You are on page 1of 19

MOTOR INDUKSI-4

(Pengereman)

Pengereman Motor AC
Sebuah motor akan berhenti bergerak bila
diputus hubungkan dari suplai daya. Waktu yang
dibutuhkan oleh motor tersebut untuk benarbenar berhenti tergantung pada kelembaman
motor, beban dan friksi motor itu sendiri.
Apa bila kita berkeinginan mengontrol
rate/tingkat gerak motor waktu bergerak pelan
atau berhenti, maka memerlukan tindakan
pengereman.
Metode pengereman diterapkan berdasarkan
pada aplikasi,daya yang ada, kebutuhan akan
rangkaiaan, biaya dan hasil yang diharapkan.

Terdapat berbagai cara agar pengereman motor


bisa dilakukan termasuk cara-cara berikut:
(1) Dengan memakai perangkat friksi mekanik
untuk memberhentikan dan menahan beban,
(2) Dengan memberi arus gerak rotasi motor,
(3) Dengan menggunakan DC terhadap lilitan
motor pada saat suplay ac diputus hubungkan,
(4) Mengandalkan energi yang dihasilkan motor
pada saat motor tersebut digerakkan beban.

Empat macam metoda pengereman yang


banyak dipakai adalah sebagai
berikut:
1. Mekanik
2. Dinamik
3. Regeneratif
4. Plug

1) Plug Braking
Plug Braking merupakan
pengereman motor
dengan cara
membalikkan arah motor
sehingga motor dapat
menghasilkan daya torsi
penyeimbang dan
membentuk daya
perlambatan.

2) Pengereman Dinamik
Pengereman Dinamik adalah sebuah
metoda pengereman untuk motor induksi
AC dengan cara menerapkan sebuah
sumber DC pada lilitan stator dari sebuah
motor setelah suplai diputus hubungkan.
Pengereman dinamik terkadang disebut
juga sebagai pengereman elektronik.

Sistem pengereman ini biasanya


digunakan pada wound motor, prinsip
penggunaannya sama dengan yang
digunakan terhadap motor squirrel-cage.
Pengereman dinamik tidak menghentikan
motor secara total tetapi hanya
memperlambat motor secara tiba-tiba.
Biasanya sistem mekanik yang harus
digunakan untuk menghentikan motor,
setelah dilakukan pengereman dinamik

Rangkaian Daya Pengereman Dinamik

3) Pengereman Regeneratif
Pengereman jenis regeneratif motor AC adalah
sebuah sistem pengoperasian dimana motor
induksi digerakkan oleh beban diatas kecepatan
sinkron.
Pada saat motor digerakkan pada kecepatan
sinkron tersebut, motor bertindak seperti sebuah
generator induksi dan membentuk daya torsi
pengereman.
Energi yang dibentuk motor dialirkan kembali
menuju saluran suplay.

Pengereman Regeneratif

4) Pengereman Mekanik
Sesuai dengan namanya, pengereman
mekanik adalah cara memberhentikan
motor listrik dengan memberlakukan
gesekan atau friksi motor.
Friksi tersebut diterapkan dengan cara
yang sama seperti halnya blok rem mobil

Pengereman Mekanik

Rem tersebut bekerja setelah daya hilang, yaitu blok rem


mengunci motordengan daya kerja pegas. Pada saat
daya dihubungkan, solenoid diberi energi menjaga agar
armature atau jangkar tetap tertutup.
Dengan armature tertutup, pegas tertahan balik
sehingga tetap mengerem motor.
Rem mekanik dipakai pada sistem pengereman yang
ada tidak cukup untuk membawa motor sehingga benarbenar berhenti.
Contoh, dengan rem dinamik tidak akan bisa
memberhentikan motor secara total sehingga diperlukan
penggunaan rem mekanik menahan motor setelah daya
diputus hubungkan.

Contoh :

Pengereman pada Motor Area


Motor yang dipergunakan untuk crane, termasuk motor
arus bolak-balikdan arus searah. Akan tetapi untuk
keluaran nominal dari 200kW atau kurang, kebanyakan
dipergunakan motor tak serempak, pelayanan dan
perawatan sederhana dan biaya instalasi rendah.
Karena perjalanan troli dan perjalanan crane sering
tidak memerlukan kendali kecepatan, maka motor ini
kebanyakan dipergunakan untuk keperluan ini.
Motor crane sering mengalami berulang kali
pengasutan, pengereman dan pembalikan putaran dan
sewaktu-waktu berbeban lebih, sehingga motor ini
harus kuat secara elektrik dan mekanik.

Khusus pada motor sebagai pengangkat beban seperti


pada motor area,pengereman secara mekanik dengan
menggunakan friksi mekanik yaitu kampas sangatlah
diperlukan sebagai penahan beban apabila motor itu
dalam keadaan tidak bekerja. Karena ditakutkan pada
saat motortersebut menahan beban, beban akan jatuh
ke bawah akibat adanya gaya gravitasi bumi karena
tidak adanya pengereman tersebut.
Pengereman mekanik sendiri pada dasarnya hampir
sama dengan remtromol pada kendaraan, hanya saja
cara kerjanya yang berbeda.
Pada Motor, cara kerjanya secara elektrik, yaitu
dengan cara elektro magnetik, dan ada juga yang
menggunakan sistem hidrolik.

Konstruksi dan Pengereman pada Motor Area

Sistem Kerja :
Perlu ditekankan sebelumnya, motor area akan melakukan
pengeremanpada saat motor tidak dalam bekeja. Spool rem
membutuhkan tegangan DC agar supaya dapat menghasilkan
magnet yang kemudian menarik besi pendorong kampas
sehingga motor tidak berputar dan keadaaan mengerem.
Dalam posisi seperti ini motor dalam keadaan tidak bekerja
atau mendapatkan tegangan. Sedangkan pada saat
pengereman itusendiri telah ditekankan di depan bahwa motor
dalam keadaan tidakbekerja atau tidak mendapatkan
tegangan.
Secara otomatis, arus juga tidak mengalir pada spul, sehingga
kemagnetan pada spool akan hilang.
Akibatnya, kampas terdorong oleh besi pendorong akibat gaya
pegas daripegas yang dipasang sedemikian rupa sehingga
kampas rem mendesak pondasi motor dan motor akan
mengerem. Jadi pengereman ini mengandalkan pegas untuk
mendorong kampas ke pondasi motor.

Pada cara ini motor pengangkat juga dijalankan


untuk penurunan. Cara ini sesuai bagi motor
dengan keluaran sampai sekitar 75 kW,
mempunyai laju rendah, akan tetapi mempunyai
kerugian remnya mudah aus. Maka sistem
pengereman seperti ini sangat cocok untuk motor
area pada crane 10 T yang memiliki spesifikasi
sebagai berikut.
1. Daya :11 kW
2. Arus nominal: 29 Ampere
3. Tegangan : 380 V AC
4. Frequensi : 50 Hz
5. Putaran : 1450 rpm dan 2940 rpm

Motor Area pada Crane Jembatan 10 Ton

You might also like