You are on page 1of 29

Rencana Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensoris

Sesi 1: Mendengarkan Musik dan Bernyanyi

I. Topik
Stimulasi sensoris: Medengarkan music
II. Tujuan
TUM: Klien dapat berespon terhadap stimulus panca indra yang diberikan
TUK: 1. Klien dapat megekspresikan perasaan melalui musik
2. Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar
III. Landasan Teori
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling
ketergantungan dan mempunyai norma-norma yang sama (Stuart dan Sundeen, 1995).
Anggota kelompok berasal dari berbagai latar belakang kepribadian (perilaku) yang harus
segera ditangani seperti: agresif, takut, curiga dsb.
Semua kondisi ini akan mempengaruhi keadaan peserta lain dimana peserta menerima serta
member umpan balik dari berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok, dengan kata lain
seluruh peserta ikut berperan aktif dalam kegiatan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) ini.
Dalam hal ini para ahli seperti Rawlin Williams dan Beck (1993) membagi kelompok
menjadi tiga, antara lain:
a. Terapi kelompok
b. Kelompok terapeutik
c. Terapi aktivitas kelompok
Terapi aktivitas kelompok dibagi ke dalam empat bagian yang disesuaikan dengan
kebutuhan, yaitu :
a. Stimulasi kognitif atau persepsi
b. Stimulasi sensoris
c. Orientasi realita
d. Sosialisasi
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensoris adalah aktivitas digunakan sebagai stimulus
pada sensoris klien. Kemudian diobservasi reaksi sensoris klien terhadap stimulus yang
disediakan, berupa ekspresi perasaan secara non verbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh).

Biassanya klien yang tidak mau mengungkapkan komunikasi verbal akan terstimulasi emosi
dan perasaannya, serta menampilkan respon. Aktivitass yang digunakan sebagai stimulus
adalah musik, seni, menyanyi dan menari.
IV. Proses Seleksi
Proses seleksi dilakukan pada pasien yang telah memiliki kemampuan berinteraksi dan
menyeleksi atau memilih klien dengan diagnosa resiko cidera. Dari hasil seleksi tersebut
didapatkan:
1. Nenek Agustin
2. Nenek Sardiah
3. Nenek Imas
4. Nenek Daryati
5. Nenek Tjumi
6. Nenek Asmara
7. Nenek Erni
8. Nenek Halimah
9. Nenek Rodiah
10. Nenek Lem
11. Kakek Supomo
12. Kakek Bahrudin
13. Kakek Slamet C
14. Kakek Indrajit
V. Pengorganisasian
1. Leader: Muhammad Ariefandi
Tugas:
a. Menganalisa dan mengobservasi pola komunikasi kelompok
b. Membantu kelompok untuk berkembang dan bergerak secara dinamis
c. Membantu anggota menyadari dinamika kelompok
d. Mendiskusikan apa yang dilakukan kelompok
e. Menjadi motivator
f. Membantu menetapkan tujuan dan aturan main kelompok
g. Memonitor kesatuan kelompok

2. Co Leader: Nopiya Shulhah Ripai


Tugas:
a. Membantu leader
b. Mengingatkan leader apabila kegiatan menyimpang dari tujuan
c. Menggantikan leader apabila leader tidak ada (berhalangan).
3. Fasilitator: Neneng Ulpia
Tugas:
a. Memfasilitasikan klien agar mengikuti kegiatan kelompok
b. Mengarahkan klien dalam kegiatan kelompok
4. Observer: Estri Handayani
Tugas:
a. Mengamati dinamika kelompok
b. Mengamati dan mencatat aktivitas / respon klien dan waktu berjalan (time keeper).
VI. Uraian Struktur Kegiatan
Hari / Tanggal : Jumat, 21 Januari 2011
Waktu : 09.00 10.00 WIB
Tempat : Panti Werdha Budi Mulya 3, Ciracas Jakarta Timur
Jumlah Peserta ; 15 orang
VII. Pelaksanaan
1. Setting:
a. Klien dan terapis duduk dalam satu lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang

2.
Alat:
a. MP3
Player
b.
Speake
r
3. Metode:
a. Dinamika kelompok

b. Diskusi
4. Langkah Kegiatan:
a. Persiapan:
1) Membuat kontrak dengan klien tentang TAK yang sesuai dengan

indikassi
2) Menyiapkan alat dan tempat bersama
b. Orientasi;
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Terapis dan klien memakai papan nama
2) Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan masalah yang dirasakan
3) Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mendengarkan musik
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis
Lama kegiatan satu jam

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai


c. Tahap kerja:
1. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mendengarkan musik dan
bernyanyi
2. Terapis membagikan name tag untuk tiap klien
3. Terapis meminta klien untuk mendengarkan musik kemudian menyanyikannya kembali
setelah music tersebut berhenti
4. Sementara klien mulai mendengarkan musik, terapis berkeliling dan memberikan motivasi
kepada klien untuk tetap mendengarkan musik sampai selesai dan setelah itu klien diminta oleh
terapis untuk menyanyikan musik tersebut. Jangan ada kata-kata ataupun tindakan yang
menyinggung perasaan klien
5. Kegiatan No.4 dilakukan sampai semua klien mendapat giliran
6. Setiap kali klien selesai bernyanyi terapis mengajak klien betepuk tangan
d. Tahap terminasi:
1. Evaluasi:
a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Tindak Lanjut:
Terapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan melalui bernyanyi
3. Kontrak yang Akan Datang
a. Menyepakati kegiatan TAK yang akan dating
b. Menyepakati waktu dan tempat.
VIII. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja, Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensoris:
mendengarkan musik dan bernyanyi, kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu
mengikuti kegiatan, mendengarkan musik dan bernyanyi. Formulir evaluasi adalah sebagai
berikut:

Terapi Aktivitas Kelompok


Stimulasi Sensoris

Kemampuan Sensoris: Mendengarkan musik dan Bernyanyi


a. Verbal
N Aspe
o

Nk.

Nk.

Nk Nk.

Nk

Nk.

Nk.

yang Ag

Sar

.I

Dar

.Tj

As

k.

dinil

usti

dia

ma yati

um

mar

Er

ni

ai
1 Men
.

Nama Klien

gikut
i
kegia
tan
dari
awal
samp
ai
akhir

2 Men
deng
arka
n
musi
k
3 Bern
yany
i
4 Mem
berik
an
tepu

Nk.

Kk.

Kk.

Kk. Kk.

Hali Ro

k.

Sup

Bah

Sla

mah dia

Le

om

rudi

met rajit

Ind

k
tanga
n

b. Non Verbal
N Asp
o

ek

Nk. Nk. N

yan

Ag

Sar

k.I Da

.Tj

As

usti

dia

rya

as

ti

dini
lai
1 Kon
tak
mat
a
2 Dud
uk
tega
k
3 Men
.

Nama Klien

ggu
naka
n
baha
sa
tubu
h
yan
g
sesu

Nk. Nk Nk. N

Nk.

Nk

k.

Hal

.Ro k.

um ma

Er

ima

dia

Le om

ni

ra

Kk.

Kk.

Kk

Kk

Nk.

Sup Bah

.Sl

.In

Ag

rudi

am

dra

usti

et

jit

ai
4 Saat
.

dibe
rika
n
puji
an
terse
nyu
m
Jum
lah

Petunjuk
2. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
3. Untuk setiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda jika ditemukan pada klien
atau X jika tidak ditemukan
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang klien miliki saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh catatan : klien mengikuti TAK stimulasi sensori mendengar. Klien mengikuti
kegiatan sampai selesai. Klien mampu mendengarkan musik, menyanyikan kembali, dan
menceritakan makna lagu. Anjurkan klien mengungkapkan perasaan melalui lagu.

Terapi Aktivitas Kelompok


Stimulasi Sensoris
Kemampuan Sensori : Mendengar
a. Verbal
N Aspe
o k
.

Nama Klien
Nk. Nk. N

yang Ag

Sar

Nk

Nk Nk. N

k.I .Da .Tj

Nk.

Nk

Kk. Kk.

Kk

Kk

Nk.

Sup Bah

.Sl

.In

Ag

As

k.

Hal

.Ro k.

dinil

usti dia

rya

um ma

Er

ima

dia

Le om

rudi

am

dra

usti

ai

as

ti

ni

et

jit

ra

C
1 Men
.

deng
arka
n
musi
k
sam
pai
seles
ai

2 Men
.

yebu
tkan
judu
l
lagu

3 Men
.

cerit
akan
mak
na
lagu

4 Men
.

giku
ti
kegi
atan
sam
pai
seles

ai

b. Non Verbal
N Asp

Nama Klien

o ek

Nk. Nk. N

yan

Ag

usti dia

dinil n
ai
1 Kon
.

tak
Mat
a

2 Dud
.

uk
Teg
ak.

3 Men
.

ggu
nak
an
Bah
asa
Tub
uh
yan
g
sesu
ai.

4 Saat

Sar

Nk. Nk Nk. N

Nk.

Nk

Kk.

Kk.

Kk

Kk

Nk.

Sup Bah

.Sl

.In

Ag

k.I Da

.Tj

As

k.

Hal

.Ro k.

rya

um ma

Er

ima

dia

Le om

rudi

am

dra

usti

as

ti

ni

et

jit

ra

di
Beri
puji
an
ters
eny
um.

RENCANA KEGIATAN
PROGRAM TERAPI KETRAMPILAN KELOMPOK
DI PANTI WREDA UPT MOJOPAHIT MOJOKERTO

1. Latar Belakang
Pada simposium Geriatri 1978 di Jakarta telah diformulasikan tujuan
gerontologi/geriatri Indonesia, yaitu mengadakan upaya dan tindakan-tindakan sehingga
orang-orang usia lanjut selamanya tetap dalam keadaan sehat, baik fisik, mental dan
sosial, sehingga masih berguna bagi masyarakat (Boedi-Darmojo, 1979) (Fulmer &
Walker, 1992).

TAK oleh Mahasiswa STIKES Hang Tuah SBY


Panti Werdha Mojopahit Mojokerto
Untuk meningkatkan kesehatan sosial lanjut usia perlu disusun suatu program
terpadu agar tercapai kemandirian penderita. Mahasiswa STIKES HANG TUAH
SURABAYA akan memberikan suatu program terapi sosial/terapi kelompok yang
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan penderita, dalam upaya meningkatkan
interaksi sosial lansia sehingga dicapai kesehatan sosial yang optimal dan membantu lansia
menikmati sisa hidupnya dengan bahagia.

2.Tujuan
Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan kelompok lansia dapat bersosialisasi secara efektif.
Tujuan Khusus

a.

Setelah mengikuti kegiatan lansia dapat menunjukkan/meningkatkan harga dirinya

dengan menunjukkan kebolehannya (hobinya).


b.

Dapat mengurangi kebosanan

c.

Meningkatkan hubungan kekeluargaan antara penghuni panti dengan mahasiswa

praktek STIKES Hang Tuah Surabaya.

3. Strategi
Perencanaan
Menentukan tempat dan sarana prasarana yang digunakan untuk terapi kelompok dengan
koordinasi pengelola panti.
Pelaksanaan
a.

Sasaran

Kegiatan terapi fisik diikuti oleh semua lansia dari 6 asrama dengan kriteria lansia yang
mampu melakukan aktivitas fisik.
b.

Tempat

Kegiatan dilakukan di aula.


c.

Waktu

Hari Kamis, 13 Jabuari 2011 Jam 08.00 s/d selesai.


d.

Sarana

- Benang,
- Gunting.
- Manik - manik
- Foto
e.

Metode Pelaksanaan

Setting Tempat

Observer /Mahasiswa

Ket :

: Mahasiswa

: Observer/Mahasiswa

: Lansia

: Alat
Fase Orientasi
- Mahasiswa memperkenalkan diri
- Mahasiswa menjelaskan tujuan kegiatan
- Menjelaskan dan memberikan contoh pembuatan tasbih.
Fase Kerja
Lansia melaksanakan kegiatan pembuatan tasbih sesuai tata cara yang dicontohkan
Fase Terminasi
Mahasiswa mengevaluasi hasil kegiatan yang telah dilaksanakan

4. Pengorganisasian :
Koordinator : Dewi Fadhilatul

Fasilitator

: - Moch. Yogie F
- Erri Alrianto
- Fitri Dwi Kurnia
- Lisa Anggraini
- Intan Wahyu A
- Hilda Triawan
- Nindya Widyadari
- Qurotul Ayun

Observer

: -Artyani Putri Binta


- Ematri Irawati

Anggota

Fitriarianto PH

Dian Budiarsih

Erny Fauziyah

Wahyu Purwitasari

Irra Epinaka

Neti Purwati

Intan Nur

Setyo Dwi W

Ani Susanti

Fajar Santoso

Sugeng Pujianto

Muksin Dwi F

5. EVALUASI
Evaluasi Struktur
1.

Kesiapan mahasiswa dalam kesiapan kegiatan.

2.

Sarana dan Pra sarana yang digunakan.

3.

Jumlah lansia di wisma masing-masing yang bersedia untuk mengikuti kegiatan

Evaluasi Proses
Lansia mampu mengikuti pembuatan tirai sesuai tata cara yang diajarkan oleh mahasiswa

Evaluasi Hasil
Lansia mampu menyelesaikan pembuatan tirai dengan baik

Lampiran :

TUGAS DAN WEWENANG

1.

Tugas Koordinator

Memimpin acara; menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan.

Menjelaskan peraturan dan membuat kontrak dengan peserta

Memberikan motivasi kepada peserta

Mengarahkan acara dalam pencapaian tujuan

Memberikan reinforcemen positif terhadap peserta

2.

Tugas Fasilitator

Ikut serta dalam kegiatan kelompok

Memberikan stimulus/motivasi pada peserta lain untuk berpartisipasi aktif

Memberikan reinforcemen terhadap keberhasilan peserta lainnya

Membantu melakukan evaluasi hasil

3.

Tugas Observer

Mengamati dan mencatat respon klien

Mencatat jalannya aktivitas terapi

Melakukan evaluasi hasil

4.

Tugas Peserta

Mengikuti seluruh kegiatan

Berperan aktif dalam kegiatan

Megikuti proses evaluasi

Peraturan Kegiatan

1.

Peserta diharapkan mengikuti seluruh acara dari awal hinggga akhir

2.

Peserta diharapkan menjawab setiap pertanyaan yang diberikan dalam kertas

3.

Peserta tidak boleh berbicara bila belum diberi kesempatan; perserta tidak boleh

memotong pembicaraan orang lain


4.

Peserta dilarang meninggalkan ruangan bila acara belum selesai dilaksanakan

5.

Peserta yang tidak mematuhi peraturan akan diberi sanksi :

Peringatan lisan

Dihukum : Menyanyi, Menari, atau Menggambar

Diharapkan berdiri dibelakang pemimpin selama lima menit

Dikeluarkan dari ruangan/kelompok

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


SENAM LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI
WERDHA DARMA BAKTI BAGIAN ATAS KM 7 PALEMBANG

DISUSUN OLEH:

A.GIGIH PRAYOGA
AGNES NOVIA NINGRUM
AGUS WAHYUDI
DONATILA DINAR ARIZONA
EKA SRIWAHYUNI
ELIA CONTESA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERDHAKI CHARITAS
PALEMBANG
2012

BAB I
PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil
yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup,
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang medis atau ilmu kedokteran
sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan
hidup manusia. Akibatnya penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung
lebih cepat. Sehingga istilah baby boom pada masa lalu berganti menjadi ledakan penduduk usia
lanjut (Nugroho:2000).
Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa populasi penduduk lansia di Indonesia pada tahun
2008 sebesar 8,55 % dari keseluruhan jumlah penduduk. Sedangkan jumlah penduduk lansia di
propinsi Sumatera Selatan pada tahun 2009 telah mencapai 484.344 orang atau ada sekitar 6,89%
dari jumlah penduduk sumatera selatan. Perbandingan persentase lansia Sumsel tahun 2009
antara laki-laki dan perempuan adalah 48,84 berbanding 51,16.
Sumatera Selatan termasuk propinsi yang memasuki era penduduk berstruktur tua (aging
population), yaitu suatu propinsi dengan proporsi penduduk lansianya telah berada pada patokan
penduduk berstruktur tua (yakni 7 % atau lebih penduduk usia tua). Di Sumatera Selatan
didirikan beberapa Panti Werdha mengingat banyaknya jumlah lansia yang ada. Salah satunya
yaitu Panti Werdha Darma Bakti yang terletak di KM 7 Kecamatan Sukarami Palembang.
Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat
menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama di negara-negara maju umur harapan
hidup telah bertambah panjang sehingga warga-warga yang berusia lebih dari 65 tahun juga
bertambah. Adanya peningkatan jumlah penduduk usia lanjut tersebut menyebabkan perlunya
perhatian pada para lansia agar lansia tidak hanya berumur panjang tetapi juga dapat menikmati
masa tuanya dengan bahagia serta meningkatkan kualitas hidup mereka.
Tanda-tanda masa tua disertai dengan adanya kemunduran-kemunduran kemampuan kerja panca
indera, gangguan fungsi alat-alat tubuh, perubahan psikologi serta adanya berbagai penyakit.
Dengan banyaknya perubahan yang terjadi pada lansia banyak pula masalah kesehatan yang
dihadapi.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada 30 April 01 Mei 2012 diketahui bahwa jumlah
lansia di Panti Werdha Darma Bakti bagian atas sebanyak 29 orang. Dari jumlah lansia tersebut,
terdapat sebanyak 34,5 % lansia yang menderita hipertensi. Untuk mempertahankan kesehatan

lansia-lansia tersebut perlu adanya upaya-upaya baik besifat perawatan, pengobatan, pola hidup
sehat dan juga upaya lain seperti senam lansia.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, kelompok tertarik untuk mengajarkan dan
mendemonstrasikan senam lansia dengan hipertensi untuk mencegah peningkatan tekanan darah.

B.

TUJUAN

1.

Tujuan Umum

Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hipertensi, klien dapat mempraktekkan secara
mandiri untuk mencegah peningkatan tekanan darah.
2.

Tujuan Khusus

Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hipertensi selama 15 menit di Panti Werdha
Darma Bakti bagian atas, maka klien mampu :
a.

Mamahami tentang penyakit hipertensi

b.

Mampu mempraktekkan latihan senam lansia dengan hipertensi secara mandiri.

BAB II
SISTEMATIKA KEGIATAN

A. Kriteria Klien
Semua lansia di Panti Werdha Dharma Bakti yang menderita hipertensi.

B.

Pelaksanaan

Hari/ tanggal : Rabu, 2 Mei 2012


Waktu

: 09.00 WIB s/d selesai

Tempat

: Panti Werdha Dharma Bakti Bagian Atas

C.

Rencana Kegiatan

1.

Kegiatan

: latihan senam untuk lansia dengan hipertensi

2.

Materi

: teknik senam lansia dengan hipertensi; pengertian, tujuan, indikasi, dan kontra

indikasi.
3.

Media

a.

Laptop

b.

LCD

c.

Video senam lansia

d.

kursi

4.

Denah Ruang pertemuan

Keterangan:
: moderator + instruktur

: fasilitator

:notulen

: observer + dokumentasi

: penyaji + instruktur

: pasien

D. Susunan kepanitiaan dan uraian tugas


Moderator + instruktur

: Agnes Novia Ningrum

Penyaji + instruktur

: A. Gigih Prayoga

fasilitator

: Donatila Dinar dan Elia Contesa

Observer + dokumentasi

: Agus Wahyudi

Notulen

: Eka Sriwahyuni

Uraian tugas diantaranya:


1.

Moderator

Memimpin jalannya acara kegiatan


2.

Penyaji materi

Menyampaikan materi tentang penyakit hipertensi secara singkat


3.

Instruktur

Mengajarkan para lansia untuk senam lansia dengan hipertensi


4.

Notulen

Membuat notulen mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan

5.

Fasilitator

Mengarahkan dan membantu passien dalam melakukan senam


6.

Dokumentasi

Mendokumentasi jalannya kegiatan

E.

Susunan Acara
NO. Langkah-

Waktu

Kegiatan Mahasiswa

Kegiatan Sasaran

5 menit

1.

Memberi salam

1.

2.

Memperkenalkan

dengan seksama

Langkah
1

pembukaan

diri
3.

2.

Memperhatikan

Menjawab salam

Menjelaskan

maksud dan tujuan


2

penjelasan

5 menit

Penyajian materi

Mengikuti kegiatan
penyuluhan sampai selesai

Demontrasi

15

Mendemonstrasikan

Peserta ikut berperan aktif

latihan

menit

latihan senam hipertensi

senam
4

evaluasi

dalam memperagakan
latihan senam hipertensi

5 menit

Moderator meminta

Memberikan pertanyaan

peserta latihan senam

seputar film yang

untuk

ditayangkan dan materi

mendemonstrasikan

telah disajikan

kembali langkah-langkah
senam hipertensi ( yang
mampu diingat)
5

Penutup

5 menit

Memberi salam

Menjawab salam

F.

Kriteria Evaluasi

1.

Evaluasi struktur

a.

Peserta sudah diberitahu satu hari sebelumnya

b.

Media sudah disiapkan

c.

Materi sudah siap

d.

Satuan acara sudah disiapkan

2.

Evaluasi proses

a.

Klien mampu memahami penyakit hipertensi

b.

Klien mampu mendemonstrasikan latihan senam hipertensi secara mandiri

BAB III
MATERI PENYULUHAN

1.

PENGERTIAN

Menurut Hidayat (2002) senam didefinisikan sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih dan
dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis
dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan
menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Penelitian lain dikemukakan oleh Werner (2000) yang
menyebutkan bahwa senam adalah bentuk latihan tubuh pada lantai dan pada alat yang dirancang
untuk melungkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi serta kontrol
tubuh.
Lansia atau usia tua adalah periode dimana organisme telah mancapai kemasakan dalam ukuran
dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu (Ahmadi, 2009).
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang diterapkan
pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena
melatih tulang tetap kuat, memdorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan
radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.

2.

JENIS SENAM LANSIA

Jenis-jenis senam lansia yang biasa diterapkan, meliputi :


a)

Senam kebugaran lansia

b)

Senam otak

c)

Senam osteoporosis

d)

Senam hipertensi

e)

Senam diabetes mellitus

f)

Olahraga rekreatif/jalan santai.

3.

MANFAAT OLAHRAGA BAGI LANSIA

Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk menghambat proses
degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka yang memasuki usia pralansia
(45

thn)

dan

usia

lansia

(65

thn

ke

atas).

Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga
berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Tingkat
kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyup jantung waktu istirahath yaitu
kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kncepatan denyut jantung
sewaktu

istirahat

harus

menurun

(Poweell,

2000)

Dengan mengikuti senam lansia efek minimalya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa
bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.

Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara :
a)

Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia

b)

Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (Adaptasi)

c)

Funsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap

bertambahnya tuntutan, misalnya sakit. Sebagai rehabilitas pada lanjut usia terjadi penurunan
masa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, toleransi latihan, kapasitas aerobic
dan terjadinya peningkatan lemak tubuh. Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia dapat
mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional tersebut. Bahkan dari berbagai penelitian
menunjukkan bahwa latihan/ olahraga seperti senam lansia dapat mengeliminasi berbagai resiko
penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan (Darmojo
1999; 81).

4.

TUJUAN SENAM LANSIA DENGAN HIPERTENSI


Melebarkan pembuluh darah

Tahanan pembuluh darah menurun

Berkurangnya hormon yg memacu peningkatan tekanan darah

Menurunkan lemak / kolesterol yang tinggi.

5.

INDIKASI SENAM LANSIA

Indikasi dilakukan senam lansia dengan hipertensi adalah klien yang menderita hipertensi

6.

KONTRAINDIKASI

Klien dengan fraktur ekstremitas bawah atau bawah

Klien dengan bedrest total

7.

PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA

Permasalahan yang biasanya terjadi yang merupakan hambatan dalam melakukan senam lansia
adalai rasa bosan. Perasaan ini wajar saja dan muncul mungkin dikarenakan tidak adanya variasi
senam. Untuk itu macam atau jenis senam yang dilakukan sebaiknya selalu bervariasi/bergantiganti. Misalnya pada minggu pertama melakukan senam kebugaran dan minggu selanjutnya jenis
senam osteoporosis dan seterusnya dilakukan secara bergiliran. Musik juga mempengaruhi,
sehingga peserta senam lansia menyukai musik tertentu yang memungkin tumbuh semangat para
lansia ketika melakukan senam lansia.

8.
a.

LANGKAH-LANGKAH SENAM LANSIA DENGAN HIPERTENSI


Tarik nafas, angkat tangan ke atas, hembuskan pelan-pelan dari mulut tangan turunkan.

Lakukan sebanyak 2x

b.

Ayunkan kaki kanan kedepan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

c.

Ayunkan kaki kiri kedepan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

d.

Ayunkan kaki kanan kedepan sebanyak 2x kemudian kaki kiri sebanyak 2x

e.

Jalan ditempat sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

f.

Letakkan tangan diperut tangan kanan ayunkan kesamping kanan dan kanan ayunkan ke

kanan. Lakukan secara bersamaan 8 kali. Lakukan 2x

g.

Letakkan tangan kanan diperut tangan kiri ayunkan ke samping kiri dan kaki kiri ayunkan

ke kiri. Lakukan secara bersamaan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

h.

Letakkan tangan diperut ayunkan kedua tangan kesamping dan kedua kaki kesamping

sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

i.

Jalan ditempat sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

j.

Letakkan tangan di perut ayunkan ke atas bersamaan dengan kaki ayunkan

kesampingsebanyak 8 kali. Lakukan 2x

k.

Jalan di tempat sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

l.

Pada hitungan satu, ujung jari kaki menyentuh tanah pada hitungan ke dua tumit

menyentuh tanah, lakukan pada kaki kiri dan kanan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

m.

Tarik nafas, angkat tangan ke atas, hembuskan pelan-pelan dari mulut tangan turunkan.

Lakukan sebanyak 3x

DAFTAR PUSTAKA

http://sembilannam.wordpress.com/2011/04/13/senam-untuk-hipertensi/

http://artikelpenjas.blogspot.com/2011/12/pengertian-senam.html

http://intan.staff.fkip.uns.ac.id/files/2010/05/Olahraga-penyakit-hipertensi-DM.pdf

http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/12/senam-lansia.html

You might also like