Professional Documents
Culture Documents
Luka jenis ini merupakan luka tembus atau luka jebol. Penyebab oleh karena panah, tombak
atau proses infeksi yang meluas hingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan.
KOMPLIKASI LUKA
1.
2.
DIAGNOSIS
Pada kasus vulnus diagnosis pertama dilakukan secara teliti untuk memastikan apakah ada
pendarahan yang harus dihentikan. Kemudian ditentukan jenis trauma apakah trauma tajam
atau trauma tumpul, banyaknya kematian jaringan, besarnya kontaminasi dan berat jaringan
luka.
tertentu, tuntutan terpenting untuk cairan pencuci luka adalah cairan harus steril.
Karena itu pencucian dengan larutan NaCl 0,9% merupakan pilihan yang ideal,
karena selain kandungannya menyerupai cairan fisiologis tubuh, larutan ini tidak
mahal dan mudah didapat. Hal ini menjadi penting karena seringkali dibutuhkan
cairan pencuci luka dalam volume yang sangat banyak untuk memberikan sifat
dilusi pada luka.
KATA KUNCI: (1) CAIRAN STERIL (2) PENGENCERAN (3) PENGALIRAN
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
23
PEMBERSIHAN LUKA
Prinsip pembersihan luka adalah sebagai berikut:
1) Hilangkan semua benda asing (debridement) dan eksisi semua
jaringan mati (nekrotomi).
2) Pertahankan jaringan vital sehemat mungkin
3) Bila diperlukan tindakan ini dapat dilakukan dengan pemberian
anastesi lokal
PENUTUPAN LUKA
Luka dengan kedalaman sebatas epidermis berpotensi untuk dapat
menutup spontan. Tetapi untuk luka yang lebih dalam, epitelialisasi spontan hanya
dapat berlangsung bila luas luka tidak lebih dari diameter 2 cm. Dan untuk
mencapai epitelialisasi menutup luka secara spontan tentunya membutuhkan
waktu yang cukup lama. Karena itu biasanya dilakukan prosedur penjahitan luka.
Penutupan luka tetaplah bergantung kepada proses penyembuhan luka nya,
bukan kepada kualitas penjahitannya. Penjahitan luka hanya sebagai fiksasi yang
mepertahankan kondisi pertautan kedua tepi luka. Karena itu, luka hanya dijahit
bila telah mengalami dikondisikan secara optimal untuk ditutup. Mengkondisikan
luka secara optimal dilanjutkan dengan penjahitan luka seperti tersebut di atas
disebut primary healing of the wound atau healing by primary intention.
Sementara untuk luka yang setelah dikondisikan optimal hanya dibiarkan
menyembuh spontan melalui proses epitelialisasi tanpa intervensi tindakan
penutupan luka disebut secondary healing of the wound. Sementara luka yang
terkontaminasi berat, dan setelah dilakukan pencucian dan pembersihan luka
dibiarkan terbuka dalam jangka waktu tertentu (ada penundaan) sebelum
dilakukan penutupan disebut tertiary healing of the wound.
PEMBALUTAN LUKA
Pertimbangan dalam membalut luka sangat tergantung pada penilaian
kondisi luka. Yang harus diingat adalah pembalutan harus memberikan (1) kondisi
lembab yang baik untuk penyembuhan luka, (2) menghindarkan kolonisasi
kuman. Pada kondisi tertentu, pembalutan luka berfungsi (3) memberi efek fisis
penekanan dan (4) imobilisasi untuk membantu membuat bekas luka yang halus
dan mengendalikan pembentukan jaringan parut. Perlu dipertimbangkan pula
metode pembalutan yang akan memberi pengalaman nyeri minimal pada saat
mengganti balutan.
Muarif/G1A212097/FK UNSOED