You are on page 1of 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayahnya saya bisa menyelesaikan tugas ASKEB IV yang
mengangkat kasusu Abortus Inkomplit.
Kami mengucapkan terima kasih atas bimbingan yang diberikan
pembimbing pendidikan sehingga tugas ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Kami

menyadari

bahwa tugas

yang

kami

buat masih

banyak

kekurangannya baik dalam bentuk maupun penulisannya sehingga kami sangat


mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
tugas-tugas selanjutnya.

Mataram, Januari 2010


Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................

ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................

iii

BAB I TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................


2.1 Konsep Teori..................................................................................
2.2 Asuhan Kebidanan..........................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................
I. Pengumpulan data.....................................................................
II. Interpretasi data dasar................................................................
III. Antisipasi masalah potensial.....................................................
IV. Penetapan kebutuhan terhadap tindakan segera........................
V. Rencana asuhan menyeluruh.....................................................
VI. Pelaksanaan...............................................................................
VII.Evaluasi.....................................................................................
DOKUMENTASI.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

ii

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
ABORTUS INKOMPLIT
1.1 Landasan Teori
A. Pengertian
Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
(Wiknjosastro, Hanifa. 2009 Ilmu Kebidanan, Edisi 2. ECG: Jakatra, hal-5).
Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil pembuahan pada
usia kehamilan sebelum 20 minggu, sedangkan sebagian lagi masih ada dalam
rahim. Biasanya, abortus seperti ini terjadi pada usia kehamilan lebih dari enam
minggu. (Kasdu, Dini. 2009. Solusi Problem Persalinan. Puspa Swara: Jakarta,
hal-3).
B. Etiologi
a. Faktor janin
Kelainan paling sering dijumpai pada abortus adalah gangguan pertumbuhan
zigot, embrio, janin atau plasenta.
b. Faktor maternal
1. Infeksi
1) Virus, misalnya rubella, sitomegalovirus, virus herpes simpleks,
varicella,

zooster,

vaccinia,

campak,

hepatitis,

polio,

dan

ensevalomielitis
2) Bakteri, misalnya salmonella thypi
3) Parasit, misalnya toxoplasma gondii, plasmadium
2. Kelainan endokrin, abortus spontan dapat terjadi bila produksi progesteron
tidak mencukupi atau pada penyakit disfungsi tiroid.
3. Kelainan uterus, hiplopasia uterus, mioma (trauma mioma submukosa),
serviks inkompeten.
c. Faktor eksternal
Obat-obatan, antagonis asam folat, antikoagulan
C. Tanda Dan Gejala
a. Terjadi perdarahan yang banyak dan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil
pembuahan dikeluarkan sehingga menyebabkan syok.

b. Kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau
kadang-kadang menonjol dari ostium uteri atau kadang-kadang menonjol dari
ostium uteri eksternum.
D. Dasar Diagnosis
a. Anamnesis
Perdarahan dari jalan lahir (biasanya banyak), nyeri/ kontraksi rahim ada, dan
bila perdarahan banyak terjadi syok
b. Pemeriksaan dalam
Inspekulo ostium uteri terbuka, teraba sisa jaringan buah kehamilan
E. Penanganan
a. Perbaikan keadaan umum, bila ada syok segera harus diberikan infus cairan
NaCl fisiologik atau cairan Ringer Laktat, bila HB< 8 gr% berikan tranfusi.
b. Setelah syok diatasi,dilakukan kuretase AVM:
Penanganannya adalah apabila abortus inkompletus disertai syok karena
perdarahan, harus segera diberikan infus cairan NaCl fisiologis atau cairan RL
yang disusul dengan tranfusi. Setelah syok diatasi, lakukan kuretase AVM
pasca tindakan disuntikkan ergometrin secara IM untuk mempertahankan
kontraksi otot uterus.
Kuretase
1. Menyiapkan alat kuret AVM
1) Ranjang ginekologi dengan penopang kaki
2) Meja dorong / meja instrumen
3) Wadah instrumen khusus ( untuk prosedur AVM )
a.

AVM Kit (tabung, adaptor, dan kanula)

b.

Tenakulum (1)

c.

Spekullum cocor bebek (1) dan SIMS/L (2) ukuran S/M/L

d.

Klem ovum/fenster (1)

e.

Cunam tampon (1)

f.

Mangkok logam

g.

Sonde uterus

h.

Dilatator

1) Lampu sorot
2) Kain atas bokong dan penutup perut bawah

3) Larutan anti septik (klorheksidin, povidon iodin, lkohol)


4) Tensimeter dan stetoskop
5) Sarung tangan DTT dan alas kaki
2. Menyiapkan pasien untuk kuret
1) Persilahkan ibu berkemih dan membersihkan perut bawah, lipat
paha, vulva, dan perenium dengan air dan sabun (bila tidak
memungkinkan, lakukan pengosongan kandung kemih pada
langkah E2)
2) Baringkan pasien dalam posisi liototomi
3) Pasang kain atas bokong dan penutup perut bawah
4) Pastikan alur cairan dan darah, masuk pada tempatnya
5) Pasang tensimeter, infu set dan cairannya, siapkan instrumen dan
alat

resisitasi

(bila

diperlukan,

beri

analgesia

secara

intravena/intramuskuler)
6) Siapkan tekanan negatif di dalam tabung AVM dengan jalan
menutup klep atau pengatur katup (valve) ke depan bawah,
kemudian tarik tangkai toraks/plunger hingga ganjal kiri dan kanan
keluar dari tabung dan tertahan dengan baik di belakang tabung
(dilakukan setelah penolong menggunakan sarung tangan atau
disiapkan oleh asisten), letakkan kembali ke meja instrumen
7) Dekatkan dan kaji ulang fungsi serta kelengkapan peralatan
resusitasi
8) Cuci tangan dan lengan dengan sabun, di bawah air mengalir.
9) Keringkan tangan dan lengan dengan handuk bersih
10) Pakai secara benar sarung tangan DTT
11) Pasang adaptor pada kanula yang sesuai
3. Melakukan kuretase AVM pada pasien
1) Beritahu pasien bahwa prosedur akan dimulai
2) Bersihkan vulva, perinium, dan lipat paha dengan air dan sabun

- bila pengosongan kandung kemih tidak dapat dilakukan pada


langkah sebelum ini, lakukanlah kateterisasi (lihat prosedur
kateterisasi kandung kemih)
- cabut kateter setelah pengosongan kanung kemih selesai
3) Lakukan tindakan aseptik-antiseptik pada dan sepertiga luar vagina
a. Pasang spekulum bawah secara halus dan benar, lalu pasang
spekulum atas
b. Atur posisi spekulum atas dan bawah sedemikian rupa sehingga
dapat menampakkan dengan jelas, lumen vagina, serviks, dan
forniks. Minta asisten mempertahankan posisi kedua spekulum
c. Usap serviks dan dinding vagina dengan larutan antiseptik.
Perhatikan bukaan serviks, sumber perdarahan, jaringan, sekret
berbau atau trauma.
d. Bersihkan darah dan gumpalannya, kemudian perhatikan
kembali bukaan ostium.
e. Jepitkan gigi tenakulum pada bibir atas serviks (posisi jam
11atau jam 1)
Pegang gagang tenakulum dengan satu tangan,
Bila bukaan serviks cukup besar, bibir atas serviks dijepit
dengan klem ovum atau klem transfer/foerster, lepaskan
spekulum atas (masukkan dalam larutan klorin 0,5%).
Ukur bukaan ostium dengan berbagai ukuran kanula yang
tersedia, tentukan ukuran yang sesuai.
Masukkan kanula bekas pengukur bukaan ostium (yang
tidak terpakai) ke dalam wadah yang berisi larutan klorin
0,5%
f. Melalui ostium masukkan kanula (dengan gerakan rotasi)
kedalam kavum uteri, masukkan kanula bekas pengukur
bukaan osium yang tidak terpakai ke dalam wadah yang berisi
larutan klorin 0,5%

g. Dengan perlahan tarik tenakulum hingga serviks dan uterus


pada posisi yang sesuai, kemudian dorong kanula hingga
mencapai fundus, perhatikan kedalaman kavum uteri (lihat
bintik warna pada kanula)
h. Pertahankan posisi ini, kemudian ambil tabung AVM yang
sudah disisipkan
i. Tarik sedikit ujung kanula dari fundus, pegang adaptor dengan
ibu jari dan telunjuk (jari-jari lain tetap memegang tenakulum
atau klem ovum/fenser)
j. Dengan tangan yang lain, ambil tabung AVM (yang telah
disisipkan)
- Posisinya sedemikian rupa sehingga ibu jari dan telunjuk
tangan kanan memegang bahu tabung, menopang pada
telapak tangan dan lengan bawah
- Jangan memegang pendorong karena ganjalnya dapat
terlepas dan tekanan negatifnya akan hilang
k. Hubungkan adaptor dengan mulut tabung, ingat posisi lubang
diujung kanula ( tunggal atau ganda ) eratkan pertautan,
hindarkan terdorongnya kanula/terlepasnya ganjal pendorong
l. Buka katup pengtur tekanan denga jalan menekan katup
kebawah belakang, perhatiakan masuknya sebagian cairan
darah atau jaringan
m. Pegang pangkal kanula, dorong kanula hingga menyentu
fundus kemudian lakukan evakulasi sisi konsepsi dengan
gerakan maju mundur sambil merotasikan kanula dari kiri ke
kanan ( antara jam 09.00-03.00 atau 180 derajat )
n. Setelah semua permukaan dinding depan uterus dianggap
cukup bersih rotasikan mulut kanul;a kebelakang, gerakan
kanula maju-mundur sambil dirotasikan kearah kanan dan kiri
(09.00-03.00/180 derajat)

o. Lakukan secara sisitematik gerakan rotasi dan kraniokaudal


( meliputi semua area dinding uterus ) sehingga terasa mulut
kanula mengenai permukan yang kasar (gritty sensation atau
seperti mengerok sabut kelapa atau sisik ikan) pada umumnya
suara kerokan didaerah kasar tersebut dapat didengar)
p. Apabila masa kehamila telah mengisi lebih dari setengah isi
tabung, lepaskan adaptor dari tabung (tutup dulu pengatur klep
agar tidak terjadi percikan)
q. Keluarkan isi tabung dalam tempat penampungan yang tersedia
(untuk pemeriksaan hasil evakuasi ) buka pengatur klep dan
tekan pendorong (plunger)
r. Bila evakuasi masih berlanjut, siapkan lagi tekanan negatif,
sambungkan lagi keadaptor yang masih terpasang (tidak
dicabut pada saat sambungan di lepaskan) buka katup pengatur
tekanan negatif untuk melanjutkan proses evakuasi
s. Bila masa kehamilan di dalam tabung tidak melebihi setengah
dari volune tabung, proses evakuasi telah selesai
t. Keluarkan kanula dari cavum uteri. Bila perdarahan masih
berlanjut, evakuasi ulang untuk menentukan evakuasi ulangan,
atau ada penyebab lainnya. Bila kanula belum terkontaminasi,
dapat

digunakan

untuk

evakuasi

ulangan.

Bila

tidak

memungkinkan, gunakan kanula steril/dtt yang baru


u. Sambung kembali adaptor (dan kanula ) dengan tabung, hisap
larutan 0,5 % kedalam tabung, bilas berulang kali hingga bersih
v. Lepaskan adaptor, kanula dan tabung, kemudian rendam dalam
wadah dekontaminasi.
w. Bersihkan sisa darah dan jaringan dilumen vagina kemudian
usapkan larutan antiseptik pada serviks, forniks, dan dinding
vagina kemudian lepasan jepitan tenakulum. Bila pada bekas

jepitan terjadi pendarahan, tekan denga kasa kering hingga satu


menit lakukan berulang kali hingga pendarahan berhenti.
x. Putar gagang spekulum bawah ke lateral (90 derajat)hingga
lebar bilah pada posisi vertikal kemudian spekulum tersebut
keluar
y. Beritahukan pada pasien bahwa masih perlu dilakukan periksa
dalam ulangan untuk mengetahui besar dan konsistensi uterus
atau kemungkinan adanya kelainan di luar abortus inkomplit
z. Lakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui besar dan
konsistensi uterus atau kemungkinan adanya kelainan diluar
abortus inkomplit
Bila uterus masih terasa lunak dan pendarahan masih banyak
pertimbangan untuk evakuasi ulangan atau dirujuk
1. Untuk evakuasi ulangan
a. Apabila dari hasil pemeriksaan/evaluasi ulangan pasien
harus dirujuk, biarkan infus terpasang, buat surat rujukan,
kirim ke RS rujukan dengan ditemani seorang petugas
b. Beritahukan

bahwa

prosedur

evakuasi

telah

selesai,

tanyakan keluha selama tindakan atau saat ini. Tanggapi dan


beritahukan masih ada observasi dan perawatan lanjutan
c. Dekontaminasi alat dan cuci tangan pasca tindakan
d. Berikan antibiotika selama 3 hari. (Sastrawinata, Sulaiman,
dkk. 2010. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi,
Edisi 2. ECG: Jakarta, hal-7)
Konsep Manajemen Kebidanan
e. Pengkajian data
Pada langkah ini dikomunikasikan semua informasi yang akurat dan
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Tahap ini merupakan langkah
awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data
sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses interperatsi yang

benar atau yang tidak pada tahap selanjutnya, dalam pendekatan ini harus
komperhensif meliputi data subjektif, ojektif dan hasil pemeriksaan sehingga
dapat menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :
- Anamnesis dan observasi langsung: berbicara dengan Pasien, menyatakan
pertanyaan pertanyaan mengenai kondisi Pasien dan mencatat riwayatnya,
mengamati prilaku Pasien dan apakah Pasien terlihat sehat atau sakit, merasa
aman atau nyeri.
- Pemeriksaan fisik : inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
- Pemeriksaan penunjang

: pemeriksaan laboraturium, USG, Rontgen, dan

sebagainya
- Catatan medik
1. Diagnosa / Masalah
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap masalah atau diagnosa
berdasarkan interpretasi yang benar atas data- data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga kita dapat
merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa tetapi
membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang
di alami wanita yang diindentifikasi oleh bidan sesuai hasil pengkajian.
2. Diagnosa Potensial
Pada langkah ini bidan melakukan identifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensial berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah

ini

membutuhkan

antisipasi,

bila

memungkinkan

melakukan

pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah


diagnosa / masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting
sekali dalam melakukan asuhan kebidanan yang aman contoh : seorang wanita
dengan pembesaran uterus yang berlebihan. Bidan harus mempertimbangkan
kemungkinan penyebab pembesaran perut yang berlebihan tersebut misalnya

10

polihidramnion, besar pada kehamilan, Pasien dengan diabetes kehamilan atau


kehamilan kembar.
Kemudian bidan harus melakukan perencanaan untuk antisipasinya dan
bersiap-siap terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan post partum yang
disebabkan oleh atonia uteri karena pembesaran uterus yang berlebihan.
Pada langkah ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah
potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial tetapi juga merumuskan
tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi.
3. Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota TIM kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi pasien.
4. Menyusun Rencana Tindakan
Pada langkah ini dilakukan rencana asuhan yang menyeluruh ditentukan
oleh langkah- langkah sebelumnya langkah ini merupakan kelanjutan dari
menejemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi.
5. Pelaksanaan Rencana Tindakan
Pada langkah ini, rencana-rencana tindakan yang telah disusun kemudian
dilaksanakan. Pelaksanaan rencana tersebut secara tepat waktu dan aman. Hal ini
akan menghindarkan terjadinya penyulit dan memastikan bahwa Pasien dapat
menerima asuhan yang mereka butuhkan.
6. Evaluasi
Penatalaksanaan yang telah dikerjakan kemudian dievaluasi untuk menilai
keefektivitasnya. Apakah rencana tindakan yang disusun

telah dilaksanakan

berhasil dan membawa perubahan pada Pasien. Evaluasi dapat dilaksanakan pada
akkhir pemeriksaan atau pada awal pemerikasaan yang mana sebelumnya telah
diberikan asuhan untuk mengkaji apakah asuhan yang diberikan sebelumyna
berhasil atau tidak.

11

BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDADAN PADA NY S DENGAN ABORTUS INKOMPLIT
DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS GUNUNGSARI
PADA TANGGAL NOVEMBER 2014
Hari/ tanggal
Waktu
Tempat

: November 2014
: 08.00 wita
: Ruang Bersalin Puskesmas Gunungsari

I. PENGUMPULAN DATA
A. Data Subyektif

12

1. Identitas pasien
Nama Klien
Umur
Suku/Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
2. Keluhan utama

: Nn.U
: 25 tahun
: Sasak/WNI
: Islam ``
: SD
: IRT
: Gebang

Nama Suami
Umur
Suku/bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

: Tn.M
: 27 tahun
: Sasak/ WNI
: Islam
: SMP
: Buruh
: Gebang

Ibu mengatakan hamil 4 bulan, keluar darah berwarna merah segar dan
bergumpal-gumpal dari

jalan lahir sejak pkl 04.30 wita tanggal 19

Januari 2010 dan mules pada perut.


3. Riwayat menstruasi
- Menarche
: 12 tahun
- Siklus
: teratur selama 1 bulan sekali
- Lama haid
: 7 hari
- Jumlah darah
: 2 kali ganti pembalut sehari
- Disminore
: tidak ada
- Flour albus
: tidak ada
4. Riwayat kehamilan sekarang
- Hamil ke
: pertama
- HPHT
: 09-09-2009
- Usia kehamilan
: ibu mengatakan usia kehamilannya baru 4
-

bulan
ANC
TT
Gerakan janin

gerakan janin
Obat yang dikosumsi
Kekhawatiran khusus

: tidak pernah
: belum pernah
: ibu mengtakan belum merasakan
: tidak ada
: ibu mengatakan sangat cemas dengan

keadaannya saat ini.


5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini hamil yang pertama dan tidak pernah keguguran
6. Riwayat kesehatan/ penyakit yang diderita sekarang dan dahulu
a.

Peyakit cardiovaskular

: tidak pernah

b.

Penyakit hipertensi

: tidak pernah

c.

Penyakit diabetes

: tidak pernah

d.

Penykit malaria

: tidak pernah

13

e.

Penyakit kelamin/HIV/AIDS

tidak

pernah

dilakukan

pemeriksaan
f.

Penyakit campak

: tidak pernah

g.

Penyakit tuberculosis

: tidak pernah

h.

Penyakit ginjal

: tidak pernah

i.

Penyakit Anemia berat

: tidak pernah

j.

Penyakit asma

: tidak pernah

k.

Gangguan mental

: tidak pernah

7. Riwayat sosial/ ekonomi


a. Status perkawinan

: nikah sah 1x selama 1 tahun

b. Respon ibu dan keluarga

: ibu dan keluarga sangat bahagia

dengan kehamilan ini


c. Riwayat KB

: tidak pernah

Rencana KB
d.

: belum tahu

Dukungna keluarga
memberi

: Keluarga dan suami sangat

dukungan

tetapi

tidak

pernah mengantarkan

ibu

memeriksakan kehamilannya
e.

Pengambil keputusan dalam keluarga

f.

Nutrisi (sebelum dan selama hamil)


Makan
Porsi
Komposisi

: suami

Sebelum hamil
Selama hamil
1 piring
1 piring
Nasi, lauk, sayur, Nasi, lauk, sayur,
kadang kadang kue, buah

Frekuensi
Makanan

buah
3 kali sehari
Tidak ada

2 kali sehari
Tidak ada

Sebelum hamil
1 gelas
Air putih
6-7 kali sehari
Tidak ada

Selama hamil
1 gelas
Air putih, susu
7-8 kali sehari
Tidak ada

pantangan
Minum
Porsi
Komposisi
Frekuensi
Minuman

14

pantangan
g. Eliminasi
BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Penyulit

Sebelum hamil
1x sehari
Padat-lunak
Kuning
Tidak ada

Selama hamil
1x sehari
Padat-lunak
Kuning
Tidak ada

BAK
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Penyulit

Sebelum hamil
4-5x sehari
Cair
Kuning jernih
Tidak ada

Selama hamil
>7x sehari
Cair
Kuning jernih
Tidak ada

Sebelum hamil
2 kali sehari
2 kali sehari
2-3 kali seminggu
1 kali sehari

Selama hamil
2 kali sehari
2 kali sehari
2-3 kali semiggu
1 kali sehari

Sebelum hamil
2 jam
7-8 jam
Tidak ada

Selama hamil
2-3 jam
7-8 jam
Tidak ada

h. Personal hygiene
Mandi
Gosok gigi
Cuci rambut
Ganti pakaian
i.

Istirahat dan tidur


Siang
Malam
Kesulitan

j.

Pola Hidup Sehat


Ibu mengatakan tidak pernah merokok dan suaminya pun tidak
merokok,

ibu

tidak

pernah

minum-minuman

keras

dan

mengonsumsi obat-obatan terlarang.


k. Beban kerja/ aktivitas sehari-hari

15

Ibu tidak bekerja dan setiap harinya ibu hanya mengerjakan


pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu, dan mencuci
piring tetapi dibantu oleh keluarganya.
l.

Kepercayaan yang berhubungna dengan kehamilan : tidak ada

m. Tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : di puskesmas


ditolong oleh bidan.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum

: Lemah

b. Kesadaran

: Composmentis

c. Emosi

: Stabil

d. BB

: 46 kg ( sebelum hamil 48 kg ).

e. TB

: 149 cm

f. LILA

: 25cm

g. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Respirasi

: 20 x/menit

Nadi

: 80 x/menit

Suhu

: 36,5 C

2. Pemeriksaan Khusus
a. Kepala
Kepala dan Rambut bersih, warna rambut hitam dengan distribusi
merata,

tidak ada benjolan dan lesi

b. Muka
Simetris, tidak pucat, tidak terdapat cloasma gravidarum, tidak ada
oedema
c. Mata
Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus
d. Mulut dan gigi
Bibir tidak pucat, mulut bersih, gusi tidak berdarah, tidak ada caries

16

e. Leher
Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe dan thyroid
f. Payudara
Bentuk simetris, puting menonjol, hiperpigmentasi pada areola, tidak
ada luka/ lesi, tidak ada retraksi atau dimpling, tidak ada benjolan/
massa, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada nyeri tekan,
tidak terdapat pengeluaran kolostrum
g. Abdomen
Inspeksi

: tidak ada bekas luka oprasi ,strie (-)

Palpasi

:TFU 3 jari bawah pusat, teraba ballotemen

h. Ekstremitas
Pucat pada kuku jari : Tidak ada
Oedema

: Tidak ada

Varises

: Tidak ada

Refleks patella

: (+/+)

i. Pemeriksaan Genetalia
- inspeksi flek (+), vulva tidak oedema, keluar darah segar dari
vagina 30 cc
- Inspekulo erosi (-), tanda cadwik (+), perdarahan (+), livide (+),
pembukaan (+)
- VT 3 cm teraba jaringan, nyeri goyang (-)
3. Pemeriksaan penunjang
- HB
: 9 gram%
II.

INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosa : G1P0A0H0, UK 19 minggu, keadaan umum ibu lemah
dengan Abortus Inkomplit
Dasar

Ibu mengatakan keluar darah segar bergumpal-gumpal sejak pukul


04.30 wita tanggal 19 Januari 2010 dari jalan lahir.

17

TFU 3 jari bawah pusat

Pemeriksaan Genetalia
- inspeksi flek (+), vulva tidak oedema, keluar darah segar dari
vagina 30 cc
- Inspekulo erosi (-), tanda cadwik (+), perdarahan (+), livide (+),
pembukaan (+)
- VT 3 cm teraba jaringan, nyeri goyang (-)

III.

Masalah

: Kecemasan

Dasar

: Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini

Kebutuhan

: Penjelasan mengenai kecemasan yang dialami ibu

ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Diagnosa / masalah potensial : Infeksi, anemia, syok

IV.

PENETAPAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA


1. Mandiri

: pemenuhan kebutuhan cairan dengan pemasangan

infus RL

V.

2. Kolaborasi

: konsul dengan dokter

3. Rujukan

: tidak ada

RENCANA ASUHAN MENYELURUH


Tanggal 19 Januari 2010 pukul 10.25 wita
1.
Informasikan mengenai hasil pemeriksaan pada ibu
2.

Imformed consent

3.

Observasi keadaan umum ibu, perdarahan

4.

Pasang infus RL dengan tetesan maksimal

5.

Kolaborasi dengan dokter

6.

Lakukan KIE pada ibu dan suami atau keluarga lainnya.

7.

Siapkan alat kuret AVM

8.

Siapkan pasien untuk kuretase

18

VI.

9.

Lakuka kuretase AVM pada pasien

10.

Berikan terapi obat

PELAKSANAAN
Tanggal 19 januari 2010 pukul 10.35 wita
2. Mengimpormasikan mengenai hasil pemeriksaan pada ibu yaitu
keadaan umum ibu lemah, TD: 110/80 mmHg, ND:80x/menit, R:
20x/menit, S:36,5 C dengan pembukaan 3 cm dan perdarahan 10 cc
3. Memasang cairan infus Rl dengan tetesan maksimal
4. Mengobservasi keadaan umum ibu dan perdarahan
5. Kolaborasi dengan dokter untuk kuretase dan terapi obat
6. Melakukan kie pada ibu dan suami atau keluarga lainnya tentang
tindakan yang akan dilakukan
7. Memberikan ibu lembar persetujuan dan menyuruh ibu tanda tangan
8. Memberikan konseling KB pada ibu
9. Menyiapkan alat kuret AVM
o Ranjang ginekologi dengan penopang kaki
o Meja dorong / meja instrumen
o Wadah instrumen khusus ( untuk prosedur AVM )
-

AVM Kit (tabung, adaptor, dan kanula)

Tenakulum (1)

Spekullum cocor bebek (1) dan SIMS/L (2) ukuran S/M/L

Klem ovum/fenster (1)

Cunam tampon (1)

Mangkok logam

Sonde uterus

Dilatator

o Lampu sorot
o Kain atas bokong dan penutup perut bawah
o Larutan anti septik (klorheksidin, povidon iodin, lkohol)

19

o Tensimeter dan stetoskop


o Sarung tangan DTT dan alas kaki
9. Menyiapkan pasien untuk kuret
o

Persilahkan ibu berkemih dan membersihkan perut bawah, lipat


paha, vulva, dan perenium dengan air dan sabun (bila tidak
memungkinkan, lakukan pengosongan kandung kemih pada
langkah E2)

o Baringkan pasien dalam posisi liototomi


o Pasang kain atas bokong dan penutup perut bawah
o Pastikan alur cairan dan darah, masuk pada tempatnya
o

Pasang tensimeter, infu set dan cairannya, siapkan instrumen dan


alat

resisitasi

(bila

diperlukan,

beri

analgesia

secara

intravena/intramuskuler)
o

Siapkan tekanan negatif di dalam tabung AVM dengan jalan


menutup klep atau pengatur katup (valve) ke depan bawah,
kemudian tarik tangkai toraks/plunger hingga ganjal kiri dan kanan
keluar dari tabung dan tertahan dengan baik di belakang tabung
(dilakukan setelah penolong menggunakan sarung tangan atau
disiapkan oleh asisten), letakkan kembali ke meja instrumen

Dekatkan dan kaji ulang fungsi serta kelengkapan peralatan


resusitasi

o Cuci tangan dan lengan dengan sabun, di bawah air mengalir.


o Keringkan tangan dan lengan dengan handuk bersih
o Pakai secara benar sarung tangan DTT
o Pasang adaptor pada kanula yang sesuai
10. Melakukan kuretase AVM pada pasien
o Beritahu pasien bahwa prosedur akan dimulai
o Bersihkan vulva, perinium, dan lipat paha dengan air dan sabun

20

bila pengosongan kandung kemih tidak dapat dilakukan pada


langkah sebelum ini, lakukanlah kateterisasi (lihat prosedur
kateterisasi kandung kemih)

cabut kateter setelah pengosongan kanung kemih selesai

o Lakukan tindakan aseptik-antiseptik pada dan sepertiga luar vagina


o Pasang spekulum bawah secara halus dan benar, lalu pasang
spekulum atas
o Atur posisi spekulum atas dan bawah sedemikian rupa sehingga
dapat menampakkan dengan jelas, lumen vagina, serviks, dan
forniks. Minta asisten mempertahankan posisi kedua spekulum
o Usap serviks dan dinding vagina dengan larutan antiseptik.
Perhatikan bukaan serviks, sumber perdarahan, jaringan, sekret
berbau atau trauma.
o Bersihkan darah dan gumpalannya, kemudian perhatikan kembali
bukaan ostium
o Jepitkan gigi tenakulum pada bibir atas serviks (posisi jam atau
01.00)
o Pegang gagang tenakulum dengan satu tangan,
Bila bukaan serviks cukup besar, bibir atas serviks dijepit
dengan klem ovum atau klem transfer/foerster, lepaskan
spekulum atas (masukkan dalam larutan klorin 0,5%).
Ukur bukaan ostium dengan berbagai ukuran kanula yang
tersedia, tentukan ukuran yang sesuai.
Masukkan kanula bekas pengukur bukaan ostium (yang tidak
terpakai) ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%
o Melalui ostium masukkan kanula (dengan gerakan rotasi) kedalam
kavum uteri, masukkan kanula bekas pengukur bukaan osium yang
tidak terpakai ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%

21

o Dengan perlahan tarik tenakulum hingga serviks dan uterus pada


posisi yang sesuai, kemudian dorong kanula hingga mencapai
fundus, perhatikan kedalaman kavum uteri (lihat bintik warna pada
kanula)
o Pertahankan posisi ini, kemudian ambil tabung AVM yang sudah
disisipkan
o Tarik sedikit ujung kanula dari fundus, pegang adaptor dengan ibu
jari dan telunjuk (jari-jari lain tetap memegang tenakulum atau
klem ovum/fenser)
o Dengan tangan yang lain, ambil tabung AVM (yang telah
disisipkan)
-

Posisinya sedemikian rupa sehingga ibu jari dan telunjuk


tangan kanan memegang bahu tabung, menopang pada telapak
tangan dan lengan bawah

Jangan memegang pendorong karena ganjalnya dapat terlepas


dan tekanan negatifnya akan hilang

c. Hubungkan adaptor dengan mulut tabung, ingat posisi lubang


diujung kanula ( tunggal atau ganda ) eratkan pertautan, hindarkan
terdorongnya kanula/terlepasnya ganjal pendorong
d. Buka katup pengtur tekanan denga jalan menekan katup kebawah
belakang, perhatiakan masuknya sebagian cairan darah atau
jaringan
e. Pegang pangkal kanula, dorong kanula hingga menyentu fundus
kemudian lakukan evakulasi sisi konsepsi dengan gerakan maju
mundur sambil merotasikan kanula dari kiri ke kanan ( antara jam
09.00-03.00 atau 180 derajat )
f. Setelah semua permukaan dinding depan uterus dianggap cukup
bersih rotasikan mulut kanul;a kebelakang, gerakan kanula majumundur sambil dirotasikan kearah kanan dan kiri (09.00-03.00/180
derajat)

22

g. Lakukan secara sisitematik gerakan rotasi dan kraniokaudal


( meliputi semua area dinding uterus ) sehingga terasa mulut
kanula mengenai permukan yang kasar (gritty sensation atau
seperti mengerok sabut kelapa atau sisik ikan) pada umumnya
suara kerokan didaerah kasar tersebut dapat didengar)
h. Apabila masa kehamila telah mengisi lebih dari setengah isi
tabung, lepaskan adaptor dari tabung (tutup dulu pengatur klep
agar tidak terjadi percikan)
i. Keluarkan isi tabung dalam tempat penampungan yang tersedia
(untuk pemeriksaan hasil evakuasi ) buka pengatur klep dan tekan
pendorong (plunger)
j. Bila evakuasi masih berlanjut, siapkan lagi tekanan negatif,
sambungkan lagi keadaptor yang masih terpasang (tidak dicabut
pada saat sambungan di lepaskan) buka katup pengatur tekanan
negatif untuk melanjutkan proses evakuasi
k. Bila masa kehamilan di dalam tabung tidak melebihi setengah dari
volune tabung, proses evakuasi telah selesai
l. Keluarkan kanula dari cavum uteri. Bila perdarahan masih
berlanjut, evakuasi ulang untuk menentukan evakuasi ulangan,
atau ada penyebab lainnya. Bila kanula belum terkontaminasi,
dapat

digunakan

untuk

evakuasi

ulangan.

Bila

tidak

memungkinkan, gunakan kanula steril/dtt yang baru


m. Sambung kembali adaptor (dan kanula ) dengan tabung, hisap
larutan 0,5 % kedalam tabung, bilas berulang kali hingga bersih
n. Lepaskan adaptor, kanula dan tabung, kemudian rendam dalam
wadah dekontaminasi.
o. Bersihkan sisa darah dan jaringan dilumen vagina kemudian
usapkan larutan antiseptik pada serviks, forniks, dan dinding
vagina kemudian lepasan jepitan tenakulum. Bila pada bekas

23

jepitan terjadi pendarahan, tekan denga kasa kering hingga satu


menit lakukan berulang kali hingga pendarahan berhenti.
p. Putar gagang spekulum bawah ke lateral (90 derajat)hingga lebar
bilah pada posisi vertikal kemudian spekulum tersebut keluar
q. Beritahukan pada pasien bahwa masih perlu dilakukan periksa
dalam ulangan untuk mengetahui besar dan konsistensi uterus atau
kemungkinan adanya kelainan di luar abortus inkomplit
r. Lakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui besar dan
konsistensi uterus atau kemungkinan adanya kelainan diluar
abortus inkomplit
s. Bila uterus masih terasa lunak dan pendarahan masih banyak
pertimbangan untuk evakuasi ulangan atau dirujuk
t. Untuk evakuasi ulangan
u. Apabila dari hasil pemeriksaan/evaluasi ulangan pasien harus
dirujuk, biarkan infus terpasang, buat surat rujukan, kirim ke RS
rujukan dengan ditemani seorang petugas
v. Beritahukan bahwa prosedur evakuasi telah selesai, tanyakan
keluha selama tindakan atau saat ini. Tanggapi dan beritahukan
masih ada observasi dan perawatan lanjutan
w. Dekontaminasi alat dan cuci tangan pasca tindakan
11.

Memberikan terapi : amoksilin 3500 gram, asam metafenamat 3500


gram,SF 11

VII.

EVALUASI
Tanggal 19 Januari 2010 pukul 13.00 wita
1. Sudah dilakukan kuret AVM, keluar jaringan , perdarahan (+) 15
cc, cut baik
2. Keadaan umum ibu baik, TD : 110/80 mmHg, N :80 x/mnt, S :36.5 `C,
R :24x/mnt
PENDOKUMENTASIAN

24

Hari Selasa, Tanggal 19-01-2010 /pukul 15.00 wita


SUBJEKTIF : OBJEKTIF :- Sudah dilakukan kuret AVM keluar jaringan, perdarahan tidak ada,
cut
baik
- K/U bak, kesadaran komposmentis,TD : 110/80 mmhg, N : 80
x/mnt,
S:36.5 `C,R : 24 x/mnt
ANALISA : Post Kuret
PLANNING
1. Observasi 2 jam pos kuret, perdarahan
2. Lanjutkan obat peroral
3. Anjurkan makan dan minum obat
4. Jelaskan pada ibu untuk datang kepetugas kesehatan/rumah sakit
bila terjadi komplikasi kegawat daruratan
5. Anjurkan ibu untuk menggunakan kontrasepsi
6. Jelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda bahaya
7. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang satu minggu lagi dan segera
bila ada keluhan
EVALUASI
pukul 15.30 wita
1. K/U baik, kesadaran composmentis, TD:110/80 mmhg,N:80x/mnt,
S:36.5 `C,

perdaraha tidak ada

2. Ibu mengerti dengan apa yang di jelaskan


3. Pukul 17.00 wita pasien boleh pulang

DAFTAR PUSTAKA

25

Sastrawinata, Sulaiman, dkk. 2004. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi,


Edisi 2. Jakarta. EGC
Kasdu, Dini. 2005. Ilmu Kebidanan, Edisi 2. Jakarta. EGC
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Vol.1, Ed.4. Jakarta : EGC

26

You might also like