Professional Documents
Culture Documents
2.1.
Bahan pengawet umumya digunakan untuk mengawetkan pangan yang mempunyai sifat
mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau memperlambat proses fermentasi , pengasaman
atau penguraian yang disebabkan oleh mikroba. Akan tetapi, tidak jarang produsen
menggunakannya pada pangan yang relative awet dengan tujuan untuk memperpanjang masa
simpan atau memperbaiki tekstur.
Pengertian bahan pengwet sangat bervariasi tergantung dari Negara yang membuat
batasan pengertian tentang bahan pengawet. Bahan pengawet adalah senyawa yang mampu
menghambat dan menghentikkan proses fermentasi , pengasaman atau bentuk kerusakan lainnya
atau bahan yang dapat memberikan perlindungan pangan dari pembusukkan. Menurut Peraturan
Menteri
tambahan pangan yang mencegah dan menghambat fermentasi , pengasaman, atau peruraian lain
terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Zat pengawet terdiri dari senyawa
organic dan anorganik dalam bentuk asam dan garamnya. Aktivitas-aktivitas bahan pengawet
tidaklah sama , misalnya ada yang efektif terhadap bakteri , khamir ataupun kapang.
Pengawet yang banyak di jual di pasaran dan digunakan untuk mengawetkan berbagai
bahan pangan adalah benzoate , yang umumya terdapat dalam bentuk natrium benzoate atau
kalium benzoate yang bersifat lebih larut. Benzoate sering digunakan untuk mengawetkan
berbagai pangan dan minuman , seperti sari buah , minuman ringan , saus tomat , saus sambal ,
selai , jeli , manisan , kecap dll.
2.2.
yang tidak dapat di fermentasi oleh enzim mikroba , mereduksi ikatan disulfida enzim
dan bereaksi dengan keton membentuk hidroksisulfinat yang dapat menghambat
mekanisme pernefasan.
2. Zat Pengawet Organik
Zat pengawet organik lebih banyak dipakai dari pada yang anorganik karena
bahan ini lebih mudah dibuat. Bahan organik digunakan baik dalam bentuk asam maupun
dalam bentuk garamnya. Zat kimia yang sering dipakai sebagai zat pengawet ialah asam
sorbet, asam propianat, asam benzoate, asam asetat dan epoksida.
2.3.
penting kemudian memecah senyawa berbahaya menjadi tidak berbahaya dan toksik.
Bahan pengawet akan mempengaruhi dan menyeleksi jenis mikroba yang dapat hidup
pada kondisi tersebut. Derajat penghambatan terhadap kerusakan bahan pangan oleh
mikroba bervariasi dengan jenis bahan pengawet yang akan digunakan dan besarnya
pengahambatan ditentukkan oleh konsentrasi bahan pengawet yang digunakan.
Secara umum penambahan pengawet pada pangan bertujuan sbagai berikut
1. Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan baik yang bersifat pathogen
2.
3.
4.
5.
persyaratan.
6. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan.
Keamanan senyawa-senyawa kimia dalam bahan pangan sangat perlu diperhatikan,
baik senyawa kimia yang ditambahakan dari luar bahan pangan maupun senyawa kimia
yang terdapat secara alami dalam bahan pangan itu sendiri.
tersedia.
Mmperpanjang umur simpan dalam pangan.
Tudak menurunkan kualitas (warna, cita rasa, dan bau) bahan pangan yang diawetkan.
Mudah dilarutkan.
Aman dalam jumlah yang diperlukan.
Mudah ditentukan dengana analisis kimia.
Tidak menghambat enzim-enzim pencernaan.
Tidak mengalami dekomposisi atau tudajk bereaksi unuk membentuk suatu senyawa
kompleks yang bersifat lebih toksik.
Penggunaan bahan pengawet untuk mengawetkan bahan pangan ini diharapkan tidak
akan menambah atau sangat sedikit menambah biaya produksi, dan tidak akan
mempengaruhi harga bahan pangan yang diawetkan, tetapi pengusaha mendapatkan
keuntungan yang cukup besra dari lamanya umur simpan sehingga bahan pangan yang
diawetkan tersebut dapat terjual cukup banyak dibandingkan tanpa pengawet.
Natrium benzoat berupa granul atau serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau
dan stabil diudara. Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan leih mudah
larut dalam etanol 90%. Kelarutan dalam air pada suhu 250 C sebesar 660 gr/L engan
bentuk yang aktif sebagai pengawet sebesar 84,7% pada range pH 4,8.
2.5. Asam Benzoat
Asam benzoat, C7H6O2 (atau C6H5COOH), adalah padatan kristal berwarna putih
dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama asam ini berasal
dari gum benzoin (getah kemenyan), yang dahulu merupakan satu-satunya sumber asam
benzoat. Asam lemah ini beserta garam turunannya digunakan sebagai pengawet
makanan. Asam benzoat adalah prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahanbahan kimia lainnya.
Asam benzoat termasuk salah satu jenis zat pengawet organik. Zat pengawet
organik lebih banyak dipakai daripada yang organik karena bahan ini lebih mudah dibuat
dan dipakai dalam bentuk asam maupun garamnya seperti asam sorbat, asam propionat,
asam benzoat dan asam asetat.
Selain berfungsi sebagai bahan pengawet, asam benzoat juga berperan sebagai
antioksidan karena pada umumnya antioksidan mengandung struktur inti yang sama,
yaitu mengandung cincin benzen tidak jenuh disertai dengan gugus hidroksil atau gugus
amina. Antioksidan dapat menghambat setiap tahap proses oksidasi, dengan penambahan
antioksidan maka energi persenyawaan aktif ditampung oleh antioksidan sehingga reaksi
oksidasi berhenti.
94
60
13
1,5
0,15
Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan bahan
pengawet, bahan pangan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba, baik yang bersifat patogen
yang dapat menyebabkan gangguan keracunan atau gangguan kesehatan lainnya maupun
mikroba non-patogen yang dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan. Namun dari sisi lain,
bahan pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang merupakan bahan asing yang masuk
bersama bahan pangan yang dikonsumsi. Apabila pemakaian jenis pengawet dan dosisnya tidak
diatur maka menimbulkan kerugian bagi si pemakai, misalnya, keracunan atau terakumulasinya
pengawet dalam organ tubuh.
Efek asam benzoat dan garamnya (Ca, K, dan Na benzoat) terhadap kesehatan.
Metabolisme ini meliputi dua tahap reaksi, pertama dikatalisis oleh enzim syntetase dan pada
reaksi kedua dikatalisis oleh enzim acytransferase. Asam hipurat yang dibentuk dan diproses
dari dalam hati, kemudian diekskresikan melalui urin. Jadi, dalam tubuh tidak terjadi
penumpukan asam benzoat, sisa asam benzoat yang tidak diekskresi sebagai asam hipurat
dihilangkan toksisitasnya berkonjugasi dengan asam glukoronat dan diekskresi melalui urin.
Pada penderita asma dan orang yang menderita urticaria sangat sensitif terhadap asam benzoat,
jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung.
Dilaporkan bahwa pengeluaran senyawa ini antara 66-95% jika benzoat dikonsumsi
dalam jumlah besar. Sampai saat ini benzoat dipandang tidak memiliki efek teratogenik
(menyebabkan cacat bawaan) jika dikonsumsi melalui mulut dan juga tidak mempunyai efek
karsinogenik.
4. Ciri-ciri Makanan Yang mengandung Natrium benzoate
Pengawet dari senyawa benzoate biasa digunakan dalam bentuk asam benzoat
(C6H5COOH) atau garamnya (sodium benzoat dan kalsium benzoat). Asam benzoat larut dalam
air (21,0 gram per liter). Dalam bentuk garam sodium benzoat kelarutannya adalah 660 gram per
liter dan dalam bentuk kalsium benzoat adalah 40 gram per liter. Di pasaran, biasanya senyawa
benzoat tersedia dalam bentuk sodium benzoat dan kalsium benzoat. Yang paling banyak adalah
sodium benzoat. Senyawa benzoat dapat menghambat pertumbuhan kapang dan khamir, bakteri
penghasil toksin (racun), bakteri spora dan bakteri bukan pembusuk.
Senyawa ini dapat mempengaruhi rasa. Bahan makanan atau minuman yang diberi
benzoat dapat memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Asam benzoat
digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, pikel, saus sari buah dan sirup.
Ciri makanan yang mengandung Natrium Benzoat :
2. Cara Kerja
Pipet 10 20 ml saringan sampel msing-masing di atas dimasukkan kedalam corong
pisah dan asamkan dengan HCl (1:3), cek dengan lakmus, kemudian tambah lagi 5 ml
HCl(1:3) berlebih
Ekstraksi dengan ditambah kloroform berturut turut sebanyak 7 ml, 4 ml dan 3 ml.
untuk mencegah emulsi, kocok hati-hati dan menggunakan gerak putar. Lapisan
kloroform biasanya dapat dipindahkan dengan cepat setelah membiarkan beberapa
menit.
Pindahkan hasil ekstraksi kloroform yang telah dikumpulkan dalam cawan penguap
porselen, bilas wadah beberapa kali dengan kloroform dan uapkan dalam suhu kamar
Perhitungan :
1 ml 0,05 N NaOH = 0,0072 gram natrium benzoate anhidrat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
No
1.
2.
3.
4.
Alat
Corong pisah
Buret
Klem dn statif
Beaker glass
Bahan
Kloroform
NaCl
HCl
Pp
5.
6.
Cawan penguap
Erlenmeyer
NaOH
Ca(OH)2
3.2. Prosedur
3.2.1. Ekstraksi dan Titrimetri (SNI,1992,SII,1979 dan AOAC,1995)
1. Persiapan Sampel(ekstraksi dan titrimetri)
3. Cara Kerja
Pipet 10 20 ml saringan sampel masing-masing di atas dimasukkan kedalam corong
pisah dan asamkan dengan HCl (1:3), cek dengan lakmus, kemudian tambah lagi 5 ml
HCl(1:3) berlebih.
Ekstraksi dengan ditambah kloroform berturut turut sebanyak 7ml, 4 ml dan 3 ml.
untuk mencegah emulsi, kocok hati-hati dan menggunakan gerak putar. Lapisan
kloroform biasanya dapat dipindahkan dengan cepat setelah membiarkan beberapa
menit.
Pindahkan hasil ekstraksi kloroform yang telah dikumpulkan dalam cawan penguap
porselen, bilas wadah beberapa kali dengan kloroform dan uapkan dalam suhu kamar
dengan 10 ml kloroform suling pelan-pelan pada suhu kamar (rendah) sampai volume
Pindahkan residunya ke pinggan porselen, bilas labu 3 kali dengan 10 ml kloroform dan
uapkan sampai kering pada suhu kamar dengan mengaliri udara kering. Keringkan
residu semalam dalam eksikator. Larutkan 3 -5 ml alcohol, netralkan terhadap pp,
0,05 M
mol = M x volume
Massa = mol x Mr
Massa= 0,005molx 40
Massa=0,2gram
mol = M x volume
mol = 0,025 M x 0,05L
0,00125 mol
Massa = mol x Mr
Massa= 0,00125molx 126
Massa=0,1575gram