Professional Documents
Culture Documents
Kontraindikasi :
a. Terdapat pembengkakan uretra
b. Terdapat keluaran dari ureter.
Prosedur3 :
a. Persiapkan alat yang dibutuhkan:
- Bak instrument yang berisi :
Sarung tangan steril
Sarung tangan bersih
Satu duk steril
Satu duk lubang
Larutan pembersih antiseptic.
Kapas
Pinset
Kateter
Spuit yang sudah terisi aquabidest
- Selang drainase steril dan kantong pengumpul urine.
- Plester
- Selimut mandi
- Pelumas
- Perlak pengalas
- Kantung sampah atau bengkok
b. Cuci tangan
c. Siapkan klien. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada klien dan keluarga.
d. Jaga privacy klien.
e. Posisi perawat menghadap klien, berada di sebelah kiri tempat tidur (apabila tangan
dominan adalah tangan kanan, maka berdiri di sebelah kanan).
f. Bantu klien pada posisi dorsal rekumben (terlentang dengan lutu fleksi). Minta klien untuk
merilekskan pahanya sehingga memudahkan rotasi eksternal. Bila klien tidak dapat
mengabdusikan tungkainya pada sendi panggul (missal arthritis sendi), baringkan klien
pada posisi miring (Sims) dengan tungkai atas fleksi pada lutut dan panggul.
g. Selimuti bagian ekstremitas bawah klien.
h. Memasang perlak pengalas dan pispot.
i. Kenakan sarung tangan bersih dan cuci area perinatal dengan sabun dan air hanyat
j.
k.
l.
m.
n.
o. Letakkan duk di atas tempat tidur di antara paha klien. Sisipkan tepi duk tepat di bawah
pantat klien, perhatikan utuk tidak menyentuh permukaan terkontaminasi dengan tangan
yang telah menggunakan sarung tangan.
p. Tutupkan duk berlubang di atas perineum klien, memajankan labia dan berhati-hati untuk
q.
r.
s.
t.
uretra. Pertahankan tangan non dominan pada posisi ini sepanjang prosedur.
u. Dengan tangan dominan, ambil kassa yang sudah diberi larutan antiseptic dengan pinset
dan bersihkan area perineal. Usap dari depan ke belakang dari klitoris ke arah anus.
Gunakan bola kapas bersih baru untuk tiap usapan, Sepanjang dekat dengan lipatan labia,
sepanjang area yang jauh dari lipatan labia dan pada meatus.
v. Dengan tangan dominan, ambil kateter 7,5 cm sampai 10 cm dan dari ujung. Letakkan
ujung kateter pada wadah penampung urin (urine bag).
w. Minta klien untuk menghindari mengejan dengan cara tarik napas dalam dan dengan
perlahan memasukkan kateter melalui meatus.
x. Dorong kateter sekitar 5 sampai 7,5 cm pada orang dewasa. Urine yang nampak keluar
menandakan bahwa ujung kateter sudah berada di dalam kandung kemih atau uretra
bawah.
y. Dengan tangan non dominan, hubungkan spuit ke port injeksi pada ujung kateter.
z. Perlahan injeksikan aquabidest.
aa. Setelah mengembangkan balon dengan baik, tangan non dominan dan tarik perlahan untuk
merasakan tahanan.
bb. Hubungkan ujung kateter ke selang penampung.
cc. Plester kateter ke sebelah dalam paha klien dengan plester non-alergik.
dd. Lepaskan sarung tangan dan rapikan peralatan.
ee. Bantu klien ke posisi nyaman.
ff. Cuci tangan.
3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Pemasangan kateter dilakukan dengan lembut
b. Prinsip tindakan pemasangan kateter adalah steril.
c. Lubrikasi harus adekuat
d. Kateter yang digunakan disesuaikan dengan kondisi klien.
8. Evaluasi diri
Perlu lebih memperhatikan kesterilan tindakan untuk mengurangi resiko infeksi nosokomial
pada klien. Selain itu, perlu penjelasan prosedur yang jelas kepada klien sebelum pemasangan
kateter karena tindakan tersebut memungkinkan adanya rasa ketidaknyamanan selama
pemasangan.
9. Kepustakaan
Heather Herdman. 2010. NANDA International, Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2009-2011. Jakarta : EGC.
Smelzter. S. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2. Jakarta : EGC.
Brumer, Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Edisi 8). Jakarta : EGC.
Kusyati, Eni, dkk. 2006. Keterampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar. Jakarta : EGC.
Brooker, Chris. 2008. Ensiklopedia Keperawatan, alih bahasa Hartono. Jakarta : EGC.