Professional Documents
Culture Documents
S
DENGAN REUMATIK DI RW 03 KELURAHAN BANDUNG KECAMATAN
TEGAL SELATAN KOTA TEGAL
Disusun oleh:
Nama
NIM
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan
Inayah kepada semua hamba-Nya. Sholawat dan salam selalu tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan kerabat beliau
hingga akhir jaman. Alhamdulillah karena berkat rakhmat Allah-lah penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini yang berkaitan dengan Konsep dan Asuhan
Keperawatan Lansia Pada Ny. T dengan Gangguan Psikososial: Demensia Di RW 03
Kelurahan Bandung Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal yang ditujukan untuk
memenuhi tugas berstruktur Keperawatan Gerontik.
Selama penyusunan makalah ini kami selaku penulis telah banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terutama dari Bapak Wisnu Widyantoro,
S.Kp.,M.Kep, selaku pembimbing. Ucapan terima kasih tak lupa penulis
persembahkan kepada semua pihak yang telah ikut andil dan terlibat baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam membantu penulisan makalah ini, yang mana
tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari ketidaksempurnaan dalam makalah ini, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya penulis hanya berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua, khususnya di bidang Keperawatan
Gerontik.
Tegal,
Desember 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiat
keperawatan yang mencakup pelayanan bio-psiko-sosio dan spiritual yang
komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga serta masyarakat baik
yang sakit maupun yang sehat, keperawatan pada dasarnya adalah human science
and human care and caring menyangkut upaya memperlakukan klienss secara
manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya dan kita
ketahui manusia terdiri dari berbagai sistem yang saling menunjang, di antara
sistem tersebut adalah sistem neurobehavior (Handayani, 2008).
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan yang
profesional dengan menggunakan ilmu dan kiat keperawatan gerontik, mencakup
biopsikososial dan spiritual, dimana klien adalah orang yang telah berusia >60
tahun, baik yang kondisinya sehat maupun sakit. Tujuan keperawatan gerontik
adalah memenuhi kenyamanan lansia, mempertahankan fungsi tubuh, serta
membantu lansia menghadapi kematian dengan tenang dan damai melalui ilmu
dan teknik keperawatan gerontik (Maryam, 2012).
Sistem neurobehavior terbentuk dari jaringan saraf, sistem saraf pusat dan
sistem saraf perifer. Pada sistem saraf pusat otak merupakan organ paling penting
dalam tubuh kita, sebab dapat dikatakan segala aktifitas tubuh dikoordinir oleh
organ ini. Anggapan tahap dewasa merupakan tahap tubuh kembang yang
maksimal. Setelah itu tubuh mulai menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah
sel-sel yang ada di dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami
penurunan fungsi secara berlahan-lahan itulah yang dikatakan proses penuaan.
Berbagai keadaan/penyakit seperti demensia dapat menimbulkan gangguan fungsi
otak dan dapat menyebabkan gangguan memori dan orientasi (Sudoyo, 2009).
Salah satu penyakit degneratif adalah demensia yaitu yang mempunyai
awitan tersembunyi dan membahayakan serta secara umum progresif, menjadi
semakin memburuk. Gambaran khusus meliputi kehilangan berbagai segi
kemampuan intelektual, seperti memori, penilaian, pikiran abstrak, dan fungsi
kortikal lebih tinggi lainnya, serta perubahan pada keperibadian dan perilaku
(Townsend, 2000).
Demensia adalah sindroma klinis yang meliputi hilangnya fungsi
intelektual dan memori yang sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi
hidup sehari-hari. Demensia merupakan keadaan ketika seseorang mengalami
penurunan daya ingat dan daya pikir lain yang secara nyata mengganggu aktivitas
kehidupan sehari hari (Arif muttaqin, 2008).
sistem
kolinergik
dan
neurotransmitter
asetikolin
dapat
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami konsep teoritis dan asuhan keperawatan
pada lansia pada PM Ny. D dengan Demensia di Uresos Purboyuwono Brebes.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada lansia dengan Demensia di
Uresos Purboyuwono Brebes.
b. Mahasiswa mampu mengelompokkan data sesuai dengan tanda dan gejala
pada penyakit Demensia di Uresos Purboyuwono Brebes.
c. Mahasiswa mampu merumuskan Diagnosa Keperawatan pada lansia
dengan Demensia di Uresos Purboyuwono Brebes.
d. Mahasiswa mampu menyusun intervensi keperawatan pada lansia dengan
Demensia di Uresos Purboyuwono Brebes.
e. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi pada lansia dengan
Demensia di Uresos Purboyuwono Brebes.
f. Mahasiswa mampu malakukan evaluasi pada lansia dengan Demensia di
Uresos Purboyuwono Brebes.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
terjadi kemunduran
kepribadian.
2. Etiologi
1. Trauma (trauma kapitis)
2. Infeksi kronis seperti penderita HIV
3. Gangguan peredaran darah atau vaskular seperti hipertensi (darah tinggi) dan
ateriosklerosis (penyempitan pembuluh darah)
4. Penggunaan alkohol dan zat-zat terlarang serta merokok
5. Proses penuaan
6. Penyakit Alzheimer
Belum diketahui secara pasif, tetapi melibatkan faktor genetik (merupakan
3. Patofisiologi
a. Demensia Vaskuler
Merokok
Dimana pada rokok mengandung zat kimia berbahaya (nikotin),
zat-zat tersebut masuk ke dalam darah dan terjadi penumpukan di dalam
darah sehingga terjadi emboli dan penyumbatan pada aliran darah.
Sehingga otak kekurangan O2 yang dapat menggangu fungsi otak maka
terjadilah Demensia Vaskuler.
Stroke
Dimana pada stroke terjadi gangguan pada sistem saraf yang mana
terdapat lesi di ginus argularis thalamus, arteri serebri posterior dan
anterior yang menyumbat darah sehingga darah tidak mengalir
(tersumbat),dan menyebabkan Demensia Vaskuler.
Trauma kapitis
Demensia Vaskuler
Pada Demensia Vaskuler ini terjadi penurunan fungsi intelektual
dan kemunduran kognisi dan fungsional dalam berfikirsehingga
menimbulkan
perubahan
kepribadian.
Prilaku
kekerasan,depresi,
halusinasi, gangguan fungsi sosial pekerjaan, gangguan aktivitas seharihari, kesulitan tidur dan wandering.
b.
Demensia Alzheimer
Faktor genetik
Yang paling sering menyebabkan demensia adalah penyakit
Alzheimer.Penyebab penyakit Alzheimer tidak diketahui, tetapi diduga
melibatkan faktor genetik, karena penyakit ini tampaknya ditemukan
dalam beberapa keluarga dan disebabkan atau dipengaruhi oleh beberapa
kelainan gen tertentu. Pada penyakit Alzheimer, beberapa bagian otak
mengalami kemunduran, sehingga terjadi kerusakan sel dan berkurangnya
respon terhadap bahan kimia yang menyalurkan sinyal di dalam otak
sehingga menyebabkan Demensia Alzheirmer.
Stroke
Stroke yang berturut-turut. Stroke tunggal ukurannya kecil dan
menyebabkan kelemahan yang ringan atau kelemahan yang timbul secara
perlahan. Stroke kecil ini secara bertahap menyebabkan kerusakan
jaringan otak, daerah otak yang mengalami kerusakan akibat tersumbatnya
aliran darah disebut infark dimana menyebabkan terjadinya Demensia
Alzheirmer.
Hipertensi dan DM
Demensia yang berasal dari beberapa stroke kecil disebut
demensia multi-infark. Sebagian besar penderitanya memiliki tekanan
darah tinggi atau kencing manis, yang keduanya menyebabkan kerusakan
pembuluh darah di otak sehingga menyebabkan Demensia Alzheirmer.
Demensia Alzheirmer
Dimana pada penderitanya terjadi perbahan-perubahan kognisi
berupa bahasanya lambat sering tidak dimengerti yang terjadi secara tibatiba sehingga ingatan hilang yang menyebabkan fungsi sosial terganggu,
aktifitas sehari-hari terganggu (membaca dan berkerja).
4. WOC
Trauma
(Kapitis)
Emboli diotak
Darah tidak
mengalir ke otak
Infeksi kronis
Gangguan peredaran
darah (hipertensi)
virus masuk
keperedaran darah
Kerusakan
pembuluh darah
Terganggunya
system peredaran
darah keotak
Terjadinya
penyumbatan
Otak kekurangan
02
Terjadinya
penyumbatan
Aliran darah
keotak
terganggu
Fungsi otak
terganggu
Penggunaan
alcohol/mero
kok
Mengandung
zat kimia yg
berbahaya
Masuk
kedalam darah
Proses
penuaan
nnnnnnn
nnnnnnn
Berkurangny
a spontanitas
Penyakit
alzheimer
Gangguan
memori
Fungsi
sosial
terganggu
Menumpuk
didalam darah
Terjadi emboli
Penyumbatan
aliran darah
Otak
kekurangan O2
DIMENSIA
Mudah tersinggung
Menarik diri
Mk:- kurangnya
keperawatan diri
Kemampuan
otak berkurang
Dalam ingatan
Bahasa
lambat/s
ering
tidak
mengert
i
Fungsi kognitif
afasia
disorientasi
5.
Manifestasi Klinis
a. Penurunan dalam ingatan
b. Disorientasi (lupa hari, waktu, tanggal, orang, dan lain-lain)
c. Fungsi kognitif berkurang (pertimbangan dan penilaian berkurang)
d. Menarik diri
e. Gangguan kepribadian dan prilaku (cleptomania)
6. Stadium Dimensia
a. Stadium I ( berlangsung 2-4 tahun )/Stadium Amnesia
Stadium ditandai dengan amnesia yang menonjol, berkurangnya
spontanitas. Gangguan memori, terutama memori jangka pendek. Pada
stadium itu kegiatan sehari-hari didalam lingkungan keluarga/ yang sudah
dikenal biasanya tidak terganggu. Namun bila penderita dihadapkan pada
situasi yang baru/harus mengingat sesuatu secara aktif maka kesalahan dapat
terjadi. Penderita sering menjadi gugup, gusar atau bingung bila dihadapkan
kepada masalah yang baru, pasien lupa akan informasi, menempatkan objek
ditempat yang salah, mengulang-ulang ceritanya sehingga membosankan dan
mengganggu.
Pada stadium ini pasien mungkin menyadari kemampuan otaknya
berkurang dan ia bereaksi dengan sikap mudah tersinggung, menarik diri dan
pergaulan dan bersedih.
b. Stadium II ( berlangsung 2-10 tahun )/Stadium Bingung
Stadium ini ditandai dengan oleh mundurnya secara progresif bidang
kognitif yang melibatkan banyak aspek. Afasia, apraksia dan disorientasi
waktu dan tempat lambat laun menjadi lebih nyata.
Penderita mudah menjadi bingung dan dapat memperlihatkan episode
dan masalah behavior seperti agresif dan ingin mengembara. Pada stadium ini
perubahan kepribadian dapat menjengkelkan atau menyulitkan anggota
keluarganya. Sifat kepribadian yang dimilikinya sebelum sakit menjadi lebih
mencolok.
c. Stadium III/Stadium Akhir
Penderita hampir menjadi vegetatif, ia menjadi akinetik dan membisu.
Setelah 6-12 tahun sakit, intelek dan memori berdeteorasi terus sampai
penderita tidak lagi mengenal orng-orang dekatnya. Pada stadium ini
penderita menyendiri, inkontinen dan sebagian besar bergantung kepada orang
lain. Kebersihan diri dan kebutuhan nutrisi tidak diperhatikan lagi. Kontrol
spingter menghilang, penderita berak dan kencing tidak terkontrol. Ia jalan
dengan langkah yang pendek dan kurang pasti, kematian bias terjadi karena
penyakit infeksi/trauma.
7. Faktot-Faktor Resiko
a. Usia
Merupakan faktor resiko bagi semua jenis demensia. Bertambahnya
tinggi usia bertambah besar kemungkinan menderita demensia.
b. Riwayat Penderita
Pada keluarga derajat I meningkatkan resiko mendapatkan demensia
sebanyak 4x.
c.
Jenis Kelamin
Angka insidensi cenderung lebih tinggi pada wanita daripada pria di
semua kelompok usia, meskipun tidak ada penjelasan biologis yang
bertanggung jawab untuk perbedaan jenis kelamin tersebut.
d. Pendidikan
Pendidikan yang rendah mungkin juga insiden yang secara kasar dapat
dikatakan bahwa mereka yang berusia di atas 75 tahun dan tidak pernah
bersekolah. Maka kemungkinan mendapat demensia ialah 2x lebih besar
ketimbang mereka dengan pendidikan lebih tinggi dari SD.
e. Faktor Resiko Lain
Keluarga dengan sindrom down, fertilitas yang kurang, penggunaan
analgesik seperti fenasidin, kandung aluminium pada air minum, defisiensi
kalsium.
8. Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Jika Menghadapi Pasien Demensia
a. Terapi obat dengan pengawasan dokter
b. Terapi non obat berupa:
1) Terapi lingkungan
Bentuknya:
dikenal)
Lingkungan di dalam kamar
- Tempatkan juga jam, kalender, radio, guna untuk membantu
-
orientasi lansia
Jelaskan pada nya apabila ia bertanya, berada dimana, siapa orang
dalam penglihatan.
2) Intervensi Prilaku
Wandering
- Yakinkan dimana keberadaan pasien
- Berikan keleluasaan bergerakan di dalam dan di luar ruangan
otak
9. Pemeriksaan yang Harus Dilakukan
a. Anamnesa
Telusuri perjalanan penyakit dengan teliti, bagaimana perjalanan
demensia apakah mendadak lambat laun, gradual, seperti anak tangga telusuri
pula apakah ada keluhan lain/gejala lain dan bagaimana perjalanannya.
b. Pemeriksaan keadaan mental
Dari bentuk gangguan mental tidak jarang kita dapat mengetahui
diagnosa etiologi. Apakah gangguan kognitifnya seluruh/sebagian. Fungsi
kognitif otak mana yang terutama terganggu, kortikal atau sub kortikal,
hemisfer, kiri/kanan, lobus frontal,temporal/lobus pariental.
c. Pemeriksaan fisik umum
Status interna harus diperiksa dengan baik, misalnya adakah gangguan
tiroid, gangguan hepar, ginjal, diabetes mellitus, dan hipertensi. Gejala efek
samping obat juga perlu diperhatikan.
d. Pemeriksaan neurologi
lain.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada diantara anggota keluarga pasien ada yang mengalami
pernah
dilakukan,
bersama
siapa,
frekuensinya.
2) Psikologis
Keadaan emosi : kondisi psikologis
3) Sosial
Dukungan keluarga : perhatian anggota keluarga terhadap klien,
tinggal/panti.
4) Spiritual/cultural
Pelaksanaan ibadah : rutinitas melakukan ibadah
Keyakinan tentang kesehatan
5) Dasar Data Pengkajian Pasien
a) Aktivitas/istirahat
Gejala : Merasa lelah
Tanda : Siang/malam gelisah, tidak berdaya, gangguan pola tidur,
Letargi : penurunan minat/perhatian pada aktivitas yang biasa, hobi,
ketidakmampuan untuk menyebutkan kembali apa yang dibaca,
Gangguan keterampilan motorik.
b) Sirkulasi
Gejala : Riwayat penyakit vaskuler serebral,hipertensi,episode emboli.
c) Integritas Ego
Gejala : Curiga/takut terhadap situasi, Kesalahan persepsi terhadap
lingkungan, Kehilangan multipel, perubahan citra tubuh dan harga diri
yang dirasakan
Tanda : Menyembunyikan ketidak mampuan, Duduk dan menonton
yang lain, Aktifitas utama mungkin menumpuk benda tidak bergerak,
menyembunyikan barang-barang/berjalan-jalan, Emosi labil : Mudah
menangis, tertawa tidak pada tempatnya, perubahan alam perasaan
marah secara tiba-tiba.
d) Eliminasi
Gejala : dorongan berkemih
Tanda : Inkontinensia urine/feses
e) Makanan/Cairan
Gejala : Perubahan dalam pengecapan, dan nafsu makan, Kehilangan
BB
riwayat
penyakit
serebral
vaskuler/sistemik,
Status
neurologis,
tiroid
dapat
depresi
EKG : mungkin tampak normal
yang
ketidakmampuan untuk
Diagnosa
keperawatan
Perubahan
proses pikir
berhubungan
dengan
kehilangan
memori
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Setelah
dilakukan
intervensi
keperawatan
diharapkan
perubahan
proses pikir
dapat teratasi
Dengan criteria:
- Mampu
mengenali
perubahan
dalam pikir/
tingkah laku
dan faktorfaktor
penyebabnya
- Mampu
memperlihatka
n penurunan
tingkah laku
yang
diinginkan
Mandiri:
1. Kaji derajat gangguan kognitif
seperti perubahan orientasi terhadap
orang, tempat, waktu, kemampuan
berpikir.
2. Pertahankan lingkungan yang
menyenangkan dan tenang
3. Panggil pasien dengan namanya
4. Gunakan suara yang agak rendah
dan berbicara dengan perlahan pada
pasien
5. Gunakan kata kata yang pendek dan
kalimat yang sederhana dan berikan
intruksi yang sederhana
6. Hindarai kritikan, argumentasi, dan
konfrontasi negativ
7. Gunakan hal hal yang humoris saat
berinteraksi pada pasien
8. Ciptakan aktivitas yang sederhana
9. Buat aktivitas yang bermanfaat dan
gerakan yang berulang
10. Evaluasi pola kecukupan tidur
11. Kolaborasi :
12. Berikan obat sesuai indikasi yaitu
vasodilator, seperti sihlandelat
ergoloid mesilat
asam aksiolitik,seperti diazepam
2.
Perubahan
persepsi
sensori
berhubungan
dengan
perubahan
persepsi,
transmisi dan
atau integrasi
sensori.
Setelah
dilakukan
intervensi
keperawatan
diharapkan
perubahan
persepsi
sensori tidak
terjadi.
Dengan criteria:
- Mampu
mendemostrasika
n respon yang
meningkat
- Mengontrol
faktor-faktor
eksternal yang
berperan
terhadap
perubahan dalam
kemampuan
persepsi
3.
Resiko
terhadap
trauma
berhubungan
dengan
ketidak
mampuan
untuk
mengenali dan
disorientasi.
Setelah
dilakukan
intervensi
keperawatan
diharapkan
klien tidak
mengalami
trauma
Dengan criteria :
- Keluarga
mengenali risiko
potensial di
lingkungan dan
mengidentifikasi
tahap-tahap
untuk
memperbaikinya.
tiamin
Mandiri :
1. Kaji derajat sensori/gangguan persepsi
2. Anjurkan untuk mengunakan kaca mata
3. Berikan lingkungan yang tenang dan
tidak kacau
4. Berikan sentuhan dengan cara berlahan
5. Berikan perhatian dalam kenangan
indah secara berkala
6. Ajak piknik sederhana, jalan-jalan
keliling rumah sakit
7. Tingkatkan keseimbangan fungsi
fisiologis dengan menggunakan bola
lantai
8. Libatkan aktifitas dengan yang lain
sesuai indikasi dengan keadaan
tertentu.
Mandiri :
1. Kaji derajat gangguan
kemampuan/kompetensi, munculnya
tingkah laku yang impulsive dan
penurunan persepsi-visual. Bantu orang
terdekat untuk mengidentifikasi risiko
terjadinya bahaya yang mungkin
timbul.
2. Alihkan perhatian pasien ketika prilaku
berbahaya
3. Berikan gelang identifikasi yang
memperlihatkan nama, nomor telepon,
dan diagnosa.
4. Lakukan pemantauan terhadap efek
obat, tanda-tanda adanya takar lajak,
seperti tanda gangguan penglihatan,
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA Ny. S
DENGAN REUMATIK DI RW 03 KELURAHAN BANDUNG KECAMATAN
TEGAL SELATAN KOTA TEGAL
: Ny. S
: 65 tahun
::: Islam
: Janda
: Bandung RT 02 RW 03
Tegal Selatan-Tegal
:: Perempuan
Telepon
Jenis Kelamin
(2) Riwayat Keluarga
(a) Pasangan
:Hidup/mati
:
Kesehatan
:
Umur
:
Pekerjaan
:
Alamat
:
Kematian
:
Sebab Kematian
:
Tahun meninggal
:(b) Anak
:6
Hidup/mati
: Hidup 4/ meninggal 2
Kesehatan
:Umur
:Pekerjaan
:Alamat
:Kematian
:Sebab Kematian
:Tahun meninggal
:(3) Riwayat Pekerjaan
Setiap harinya Ny. S hanya di rumah mengurusi kedua cucunya.
(4) Riwayat Lingkungan Hidup
Luas bangunan rumah klien 7:6, klien tinggal bersama dengan kedua cucunya
yang masih sekolah, bentuk rumah petak dengan jenis bangunan atap rumah
menggunakan atap genteng berdindingkan tembok, lantai keramik. Kebersihan
lantai bersih, ventilasi dan pencahayaan cukup baik.
(5) Riwayat Rekreasi
Ny. S mengatakan jarang sekali melakukan rekreasi bahkan hampir tidak pernah.
(6) Sumber/Sistem Pendukung yang digunakan
Ny. S mengatakan bersyukur meskipun suaminya sudah meninggal masih ada
cucunya yang menghibur di rumah.
(7) Kebiasaan Ritual
: Baik
Tanda-tanda
a.
b.
c.
d.
e.
TD
N
S
RR
BB
: 140/90 mmHg
: 87 x/menit
: 36,7 oC
: 24 x/menit
: 46 kg
PEMERIKSAAN
Kepala
HASIL
Mesocepal, rambut tampak ubanan, tidak ada nyeri
tekan pada kepala dan tidak ada benjolan, terkadang
Mata
sakit kepala
Pandangan masih jelas, mata cekung, konjungtiva
Telinga
Hidung dan sinus
:
:
Mulut dan
tenggorokan
Telinga
ada
ompong.
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak tampak
serumen, tidak adanyeri tekan tidak ada benjolan,
Dada
Abdomen
Genetalia
Ekstremitas
:
:
tekan.
Tidak terkaji
Kekuatan otot tangan kanan dan kiri 4, kaki kanan
Integument
dan kiri 4
Kebersihan cukup baik, warna kulit hitam, lembab,
Leher
N2 (optikus)
dengan penuaan,
N3 (okulomotorius)
N4 (trakelis)
N5 (trigeminus)
N6 (abdusen)
N7 (fasialis)
N8 (cochlealis)
: pendengaran berkurang.
N11 (accesorius)
N12 (hipoglosus)
Sistem endokrin
Sistem imun
Sistem pencernaan
Sistem Penciuman
Psikososial
Hasil Pengkajian:
Ny. S mengatakan saya bisa makan, ke WC, ke kamar kecil, berpakaian dan
mandi sendiri tanpa dibantu.
(b) Pengkajian Status Kognitif dan Afektif
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPSMQ)
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPSMQ)
Skore
+
No
Pertanyaan
Jawaban
1.
2.
keluar
1
Saya merasa sedih atau galau
0
Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3
Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu dapat
membaik tidak
2
Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan
1
Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0
Saya tidak begitu pesimis
C. Rasa kegagalan
3
Saya merasa benar-benar gagal sebagai seseorang (Orang tua, suami, Istri)
2
Seperti melihat ke belakang hidup saya,semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
1
Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumya
0
Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3
Saya tidak puas dengan segalanya
2
Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1
Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0
Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa bersalah
3
Saya merasa seolah olah saya sangat buruk atau tak berharga
2
Saya merasa sangat bersalah
1
Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0
Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
3
Saya benci diri saya sendiri
2
Saya merasa muak dengan diri saya sendiri
1
Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0
Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan diri sendiri
3
Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2
Saya mempunyai rencana yang pastitentang tujuan bunuh diri
1
Saya merasa lebih baik mati
0
Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri sendiri
H. Menarik diri dari social
3
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli
pada mereka semuanya
2
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1
Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0
Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu-raguan
3
Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2
Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1
Saya membuat keputusan yang baik
0
Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan gambaran diri
3
Saya merasa bahwa saya jelek atau tambak menjijikan
2
Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam
penampilan saya dan ini membuat saya tak menarik
1
Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0
Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulitan kerja
3
Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2
Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
1
Ini memerlukan upaya tambahan untuk melakukan sesuatu
0
Saya dapat bekerja kira-kira sebaik senelumnya
L. Kletihan
3
Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2
Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1
Saya lelah lebih dari yang biasanya
0
Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3
Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama skali
2
Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1
Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0
Nafsu makan saya tidak baik dari yang biasanya
Penilaian :
0-4
5-7
: depresi ringan
8-15
: depresi sedang
>16
: depresi berat
Skore
(1)
(2)
(1)
(1)
(1)
6
ANALISA DATA
No
1
Data
Problem
DS :
Nyeri akut
- Ny. S mengatakan sudah satu
akibat proses
tahun merasa kesemutan dan
inflamasi pada
linu pada kakinya
daerah kaki
- Ny.
S
mengatakan
rasa
Etiologi
kesemutan dan
rasa ngilu pada
persendian
terkena
dingin
dan
TD
: 140/90 mmHg
Nadi : 87 x/menit
Suhu : 36,70C
Respirasi : 24 x/menit
-
Ny.
tampak
memegangi
kakinya
2
DS :
Kurang
- Ny. H mengatakan tidak mengerti
pengetahuan
tentang
penyakit
rematik,
tentang
makanan pantangan dan cara
rematik
pengobatan untuk rematik
keterbatasan
kognitif
DO :
- Ny. S tampak bertanya tentang
rematik, makanan pantangan dan
cara pengobatan rematik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut akibat proses inflamasi pada daerah kaki b.d kesemutan dan rasa ngilu
pada persendian
2. Kurang pengetahuan tentang rematik b.d keterbatasan kognitif
INTERVENSI
No.
Tujuan
Dx
Umum
Khusus
1
Menunjukkan a. Mampu
rasa ngilu dan
beraktifitas tanpa
kesemutan
rasa kesemutan
berkurang
dan ngilu
b. Mampu
mengungkapkan
kesembuhannya
secara verbal atau
non verbal
Rencana Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rasional
1.
2.
3.
4.
5.
Paham
mengenai
penyakitnya
a.
Memahami faktor
penyebab
reumatik
b.
Melaporkan dapat
mengetahui
pengobatan
reumatik
IMPLEMENTASI
No.
Dx
1
Hari/Tanggal/Waktu
Implementasi
1.
Menjalin
hubungan DS :
terapeutik dengan Ny. S -
2.
3.
7.
Jam 18.00
Respon
Jam 04.30
DS :
DO :
TTD
8.
9.
4.
5.
6.
Jam 16.30
Jam 16.45
Jam 17.00
2
Jam 17.10
DS :
PM mengatakan lebih suka lampu di matikan
DO :
- -
No.
Dx
1
Hari/Tanggal/Waktu
Rabu, 29 Oktober 2014
Jam 07.00
Evaluasi
S:
-
O:
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
2
07.00
TTD
S:
O:
A:
P:
3
Ny. T mengatakan sering tidur siang jadi pada malem harinya tidak bisa tidur
Ny. T mengatakan akan melakukan senam otak yang telah di latih oleh mahasiswa
kooperatif
Masalah belum teratasi
Lanjutkan intervensi
07.00
S:
O:
A:
P:
Kamis, 30 Oktober 2014 S;
jam 07.00
O:
A:
P:
07.00
S:
O:
A:
P:
1
S:
O:
A:
P:
-
DAFTAR PUSTAKA
Christopher, M . 2007. Pikun dan Pelupa. Jakarta : Dian Rakyat
Copel, L. 2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Jakarta ; EGC
Kusuma, W. 2007. Kedaruratan Psikiatri dalam Praktek. Jakarta : Profesional
Books
Nurviandari, K. 2007. Mengenal Demensia
www.komnaslansia.co.id( 27 Juni 2008)
pada
Lanjut
Usia.