongnya bagian tubuh yang tidak diinginkan saat melakukan tindakan operasi misalkan path
alat ESU dan Bor
8. Tidak baiknya proses sterilisasi pada alat autoclave sehingga tidak terpenuhinya proses sterilisasi
alat atau instrument bedah.
9. Salah diagnosa karena faktor pemeliharaan alat medik yang kurang baik/ tidak dilakukan kalibrasi
secara teratur, misalkan dinamap,timbangan,ECG,
tensimeter,pasien monitor dli
10. Tidak Ada kesesuaian antara seting dengan output dan suatu alat medik misalkan path vaporizer
11. Dukungan sistem keamanan internal alat medik tithk berfungsi dikarenakan adanya kegagalan
sistem pada alat tersebut saat penggunaan
12. Faktor pendukung keselamatan yang tidak ditaati atau dijalankan oleh pekerja atau pengguna
alat medisk
5.14. PENDOKUMENTASJAN HASIL KEGIATAN PEMELIIIARAAN DAN
PEBAIKAN ALAT MEDW
Dan semua kegiatan yang dilakukan baik itu pemeliharaan dan perbaikan yang
dilakukan oleh MM harus didokumentasikan kedalam bentuk format tertentu seperti:
1. Form Minta Perbaikan (FMP)
Form yang digunakan untuk mencatat keluhan alat medik path masing-masing ruangan per alat
medik sekaligus bentuk tmdak lanjut MM dan keluhan yang disampaikan.
2. Form pemeliharaan alat medik atau kartu pemeliharaan
3. Tidak diiakukannya program pemeliharaan alat medik dengan baik dan bnar seseuai dengan
jadwal yang telah ada
Setiap kegiatan pemeliharaan pada alat medik yang dilakukan oleh teknisi medikhasil pekerjaannya
harus dicatatkan dalani form pemeliharaan alat medik
3. Buku besar pemeliharaan
Buku yang digunakan untuk mencatat semua aictifitas pemehharaan dan perbaikan atas masingmasing alat medik peruangan. Buku besar mi hanya berisi tentang data base alat medik di ruangan
bersangkutan, rekap pelaksanaan kalibrasi dan history pemeliharaan dan perbaikan masing-masing
alat medik.
4. Stiker kalibrasi dan sertifikat kalibrasi alat medik
Stiker dan sertifikat kalibrasi mi digunakan untuk membuktikan bahwa
alat sudah atau belum dikalibrasi. Stiker dan sertifikat kalibrasi mi hanya diberikan oleh BPFK dan
atau vendor (pihak ketiga)
5.15. PELAPORM4 BASIL KEGIATAN PENGELOLAAN MAT MEDIK
Dan kegiatan yang dilakukan oleh teknisi medis dan tekisi vendor alat terhadap pengelolaan alat
medik setelah dituangkan ke dalam lembar report dan sekaligus juga akan didokumentasikan,
Supervisor MM hanis mengetahul dengan menandatangani
lembar report tersebut. Dengan mengetahui setiap lembar report tersebut, Spy MM dapat
melakukan kontrol semua kegiatan yang telah di] akukan sehingga diharapkan dapat teijaminnya
pelaksanaan program pengelolaan alat medik di rumah sakit 0MM
alam sutera dengan baik. Lembar report yang ada di MM seperti:
oFMP.
o Service report vendor
o Report kerusakan
o Report perbaikan
o Report peaggantian spare part
o Ceck list SQM
a Report preventive maintenance
Setiap lembar report diatas selain Spy MM yang harus mengetahui, Spy MM juga akan membuat
laporan rutin bulanan yang berisi rekap total kegiata pengelolaan alat medik rumah sakit OMNI
alam sutera kepada manager maintenance untuk bersama-sama melakukan pengolalian data
sehingga continuous improvement untuk program pengelolaan alat medik akan bertambah balk dan
sempurna dengan memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan bagi pengguna alat medik di
Rumah Sakit OMNI Alam Sutera.
BAB6
PATIENT AND STAFF SAFETY, INFECTION PREVENTION AN]) CONTROL
6.1. IDENTIFIKASI RESWO
Proses pengelolaan alat medik yang terdiri dan pemeliharaan dan perbaikan merupakan proses yang
penuh dengan resiko keselamatan dan infeksi, baik untuk
staf, pengunjung, pasien, bahkan pihak diluar rumah sakit. Resiko-resiko tersebut
adalah:
6.1.1. Resiko keselamatan bagi pengunjung dan pasien:
1. Terpapar radiasi sinar-x
2. Kerusakan / Ktidakakuratan alat medik
6. 1.2.Resiko Keselamatan Staff (Staff Safety)
1. Terpapar Bahan Kimia atau cairan tubuh pasien
2. Terpapar Infeksi terutama air-borne.
3. Terpapar Radiasi Sinar
4. Low Back Pain karena proses mengangkat yang tidak tepat.
5 Security hazard dan pasien I pengunjung.
6.2. MANAJEMEN RESIKO I RISK MANAGEMENT
Manajemen resiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasikan,
mengevaluasi dan mempnionitaskan resiko untuk mengurangi resiko cedera dan
kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasi sendiri.
Upaya mengurangi resiko tersebut diantaranya adalah dengan:
I. Prosedur penanganan pasca pajanan.
2. Penyediaan & pemakaiari alat pelindung din.
3. Pelatthan keterampilan pelaksanaan pemeliharaan
4. Pembuatan signage
5. Pelatihan keselamatan kerja
6. Memastikan kecukupan tenaga.
7. Pengadaan material alat kenja yang memadai dan maksimal
8. Penanaman budaya safety, safety meeting & awareness.
9. melakukan dengan baik dan tepat preventive maintenance untuk peralatan medik
10. Kalibrasi alat medik secara teratur sesuai ketentuan.
Selain melakukan analisa data indikator yang diukur, analisa juga dilakukan terhadap data subyektif
basil pengawasan (Observasi) pelaksanaan SOP di lapangan. Adapun proses-proses yang esensial
untuk dilakukan pengawasan di lapangan oleh Supervisor
Medical Maintenance dan Staff Quality Medical Maintenance adalah:
7.2.1. Proses penanganan alat medik di seluruh unit di Rumah Sakit OMNI Alam
Sutera.
7.2.2. Proses pemeliharaan alat medik (preventive maintenance) oleh petugas MM.
7.2.3. Proses perbaikan alat medik
7.2.4. Junilah proses perbaikan
7.2.5. Temuan-temuan dalam pelatihan kaiyawan
7.2.6. Rencana pengadaan alat medik baru
Data hasil monitoring yang telah dianalisis dilaporkan kepada manager maintenance setiap
bulannya, untuk ditindak lanjuti. Tindak lanjut yang dilakukan adalah meninjau
tentang basil monitoring baik yang dilakukan path FMP atau hasil pengumpulan data-data daii SQMdapat benipa:
. Saran perbaikan untuk cara penggunaan alat medik kepada pengguna alat medik
Saran perbaikan untuk cara penanganan alat medik
MM mengusulkan untuk penggantian alat medik dengan type,merk dan sistem
yang barn
Menentukan kebijakan bagaimana teknik perbaikan kerusakan dilakukan selama dapat kosisten
menjaga fungsi alat medik tidak berubah
Membuat dan mengusulkan perubahan sistem pengelolaan suatu alat medik
untuk model preventie maintenancenya (misalkan perubahan jadwal pelaksanaan preventive
maintenance)
Dan data monitoring dan tindak lanjut yang dilakukan metniliki tujuanpenting yaitu dapat
meningkatkan kualitas pelayanan medis dati Rumah Sakit OMNI Alam Sutera
kepada pelauggan yang berstandarkan keamanan dan kenyamanan dan penggunaan
alat medik yang ada.
73. CONT[NUOUS IMPROVEMENT
Merupakan perumusan upaya-upaya perbaikan dan basil analisis. Tujuannya adalah menyusun
rencana atau program keija dengan tujuan untuk memperbaiki
8.1.2. Pelatihan external adalah pelatihan yang dibenkan atau dilaksanakan di luar lingkungan rumah
sakit OMNI alam sutera atas dasar pengajuan permintaan training dan Spy MM ke pada Departemen
Dikiat Rumah Sakit OMNI Alam
Sutera:
Pelatihan yang diberikan lansung oleh vendor dan suatu alat diluar
Iingkungan Rumah Sakit 0MM Alam Sutera
2) Pelatihan yang diberikan oleh suatu institusi lembaga negara (BPFK, BAPETEN,dIl) yang
diselenggarakan diluar lingkungan Rumab Sakit
OMNI AJam Sutera
evaiaasi peiaksanaan training.
Untuk waktu pelaksanaan tidak hanya 1 kali pelaksanaan tetapi selama dirasakan perlu untuk
diadakan pengulangan baik untuk staff yang sama atau lain staff atau bahkan dengan materi yang
sama sekalipun- training dapat dilakukan kembali (berulang).
8.2. PELAT1TIAN UNTUK PENGGUNA ALAT MEDIK
Dokter dan perawat merupakan pengguna alat medik, bagi setiap pengguna alat medik di Ruinah
Sakit OMNI Alam Sutera pasti diberikan pembekalan tentang
penggunaan alat medik dalam bentuk training. Training mi pun bersifat sama seperti apa yang
diberikan kepada staff MM tersebut diatas. Untuk pelaksanaan
training alat medis di Rutnah Sakit OMNI Alam Sutera akan melibatkan 5 unit; MM, Keperawatan,
KOMDII(, DLKLAT dan HRD. Untuk alur pengajuan training diatur dalam kebijakan terpisah dan
pedoman mi.
Omni Hospitals
PEMELIHARAAN ALAT MEDIS
No. Dokumen:
PP-4IKK3L!053
No. Revisi: Haaman:
01 1 I I
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
[.
PengertIan
Tanggal Terbit: Ditetapkan:
,/
25 Mei 2012 dr. Mi4es ulita
1bkt
Merawat dan memehhara atat medis sesuai prosedur
Tujuan
Agar alat medis berfungsi balk dan siap pakal
Kebijakan
Pemeliharaan alat medis dilakukan beidasar!can jadwal prey. ve maintenace
Prosedur
I
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi alat meciis
2. Cek kelengkapan alat medis
3. Cek kebersihan alat medis
4. Cek safety alat medis
5. Cek bagian alat medis yang perlu penggantian spare part rutin
6. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Unit terkait
Biomedik
Pelaksanaan
1. Cek panel central gas medis
2. Cek tekanan gas medis dan pastikan menunjukan nilai yang norm
Kebijakan
Pemeliharaan central gas medis dilakukan berdasarkan jad preventive maintenace
Prosedu r
Unit terkait
Biomedik
Omni Hospitals
PEMELIHARAAN CENTRAL AIR MEDICAL
(CENTRAL COMPRESSOR MEDIS)
No. Dokumen:
PP41KK3L!054
No. Revisi
Hataman:
111
01
STANDAR
PROSEDUR
OPERAS IONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Ditetapkan:
M4deaYulfta
dr.
Direktur
Pengertian
Omni Hospitals
PEMELLHARAAN MESIN INCUBATOR BAYI
No. Dokumen:
PP-41KK3L1056
No. Revisi:
01
Halaman:
Ill
STAN DAR
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
PROSEDUR
25 Mel 2012
OPERASIONAL
Merawatl memehhara mesin incubator bayi sesuai prosedur
Pengertian
Tujuan
Agar mesin incubator bayl berfungsi dengan balk
Kebijakan
,
1. Pemehharaan mesin incubator bayl dilakukan berdasarkan jadwal preventive rnaintenace.
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan teralkalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek level air pada bak humidifier, ganti air jika periu
2. Bersihkari bak dan pelampung humidifier dan kotoran
3. Cek kelengkapan mesin incubator bayl (kabe! power, mattras,
handle-handle cover, skin sensor, humidity sensor dan sistem
pengunci roda)
4. Cek keypad dan display pada panel control mesin incubator bayl
5. Cek adapter port untuk suplay oksigen ke dalam mesin incubator
bayi
6. Test fungsi mesin incubator bayl (pastikao suhu dan kelembaban
No. Dokumen:
PP41KK3L1057
No. Revisi:
01
Halaman:
Ill
Omni Hospitals
PEMELIHARAAN MESIN ESU
STAN DAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Ditetapkan
dr. MaPI]
Dire ktur
Pengertian
Merawatl memelihara mesin ESU sesual prosedur
Tujuan
Agar mesin ESU berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin ESU dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace.
2. Harus dilakukar oleh staff elektromedik
3. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan tera! kalibrasi oleh BPF
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi mesin ESU
2. Cek kelengkapan mesin ESU (kabel power, display, keypac switch dan neutral plate)
3. Bersihkan bagian luar mesin ESU menggunakan kain majun sudah dibasahi dengan air (body
mesin, keypad, display)
4. Bersihkan filter udara mesin
5. Setelah selesai pembersihan, pasang kembali kabel power stop kontak listrik
6. Hidupkan mesin ESU dan cek fungsi mesin (Cutting, coag bipolar, monopolar)
7. Setelah selesai dirapikan dan disimpan kembali pada tempatn
Unit terkait
Biomedik
Ornni Hospitals
PEMELIHARAAN MESIN ENDOSCOPY
No. Dokumen:
PP-.41KK3L1058
No. Revisi: Halaman:
01 1 I I
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Ditetapkan:
,
dr.M ta resiaYuflta
irektur
Pengertian
Merawatl memelihara mesin endoscopy sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin endoscopy berfungsi dengan balk
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin endoscopy dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dHakukan teral kalibrasi oeh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan
1. Cek fungsi mesin endoscopy
2. Cek kelengkapan mesin endoscopy (camera, Video prosesor. Light source, punter, kabel fiber optic
dan monitor)
3. Bersihkan bagian luar mesin endoscopy menggunakan kain majun yang sudah dibasahi dengan air
(body mesin)
4. Cek lensa camera, bersihkan jika kotor dengan pembersih lensa
5. Cek light source (jika lampu sudah 500 jam ganti dengan lampu barn)
6. Cek hasH printer, pastikan gambar sesual dengan standar medis
7. Setelah selesal dirapikan dan disimpan kembali pada tempatnya
Unit terkait
Biomedik
5. Setelah selesai pembersihan, pasang kembali kabel power pada stop kontak listrik
6. Hidupkan mesin EKG dan cek fungsi mesin (display, keypad, printer, dan back up battery)
7. Cek hasil EKG (I, II, Ill, AVR, AVL, AVF, VI s/d V6)
Mesin EKG dirapikan dan disimpan kembali pada tempatnya
Unit terkait
Biomedik
Onmi Hospitals
PEMELIHARAAN MESIN DEFIBRILATOR
No. Dokumen:
PP4/KK3UO6O
No. Revisi: Halaman:
01 1 I I
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mei 2012
Ditetapkan:
dr. M ri ere Yulita
Direktur
Pengertian
Merawatl memelihara mesin defibrilator sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin defibrilator berfungsi dengan baik
Kebijakan
4Omni Hospitals
PEMELJHARAAN MESIN COMPRESSOR NEBULIZER
No. Dokumen:
PP-41KK3L1061
No. Revisi: Halaman:
01 1 11
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25Mei2012
Ditetapkan:
(
f)
dr. Ma1ffiaYuIita
irektur
Pengertian
Merawat! memetihara mesin compressor nebulizer sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin compressor nebulizer berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin compressor nebulizer dilakukari berda kar
jadwa preventive mainienace
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan teral kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan
1. Cek fungsi mesin compressor nebuizer
2. Cek kelengkapan mesin compressor nebulizer ( filter udara, bacteri filter dan kabel power)
3. Bersihkan bagian luar mesin compressor nebulizer dengari kair majun
4. Bersihkan filter udara pada mesin, jika pertu ganti filter baru
5. Cek tekanan angin yang keluar dan mesin
6. Setiap satu tahun sekali harus dikalibrasi ulang oleh BPFK
7. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Unit terkait
Biomedik
Omni Hospitals
PEMELIHARAAN MESIN ANESTES1
No. Dokumen:
PP41KK31J062
No. Revisi: Halaman:
01 111
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Merawatl memelihara mesin anestesi sesuai prosedur
Pengertian
Tujuan
Agar mesin anestesi berfungsi dengan balk
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin anestesi dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan tera! kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi mesin anestesi
2. Cek kelengkapan mesin anestesi (kabel power, selang oksigen, selang medical air, monitor, key
board, vaporizer, canester dan battery back up)
3. Bersihkan bagian luar mesin anestesi menggunakan kain majun yang sudah dibasahi dengan air
(body mesin, keypad, monitor)
Omni Hospitals
PEMELIHARAAN MESIN AUTOCLAVE
pj63
No. Revisi: Haman:
STANDAR
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
PROSEDUR
25 Mel 2012
OPERASIONAL
Pengertian
Merawatl memelihara
mesin autoclave sesuai prosedur
_Tujuan
Agar mesin autoclave
berfungsi dengan balk
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin autoclave dilakukan berdasarkan jadwal
preventive maintenace
Omrd Hospitals
PEMELIHARAAN CENTRAL VACUUM MEDIS
No. Dokumen:
PP.-41KK3LJ064
I
No. Revisi: Halaman:
01 ( 1 11
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Dftetapkan
dr. MarYuii
irektur
Pengertian
Merawatl memelihara central vacuum medis sesual prosedur
Tujuan
Agar central vacuum medis berfungsi dengan balk
Kebijakan
Pemeliharaan central vacuum medis dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek panel central vacuum medis
2. Cek tekanan pada tangki central vacuum dan pastikan menunjukan nilai yang normal
3. Cek pressure gauge (penunjuk tekan) pada tangki vacuum
4. Cek sefty pressure switch (pastikan berfungsi balk)
5. Cek fifter bakteri pada instalasi central vacuum
6. Cek level oil mesin central vacuum, ganti oil mesin jika sudah waktunya
7. Cek kebocoran instalasi vacuum medis (pastikan tidak ada kebocoran) dengan menggunakan air
sabun
8. Bersihkan tiap-tiap panel vacuum dengan kain majun
9. Catat kegiatan pemeiiharaan rutin pada kartu alat
Unit terkait
Biomedik
Omni Hospitals
Halaman:
ill
.PEMELIHARAAN TIMBANGAN BAYI
No. Dokumen:
PP-41KK3L1065
No. Revisi:
01
STAN DAR
Tanggal Terbt:
Ditetapkan:
PROSEDUR
25 Mel 2012
OPERASIONAL
rektur
Pengertian
Merawat! memelihara timbangan bayi sesuai prosedur
Tujuan
Agar timbangan bayi berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Peme!iharaan timbangan bayl diakukan berdasarkan jar I preventive maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan teral kalibrasi oleh badan metrologi
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek jarum penunjuk sebelum ada beban harus diposisi nof
Ornni Hospitals
PEMEUHARAAN TIMBANGAN BADAN
No. Revisi: HaIanan:
STAN DAR
PROSEDLJR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Dttetapkan:
dr. Marl T esia Yulita
Direktur
Pengertian
Merawatl memelihara timbangan badari sesuai prosedur
Tujuan
Agar timbangan badan berfungsi dengan balk
Kebijakan
IIHI
Omni Hospitals
PEMELIHARAAN PATIENT MONITOR
No. Dokumen:
PP4IKK3L!067
No. Revisi: Halaman:
01 II I
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Ditetapkan:
dr. Ma resia Yulita
Pengertian
Merawat/ memelihara patient monitor sesuai prosedur
Tujuan
Agar patient monitor berfungsi dengan balk
Kebijakan
1. Pemeliharaan patient monitor dilakukan berdasarkan j aI preventive maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan tera/kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
:
:
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi patient monitor
2. Cek kelengkapan patient monitor (kabel power, kabel 2KG, Tubing NIBP, Kabel SPO2)
3. Cek back up battery internal patient monitor
4. Cek keakurasian/ketepatan hash EKG menggunakan simulator 2KG yang berstandar dan
bersertifikat
5. Setiap satu tahun sekali hams dikalibrasi ulang oleh BPFK
6. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu slat
.
Biomedik
[nit terkait
o)a1I.
Onmi Hospitals
PEMELIHARAAN MESIN
VENTILATOR
No. Dokumen:
PP41KK3L1068
No. Revisi: Halaman:
01 111
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25Mei2012
Ditetapkan:
j
dr. M ia resi Yullta
Direktur
Pengertian
Merawatl memelihara mesin ventilator sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin ventilator berfungsi dengan balk
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin ventilator dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan teral kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi ventilator
2. Cek keiengkapan mesin ventilator (kabel power, selang oksigen, selang medical air, monitor, key
board dan battery back up))
3. Bersihkan bagian luar mesin Ventilator menggunakan kain majun yang sudah dibasahi dengan air
(body mesin, keypad, monitor)
4. Bersihkan filter udara mesin
5. Setelah selesai pembersihan, pasang kembali kabel power pada stop kontak listrik
6. Hidupkan mesin ventilator dan cek fungsi mesin (monitor, keypad, printer, dan SST test)
7. Setelah selesai dirapikan dan disimpan kembali pada tempatnya
Unit terkait
Biomedik
]II1Omni Hospitals
PEMELIHARAAN MESIN USG
No. Dokumen:
PP-41KK3L1069
No. Revisi: Halaman:
01 111
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25Mei2012
Ditetapkan:
3y(
/ 1)
dr. Mar( 1resiYYuiita
l3irektur
Pengertian
eI1T.
Ornni Hospitals
PEMEUHARAAN MESIN ULTRASOUND THERAPY
No. Dokumen:
No. Revisi: Halaman:
PP41KK3U070
01 111
STAN DAR
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
PROSEDUR
25 Mel 2012
OPERASIONAL
Pengertian
Merawat/ memelihara mesin ultrasound terapy sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin ultrasound terapy berfungsi dengan balk
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin ultrasound terapy dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace
,
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan teral kallbrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi mesin ultrasound terapy
2. Cek ketengkapan mesin ultrasound terapy ( kabel power, probe
ultrasuond, display, keypad)
3. Bersihkan bagian luar mesin dengan kain majun
4. Cek setting intensitas dan timer
5. Setiap satu tahun sekall hams dikalibrasi ulang oeh BPFK
6. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Unit terkait Biomedik
mi Hospitals
Omni Hospitals
PEMELIHARAAN MESIN TRACTION
No. Dokumen:
PP41KK3LJ072
No. Revisi:
01
Halaman:
Ill
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25Mei2012
Ditetapkan:
,
dr. MarlT reia Yulita
rektur
Pengertian
Merawat! memelihara mesin traction sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin traction berfungsi dengan balk
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin traction dilakukan berdasarkan jadi preventive maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan teral kalibrasi oleh BPFK
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi mesin traction
2. Cek kelengkapan mesin traction (Belt pasien, emergency switch, f switch, matteras, adapter
hanger)
3. Bersihkan bagian tuar mesin traction
4. Cek keakurasianiketepatan setting load, rest time dan hold time
5. Setiap satu tahun sekali hams dikatibrasi ulang oteh BPFK
6. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Prosedur
Unit terkait
Biomedik
]flI
Omni Hospitals
PEMELIHARAAN MESIN TREADMILL
No. Dokumen:
PP41KK3L1073
No. Revisi: Halaman:
01 111
STAN OAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mei 2012
Ditetapkan:
.,
dr. Ma ere ia Yulita
Direktur
Pengertian
Merawatl memelihara mesin treadmill sesual prosedur
Tujuan
Agar mesin treadmill berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin treadmill dilakukan berdasarkan jadwal preventive mairitenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan teral kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi mesin treadmill
2. Cek computer mesin treadmill dan hasH EKG pada monitor
3. Bersihkan bagian luar mesin treadmill (bell, emergency switch, preamp EKG, monitor, keyboard
dan mouse)
4. Cek keakurasian/ketepatan hash EKG menggunakan simulator EKG yang berstandar dan
bersertifikat
5. Setiap satu tahun sekali harus dikalibrasi ulang o[eh BPFK
6. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Unit terkait
Biomedik
Omni Hospitals
No. Dokumen:
PP41KK3L1074
No. Revisi: Halaman:
01 111
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Ditetapkan:
/dr. Ma ereia YuIita
irektur
Pengertlan
Merawatl memelihara mesin short wave diathermy (SWD) ses prosedur
Tujuan
Agar mesin short wave diathermy (SWD) berfungsi dengan balk
Kebijakan
1. Pemehharaan mesin short wave diathermy (SWD) diIaku berdasarkan jadwal preventive
maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan teral kalibrasi oleh BPFK
PEMELIHARAAN MESIN SWD
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cekfungsi mesin SWD
2. Cek kelengkapan mesin SWD (probe mono, diplode, arm, ka power, kabel probe, roda)
3. Bersihkan bagian luar mesin SWD
4. Cek keypad dan knob setting intensitas
5. Cek fungsi kipas pendingin mesin dan bersihkan
6. Setiap satu tahun sekali hams dikalibrasi ulang oleh BPFK
7. Catat kegiatan pemellharaan rutin pada kartu alat
Omni Hospitals
PEMELIHARAAN MESIN SUCTION
No. Dokumen:
PP41KK3L1075
No. Revisi: Halaman:
01 111
STAN DAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Ditetapkan:
dr. Marl T resta YuIita
I ektur
Pengertian
Merawati memelihara mesin suction sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin suction berfungsi dengan balk
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin suction dilakukan berdasarkan ad preventive maintenace
2. Pemehharaan mesin dilakukan oleb staff eiektromedik
Prosedur
Unit terkait
Peiaksanaan:
1. Cek fungsi mesin suction
2. Cek kelengkapan mesin suction (kabel power, botol, selang sucti pressure gauge, regulator dan
foot switch)
3. Bersihkan bagian luar mesin suction menggunakan kain majun y; sudah dibasahi dengan air (body
mesin)
4. Cek level oil mesin, jika pertu ganti oil mesin
5. Setelah selesal pembersihan, pasarig kembali kabel power p stop kontak hstrik
6. Hidupkan mesin suction dan cek fungsi mesin (daya hisap safety over flow)
7. Setelah selesal dirapikan dan disimpan kembali pada tempatnya
Biomedik
L
gii
Omril Hospitals
PEMELIHARAAN MESIN MWD
No. Dokumen:
PP41KK3L1076
No. Revisi: Halaman:
01 Ill
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggat Terbit:
25 Mel 2012
Ditetapkan
.
dr. M resia Yuflta
irektur
Pengertian
Merawat/ memelihara mesin micro wave diathermy (MWD) sest prosedur
Tujuan
Agar mesin micro wave diathermy (MWD) berfungsi dengan balk
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin micro wave diathermy (MWD) ditakuk berdasarkan jadwal preventive
maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan ditakukan teral kalibrasi oleh BPFK
Pelaksanaan
1. Cek fungsi mesin MWD
2. Cek kelengkapan mesin MWD (probe mono, diplode, arm, kat power, kabet probe, roda)
3. Bersihkan bagian luar mesin MWD
4. Cek keypad dan knob setting intensitas
5. Cek fungsi kipas pendingin mesin dan bersihkan
6. Setiap satu tahun sekali hams dikalibrasi ulang oteh BPFK
7. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Prosedur
I Unit terkait
Biomedik
Omni Hospitals
PEMEUHARAAN MESIN INFRARED THERAPY
No. Dokumeri:
PP-41KK311077
No. Revisi: Halaman:
01 1/1
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25Mei2012
Ditetapkan: /
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mei 2012
Ditetapkan:
,,
dr. Ma i ria Yulita
ektur
Pengertian
Proses penggantian dan penarikan instrument oleh pihak manajer
seiring dengan usia alat dan fungsinya yang sudah tidak Iayak p
(rusak)
Tujuan
Untuk mengikuti perubahan teknologi peralatan kedokteran yang sehingga peralatan diganti dengan
yang Iebih barn guna mendapal hasH pelayanan yang Iebih balk
Kebijakan 1. Penggantian dan penankan instrument dilakukan berdasarkan k6
dan laporan yang dibuat oleh biomedik
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan teral kalibrasi iii
mengetahul apakah alat masih layak pakal atau tidak U
dibuatkan pengajuan recall.
Prosedur Beberapa alasan untuk alat medik pertu adanya pengganttan (recall
1. Perubahan dalam standar perawatan. Prosedur klinis yang
dapat menyebabkan peralatan menjadi kuno. Kemajuan teknc
dengan krlteria unjuk kerja atau akurasi yang Iebih baik. memi
rumah sakit membeli peralatan dengan teknologi yang I
memenuhi kebutuhan.
2. Faktor keamanan alat, yang dapat menambah resiko kecelak
pasien, staf atau pengunjung.