Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan Ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam
kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi
oleh kesehatan ibu. Apabila Ibu sehat maka akan menghasilkan bayi yang
sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga menciptakan
keluarga sehat dan bahagia.
Untuk mewujudkan itu semua, seluruh pemangku kepentingan dalam
program kesehatan reproduksi di Indonesia (pemerintah pusat maupun daerah,
LSM,
dunia
usaha,
organisasi
profesi,
donor
agency)
hendaknya
Kabupaten/Kota
Tahun
2009
33.9
0.8
4.1
18.2
40.5
2.5
2008
35.2
1.1
4.4
15.4
38.5
5.5
2010
29.17
1.04
2.08
20.83
45.83
-
BAB 2
TELAAH PUSTAKA
2.1 Pemerintah NTB Mencanangkan Program AKINO (AKI Menuju
Nol)
Menurunkan kesakitan dan kematian ibu telah menjadi salah satu
prioritas utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana
5
INPUT
PROSES
ASPEK
1.
SDM
2.
3.
Sarana/
4.
Prasarana 5.
6.
7.
Pembiayaan
8.
9.
Pelayanan 10.
11.
12.
13.
Rujukan
OUTPUT
OUTCOME
SUB INDIKATOR
Desa
Tertangani
14. Persentase Komplikasi Obstetri
tertangani
15. Persentase Desa/Kelurahan tidak ada
AKINO
kematian ibu
Kematian 16. Jumlah kematian ibu
TARGET
TARGET
2010
90
75
70
70
100
100
2013
100 %
90 %
80 %
80 %
100 %
100 %
100
100 %
70
95
90
70
90
80 %
100 %
90 %
75 %
95 %
80
85 %
80
85 %
89.3
91.7 %
116
102 org
UPAYA 2010
Penyusunan Rancangan PERDA Peningkatan dan
Perlindungan Kesehatan Ibu, bayi dan anak balita.
Kesepakatan sharing pembiayaan revitalisasi Posyandu
antara Provinsi dan kabupaten/Kota
Persalinan gratis di Sarana kesehatan (Puskesmas dan RSU
Penguatan kelembagaan
Koordinasi dan
lokakarya, seminar).
Pengembangan Dai lapangan
Pengembangan Kemitraan Bidan-Dukun
Kemitraan
Supply
Demand
Kualitas pelayanan
KEGIATAN
Pembinaan dan fasilitasi kesehatan remaja
Pertemuan PKRET yang responsif gender
Review program kesehatan reproduksi
Workshop memperkuat pelayanan kesehatan reproduksi
peduli remaja untuk puskesmas fokus
Workshop Puskesmas model PKRET.
Kemitraan bidan dan dukun
Pertemuan pemantapan pelaksanaan pelayanan persalinan
di fasilitas kesehatan
Pertemuan percepatan penurunan AKI di provinsi
Konsultasi Gerakan AKINO
Pertemuan koordinasi PONEK/PONED di provinsi
Pertemuan P4K dengan organisasi wanita/agama di
provinsi
Pertemuan evaluasi pelayanan persalinan di fasilitas
kesehatan tk. Provinsi
puskesmas
Penyusunan rencana aksi universal akses kesehatan
reproduksi provinsi NTB
Pelatihan PKPR bagi petugas puskesmas di Kab/Kota
Pertemuan validasi data kab/Kota se-NTB
PWS KIA
Pertemuan evaluasi perencanaan pemutakhiran data
kematian di kabupaten / Kota
Bintek program untuk pemutakhiran data kematian
Sosialisasi pencatatan dan pelaporan pelayanan KB di
KIE
Perbaikan Gizi
tingkat Kabupaten.
Media KIE (Buku, Buku Saku, Baliho, leaflet) AKINO
Buku KIA
Penanggulangan gizi buruk dan KEK Ibu Hamil dalam
rangka desa siaga
mutlak mereka juga dapat memperbaiki gizi warga di desa. Dan, melalui
program ini mereka dapat mengurangi AKI di desa mereka.
Berdasarkan contoh di atas, diharapkan bidan-bidan yang lain dapat
berinovasi sendiri. Selain dibutuhkan pelatihan bagi bidan agar menjadi bidan
yang profesional dalam menjalankan profesi, tapi juga pelatihan mengenai
industri kecil yang mungkin dilakukan di desa yang segala sesuatunya
terbatas.
Sementara itu tidak dapat dipungkiri akan eksistensi para dukun di
NTB ini. Selain karena masih kentalnya adat dan kepercayaan masyarakat
NTB, juga karena relatif terjangkaunya biaya berobat ke dukun sehingga
masyarakat lebih mempercayakan dirinya ke dukun. Namun tidak mungkin
bagi kita untuk menghentikan aktivitas mereka. Disinilah dibutuhkan peran
serta bidan dalam merangkul para dukun untuk bekerja sama mendukung
program pemerintah. Bidan mendekati para dukun agar bisa diajak bekerja
sama, dilibatkan secara langsung dalam upaya mengurangi AKI dan AKB.
Selanjutnya bidan memberikan pelatihan sehubungan dengan peran serta
dukun. Hasil yang diharapkan adalah mereka menjadi dukun yang terlatih.
Sehingga dukun membantu mempromosikan tenaga kesehatan tentunya
dengan tidak melupakan peran dukun itu sendiri.
Dengan demikian hasil yang diperoleh dengan menerapkan ketiga
langkah tersebut adalah menurunnya angka kematian dan kesakitan ibu dan
bayi pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya yang disertai dengan
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat NTB secara luas.
10
BAB 3
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan survei
dokumentasi dimana penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana gambaran
peran bidan/tenaga kesehatan untuk menekan angka kematian ibu menuju nol
(AKINO) dalam rangka menuju NTB bersaing dalam mewujudkan program
MDGs.
11
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tiga penyebab utama kematian ibu dalam bidang obstetric adalah:
pendarahan 45% dan infeksi 15% dan hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia)
13%. Sisanya terbagi atas penyuebab partus macet, abortus yang tidak aman, dan
penyebab tidak lansung lainnya (SKRT, 1995).
Berbagai faktor penyebab sering kali di jumpai secara bersamaan dan
tumpang tindih sering menyebabkan angka kematian ibu terjadi (Siregar, 1998).
Salah satu sebabnya adalah karena masyarakat masih miskin dan tingkat
pendidikannya rendah. Tingkah laku masyarakat umumnya dicerminkan oleh
keadaan sumber daya manusia yang rendah mutunya itu.
Di samping itu ada penanganan kasus yang sering di temukan trias tiga
terlambat yang memperbesar angka kematian ibu di antaranya:
1. Terlambat untuk memutuskan untuk mencari pertolongan bagi kasus
kedaruratan obstetric
2. Terlambat mencari tempat rujukan yang di sebabkan oleh keadaan
geografis dan alat transportasi
3. Terlambat memperoleh penanganan yang adekuat di tempat rujukan karena
kurangnya sumber daya dan fasilitas kesehatan pada pusat rujukan
Angka Kematian Ibu maternal bermanfaat untuk menggambarkan tingkat
kesadaran akan perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi
kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu
melahirkan, waktu melahirkan maupun masa nipas, Angka kematian ibu
12
dipopulasi sampai saat ini belum pernah bisa dihitung di propinsi Nusa Tenggara
Barat.
Selama ini dipakai angka kematian ibu secara nasional yang diperoleh dari
hasil survei-survei terbatas maupun SKRT. Data tentang angka Kematian Ibu
Maternal bermanfaat untuk menggambarkan tingkat kesadaran akan perilaku
hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat
pelayanan kesehatan terutama untuk ibu melahirkan, waktu melahirkan maupun
masa nipas, Angka kematian ibu dipopulasi sampai saat ini belum pernah bisa
dihitung di propinsi NTB.
Berdasarkan data PWSKIA Tahun 2007, selama ini dipakai angka
kematian ibu secara nasional yang diperoleh dari hasil survei-survei terbatas
maupun SKRT. Jumlah kematian maternal di propinsi NTB Tahun 2007 sebesar
95 orang yang terdiri dari kematian ibu hamil 7orang, yang tertingi kematian ibu
bersalin 84 orang dan kematian ibu nipas 8 orang kematian tertinggi terdapat di
Kabu[aten Lombok Barat, Kabupaten Sumbawa sebanyak 19 orang dan tidak ada
kematian di Kota Mataram dan KSB.
Penyebab Kematian Ibu Maternal di propinsi NTB pada tahun 2007
disebabkan karena pendarahan 45% dengan persentase tertinggi menyusul kasus
lain-lain 36% serta diikuti Preeklamsia 14%, Infeksi 4% dan penyebab kematian
terendah yaitu infeksi 1%. Angka kematian ibu (AKI) melahirkan di provinsi
NTB tidak dapat turun seperti yang di harapkan, berdasarkan data dari Dinkes.
Provinsi NTB dua tahun terakhir didapatkan data tentang kematian ibu karena
melahirkan adalah 92 orang pada tahun 2008, angka itu terus bertambah hingga
pada tahun 2009 angka kematian ibu (AKI) di NTB mencapai angka 121 orang.
Untuk beberapa lama telah dikembangkan upaya besar untuk
menurunkan angka kematian ibu hamil dan melahirkan.
Dalam suasana seperti ini kita harus mengembangkan
strategi komunikasi yang jitu untuk lebih lanjut menurunkan
tingkat kematian ibu mengandung dan melahirkan yang masih
tinggi itu. Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI) di Jakarta membahas
pengembangan dan penyempurnaan strategi yang selama ini
telah
dimanfaatkan.
Strategi
itu
13
diharapkan
bisa
menjadi
yaitu
dengan
kombinasi
pendekatan
modern
dan
berorientasi
pada
ciri-ciri
khusus
kedaerahan
dan
yang
berorientasi
kepada
ciri-ciri
khusus
yang
dimasa
lampau
bisa
dilakukan
melalui
pendekatan
yang
sangat
desentralistik
dengan
memberikan
penghargaan
yang
tinggi
terhadap
karena
kehamilan
dan
kelahiran.
Sebab-sebab
lain
program
KB
yang
memungkinkan
ibu
yang
Pelayanan
klinik
yang
makin
sempurna
bisa
dan
investasi
pada
manusia
itu
akan
kehendaki,
mencegah
seluruh
kematian
ibu
upaya
hamil
15
KIE
dan
karena
pelayanan
mengandung
untuk
dan
yang
melahirkan
anakanaknya
tanpa
kehilangan
dampak
komunikasi
yang
diharapkan
dapat
sedemikian rupa
untuk
16
tidak
menakutkan,
tetapi
dan
remaja
harus
ikut
serta
secara
aktif
dalam
dan
mudah
pula
dilihat
dengan
kaca
mata
masyarakat
takut
tetapi
justru
sebaliknya
suatu
peristiwa
luar
biasa.
Karena
luar
biasa
kesehatan
diharapkan
bisa
mengembangkan
program
dan
dikemas
memperhatikan
situasi
dengan
yang
bersifat
pendekatan
lentur,
yaitu
yang
dengan
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Pada tanggal 12 Nopember 2009, bertepatan dengan peringatan Hari
Kesehatan Nasional ke-45, pemerintah NTB mencanangkan program AKINO
(Angka Kematian Ibu Menuju Nol) yang merupakan bagian dari Gerakan 3A
(ABSANO, ADONO, AKINO). Gerakan AKINO merupakan sinergisitas
berbagai upaya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu berbasis
desa/kelurahan, sehingga berdampak pada peningkatan usia harapan hidup di
daerah ini, dan pada akhirnya dapat meningkatkan skor Indeks Pembangunan
Manusia (IPM).
Secara teknis, keberhasilan AKINO diukur dari indikator dan target
berikut, yaitu :
Tabel 5.1 Tabel Indikator Gerakan AKINO 2010-2013
INDIKATOR
INPUT
PROSES
ASPEK
17.
SDM
18.
19.
Sarana/ 20.
Prasarana 21.
22.
23.
Pembiayaan
SUB INDIKATOR
Persentase Bidan di desa
Persentase Bidan tinggal di desa
Persentase Poskesdes
Persentase Desa Siaga Aktif
Persentase Puskesmas PONED
Persentase RS PONEK
Tersedianya dana persalinan untuk
masyarakat miskin
Pelayanan24. Persentase Poyandu Aktif
25. Persentase K4
26. Persentase Persalinan ditolong Nakes
19
TARGET
TARGET
2010
90
75
70
70
100
100
2013
100 %
90 %
80 %
80 %
100 %
100 %
100
100 %
70
95
90
80 %
100 %
90 %
OUTPUT
OUTCOME
Desa
tertangani
31. Persentase Desa/Kelurahan tidak ada
AKINO
kematian ibu
Kematian 32. Jumlah kematian ibu
70
90
75 %
95 %
80
85 %
80
85 %
89.3
91.7 %
116
102 org
UPAYA 2010
Penyusunan Rancangan PERDA Peningkatan dan
Perlindungan Kesehatan Ibu, bayi dan anak balita.
Kesepakatan sharing pembiayaan revitalisasi Posyandu
antara Provinsi dan kabupaten/Kota
Persalinan gratis di Sarana kesehatan (Puskesmas dan RSU
Penguatan kelembagaan
Koordinasi dan
Kemitraan
Supply
Demand
Kualitas pelayanan
menurunkan
angka kematian
ibu yg
mengalami
peningkatan.
Selain itu, salah satu peran bidan dalam mengatasi kematian maternal
adalah dengan memberikan pengetahuan tentang perencanaan persalinan
kepada masyarakat. Selain ibu, suami dan keluarga harus memiliki
pengetahuan mengenai tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas serta
informasi lainnya untuk mengantisipasi resiko kematian ibu sehingga
kematian marternal dapat di tekan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Angka Kematian Ibu (AKI)
Tim Penyusun. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBP-SP
Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Data AKI di NTB
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan,Volume 10, No. 3 September 2007 Hal.
148-153.
Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Volume 6, No. 1 Juni 2010 Hal. 33-40
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/
Minggu, 16 Desember 2012 Pukul 20:30 WITA
http://www.bascommetro.com/2009/05/aki-dan-akb-tahun-2007.html
Sabtu, 15 Desember 2012 Pukul 16:15 WITA
22