Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
RETNO SETYOWATI
NIM. B09.102
ii
iii
KATA PENGANTAR
iv
.8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini banyak kekurangan,
untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulisan
harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis
vi
MOTTO
Ojo rumongso mulyo yen durung nglakoni sengsoro
Ojo rumongso utomo yen durung nglakoni nistho
Ojo rumongso gedhe yen durung nglakoni cilik
Bisoo rumongso ojo rumongso biso
( saya sendiri)
Uang itu seperti indera keenam, anda tidak bisa membuatnya
berguna tanpa lima indera lainnya
( William Somerset Maughan)
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan untuk :
Allah SWT yang telah memberikan kelancaran
dan
kemudahan,
sehingga
penulis
mampu
Siti
Nurjanah
Pembimbing
KTI
selaku
ini
sebagai
yang
Dosen
senantiasa
vii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama
: Retno Setyowati
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
PENDIDIKAN
1. SDN Patihan 1
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
ii
iii
iv
INTISARI.......................................................................................................
vi
vii
viii
ix
xii
BAB
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................
2. Alat Kontrasepsi
.........................................................
17
21
ix
36
36
37
37
37
38
38
38
42
Pengkajian ...................................................................
43
2.
52
3.
53
4.
53
5.
Perencanaan .................................................................
53
6.
Implementasi ................................................................
54
7.
Evaluasi
...................................................................
55
a.
Pengkajian ...................................................................
60
b.
61
c.
62
B. Pembahasan
d.
62
e.
Perencanaan .................................................................
62
f.
Implementasi ................................................................
63
g.
Evaluasi ........................................................................
64
A. Kesimpulan ..........................................................................
67
B. Saran ...................................................................................
65
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program kesehatan yang
paling dasar dan utama bagi wanita. Dampak positif dari program KB
diantaranya meningkatkan, menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
yang sedemikian tinggi akibat dari kehamilan yang dialami oleh wanita.
Program keluarga berencana mengalami perkembangan pesat baik ditinjau dari
sudut tujuan, ruang lingkup geografi, pendekatan cara operasional dan
dampaknya pencegahan kelahiran (Wiknjosastro, 2008).
Menurut hasil mini survey Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) jumlah akseptor KB pada tahun 2008 telah mencapai
66,1% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya (2007) sebesar 37,5%. Di
provinsi Jawa Tengah jumlah aksektor KB 4.900.162 aksektor meliputi KB
Suntik 2.653.011 akseptor (55,14%), Pil 875.468 akseptor (17,86%), IUD
495.746 akseptor (11,11%), Implan 452.638 akseptor (9,23%), MOW 296.793
akseptor (4,03%), MOP 68.579 akseptor (1,39%), Kondom 58.924 akseptor
(1,20%). Di Kabupaten Klaten tercatat jumlah peserta KB aktif 153.594
dengan persentase penggunaan alat KB terbesar adalah suntik (50,99 %), IUD
(14,87 %), implant (13,02 %), MOW/MOP (10,26 %), pil (7,96 %), kondom
(2,89 %) (BKKBN Jawa Tengah, 2007).
Kebidanan Pada NY. E Akseptor KB IUD tipe Copper T 380 A dengan Erosi
Portio di BPS Kiran Klaten.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dari studi kasus
ini adalah Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ny. E Akseptor KB IUD
Tipe Copper T 380 A dengan Erosi Portio di BPS Kiran Klaten?.
b. Pendidikan
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah
pengetahuan dan referensi mengenai asuhan kebidanan pada akseptor KB
IUD tipe copper T 380 A dengan erosi portio.
3. Bagi Klien
Agar klien bisa melakukan deteksi dini tentang erosi portio.
E. KEASLIAN
1. Anita Indriyani (2007), dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ny. N
Akseptor KB IUD tipe Copper T 380A di Rumah Sakit Panti Waluyo
Surakarta. Asuhan yang di berikan ialah dengan memberikan terapi
albothyl konsentrasi 36% dengan cara di deep 5 menit setiap tiga hari
sekali, tricostatic 1x1 subvaginal selama 3 hari, perbaikan personal higyene
dan selama pengobatan berlangsung untuk sementara tidak melakukan
hubungan seksual. Hasil dari asuhan tersebut adalah erosi portio dapat
disembuhkan selama 6 hari, keadaan umum ibu membaik dan IUD tetap
dipakai.
2. Rizki Satya Iriani (2008), dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Ny.P
Akseptor KB IUD Tipe Copper T dengan Erosi Portio di UPTD RSD Kota
Surakarta. Asuhan yang diberikan adalah dengan memberikan terapi
albothyl konsentrasi 36% dengan cara di deep 5 menit, Metronidazol 3x1,
menjaga kebersihan alat genetalia, selama pengobatan berlangsung akseptor
menjaga
kebersihan daerah genetalia. Hasil dari asuhan tersebut adalah erosi portio
dapat disembuhkan selama 6 hari dan IUD tetap dipakai.
Perbedaan laporan kasus dengan yang akan penulis lakukan terletak pada
tempat, subjek dan waktu penelitian.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan studi kasus,
manfaat studi kasus, keaslian serta sistematika penulisan. Sehingga
pembaca mampu memperoleh informasi secara singkat mengenai
studi kasus ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang teori medis meliputi : pengertian KB, pengertian IUD,
jenis-jenis IUD, cara kerja IUD, kelebihan dan kekurangan IUD,
indikasi dan kontra indikasi IUD, efek samping dan komplikasi,
PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan
jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan kasus
Akseptor KB IUD tipe Copper T 380 A dengan erosi portio.
Sedangkan saran merupakan alternatif pemecahan dan tanggapan
dari kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Keluarga Berencana (KB)
Keluarga berencana (KB) adalah cara keluarga saat merencanakan
jumlah anak yang diharapkan. Bila kita memutuskan untuk menunggu
kelahiran anak dan mendapatkan keturunan, maka kita bisa memiliki
beberapa cara untuk menunda kehamilan. Cara-cara ini disebut KB, cara
menjaga jarak antara anak atau kontrasepsi (Burns, 2005).
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami
istri untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan dalam menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan dan berharap dalam mendapatkan kelahiran
anak yang memang diinginkan. Mengatur interval di antara kehamilan.
Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.
Menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2002).
2. Alat Kontrasepsi
a. Pengertian
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadi kehamilan yang
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen dan merupakan salah
satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Saifuddin, 2003).
10
11
b) Pada pria
Medis Operatif Pria (MOP) : Vasektomi
c. IUD (Intra Uterine Device) atau AKDR
1) Pengertian
IUD adalah sebuah alat yang kecil yang dimasukkan kedalam
rahim oleh dokter atau petugas kesehatan terlatih atau bidan.
Setelah dirahim, IUD akan mencegah sel pria sperma untuk bertemu
dengan sel telur wanita (Burns, 2005).
2) Macam-macam IUD
Menurut Siswosudarmo, dkk (2002), macam-macam IUD antara
lain :
a) AKDR Lippes loop sebagai AKDR generasi pertama atau
AKDR polos (inert IUD) yakni AKDR yang terbuat dari bahan
polietiler.
b) CuT-380 A, Nova-T, Cu-7, merupakan AKDR generasi kedua
yang mengandung lilitan tembaga pada batangnya.
c) Progestasert dan levanova merupakan AKDR yang mengandung
obat (medicated IUD) dan merupakan AKDR generasi ketiga.
3) Mekanisme kerja IUD adalah sebagai berikut :
a) AKDR bentuk inert, contoh lippes loop, menimbulkan reaksi
benda asing dengan terjadinya migrasi leukosit, limfosit, dan
makrofag.
Pemadatan
lapisan
endometrium
menyebabkan
12
13
14
15
insersi
IUD
plasminogen
dapat
menyebabkan
aktifasi
tingginya
fibrinolitik
serta
16
tertanam
dalam-dalam
diendometrium
atau
17
18
19
20
21
22
2. Manajemen Kebidanan
Menurut Varney (2008), manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah
yang berurutan, dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik.
Proses periodik dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir
dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk kerangka lengkap
yang dapat menjadi langkah-langkah tertentu dan dapat berubah sesuai
dengan keadaan pasien. adapun langkah-langkah tesebut sebagai berikut :
a. Langkah I : Pengkajian
Adalah langkah awal yang dipakai dalam penerapan asuhan
kebidanan pada pasien yang terdiri dari data subjektif dan data objektif
(Varney, 2008).
1) Data Subjektif
Adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2007).
Data subjektif meliputi :
a) Biodata
Menurut Nursalam (2007) identitas meliputi :
(1) Nama
(2) Umur
(3) Agama
23
(4) Suku/bangsa
: Untuk
mengetahui
kemungkinan
: Untuk
mengetahui
tempat
tinggal
pasien.
b) Keluhan Utama
Adalah mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan
(Varney, 2008). Keluhan pada Akspetor KB IUD Tipe Copper T
dengan erosi portio antara lain keputihan, pendarahan di luar haid
dan pendaraham setelah berhubungan suami istri (Santoso, 2008).
c) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, berapa kali klien menikah,
sudah
berapa
lama,
jumlah
anak,
istri
keberapa
dan
yang ada
(Hacker, 2002).
d) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui kapan mulai menstruasi, siklus menstruasi,
lamanya menstruasi, banyaknya darah, keluhan-keluhan yang
dirasakan, dishmenorhoe (Hacker, 2002).
24
25
(1) Nutrisi
Untuk mengetahui apakah menu makanan yang dimakan
sehari-hari
sudah
memenuhi
gizi
seimbang,
adakah
rasa
nyaman
dan
pendarahan
post
coitus
(Santoso, 2008).
(5) Personal Hygiene
Untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien. Kebersihan
perorangan sangat penting agar terhindar dari penyakit kulit
(Farrer, 2002). Personal Hygiene yang kurang dapat
26
psikologis
perlu
dikaji
untuk
mengetahui
tingkat
mengetahui
tingkat
kesadaran
composmentis
27
harus
dicurigai
adanya
infeksi
(Wiknjosastro, 2002).
(c) Nadi
Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam 1
menit penuh. Normalnya 80-90 x/menit
(Saifuddin, 2002).
(d) Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien dalam 1
menit. Batas normal 18-24 x/menit (Saifuddin, 2002).
(4) TB
Untuk mengetahui tinggi badan ibu (Nursalam, 2007).
(5)
BB
Untuk mengetahui berat badan ibu ( Nursalam, 2007).
28
b) Pemeriksaan fisik
(1) Inspeksi meliputi :
(a) Rambut
Untuk mengetahui apakah rambutnya bersih, rontok, dan
berketombe (Nursalam, 2007).
(b) Muka
Untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak,
adakah kelainan, adakah oedema.
(Potter dan Perry, 2005)
(c) Mata
Untuk mengetahui warna konjungtiva merah atau pucat,
sklera putih atau tidak (Nursalam, 2007).
(d) Hidung
Untuk mengetahui adakah kelainan, adakah polip,
adakah hidung tersumbat (Potter dan Perry, 2005).
(e) Mulut
Untuk mengetahui apakah mulut bersih atau tidak, ada
caries dan karang gigi tidak, ada stomatitis atau tidak
(Nursalam, 2007).
(f) Telinga
Untuk mengetahui apakah ada serumen
(Nursalam, 2007).
29
(2) Palpasi
(a) Leher
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran thyroid atau
tidak, ada pembesaran limfe atau tidak (Farrer, 2002).
(b) Dada
Untuk mengetahui apakah simetris atau tidak, bersih atau
tidak, ada benjolan atau tidak. Hal ini mengetahui apakah
ada tumor atau kanker (Farrer, 2002).
(c) Abdomen
Untuk mengetahui apakah ada luka bekas operasi,
adakah nyeri tekan serta adanya masa. Hal ini untuk
mengetahui kelainan pada abdomen (Nursalam, 2007).
(d) Ekstremitas
Untuk mengetahui adanya oedema, varices, dan untuk
mengetahui reflek patella (Saifuddin, 2002).
(3) Auskultasi
(a) Jantung
Untuk mengetahui bunyi jantung teratur atau tidak
(Nursalam, 2007).
(b) Paru-paru
Untuk mengetahui adakah suara Wheezzing, serta ada
suara ronchi atau tidak (Nursalam, 2007).
30
(4) Perkusi
Untuk mengetahui ekstremitas : reflek patella kanan kiri
positif atau tidak (Nursalam, 2007).
c) Pemeriksaan Obstetri :
Vagina toucher (pemeriksaan dalam) perlu dilakukan pada saat
mengkaji klien Akseptor KB IUD dengan erosi portio. Hal ini
dilakukan untuk mendukung menegakkan diagnosa. Pada
pemeriksaan dalam akan didapati adanya benang IUD sehingga
pasien merasakan sakit, tetapi kalau menggunakan inspekulo akan
terlihat fluor albus, dan OUE (Ostium Uteri Ekstremitas) tampak
berwarna merah semuanya bisa kelihatan. (Ferry, 2005).
d) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada kasus Akseptor KB IUD Copper T
380 A dengan erosi portio ini dilakukan untuk mendukung
penegakan diagnosa. Contoh data penunjang yang diperlukan
adalah pemeriksaan PAP Smear (Santoso, 2008).
b. Langkah Kedua : Interpretasi Data
Data dasar yang sudah dikumpulkan, di interpretasikan sehingga
dapat ditemukan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan.
1) Diagnosa
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam
lingkup praktik kebidanan (Varney, 2010).
Diagnosa kebidanan: Ny......Umur.....Tahun, Akseptor KB IUD tipe
Copper T 380A dengan erosi portio.
31
Data Dasar :
Data Subjektif :
a) Adanya perdarahan di luar haid
b) Adanya pendarahan post coitus
c) Keluar flek darah berwarna kecoklatan
d) Keputihan yang tidak kunjung sembuh
(santoso, 2008)
Data Objektif :
a) Keadaan umum baik
b) Kesadaran composmentis
c) Pada saat pemeriksaan inspekulo portio tampak berwarna merah
dan terdapat fluor albus
d) Pada waktu pemeriksaan dalam pasien
merasakan sakit
(Ferry, 2005)
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman
pasien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai
diagnosa sesuai keadaan pasien (Varney, 2010).
Masalah yang ditemukan pada kasus akseptor KB IUD tipe Copper
T 380 A dengan erosi portio yaitu ibu merasa cemas karena
keluarnya keputihan yang banyak, dan flek darah berwarna
kecoklata.( Santoso, 2008 )
3) Kebutuhan
Kebutuhan merupakan halhal yang dibutuhkan pasien dan yang
belum teridentifikasi dalam diagnosa masalah yang didapatkan.
32
potensial
adalah
suatu
pernyataan
yang timbul
33
34
merupakan
pelaksanaan
dari
asuhan
yang
direncanakan secara efisien dan aman. Pada kasus dimana bidan harus
berkolaborasi
dengan
dokter,
maka
keterlibatan
bidan
dalam
35
36
C. Landasan Hukum
Permenkes
No.
1464/Menkes/Per/X/2010
tentang
izin
dan
D. Informed Consent
Informed consent adalah suatu informasi Persetujuan yang sepenuhnya
diberikan oleh klien/pasien atau walinya kepada bidan untuk melakukan
tindakan sesuai kebutuhan ( IBI, 2005).
Setiap
pemakaian
kontrasepsi
harus
memperhatikan
kebersihan
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Studi
Karya tulis ilmiah ini merupakan studi kasus dengan metode observasional
deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat gambaran
tentang studi keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2002).
Studi kasus ini menggunakan asuhan kebidanan 7 langkah varney dari
pengumpulan
data
dasar
sampai
evaluasi
dan
data
perkembangan
menggunakan SOAP.
37
38
T 380 A
39
pada
akseptor
KB
IUD
ini
dilakukan
dengan
40
3) Perkusi
Adalah suatu pemeriksaan dengan jalan
mengetuk untuk
tujuan
menghasilkan
suara,
perkusi
bertujuan
untuk
adalah
mendapatkan keterangan
suatu
metode
yang
digunakan
untuk
41
42
Speculum
g. Tampon tang
h. Tenakulum
i.
j.
Lampu sorot
43
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
Hari / Tanggal
Jam
: 09.00 WIB
Tempat
1. Pengkajian
Tanggal
Jam
: 09.00 WIB
a. Identitas Pasien
1) Nama
: Ny. E
Nama
: Tn. H
2) Umur
:29Tahun
Umur
: 30 Tahun
3) Agama
: Islam
Agama
: Islam
4) Suku/Bangsa: Jawa
Suku/Bangsa : Jawa
5) Pendidikan : SMA
Pendidikan
: SMA
6) Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Wiraswasta
7) Alamat
43
44
2) Riwayat menstruasi :
a) Menarche
: Ibumengatakanmenstruasi
pertamakali pada umur 12tahun.
b) Siklus
: Ibumengatakansiklusnya 30 hari.
c) Banyaknya
d) Lama
g) Dismenorhoe
: Ibumengatakantidakpernah
merasa
Tgl/Th Tempat
Partus Partus
Anak
Umur
Kehamilan
Jenis
Partus
Penolong
Jenis
BB
Nifas
PB
Keadaan
Keadaan Laktasi sekarang
1. 2006
BPS
Aterm
Spontan
Bidan
3100 gr 50 cm Normal
Lancar
Hidup
2. 2009
BPS
Aterm
Spontan
Bidan
2800 gr 48 cm Normal
Lancar
Hidup
5) Riwayat kontrasepsi
a)
Macam peserta KB
: Lama
45
b)
6) Riwayat Penyakit
a) Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan keluar sedikit flek darah berwarna
kecoklatan dan keputihan yang banyak dari alat kelamin.
b) Riwayat Penyakit Sistemik
(1) Jantung
(2) Ginjal
46
(4) Hepatitis
: Ibu mengatakan padamata dan ujungujungjari baik tangan maupun kaki tidak
pernah terlihat kuning.
(5) DM
(8) Lain-lain
c)
47
Pola Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi cukup
banyak (nasi, lauk pauk, dan sayur) serta minum 6-8
gelas air putih dan teh.
b)
Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari konsistensi lunak,
warna kuning, dan tidak ada konstipasi. BAK 5-6 kali
sehari warna kuning jernih dan tidak ada keluhan saat
BAK.
c)
Personal hygiene
Sebelum keputihan : Ibu mengatakanmandi 2kali sehari,
ganti baju dan pakaian dalam seharisekali serta setelah
BAB/BAK dibersihkan dengan air bersih.
Selama keputihan : ibu mengatakan mandi 2 kali sehari,
ganti baju sehari sekali dan ganti celana dalam 3 sampai 4
kali sehari serta setelah BAB/BAK dibersihkan dengan air
bersih.
d)
48
e) Pola aktivitas
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
memasak,
membersihkan
rumah,
mencuci
baju
dan
menyetrika.
f) Pola hubungan seksual
Ibumengatakan
melakukan
hubungan
seksual
2-3kali
mengatakan
hubungan
dalamkeluarganya harmonis
b) Hubungan dengan tetangga : Ibu
mengatakan
hubungan
: Ibu
mengatakan
selalu
tetapi
pada
waktu
: Baik
b) Kesadaran
: Composmentis
49
c) Vital Sign
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Respirasi
: 22 x/menit
Suhu
: 37 C
Nadi
: 82 x/menit
d) BB
: 55 kg
e) TB
: 160 cm
2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
(1) Rambut
(2) Muka
(3) Mata
(a) Oedema
: Tidak Oedema
: Putih
(4) Hidung
(5) Telinga
tidak
ada
stomatitis,
50
b) Leher
(1) Kelenjar gondok
: Tidak
ada
pembesaran
kelenjar gondok
(2) Tumor
ada
pembesaran
kelenjar limfe
c) Dada dan axila
(1) Mammae
(a) Membesar
: Ya, normal
(b) Tumor
(c) Simetris
(2) Axilla
(a) Benjolan
(b) Nyeri
d) Abdomen
(1) Pembesaran uterus
: Tidak dilakukan
e) Anogenital
(1) Vulva Vagina
(a) Varices
51
(b) Luka
(c) Kemerahan
: Tidak
ada
pembesaran
kelenjar bartholini
(e) Pengeluaran pervaginam : Keluarkeputihan
dan
flek
(c) Vulva
: Adakeputihandan flekdarah
berwarna kecoklatan.
: Tidak dilakukan
(4)Anus
(a) Haemoroid
: Tidak ada
f) Ekstremitas
(1) Varices
(2) Oedema
3) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
: PAP Smear
: Tidak dilakukan
52
2. Interpretasi Data
Tanggal :18 Agustus 2012
a. Diagnosa kebidanan
Ny. E Umur 29tahunAkseptor KB IUD tipeCopper T 380 A dengan
Erosi portio.
Data Dasar :
Data Subjektif :
1) Ibu mengatakan umurnya29 tahun.
2) Ibu mengatakan
keguguran.
3) Ibu mengatakan pada kemaluanya keluar keputihan dan flek darah
berwarna kecoklatansejak 3 hari yang lalu
4) Ibu mengatakan sudah menggunakan KB IUD Tipe Copper T 380
A selama kurang lebih 3 tahun
Data Objektif :
1) Pengeluaran pervaginam
Keluar cairan berwarna putihdan flekdarah berwarna kecoklatan.
a) Keadaan umum
: Baik
b) Kesadaran: Composmentis
2) Pemeriksaan Inspeculo
Terdapat benang IUD, fluor albus, pada portio terdapat erosi
sebagian berwarna merah menyala.
53
b. Masalah
Ibu merasa cemas dan tidak nyaman karena keluar keputihan dan
flekdarah berwarna kecoklatan.
c. Kebutuhan
Suport mental tentang masalah yang dialami ibu.
3. Diagnosa Potensial
Tanggal
: 18 Agustus 2012
Jam
: 09.15 WIB
Erosi portio ini apabila tidak segera ditangani secara lanjut maka akan
mengakibatkan timbulnya infeksi
4. Antisipasi / Tindakan Segara
Tanggal
: 18 Agustus 2012
Jam
: 09.20 WIB
: 18 Agustus 2012
Jam
: 09.30 WIB
54
h. Anjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 3 hari lagi pada tanggal 21
Agustus 2012.
6. Implementasi / Pelaksanaan
Tanggal
: 18 Agustus 2012
Jam
: 09.40 WIB
55
g. Menganjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 3 hari sekali yaitu pada
tanggal 21 Agustus 2012.
7. Evaluasi
Tanggal
:18Agustus 2012
Jam
: 10.15 WIB
56
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal
: 21 Agustus 2012
Pukul
: 10.00 WIB
Tempat
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan keputihanya serta flek darah yang berwarna kecoklatan
sudah sedikit berkurang.
2. Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi semua obat yang diberikan.
3. Ibu mengatakan sudah menjaga kebersihan daerah genetalia dan tidak
berhubungan seksual selama masa penyembuhan.
O : Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum
: Baik
b. Kesadaran
: Composmentis
c. Vital sign
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 81 x/menit
Respirasi
: 23 x/menit
Suhu
: 36,5C
2. Palpasi abdomen
57
58
Evaluasi
Tanggal
: 21 Agustus 2012
Jam
: 10.55 WIB
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal
:23Agustus 2012
Pukul
: 09.15 WIB
Tempat
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan keputihan dan flek darah berwarna kecoklatan sudah tidak
keluar.
2. Ibu mengatakan ingin memastikan bahwa penyakitnya sudah benar-benar
sembuh.
O : Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum
: Baik
59
b. Kesadaran
: Composmentis
c. Vital sign
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 82 x/menit
Respirasi
: 24 x/menit
Suhu
: 37 C
2. Palpasi abdomen
: 23 Agustus 2012
Jam
: 09.40 WIB
60
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan kesenjangan antara
teori yang ada dengan praktik yang dilakukan dilahan. Dalam menjelaskan
kesenjangan
tersebut
penulis
menggunakan
langkah-langkah
dalam
diperoleh
dari
data
subjektif
yaitu
ibu
mengatakan
61
Ny. E adalah
keputihan dan flek darah berwarna kecoklatan. Dari masalah yang timbul
maka kebutuhan yang dapat diberikan yaitu menjelaskan tentang
kebersihan ( vulvahygene) dan beri dukungan moril.
Menurut Santoso (2008) masalah yang sering ditemukan pada Akseptor
KB IUD Tipe Copper T 380 A dengan Erosi Portioyaitu adanya
keputihan yang tidak kunjung sembuh, gangguan rasa tidak nyaman
dalam melakukan hubungan seksual dan perdarahan diluar haid. Menurut
62
63
direncanakan pada klien yaitu memberikan KIE tentang efek samping dan
komplikasi
64
jawab
terhadap
pelaksanaan
asuhan
bersama
yang
pada
evaluasi asuhan
kebidanan pada
Akseptor KB IUD dengan erosi portio adalah ibu mengerti tentang efek
65
kebersihan
(vuva
hygene)
dan
IUD
tetap
dipakai.
BAB V
PENUTUP
66
67
68
B.Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Disarankan
hendaknya
bidan
selalu
meningkatkan
ketrampilan,