You are on page 1of 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. O.

H
(37 TAHUN) DENGAN GANGGUAN SISTEM
DIGESTIVE POST APPENDISITIS DI RUANG
IRINA E RSUD DR. MM DUNDA LIMBOTO
OLEH KELOMPOK IX

PROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2014

Latar belakang

Digestive
PERM
ASAL
AHAN

STUDI
PENDUK
UNG

APPENDIS
ITIS

APPEND
EKTOMI

DIGESTIVE
Penyakit digestive (saluran pencernaan) merupakan masalah kesehatan yang banyak
dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan penyebab terbanyak kematian
seperti penyakit kardiovaskuler dan respirasi, namun tetap merupakan penyakit yang
perlu diwaspadai. Jenis penyakit yang banyak terjadi dalam saluran pencernaan
adalah penyakit karena infeksi, salah satunya adalah apendisitis (Mansjoer, 2000).

Appendisitis

Apendisitis merupakan peradangan dari apendiks dan merupakan


penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan bawah dari
rongga abdomen.
Appendektomi
Menurut Smeltzer & Bare (2002), apendektomi merupakan pembedahan
untuk mengangkat apendiks yang mengalami peradangan.

Study pendukung
Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
penderita penyakit apendisitis pada tahun 2012 sebanyak 582.991 orang dan
meningkat pada tahun 2013 sebesar 593.877orang (Kemenkes, 2013).
Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD dr. MM Dunda Limboto di dapatkan
penderita Appendisitis dari bulan Januari-Oktober 2014 berjumlah 142 orang
(Data Register pasien, 2014).

Permasalahan
Berdasarkan dari data-data diatas maka kelompok IX tertarik untuk
melaksanakan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan judul
Asuhan Keperawatan pada NY. O.H (37 tahun) dengan gangguan Sistem
Digestive Post Apendiktomi di ruang perawatan Irina E (Bedah) RSUD
dr. MM Dunda Limboto dari tanggal 27-31 Oktober 2014.

Tujuan penulisan

Tujuan
umum

Tujuan
khusus

Kelompok dapat memperoleh gambaran nyata tentang


asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
digestive Post Apendiktomi secara langsung dan
komperhensif melalui aspek biologis, psikologis, sosial dan
spiritual dengan pendekatan proses keperawatan.
Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan pada Ny. O.H dengan
gangguan sistem digestive post appendektomi
Mampu merumuskan Diagnosa Keperawatan Pada pasien Ny. O.H
dengan gangguan sistem digestive Post Apendiktomi
Mampu membuat rencana tindakan keperawatan berdasarkan prioritas
masalah keperawatan pada pasien Ny. O.H dengan gangguan sistem
digestive Post Apendiktomi
Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana intervensi pada pasien Ny. O.H dengan gangguan sistem
digestive Post Apendiktomi
Mampu mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan pada pasien Ny. O.H dengan gangguan sistem digestive
Post Apendiktomi

Metode penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini
adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi
kasus
berupa
laporan
penerapan
asuhan
keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan
pada pasien dengan Post Apendiktomi.

Teknik
pengumpulan
data

Wawanc
ara

STUDI
DOKUME
NTASI

STUDI
PENDUKUNG

Observ
asi

PEMERIK
SAAN
FISIK

BAB II
TINJAUAN
TEORITIS

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.O.H DENGAN GANGGUAN SISTEM
DIGESTIVE POST APENDIKTOMI HARI KE II
DI RUANG IRINA E (BEDAH) KELAS II WANITA RSUD. Dr. MM. DUNDA LIMBOTO
Identitas
Nama
: Ny. O. H
Sumber Informasi
: Pasien & keluarga

Umur
: 37 Tahun
Ruang Rawat : Bedah (Kelas II Wanita)
Jenis kelamin
:
Tgl/Jam Masuk : 26-10-14/20.00 wita
Pendidikan : SMP
Tgl/Jam Dikaji : 28-10-14/11.10 wita
Pekerjaan : IRT
Cara Masuk
: Kursi Roda
Agama
: Islam
Dx Masuk
: Apendisitis
Status
: Menikah
Cara Bayar
: BPJS
Alamat
: Dulumati
Dokter
: dr. Wiwin Yusuf
No RM
: 272922
PN/Katim
:Inggrid Gobel,
Amd.Kep

Riwayat Kesehatan Sekarang


Keluhan Utama : Nyeri pada luka post operasi hari II di perut kuadran
kanan bawah.
Riwayat Keluhan Utama : Saat dikaji pada tanggal 28 Oktober 2014
pukul 11.10 WITA, pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi hari
ke II di perut kuadran kanan bawah. Nyeri dirasakan pada saat bergerak
dan saat luka mengalami penekanan. Pasien mengatakan nyeri di
rasakan dari perut kuadran kanan bawah sampai pinggang sebelah
kanan. Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk dengan skala
nyeri berat terkontrol 7 (0-10). Nyeri dirasakan selama 2 menit. Tidak
ada keluhan menyertai.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit maupun Puskesmas,
pasien tidak mempunyai riwayat penyakit apapun sebelumnya.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang sama.

Keadaan Umum
Kesadaran
: Composmentis
Keadaan umum : Baik
Vital Sign
Tekanan darah : 110/70 mmhg
Suhu Badan : 36,8 oC
Respirasi
: 24x/menit
Nadi
: 80x/menit
GCS
: E4 V5 M6

Pernafasan .

Sirkulasi/ cairan

Nyeri

Bentuk dada pasien normo chest. Respirasi 24x/menit, pasien


tidak menggunakan alat bantu pernapasan, pergerakan dada
mengikuti pola eksspirasi dan inspirasi. Tidak tedapat nyeri tekan,
vocal fremitus terasa sama pada kedua sisi, perkusi area thoraks
sonor, bunyi redup didapatkan pada ICS 2 sampai dengan ICS 5
sinistra dan tidak terdengar bunyi napas tambahan seperti ronkhi
dan weezhing.
Frekuensi nadi pasien dalam batas normal yaitu 80x/menit, CRT
< 2 detik, tidak ada distensi vena jugularis, pasien tidak pusing,
irama jantung teratur dan tidak ada edema. Kebutuhan cairan
pasien diberikan melalui parenteral RL : 1500 ml/hari

Pasien tampak meringis dan tampak


melindungi area nyeri di perut kuadran kanan
bawah.

NEUROSENSORI

Fungsi penglihatan : bola


mata simetris, pergerakan bola
mata simetris, ada refleks
kornea dan pupil, visus mata
6/6 dan tidak menggunakan
kacamata atau alat bantu
pengihatan.
Fungsi pendengaran : tidak
ada serumen dan polip, pasien
tidak tuli di buktikan dengan
hasil Tes Rinne dan Weber dan
tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
Fungsi penciuman : lubang
hidung simetris, tidak ada
sekret, pasien masih bisa
membedakan bau kopi dan teh.
Fungsi pengecapan : pasien
masih bisa membedakan rasa
manis dan asin

NUTRISI

Saat dikaji pasien dalam


keadaan
masih
dipuasakan selama 3 hari
setelah operasi. Dengan
peristaltik
usus
10x/menit.

Aktivitas/ Istirahat

Pasien
mengatakan belum
BAB sejak setelah
menjalani operasi
Pasien BAK 4x/
sehari, jumlah urin
tidak bisa dihitung
karena pasien

Aktivitas/mobilisasi pasien dibatasi,


tapi klien dapat melakukan ADL yang
lain.
Kekuatan otot
5
5
5
5
Lama tidur pasien dalam sehari
yaitu 8 jam, siang hari pasien tidur 2
jam dan malam hari tidur selama 8
jam.

BAB/ BAK

Integritas Ego

Integritas kulit

Hygiene
Kebutuhan
belajar

Pasien tidak tampak cemas,


takut, depresi/putus asa dan
gangguan peran
Terdapat luka bekas operasi
apendektomi hari ke-2 di bagian
perut pada kuadran kanan
bawah, panjang luka sekitar 9,7
cm.

Rambut berawarna hitam dan kepala


pasien bersih, telinga bersih dan tidak
ada serumen, mulut pasien bersih dan
gigi pasien masih lengkap. Pasien di
wash lap 2x sehari, pasien gosok gigi
1x sehari pada pagi hari. Kuku pasien
bersih

Pasien belum paham dan


sering bertanya tentang
penyakitnya.

Data penunjang (Tgl. 26 Oktober 2014)


LEUKOSIT (WBC)
: 15,35 103 uL
10.00
Hemoglobin (HGB) : 11,2 g/dL
TROMBOSIT (PLT)
: 185 103 uL

N : 5.00-

N : 11,0-16,0
N : 150-450

Terapi yang diberikan dan pengobatan


IVFD RL 20 TPM
Rawat luka 1x/hari
Ketorolac 3% amp/ IV
Hemolog
Ranitidine 2X1 amp/ IV
Cefoperazone 2X1 amp/ IV

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut (00132)
Resiko infeksi (00004)
kurang pengetahuan (00126)

BAB IV
PEMBAHASAN
PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien post operasi apendisitis pada Ny. OH di lakukan
pada semua aspek yaitu aspek biologis, psikososial dan spritiual serta data
penunjang laboratorium. Teori mengatakan bahwa penyakit Apendisitis
adalah peradangan dari apendiks vermivormis, dan merupakan penyebab
abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai semua umur
baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki
berusia antara 10 -30 tahun, menurut kelompok Ny. OH terkena penyakit
Apendisitis karena sering menahan keinginannya untuk BAB.
Dalam tinjuan teoritis di nyatakan bahwa indikasi penyakit Apendisitis
adalah Anoreksia, Nyeri, permulaan nyeri timbul pada daerah sentral (visceral)
lalu kemudian menjalar ketempat apendiks yang meradang (parietal).
Retrosekal/ nyeri punggung / pinggang, diare, muntah, demam derajat
rendah, kecuali ada perforasi. Untuk Post Operasi Umumnya nyeri perut pada
bekas insisi, terjadinya konstipasi , tidak ada nafsu makan dan pasien sesak.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang ada dalam teori di BAB II :
1.
Nyeri Akut.
2.
Ketidakseimbangan Nutrisi.
3.
Kerusakan Integritas Jaringan
4.
Kurang Pengetahuan.
5.
Resiko Infeksi.
dari 5 diagnosa di atas terdapat pada pasien kecuali
diagnosa ke 2 dan 3.

INTERVENSI KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan Pada Ny. O.H sesuai dengan


perencanaan yang terdapat dalam teori terdiri dari
prioritas masalah, NOC dan NIC. Walaupun banyak
rencana keperawatan yang ada pada teori dan yang
menjadi permasalahan terhadap pasien tapi tidak semua
rencana itu dapat dilaksanakan oleh karena itu rencana
keperawatan telah disesuaikan dengan prioritas masalah
dan waktu yang ada.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang
telah di susun kemudian di laksanakan sesuai dengan
tahap tahap yang ada di teori. Sehubungan dengan
keterbatasan waktu maka kelompok mencoba
mengupayakan untuk mencoba menerapkan asuhan
keperawatan langsung kepada pasien dengan melihat
prioritas masalah dan tetap dimodifikasi dengan
kebutuhan dan kondisi pasien.

EVALUASI KEPERAWATAN
Dari ke 3 diagnosa yang diangkat dalam kasus
Ny.O.H hanya 2 masalah yang teratasi, yakni
diagnosa nyeri akut dan kurang pengetahuan.
Resiko infeksi belum teratasi karena secara
teori di katakan bahwa apabila perawatan luka
post op apendisitis tidak dilakukan dengan baik
dan selama masih ada tempat untuk masuknya
patogen dapat meningkatkan resiko infeksi.

BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. O.H dengan diagnosa post appendiktomi,
diperoleh data bahwa pasien mengeluh nyeri pada luka insisi bedah appendiktomi,
kualitas nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, intensitas nyeri hilang timbul,
pasien mengeluh nyeri pada abdomen kuadran kanan bawah. nyeri timbul pada saat
pasien melakukan pergerakan atau perubahan posisi dan akan berkurang jika pasien
beristirahat atau diberikan obat analgetik, nyeri dirasakan dengan skala nyeri 7 (0-10).

Pada diagnosa keperawatan yang muncul pada teori dengan pasien post
appendiktomi adalah lima diagnosa, dua diagnosa keperawatan tidak terdapat dalam
kasus. Hal ini dikarenakan tidak ada data yang menunjang untuk menegakkan
diagnosa keperawatan tersebut. Adapun diagnosa yang mungkin muncul pada kasus
ini adalah nyeri, resiko infeksi, ketidakseimbangan nutrisi, intoleran aktivitas, kurang
pengetahuan.

SARAN
1. Untuk Pasien dan Keluarga
Diharapkan untuk selalu menjaga kebersihan
luka dengan melakukan perawatan luka di
rumah dan mematuhi jadwal kontrol yang telah
ditetapkan oleh dokter
2. peran perawat ditekankan pada pemberian
penyuluhan tentang pencegahan seperti:
makan bergizi, istirahat teratur, olah raga.
Perawat harus berperan sebagai motivator
bagi pasien. Bagi pasien sendiri perlu

ARSIN R.
MAHMUD

FATMAWATY
SRI RAHAYU

MALELA
SUCI
NURULLAXMI
YOWANTI

You might also like