Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui
daya dukungnya mengakibatkan kerusakan hutan yang pada akhirnya menimbulkan
bencana bagi kehidupan manusia seperti banjir, erosi, musim kemarau yang
berkepanjangan, kemunduran produktivitas tanah, dan efek rumah kaca. Masalah
masalah tersebut tidak hanya disebabkan oleh tekanan penduduk, tetapi juga oleh
tekanan ternak yang populasinya cukup tinggi. Sistem penggunaan tanah yang paling
banyak mengakibatkan erosi adalah penggembalaan yang melebihi daya tampung
padang penggembalaan.
Padang penggembalaan adalah suatu bentuk penggunaan lahan yang sematamata untuk pengembangan peternakan. Biasanya lapisan tanah pada lahan ini relatif
dangkal, berbatu dengan lereng yang cukup besar dan tidak cocok untuk tanaman
semusim.
overgrazing sehingga ancaman bahaya erosi cukup tinggi. Oleh karena padang
penggembalaan mencakup wilayah yang cukup luas maka overgrazing, erosi,
kebakaran dan penggembalaan liar perlu segera diatasi. Jika tidak, kerusakan lahan
dan lingkungan akan berdampak negatif bagi kehidupan masyarakat dan
keseimbangan lingkungan.
Untuk menjaga kelestarian dan produktivitas padang penggembalaan,
menjamin tersedianya pakan ternak bergizi tinggi dan merata sepanjang tahun,
usaha
yang
dapat
ditempuh
untuk
mewujudkan
tujuan
(Anacardium occidentale L.) sebagai tanaman kehutanan dan kacang tanah (Arachis
hypogea L.) sebagai tanaman pertanian.
Penggabungan tanaman ini dapat mengatasi overgrazing karena dengan
penanaman rumput benggala bersama-sama dengan tanaman kehutanan dan pertanian
akan menjamin tersedianya pakan ternak bergizi tinggi dan merata sepanjang tahun.
(1989)
setelah
meninjau
kembali
defenisi-defenisi
tersebut,,
tumpang sari biasanya ditanam pada lingkungan yang kurang stabil dengan
maksud untuk menghindari resiko kegagalan.
3. Pola tanam sisipan (Relay cropping), yaitu penanaman ke dalam pertanaman yang
sudah ada sebelum tanaman yang ada dipanen.
memanfaatkan sisa kesuburan dan kelembaban dari tanaman yang pertama agar
masukan pupuk lebih sdikit atau untuk menghindari kekurangan air bagi tanaman.
4. Pola tanam lorong (Alley cropping), yaitu pola tanam dimana tanaman semusim
lahan kering ditanam di antara barisan tanaman leguminase yang berbentuk
pohon.
Rumput benggala tumbuh tegak, kuat dan menyerupai padi, dapat mencapai tinggi
2 - 2,5 m., batangnya tidak dapat membesar dan dapat memanjang.
Rumput benggala termasuk rumput potongan dengan daun yang lebat dan
tumbuh di setiap ruas, berwarna hijau tua serta berbulu-bulu. Bijinya mudah
berjatuhan bila sudah tua, ukurannya kecil dan diperlengkapi dengan bulu atau alat
penempel, sehingga memudahkan terbawa oleh angin.
Rumput benggala dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang berstruktur
sedang dan subur, meskipun demikian dapat juga tumbuh pada tanah yang
berstektur ringan sampai berat. Sesuai untuk ditanam pada daerah pegunungan,
yang tinggi dan lembab serta peka terhadap genangan air, responsif terhadap
nitrogen serta menghendaki tanah-tanah dengan pH 5,5 6. Memperlihatkan
pertumbuhan yang relatif cepat saat mulai berkecambah dengan suhu 10 30 oC,
dan pertumbuhan akan mengalami hambatan jika suhu mencapai 31 36oC.
Rumput ini tumbuh dengan baik hingga pada ketinggian 1.500 m di atas
permukaan laut dengan curah hujan 850 1.700 mm/tahun. Tahan kekeringan
tetapi tidak tahan kekeringan yang berkepanjangan.
b. Jambu Mete
Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale) pertama kali tumbuh dan
berkembang di Amerika Selatan, yaitu daerah Brazil bagian timur laut sungai
Amazon.
Sistem perakaran tanaman jambu mete terdiri atas akar tunggang dan
beberapa akar yang tumbuhnya mendatar ke samping serta akar-akar di sekitar
akar tunggang dengan arah vertikal ke bawah, sehingga tanaman ini tumbuh atau
berdiri kokoh di atas tanah tempat tumbuhnya. Sistem perakarannya yang luas
dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan tanaman sekalipun tumbuh di
daerah kering.
Batang jambu mete termasuk tumbuhan pohon, akan tetapi mempunyai
percabangan yang relatif dekat permukaan tanah dengan habitus agak menyebar
sehingga dapat menyerupai semak. Dalam keadaan normal, tinggi tanaman ini
dapat mencapai 12 hingga 20 meter. Berdaun tunggal dan berbentuk bulat telur
terbalik dengan ukuran yang bervariasi, tangkai daun berwarna coklat kehijauan,
sedangkan helaian daun berwarna coklat kemerahan atau hijau muda, tergantung
jenisnya.
Secara anatomis, bagian buah jambu mete dari luar ke dalam terdiri atas kulit
buah yang mengandung minyak, kulit ari, dan pada bagian terdalam terdapat biji
mete.
Jambu mete dapat tumbuh pada ketinggian 1 1.200 meter di atas permukaan
laut. Hal ini menunjukkan bahwa jambu mete dapat tumbuh pada tanah yang
beraneka ragam sifatnya, tetapi pada tanah-tanah lempung, mengandung lapisan
garam, dan berdrainase buruk dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
akarnya.
Tanah yang terbaik untuk pertumbuhan jambu mete adalah tanah yang
mengandung pasir dan air tetapi tidak tergenang. Sekalipun demikian pada tempat
digunakan untuk pertumbuhan kacang tanah. Akar kacang tanah dapat tumbuh
sedalam 40 cm dan mapu menghisap zat hara dari dalam tanah, walaupun
ketersediaan zat tersebut dalam jumlah yang rendah , bahkan dalam keadaan asam
sekalipun sehingg tanah cepat kurus bila tidak dirotasikan dengan tanaman lain.
Kacang tanah termasuk jenis tanaman perdu dan tidak berkayu.
Tipe
pertumbuhan batang ada yang tegak dan ada yang menjalar. Mempunyai tinggi
rata-rata 50 cm, tetapi jika pertumbuhannya subur dapat mencapai 80 cm.
Tanaman kacang tanah akan tumbuh dengan baik pada tanah yang berstruktur
remah, bertekstur lempung berpasir, pasir berlempung, liat lempung berpasir, dan
lempung berdebu, berdrainase baik serta tingkat kemasaman tanah yang netral
(pH 6 6,5), tetapi masih dapat tumbuh pada tanah dengan tingkat kemasaman pH
4,5.
pokok berusia satu tahun, jenis tanaman yang dipilih kacang tanah (Arachis
hypogea).
c.
untuk mencegah erosi dan menambah kesuburan tanah dengan mineralisasi bagianbagian tanaman yang jatuh pada tanah.
Penggunaan sisa tanaman dari jenis leguminosa, dalam hal ini kacang tanah,
sebagai mulsa penutup tanah akan mencegah terjadinya erosi dengan menghindarkan
pengaruh-pengaruh langsung dari curah hujan terhadap tanah.
D. Jarak Tanam
Salah satu usaha dalam bercocok tanam yang belum mendapat perhatian
serius adalah penggunaan jarak tanam yang teratur. Penggunaan jarak tanam yang
teratur akan menguntungkan dalam usaha pengendalian hama dan penyakit serta pada
masa panen.
kemungkinan bagi tanaman untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami banyak
persaingan dalam mengambil air, unsur hara, dan sinar matahri.
Jarak tanam
cahaya, mempengaruhi kompetisi antara tanaman dalam pengambilan unsur hara dan
air, maka dengean demikian akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi.
Jarak tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan tanah, pada tanah kurus
umumnya memerlukan jarak tanam yang rapat atau populasi yang lebih banyak,
sedangkan pada tanah yang lebih subur jarak tanamnya lebih lebar. Selain itu,
penentuan jarak tanam dipengaruhi pula oleh iklim.
Pada hijauan makanan ternak, penentuan jarak tanam ditentukan oleh
keberadaan stolon atau rhizoma. Pada jenis-jenis hijauan yang membentuk rhizoma
dan stolon, jarak tanamnya lebih lebar.
Untuk mencapai pemanfaatan lahan yang optimal pada sistem agroforestry
antara tanaman jambu mete, kacang tanah, dan rumput benggala, jarak tanam di
antara ketiga tanaman tersebut harus diperhatikan agar keberadaan tanaman yang satu
dengan tanaman yang lain akan saling menguntungkan.
Jarak tanam rumput benggala harus renggang (60 x 60 cm) untuk memberikan
kesempatan bagi jambu mete membentuk cabang dan bagian-bagian lain sehingga
pertumbuhan dan perkembangan jambu mete tidak terganggu.
Kesuburan dan
kemampuan rumput benggala dalam bersaing dengan jambu mete didukung oleh
adanya kacang tanah yang ditanam di antara tanaman rumput karena kacang tanah
dapat menyumbangkan unsur N ke dalam tanah.
Pengaturan jarak tanam dalam sistem agroforestry ini akan berpengaruh
sangat nyata terhadap produksi, baik produksi kacang tanah, jambu mete maupun
terhadap rumput benggala. Penanaman rumput dengan jarak yang dekat (rapat) akan
memberikan produksi rumput yang tinggi tetapi pertumbuhan masing-masing
tanaman secara individu akan menurun sehingga produksi tanaman kacang tanah dan
jambu mete juga akan menurun karena persaingan air dan unsur hara. Oleh karena itu,
untuk mengurangi persaingan tersebut, jarak tanam antara ketiga tanaman tersebut
diatur sedemikian rupa sehingga lahan akan memberikan hasil yang optimal.
IV. PENUTUP
Pengembangan sistem agroforestry merupakan suatu langkah yang efisien
dalam penanggulangan lahan kritis dan pemanfaatan lahan secara optimal.
Agroforestry merupakan bentuk pemanfaatan lahan dalam suatu tapak yang
mengusahakn produksi biologis yang berdaur pendek dan berdaur panjang
(kombinasi kegiatan kehutanan dan kegiatan pertanian lainnya).
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1990. Hijauan Makanan Ternak; Potong, Kerja, dan Perah. Kanisius,
Yogyakarta
Anonymous , 1983. Hijauan Sebagai Pakan dan Cara Penanamannya. Dinas
Peternakan Sulsel, Ujung Pandang.
Reksohadipradjo, S. 1985.
Yogyakarta.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
I.
PENDAHULUAN .................................................................................
II.
SISTEM AGROFORESTRY.................................................................
13
14
15
PENUTUP ......................................................................................................
18
III.
DAFTAR PUSTAKA