You are on page 1of 2

IV.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Telah diperiksa seorang laki-laki, Tn.Y, 24 tahun, bertempat tinggal di Caimpean,
Sunda, agama Islam, status menikah, pendidikan terakhir SMA.
Pasien dibawa oleh keluarganya dan polisi dengan keluhan telah membacok
polisi 3 jam SMRS. Dari hasil anamnesis, sejak 8 bulan yang lalu, pasien mulai nampak
mudah tersinggung, mudah marah dan akhirnya keluar dari pekerjaannya sebagai tukang
jahit. Makin lama perilaku pasien makin parah, terutama 5 bulan yang lalu yaitu pasien
kerap bicara sendiri tentang perempuan dan ilmu gaib, sudah tidak bisa merawat diri,
berperilaku kacau yang meyimpang kaedah agama seperti sholat lebih dari lima waktu,
makan menghadap kiblat dan mengaku-ngaku gusti Allah. Pasien juga kerap memukul
orang lain, mengaku mendapat bisikan dari makhluk astral yang menyuruhnya dan
membicarakannya. 1 hari SMRS, pasien nampak sangat agresif, ia merusak kaca jendela
tetangga dan membacok polisi. Akibat perbuatannya, pasien dipukuli warga dan
berakibat luka robek pada dahi dan kepala bagian belakang kanan.
Selama wawancara, pasien bersikap tegang dan nampak curiga, hanya menjawan
sedikit pertanyaan yang diajukan, diantaranya pasien memang mengaku kalau ia
mendengar bisikan dari makhluk astral yang bicara kepadanya akan mengantarkan ke
atas supaya bebas, pasien meyakini tidak mau makan karena isi perutnya kosong tidak
ada apa-apa dan jika ia makan, semua makanan akan keluar melalui kulitnya. Pasien juga
meyakini urat-urat lehernya seperti ditarik, namun ia bisa membetulkannya dan membuat
uratnya lagi. Saat ditanya mengenai ia membacok polisi, pasien diam saja, sesekali
menjawab tidak tahu dan hanya menggelengkan kepala.
Riwayat psikiatri sebelumnya tahun 2009 pasien pernah mengalami hal serupa
diduga setelah , dibawa ke poli psikiatri dan diberi obat. 2 tahun tang lalu, pasien putus
obat, perilakunya menjadi sangat agresif dan akhirnya pasien dirawat di RSMM selama
tiga minggu. Setahun belakangan pasien jarang kontrol dan beberapa kali putus obat.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan seorang laki-laki, penampilan sesuai
dengan usia. Selama observasi diruangan dapat terlihat bahwa pasien sering terlihat
menyendiri berbaring diatas tempat tidur, sesekali ke kamar mandi. Selama wawancara
pasien pasien duduk tidak tenang, ekspresi wajah curiga, kontak mata dengan pemeriksa
kurang adekuat, kontak psikis tidak adekuat. Pasien bersikap kurang kooperatif,
produktivitas kata-kata baik namun terkadang tidak nyambung atau pembicaraan pindah
dari satu objek ke objek lain yang tidak berhubungan. Afek tidak sesuai, pengendalian
cukup, skala diferensiasi sempit, mood poikilothym, afek tidak serasi, dan empati tidak

dapat diraba rasakan. Terdapat asosiasi longgar dan tidak ada hendaya berbahasa.
Halusinasi visual (+), terdapat waham curiga dan cemburu, preokupasi mengenai
keuangan dan tilikan derajat 1.
Pada pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis didapatkan dalam batas normal.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan kenaikan kadar glukosa sewaktu.

You might also like