You are on page 1of 8

PAPER

Asuhan Keperawatan Lanjut Usia yang Menghadapi Kematian


Disampaikan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Komunitas II
Dosen pengampu : Ns. Sri Ariyanti

DiSusun Oleh :
Nama

:RIO AGUSTO
A.ZAINI

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2014/2015

A. Pengertian
Pengertian sakit gawat adalah suatu kedaan sakit, yang klien lanjut usia tidak dapat
lagi atau tidak ada harapan lagi untuk sembuh. Pengertian kematian /mati adalah apabila
seseorang tidak lagi teraba denyut nadinya tidak bernapas selama beberapa menit, dan tidak
menunjukan segala reflex, serta tidak ada kegiatan otak. (---)
Hospice care telah mengembangkan filosofi yang menyatakan bahwa kematian
adalah sebuah proses alami yang tidak boleh dipercepat atau ditunda dan bahwa orang
tersebut harus tetap dalam keadaan nyaman.(---)
B. Tanda-tanda Kematian
1. Pupil mata tetap membesar atau melebar dan tidak berubah
2. Hilangnya semua refleksa dan ketiadaan kegiatan otak yang tampak jelas dalam hasil
pemeriksaan EEG dalam waktu 24 jam.
C. Ciri/ Tanda Klien Lanjut Usia Menjelang Kematian :
1. Gerakan dan penghindaran menghilang secara berangsur-angsur. Biasanya dimulai pada
anggota badan , khususnya kaki dan ujung kaki.
2. Gerakan peristaltic usus menurun
3. Tubuh klien lanjut usia tampak menggembung.
4. Badan dingin dan lembab, terutama pada kaki, tangan, dan ujung hidungnya.
5. Kulit tampak pucat, berwarna kebiruan/ kelabu.
6. Denyut nadi mulaitidak teratur
7. Napas mendengkur berbunyi keras (stridor) yang disebabkan oleh adanya lender pada
saluran pernapasan yang tidak dapat dikeluarkan oleh klien lanjut usia
8. Tekanan darah menurun
9. Terjadi gangguan kesadaran (ingatan menjadi kabur)

D. Asuhan Keperawatan Pada Lanjut Usia Ynag Menghadai Kematian


a) Pengkajian
Pengkajian ialah tahap pertama proses keperawatan. Sebelum perawat dapat
merencanakan asuhan keperawatan pada pasien yang tidak ada harapan sembuh,
perawat harus mengidentifikasi dan menetapkan masalah pasien terlebih dahulu. Oleh
karena itu, tahap ini meliputi pengumpulan data, analisis data mengenai status
kesehatan, dan berakhir dengan penegakan diagnosis keperawatan, yaitu pernyataan
tentang masalah pasien yang dapat diintervensi.

Tujuan pengkajian adalah memberi gambaran yang terus menerus mengenai


kesehatan pasien yang memungkinkan tim perawatan untuk merencanakan asuhan
keperawatannya secara perseorangan.

1.

2.
3.

4.

5.

Pengumpulan data dimulai dengan upaya untuk mengenal pasien dan


keluarganya. Siapa pasien itu dan bagimana kondisinya akan membahayakan jiwanya.
Rencana pengobatan apa yang telah dilaksanakan ? Tindakan apa saja yang telah
diberikan ? Adakah bukti mengenai pengetahuannya, prognosisnya, dan pada tahap
proses kematian yang mana pasien berada ? Apakah ia menderita rasa nyeri ? Apkah
anggota keluarganya mengetahui prognosisnya dan bagaiman reaksi mereka ? Filsafat
apa yang dianut oleh pasien dan keluarganya mengenai hidup dan mati. Pengkajian
keadaan, kebutuhan, dan masalah kesehatan / keperawatan pasien khususnya. Sikap
pasien terhadap penyakitnya, antara lain apakah pasien tabah terhadap penyakitnya,
apakah pasien menyadari tentang keadaannya ?
Perasaan takut. Kebanyakan pasien merasa takut terhadap rasa nyeri yang tidak
terkendalikan yang begitu sering diasosiasikan dengan keadaan sakit terminal, terutama
apabila keadaan itu disebabkan oleh penyakit yang ganas. Perawat harus menggunakan
pertimbangan yang sehat apabila sedang merawat orang sakit terminal. Perawat harus
mengendalikan rasa nyeri pasien dengan cara yang tepat.
Perasaan takut yang mungkin takut terhadap rasa nyeri, walaupun secara teori,
nyeri tersebut dapat diatasi dengan obat penghilang rasa nyeri, seperti aspirin,
dehidrokodein, dan dektromoramid. Apibila orang berbicara tentang perasaan takut mereka
terhadap maut, respon mereka secara tipikal mencakup perasaan takut tentang hal yang
tidak jelas, takut meninggalkan orang yang dicintai, kehilangan martabat, urusan yang belum
selesai, dan sebagainya.
Kematian merupakan berhentinya kehidupan. Semua orang akan mengalami
kematian tersebut. Dalam menghadapi kematian ini, pada umumnya orang merasa takut
dan cemas. Ketakutan dan kecemasan terhadap kematian ini dapat membuat pasien tegang
an stress.
Emosi. Emosi pasien yang muncul pada tahap menjelang kematian, antara lain mencela dan
mudah marah.
Tanda vital. Perubahan fungsi tubuh sering kali tercermin pada suhu badan, denyut nadi,
pernapasan, dan tekanan darah. Mekanisme fisiologis yang mengaturnya berkaitan satu
sama lain. Setiap perubahan yang berlainan dengan keadaan yang normal dianggap sebagai
indikasi yang penting untuk mengenali keadaan kesehatan seseorang.
Kesadaran. Kesadaran yang sehat dan adekuat dikenal sebagai awas waspada, yang
merupakan ekspresi tentang apa yang dilihat, didengar, dialami, dan perasaan
keseimbangan, nyeri, suhu, raba, getar, gerak, gerak tekan, dan sikap, bersifat adekuat,
yaitu tepat dan sesuai ( Mahar Mardjono dan P. Sidharta, 1981 ).
Fungsi tubuh. Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ. Setiap organ mempunyai
fungsi khusus.

Tingkat kesadaran
1. Komposmentis

Sadar sempurna

2. Apatis

Tidak ada perasaan/ kesadaran menurun (masa


bodoh)

3. Somnolen

Kelelahan (mengentuk berat)

4. Soporus

Tidur lelep patologis (tidur pulas)

5. Subkoma

Keadaan tidak sadar/hamper koma

6. Koma

Keadaan pingsan lama disertai dengan penurunan


daya reaksi (keadaan tidak sadar walaupun
dirangsang

dengan

apa

pun/

tidak

dapatdisadarkan)

Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah masalah aktual / potensial yang dimiliki seseorang dalam memenuhi
tuntutan atau kegiatan hidup sehari hari dan yang berhubungan dengan kesehatan ( Gordon, 1976
).
Berikut tabel diagnosis keperawatan:

Data
Status sistem pernapasan
1. Sesak napas

Diagnosis Keperawatan
Ganguan pemenuhan kebutahan oksigen yang berhubungan
dengan adanya penyubatan slem yang ditandai sesak nafas

2. Batuk
3. slem
sistem pembuluh darah
1. Tekanan darah

Ganguan kenyamana yang berhubungan dengan batuk,


panas tinggi yang ditandai pasien gelisah.

2. Denyut tubuh
3. Suhu tubuh
4. Pernapasan

Ganguan kesadaran yang berhubungan dengan dampak


patologis dengan manifestasi apatis/ koma.

5. Warna wajah
6. kesadaran
Sistem pencernaan
1. Susah menelan

Perubahan nutrisi sebagai dampak patologis dengan


menampakkan makan yang disajikan sering tidak habis.

2. Mual, muntah
3. Perih, tidak nafsu makan

Gangguana keseimbanga cairan dan elektrolit yang

4. Diare/ obstipasi

berhubungan dengan muntah dan diare yang ditandai

5. Kembung, melena

dengan turgor jelek, mata cekung, suhu naik.

6. Mules

Gangguan eleminasi alvi yang berhubungan dengan


obstipasi yang ditandai beberapa hari pasien defekasi.

Sistem perkemihan

Gangguan eliminasi urine yang berhubungan dengan

1. Bagaimana produksi urinenya?

produksi urinenya, yang ditandai dengan jumlah urine

2. Beberapa jumlahnya?

berapa cc.

Persendihan dan otot (pergerakan)


1. Kekakuan sendi dan otot
Kegiatan sehari-hari

Keterbatasan pergerakkan yang berhubungan dengan tirah


baring lama yang ditandai dengan kaku sendi/otot.
Perubahan dalam merawat diri sendiri sebagai dampak

1. Mandi, gosok gigi

patologis.

2. Ganti pakaian
3. Defekasi dan berkemih mandiri atau bergantung
penuh kepada orang lain
Pola tidur dan istirahat

Gangguan psikologis yang berhubungan dengan perubahan

1. Bagaimna istirahatnya?

pola seksualaitas yang ditandai: susah tidur, pucat,

2. Tidur malam?

murung.

3. Hal-hal yang dirasa menggangu tidur?


Cemas memikirkan penyakit dan keluarga yang ada di

Cemas yang berhubungan dengan mamikirkan penyakitnya

rumah

dan keluarga.

Intervensi Keperawatan
Perencanaan adalah langkah kedua dalam proses keperawatan. Termasuk penentuan
apa yang dapat dilakukan perawat terhadap pasien dan pemilihan intervensi keperawatan
yang tepat.

DK
Gangguan
oksigen

Tujuan
kebetuhan Kebutuhan
oksigen

Rencana Intervensi

Evaluasi

Menciptakan

Kebutuhan oksigen dapat

lingkungan yang sehat

terpenuhi

terpenuhi
Menikmati
mengkaji

dan
keadaan

pernafasan pasien

Membersihkan slem

Melatih pasien untuk


pernapasan
Gangguan kenyamanan

Rasa

nyaman Mengupayakan

terpenuhi

Rasa nyaman terpenuhi

penurunan suhu tubuh

Memberi obat sesuai


dengan program
Perubahan nutrisi

Kebutuhan

Mempertahankan

nutrisi terpenuhi

pemasukan

Kebutuhn nutrisi terpenuhi

makanan

yang cukup
Ganguan

keseimbangan Keseimbangan

cairan dan elektrolit

cairan

Mempertahankan

dan keseimbangan

elektrolit

Kebutuhan

cairan

dan

cairan elektrolit dapat terpenuhi

dan elektrolit

terpenuhi
Gangguan eliminasi alvi

Keseimbangan

Mempertahankan

Kebutuhan

eliminasi

eliminasi

kelancaran defekasi

(defekasi) dapat terpenuhi

Kebutuhan

Mempertahankan

Kebutuhan

eliminasi

kelancaran berkemih

(berkemih) dapat terpenuhi

Keterbatasan

Memenuhi kebutuhan

Kebutuhan

pergerakan

gerak (mobilisasi)

dapat terpenuhi

Membantu memenuhi

Perawaan

(defekasi)
terpenuhi
Gangguan eliminasi urine

eliminasi

(berkemih)
terpenuhi
Keterbatasan pergerakan

pergerakan

(sendi dan otot)


terpenuhi
Perubahan perawatan diri

Gangguan pola tidur

Kebutuhan
merawat

diri kebutuhan

terpenuhi

diri

Kebutuhan

Ciptakan

istirah dan tidur yang


terpenuhi

dengan
penjelasan

diri

dapat

merawat terpenuhi

interaksi Kebutuhan

istirahat

dan

terapeutik, tidur dapat terpenuhi:


member
kepada

Tidak ada keluhan,


dapat tidur

pasien

tentang

pentingnya

istirahat

terhadap tubuh
Kecemasan

Rasa

cemas Menciptakan

hilang/

lingkungan

berkurang

terapeutik

Ekspresi
tidur

ceria,

bangun
segar

bugar.
Rasa cemas dapat hilang/
yang berkurang

E. Daftar Pustaka
Widuri., H.(2010) Asuhan Keperawatan pada Lanjut Usia Di Tatanan Klinik.Yogyakarta
:Penerbit Fitramaya

Darmojo, R. Boedhi. 2000. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Schaeffer Liz, Jaime L. Stockslager. 2008. Buku Saku Asuhan Keperawatan
Geriatrik, ED. 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://nursing-community.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-lansia-dalam.html

You might also like